Barangkali betul Bernie Sanders bisa mengalahkan Trump. Juga orangnya jauh 
lebih jujur dari Hilary Clinton. Sayangnya Bernie Sanders kalah oleh Hilary 
karena antara lain Bernie Sanders adalah keturunan Jahudi yg. "didiskiminasi" 
oleh partei Demokrat (berita dari Wiki leaks) dan juga Hillary dikasih 
pertanyaan dari perdebatan sebelum berdebat dgn. Bernie oleh petinggi partei 
Demokrat yg. juga bekerja utk. CNN  News. CNN adalah yg. jadi moderator dari 
perdebatan antara Hillary dan Bernie waktu itu. Jadi partei Demokrat dan juga 
Hillary adalah bermain curang sehingga Bernie Sanders kalah oleh Hillary.
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <arif.harsana@...> wrote :

  
 Trump menang yg utamanya bukan krn programnya, tapi karena kekecewaan pemilih 
terhadap elite politik yg korup dan  mengakibatkan krisis sosial di AS makin 
menajam. . .Ada lembaga survey, yg melaporkan, seandainya bukan H.Clinton, 
tetapi Bernie Sanders yg dicalonkan oleh partai Demokrat melawan Trump, maka 
Sanders bisa mengalahkan Trump. (Sanders juga menkritik keras elite politik 
establishment. .  .Clinton menang lawan Sandres a.l. karna ada kecurangan dlm 
proses pemilihan internal partai Demokrat ).  . .Banyak pendukung Sanders yg 
dalam pilpres kemarin tidak ikut memilih (Clinton). 
http://www.independent.co.uk/news/people/presidential-election-donald-trump-would-have-lost-if-bernie-sanders-had-been-the-candidate-a7406346.html
  
  
 Dengan statement keras usai pilpres, Bernie Sanders menyatakan,  bersama 
'kekuatan progresip lainnya' (istilah yg digunakan oleh Sanders), telah siap 
tampil untuk memimpin kekuatan opopsisi thd. administrasi pemerintahan Donald 
Trump, yg akan segera terbentuk, pasca berakhirnya pemilu kemarin, yg 
dimenangkan oleh Trump.
 Pada dasarnya, statement Sanders menegaskan lagi ttg. kritiknya thd. elite 
politik establishment dan ttg. peran penting kerjasama seluruh kekuatan 
progresip dlm memimpin oposisi kedepan.
 Quote: " Quote: " To the degree that Mr. Trump is serious about pursuing 
policies that improve the lives of working families in this country, I and 
other progressives are prepared to work with him.” ...
"“To the degree that he pursues racist, sexist, xenophobic and anti-environment 
policies, we will vigorously oppose him.”
 ( --- >  
http://www.cosmopolitan.com/politics/a8265065/bernie-sanders-statement-donald-trump-election-2016/
 
http://www.cosmopolitan.com/politics/a8265065/bernie-sanders-statement-donald-trump-election-2016/
  )
  
 Bisa diprediksi, kedepan, konflik sosial di AS dibawah rezim Trump akan 
semakin tajam dan kekuatan progresip akan makin berperan dalam proses 
perkembangan masyarakat di AS.
  
  
 A.H.
  
 ---------------------------------------
  
  
  
 -----Original-Nachricht-----
 Betreff: [GELORA45] Re: Khawatir, terkejut, dan Fadli Zon: inilah respons 
netizen Indonesia atas kemenangan Trump di pilpres AS
 Datum: 2016-11-10T04:10:43+0100
 Von: "jonathangoeij@... [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>
 An: "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>
  
  
  
 

 
 trader raksasa itu bukannya nasionalis yg siap merobek yg berani macam2 sama 
amerika, tetapi lebih tepat siap mencaplok keuntungan kapan saja keadaan apa 
saja termasuk anjloknya stock barusan baik itu di amrik, hk, ataupun indonesia.

---In GELORA45@yahoogroups.com, <inengahk@...> wrote :

 Bila seseorang menyalahkan orang lain mesti introspeksi diri dulu.
 Maaf tidak ada hubungannya antara kemenangan Trump dengan hancurnya ekonomi 
dunia,
 Kita tahu semau perusahaan besar didunia milik warga negara AS seperti exxon, 
Freeport, Chevron dll.
 Di Amerika ada traider keuangan raksasa yang namanya George Soros, dimana 
beliau siap mencaplok dan merobek robek siapa saja yang berani macam-macam sama 
amerika
  
 From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
 Sent: Thursday, November 10, 2016 10:17 AM
 To: GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Khawatir, terkejut, dan Fadli Zon: inilah 
respons netizen Indonesia atas kemenangan Trump di pilpres AS


  
  
  
  
 Khawatir, terkejut, dan Fadli Zon: inilah respons netizen Indonesia atas 
kemenangan Trump di pilpres AS http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-37919062 
9 November 2016
 Kirim http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-37919062#share-tools

