http://nasional.kompas.com/read/2016/06/02/20041321/bawa.bunga.ke.makam.karl.marx.fadli.zon.anggap.hanya.ziarah.pengetahuan
Bawa Bunga ke Makam Karl Marx, Fadli Zon Anggap Hanya Ziarah Pengetahuan Kamis, 2 Juni 2016 | 20:04 WIB KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dalam dalam acara Simposium Nasional 'Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain' di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2015). Terkait a.. Kivlan Zen Sebut PKI Telah Bangkit sejak 2010 b.. Menurut Kivlan Zen, Wahyu Setiaji Anak Tokoh PKI Njoto c.. Panglima TNI Anggap Neoliberalisme Bisa Jadi Pintu Masuk Tumbuhnya PKI d.. Ini Sembilan Rekomendasi dari Simposium Anti PKI e.. Kivlan Zen: Biar Saya Ajari Luhut soal PKI JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai orang yang mengaku anti terhadap komunisme, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon diketahui pernah mengunjungi makam Karl Marx, pencetus ideologi komunisme. Fadli bahkan membawa sekuntum bunga dan berfoto sambil tersenyum saat berkunjung ke makam penulis buku Das Kapital itu. Menanggapi kontradiksi itu, Fadli menanggapinya dengan santai. "Saya ini hobinya ziarah, ziarah ke semua tokoh bangsa dari kiri ke kanan, nabi-nabi semua saya ziarahi," kata Fadli saat menghadiri simposium anti-PKI di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016). "Jadi, saya sudah ziarahi Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, termasuk saya menziarahi Beethoven (komposer), Karl Marx, Lenin (tokoh komunis Vladimir Lenin)," ujar dia. Twitter Foto yang beredar di media sosial Dia menambahkan, ziarah ke makam Marx sama halnya dengan berziarah ke makam-makam Wali Songo, serta proklamator Soekarno dan Muhammad Hatta. Ketika ditanya apakah dirinya mengagumi Karl Marx, dia pun dengan tegas menjawab tidak. "Kalau saya, ziarah enggak harus kagum. Saya malah banyak mengkritisi karena teori dia banyak yang gagal. Jadi, cuma ziarah, buat pengetahuan. Hobi itu," kata Fadli. (Baca juga: Ke Makam Karl Marx, Fadli Zon Mengaku Hobi Ziarah) Dalam simposium anti-PKI itu, Fadli didaulat menjadi pembicara. Dia pun menyatakan penolakannya terhadap komunisme. "Komunisme di Indonesia terbukti selalu melakukan pemberontakan, dan pemberontakan mereka pada tahun 1948 mengkhianati rakyat dan Pemerintah Indonesia," kata dia.