Keluarnya AS dari TPP sebenarnya justru menguntungkan Tiongkok Nesare: ini kan pendapat saja. Argumennya apa? tidak ada. Setiap orang bisa mengeluarkan pendapat seperti ini seperti seseorang bisa bilang manis itu enak, manis itu tidak enak, manis itu keharusan dll.
Sejak dulu ahli2 termasuk ekonomis sudah banyak menulis ttg RRT, import eksport USA vs. RRT, pengaruh ekonomi dinegara2/benua2 lain. Isinya apa? Pro dan kontra, plus dan minus, RRT untung vs negara/benua lain rugi, RRT rugi vs. negara/benua lain untung. Macem2 hasil risetnya. Perkara segini gede dijawab dengan one liner begini?!! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, January 24, 2017 11:18 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times Keluarnya AS dari TPP sebenarnya justru menguntungkan Tiongkok. Waktu Obama mendirikan TPP sebenarnya tujuannya utk menghadapi dominasi perdagangan Tiongkok didaerah itu, bisa dilihat disana Tiongkok bukan anggota TPP. Apa yg dilakukan Trump pada dasarnya tindakan ngaco yg mengubah tatanan dunia saat ini, terbukti dengan segera Australia dan Selandia Baru mengajak Tiongkok bergabung ke TPP. Coba baca ini: Amerika Serikat Keluar dari TPP, Tiongkok Dominasi Perdagangan Global <http://www.koran-jakarta.com/amerika-serikat-keluar-dari-tpp--tiongkok-dominasi-perdagangan-global/> Trump Mundur, Australia dan Selandia Baru Dorong Tiongkok dan Indonesia <http://www.netralnews.com/news/internasional/read/50408/trump.mundur..australia.dan.selandia.baru.dorong.tiongkok.dan.indonesia> ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote : Satu pencerahan yang sangat baik, GLOBALISASI tidak berarti IMPERIALISME! Dan globalisasi inilah yang justru hendak digencarkan Xi didepan Forum Ekonomi Dunia Davos minggu yl ini. Bagaimana negara-negara didunia ini lebih mempererat kerjasama, bukan seperti Trump justru akan menjalankan kibijaksanaan konservatif nya yang menjurus ke proteksionisme, untuk mendahulukan dan melindungi AS! Yang juga cukup menarik diperhatikan, Trump menuduh RRT selama ini tidak menjalankan liberalisme dalam dunia perdagangannya, masih saja dikendalikan oleh pemerintah dengan ketat. Jadi untuk mengurangi kerugian yang diderita AS, Trump untuk melindungi produksi AS sendiri akan menaikkan pajak utk barang dari Tiongkok. Padahal sudah lama sementara orang menyatakan, sehubungan dengan perdagangan RRT-AS ini, yang sangat dirugikan sebetulnya RRT. Bagaimana produksi Tiongkok bisa dijual MURAH di AS, bahkan untuk sementara barang, seperti Levi’s di AS sekitar 35$ (tidak sampai 300 Yuan) tapi di Tiongkok sendiri harus bayar 700 Yuan. Jadi, bisa lebih murah beli di AS dan jelas SANGAT menguntungkan rakyat AS dan dengan begitu berarti sangat merugikan tentu rakyat Tiongkok yang harus bayar mahal untuk hasil kerja produksinyanya sendiri? Saya tidak mengerti mengapa bisa terjadi begitu, dan tentunya yang pasti majikan yang sangat diuntungkan? Jadi, saya perhatikan apa yang dijalankan pemerintah RRT dibidang ekonomi, dalam usaha perdagangan didunia juga tidak jalankan liberalisme, membiarkan berlangsung sesuai hukum pasar, termasuk harga barang, ... bahkan Xi dengan politik “Jalan Sutera” nya yang berprinsip “Maju Bersama dan Untung Bersama” terhadap negara-negara didunia, sebagai usaha mendorong maju ekonomi didunia. Hanya saja saya juga meloihat politik RRT dengan “Jalan Sutera” nya didunia ini juga masih menghadapi TANTANGAN berat, menghadapi ganjelan dan dihadang oleh banyak negara yang masih hendak pertahankan hegemoni AS. Masih saja meragukan ketulusan hati RRT yang komunis itu tidak bedanya dengan imperialisme juga. Salam, ChanCT From: nesare1@... [GELORA45] Sent: Tuesday, January 24, 2017 11:11 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times Gak bisa semua barang dibikin dalam suatu negara. Tidak mungkin! Makanya ada teori comparative advantage dalam ilmu ekonomi. Negara akan memproduksi barang2 yang mempunyai