 Image copyrightAPImage captionDonald Trump mengungguli Hillary Clinton dalam 
pilpres Amerika Serikat.
 Ini adalah jam-jam yang menegangkan bagi seluruh dunia: menanti siapa pemimpin 
baru Amerika Serikat.
 Walau berada jauh di sana, kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS menjadi 
perhatian banyak pengguna media sosial di Indonesia.
 "Kok serem sendiri ya liat pemilu AS," kata @avinugr di Twitter. Lainnya 
mengatakan, "bikin deg-degan!"
 Image copyrightTWITTER
 Menjelang menit-menit kemenangan Donald Trump, keresahan mulai terasa di 
linimasa. "Bayangkan andai di RI ada tokoh rasis, intoleran, suka 
ngafir-ngafirin nyalonin jadi presiden. Terus menang. Alangkah suramnya. AS 
kayak begitu sekarang," kata Akhmad Sahal cendikiawan Muslim yang kini tinggal 
di Amerika Serikat.
 Kekhawatiran ini cukup beralasan karena berbagai komentar-komentar Trump yang 
dianggap cenderung memojokkan Muslim. Akhir tahun lalu misalnya Donald Trump 
meminta langkah penghentian yang 'total dan komplet' agar kaum muslim tidak 
memasuki Amerika Serikat.
 Pernyataan ini merujuk jajak pendapat Center for Security Policy yang 
menunjukkan 'kebencian' kaum Muslim terhadap warga Amerika bisa membahayakan 
negara, walau dalam beberapa bulan kemudian Trump tampak melunak dengan 
mengatakan bahwa gagasan mencekal orang Islam yang mau berkunjung ke AS hanya 
sekedar saran saja. 
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/05/160512_dunia_trump_islam_sadiq
 Namun sebagian orang merasa kekhawatiran itu berlebihan. "Masa sih separah 
itu" tanya satu pengguna. Lainnya mengungkap sisi positif Trump dengan 
mengatakan, "Lagi pula Trump janji menurunkan pajak 50%, itu meringankan 
pengusaha dan kelas menengah. Hillary malah mau nambah pajak," kata @zevanya.
 Image copyrightTWITTERImage caption"Petaka bagi Muslim Amerika," kata Sahal. 
Sependapat?Image copyrightTWITTERImage captionBagaimana bisa Trump menang? 
Beberapa orang berkelakar.Image copyrightTWITTERImage captionTrump menang 
karena muncul sebagai pahlawan, kata yang lain.
 'Emosi, bukan logika' Bagi yang lain, kemenangan Trump berarti sesuatu yang 
lebih besar. Ini mencerminkan perilaku pemilih yang emosional, kata Yenny 
Wahid, Direktur Wahid Institute.
 Dalam akun Twitternya mengatakan "Trump menang salah satunya karena gencar 
serang Islam. Muslim dijadikan momok bersama untuk takuti pemilih US. Pemilih 
tidak rasional percaya dia."
 "Brexit, Trump dan dalam konteks Indonesia, 411, menunjukan bahwa orang 
memilih berdasarkan emosi bukan secara rasional. Lalu mereka menyesal 
kemudian," katanya.
 Melihat tren ini, akun @ayaelectro berkomentar, "Habib Rizieq habis ini 
mungkin terinspirasi nyalon pilpres karena se-gak suka apapun orang sama dia, 
kesempatan menang tetap ada."
 Image copyrightTWITTER
 Lainnya berandai-andai...
 Image copyrightFACEBOOKImage caption"Bayangin pilpres 2019, isinya Ani 
Yudhoyono vs Ahmad Dhani, terus yang menang Ahmad Dhani. Kayak gitu perasaan 
warga Amrik sekarang."
 Selain kekhawatiran soal Muslim, pengguna media sosial juga menyoroti nasib 
pelajar atau calon pelajar Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di AS. 
"Bahkan Pemilu US mempengaruhi rencana masa depan anak-anak Indonesia. Wuih," 
kata @ainunchomsun.
 Image copyrightTWITTERImage captionApakah akan berpengaruh terhadap pelajar 
Indonesia yang akan ke sana?
 Fadli Zon dan Setya Novanto
 Dan, pengguna Twitter tampaknya tak pernah lupa atas kegaduhan ketika 
politikus Indonesia Fadli Zon dan Setya Novanto muncul dalam kampanye Trump. 
Beberapa mulai membuat lelucon.
 "Bro @fadlizon dan mas @setnov_dpr_ri, Selamat atas kemenangan sahabatnya," 
kata Akbar Faisal.
 "Pengaruh Fadli Zon dan Setya Novanto pada elektabilitas Trump ternyata sangat 
besar. Pastikkk!!! Pastikkk!!! ((Kaleeuuummm))," kata @maman1965.
 "#Trump menang dan @fadlizon will make America great again... Huehehehehe," 
kata @YohanesEko.
 Image copyrightTWITTER
 Tapi apakah kemenangan Trump betul-betul begitu mengkhawatirkan? Beberapa 
pengguna berpendapat beda. Dari Facebook BBC Indonesia, Jermia Manu menulis, 
"itu pilihan AS dengan semua risikonya. Muslim moderat harus rapatkan barisan 
untuk miliki sikap jelas dan tegas terhadap segelintir radikal ekstrim."
 Lainnya berpendapat, "Trump akan memperkuat perdamaian dunia karena dia lebih 
bijak, dalam pidatonya berkata pahit supaya hasilnya manis. Jarang-jarang ada 
yang begitu rata rata berkata manis tapi apa?" kata Zenifer Liem.
 Terlepas dari itu, satu sisi positif yang mungkin dirasa Indonesia adalah ini: 
"kalau Trump terpilih jadi Presiden AS, ada berkah, karena dolar melemah. 
Semoga Rupiah menguat atas dolar," kata Ulin Yusron di Twitter.

  
  

  





 
 
  
 






  • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
      • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
        • ... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
          • ... b...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke