Langkah blusukan Jokowi (dan Luhut) ke Prabowo lalu ke markas-markas militer adalah unjuk gigi yang menyeramkan lawan. Karena itu rencana mengembalikan Novanto ke kursi Ketua DPR terlihat sebagai langkah jawaban secara politis. Artinya: nggak ada gunanya militer kalau presiden tak punya dukungan politis di DPR. Jangan dikira pemerintah solid, DPR solid, TNI-Polri solid. Ini situasi yang betul-betul keruh kepentingan. Sekarang semua bermain(atau terpancing untuk bermain), bukan cuma Novanto yang pengin nolong dirinya sendiri.
Sejak awal Jokowi itu presiden yang kesepian. Kekuasaannya di negeri yang strategis & eksotis ini menggiurkan para dalang dalam dan luar negeri. Bukan untuk digulingkan, tapi untuk sekedar mbonceng. Ibarat bola sodok, Ahok itu cuma bola putihnya. --- ayubyahya@... wrote: Justru menarik langkah2 KUDAnya Jokowi.. bisa jadi posisi Setnov yg sdh dibawah kendali Jokowi.. sampai2 Setnov bisa menjadiKetua Golkar.. tanggung kalo ngga skalian jadi Ketua DPR lagi Dimata Jokowi, Akom (Ade Komarudin) kurang progres dlm membantu program2 pemerintah.. kenapa gak diganti Setnov aja yg sudah bisa dijinakan Golkar sdh pisah dari KMP, bukan lagi oposisi.. kesempatan Setnov membuat manuver politik, menebus dosa2nya yang dulu 'menjual' nama Jokowi pada skandal "Papa Minta Saham" Setnov kalo berambisi jadi Ketua DPR lagi urusannya hanya dgn "etika" tidak ada UU yang dilanggar.. Setnov ingin menolong Jokowi tapi juga menolong dirinya sendiri.. karena sadar tidak semua teman2nya di Golkar adalah kawan.. terutama orang2 Golkar era Orde Baru --- ajegilelu@... wrote : Serangan balik buat Jokowi & Luhut? Begitu pertanyaan yang menghangat di meja kopi semalam. Masih terlalu pagi untuk menjawabnya. Tapi harus diakui ini langkah kuda yang tidak biasa. Menarik. Setelah Jokowi terkesan mengorbankan Ahok, disusul blusukannya ke markas-markas tentara, muncul langkah senyeleneh ini dari partai pendukung Ahok. Bagi Golkar melangkah asal-asalan itu biasa. Jadi menarik ketika langkah ngasal itu memerlukan restu pihak luar, dalam hal ini ketua umum partai pengusung Ahok. Sekilas info, keputusan mengembalikan Setya Novanto sebagai Ketua DPR merupakan hasil rapat pleno DPP Golkar pada tanggal 17 November 2016. Tiga hari kemudian, Setya Novanto menghadap Megawati. Sehari setelah itu berembuslah rencanamendongkel Ade Komarudin dari kursi Ketua DPR. Temui Megawati, Setya Novanto Tegaskan Komitmen Dukung Ahok | | Temui Megawati, Setya Novanto Tegaskan ... | | - Setya NovantoKembali Jadi Ketua DPR, Ini Kata Sudirman Said JUM'AT, 25 November2016 | 23:02 WIB TEMPO.CO, Depok - Mantan Menteri Energi dan Sumber DayaMineral Sudirman Said mengatakan perlu mendengar hati nurani dalammempertimbangkan kembali Ketua Partai Golkar Setya Novanto menduduki posisiKetua DPR. Sebelumnya, Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR karena didugaterlibat kasus yang terkenal dengan sebutan Papa Minta Saham. "Hukum masih belum sempurna, karena itu masih bisa dijungkirbalikan,"kata Sudirman, menanggapi keputusan Golkar mengajukan kembali Novanto sebagaiKetua DPR. Dalam kasus pengangkatan kembali Setya, mesti mempertimbangkan etika. Menurutnya,etika yang bicara adalah hati nurani. "Kau boleh jungkir balikan hukum.Tapi, rakyat tahu apa perbuatan mu," ujarnya. "Lebih baik kitamendengarkan nurani." Kasus Papa Minta Saham mencuatsetelah Sudirman melaporkan Novanto mencatut nama Presiden Joko Widodo danWakil Presiden Jusuf Kalla untuk mendapatkan saham PT Freeport Indonesia. Sudirman melaporkan perbuatan Setya ke Badan Kehormatan DPR, buntutnya mencopotjabatan Ketua DPR Setya pada Desember 2015. IMAM HAMDI