comparative advantage lebih tinggi. Ngapain bikin produk yang lebih jelek dan lebih mahal drpd import? Mau produksipun, belum tentu sum ber daya mencukupi/memadai baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Disinilah konsep globalisasi terjadi. Bagi mereka yang tidak mau adanya globalisasi, itu namanya mau hidup tertutup. Mereka salah kaprah telah mencap arti globalisasi sebagai imperialism. Bukan ini dasar pemikirannya. Secara alamiah orang dagang sudah dari dulu mulai dari barter. Barter barang itu adalah prinsip dagang yang paling kuno. Masalah selanjutnya apakah globalisasi menguntungkan pemilik modal dan negara yg lebih maju, itu masalah kelanjutannya. Ini yg harus dikritik. Tetapi bukan mencacimaki globalisasi itu sendiri. Ya boleh2 saja seperti trump teriak2 proteksionis. Tapi lihat saja negara lain memangnya tidak bisa proteksionisme juga. Ini kan masalah reciprocal/give and take. Kalau USA gak mau import barang RRT, tentunya RRT juga bisa tidak mau import barang USA. Ini namanya perang dagang. Ini yg ditakuti oleh dunia global sbg ancaman stabilitas dunia. Setelah trump teriak2 pakai produk dalam negeri dan mau produksi didalam negeri, memangnya akan menaikkan economic growth? Kan belum tentu. Saya malahan lihatnya: gak akan. Kenapa? Karena barang2 yang diproduksi didalam negeri itu akan banyak dikerjakan secara otomatis oleh robot dan mesin. Ini sebetulnya persoalan yg dihadapi oleh usa. Trump pikir kalau produksi dalam negeri digalakkan akan menciptakan employment di usa. Ini tidak benar. Riset2nya sudah banyak. Orang2 sudah sangat takut akan otomatisasi terutama oleh robot. Robotic technology yang begitu pesat berkembang sangat menakutkan disamping tentunya akan kegunaannya yang tidak bisa diragukan. Sampai2 stephen hawking prihatin dan ngomong dimana2 ttg keprihatinannya ttg robotic ini. Trump sudah teken keluar dari TPP kemarin. Ini jelas tujuannya adalah menyerang RRT. Ini jelas proteksionisme. Foreign policynya sudah terbuka b ahwa trump akan baikan dengan rusia utk menyerang RRT. Ini yg perlu disoroti hasilnya gimana nantinya. Brexit juga adalah proteksionisme. Semua proteksionisme ini lawan dari globalisasi. Bagi kelompok kiri yg melawan globalisasi mestinya ketawa kan globalisasi dikebiri. Lucunya yang mengebiri adalah usa dedongkotnya kapita lisme. Kalau memang kita mau mikir ya akhirnya akan kembali ke realitas. Orang kalau kepentingannya diusik akan beradaptasi. Ini persis yg dilakukan oleh lenin yg menerapkan NEP itu. Memang ideologi bermain. Jelas sekali. Tetapi ideologi itu bukan ajek/stationary tetapi dinamis. Manusia tidak bisa hanya ber idealisme saja. ujung2nya realisme akan berbicara. Ketika realisme bicara, mau tidak mau manusia harus membuat suatu keputusan. Proteksionisme ini lebih berbahaya karena memikirkan diri sendiri. ini adalah produk seorang nasional tetapi bukan jalan pikiran dan pandangan orang kiri. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: T uesday, January 24, 2017 9:54 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times Gak bisa semua barang dibikin dalam suatu negara. Tidak mungkin! Makanya ada teori comparative advantage dalam ilmu ekonomi. Negara akan memproduksi barang2 yang mempunyai comparative advantage lebih tinggi. Ngapain bikin produk yang lebih jelek dan lebih mahal drpd import? Mau produksipun, belum tentu sumber daya mencukupi/memadai baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Disinilah konsep globalisasi terjadi. Bagi mereka yang tidak mau adanya globalisasi, itu namanya mau hidup tertutup. Mereka salah kaprah telah mencap arti globalisasi sebagai imperialism. Bukan ini dasar pemikirannya. Secara alamiah orang dagang sudah dari dulu mulai dari b arter. Barter barang itu adalah prinsip dagang yang paling kuno. Masalah selanjutnya apakah globalisasi menguntungkan pemilik modal dan negara yg lebih maju, itu masalah kelanjutannya. Ini yg harus dikritik. Tetapi bukan mencacimaki globalisasi itu sendiri. Ya boleh2 saja seperti trump teriak2 proteksionis. Tapi lihat saja negara lain memangnya tidak bisa proteksionisme juga. Ini kan masalah reciprocal/give and take. Kalau USA gak mau import barang RRT, tentunya RRT juga bisa tidak mau import barang USA. Ini namanya perang dagang. Ini yg ditakuti oleh dunia global sbg ancaman stabilitas dunia. Setelah trump teriak2 pakai produk dalam negeri dan mau produksi didalam negeri, memangnya akan menaikkan economic growth? Kan belum tentu. Saya malahan lihatnya: gak akan. Kenapa? Karena barang2 yang diproduksi didalam negeri itu akan banyak dikerjakan secara otomatis oleh robot dan mesin. Ini sebetulnya persoalan yg dihadapi oleh usa. Trump pikir kalau produksi dalam negeri digalakkan akan menciptakan employment di usa. Ini tidak benar. Riset2nya sudah banyak. Orang2 sudah sangat takut akan otomatisasi terutama oleh robot. Robotic technology yang begitu pesat berkembang sangat menakutkan disamping tentunya akan kegunaannya yang tidak bisa diragukan. Sampai2 stephen hawking prihatin dan ngomong dimana2 ttg keprihatinannya ttg robotic ini. Trump sudah teken keluar dari TPP kemarin. Ini jelas tujuannya adalah menyerang RRT. Ini jelas proteksionisme. Foreign policynya sudah terbuka bahwa trump akan baikan dengan rusia utk menyerang RRT. Ini yg perlu disoroti hasilnya gimana nantinya. Brexit juga adalah proteksionisme. Semua proteksionisme ini lawan dari globalisasi. Bagi kelompok kiri yg melawan globalisasi mestinya ketawa kan globalisasi dikebiri. Lucunya yang mengebiri adalah usa dedongkotnya kapitalisme. Kalau memang kita mau mikir ya akhirnya akan kembali ke realitas. Orang kalau kepentingannya diusik akan beradaptasi. Ini persis yg dilakukan oleh lenin yg menerapkan NEP itu. Memang ideologi bermain. Jelas sekali. Tetapi ideologi itu bukan ajek/stationary tetapi dinamis. Manusia tidak bisa hanya ber idealisme saja. ujung2nya realisme akan be rbicara. Ketika realisme bicara, mau tidak mau manusia harus membuat suatu keputusan. Proteksionisme ini lebih berbahaya karena memikirkan diri sendiri. ini adalah produk seorang nasional tetapi bukan jalan pikiran dan pandangan orang kiri. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, January 24, 2017 8:48 AM To: Kiong Hoo Djie <djiekh@... <mailto:djiekh@...> >; GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times Bg.Djie, RRT hanya mengingatkan zaman "gunboat policy" sudah liwat, On Jan 24, 2017 7:03 PM, "kh djie djiekh@... [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Bung Lin, Kalau dulu Amerika maunya buat barang2 yang nilai jualnya per unit tidak tinggi, dan makan banyak energi dan menimbulkan banyak polusi di luar negeri, sedangkan yang high tech, yang memberikan keunungan luar biasa dispesialisadi di Amerika, ternyata menimbulkan cukup anyak pengangguran. Jadi Trump maunya apa semua mau dibikin sendiri di Amerika ? Atau boleh juga di negeri lain, asal tidak di Tiongkok untuk mempersulit Tiongkok ? Ini akan memaksa Tiongkok perlahan lahan juga harus berubah untuk lebih bergeser ke arah memproduksi barang2 high tech. Mungkin akhirnya jusru bagus ?? On 24 January 2017 at 14:13, Hsin Hui Lin ehhlin@... [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: DONGFENG _41..... Untuk mengingkatkan Trump ....?! ---------- Forwarded message ---------- From: "Hsin Hui Lin" <ehhlin@... <mailto:ehhlin@...> > Date: Jan 24, 2017 1:22 PM Subject: Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times To: "hk. Chan Chung Tak" <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > Cc: ---------- Forwarded message ---------- From: Hsin Hui Lin <ehhlin@... <mailto:ehhlin@...> > Date: 24 January 2017 at 11:51 Subject: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times To: HH Lin <ehhlin@... <mailto:ehhlin@...> > http://www.globaltimes.cn/content/1030353.shtml#.WIbyMJH-cHc.gmail