Bung Chan, bung Chan, memangnya siapa yg ngangkat Beijing dan HK Victoria 
Harbor itu duluan ha ha ha kok sekarang dibilang debat kusir. Waktu saya bilang 
tinggal selebar kali Ciliwung itu memang benar2 ada di blue print pemerintah. 
Ini saya kutipkan dari thesis dari HK University "A Government Blueprint has 
revealed that Victoria Harbour will shrink to a river in the next decade. 
Government planners say further reclamations far larger than those underway 
will be needed because one million more people are expected to move to 
waterfront areas in Central, Wan Chai and Tsim Sha Tsui. But furious 
independent planning experts say this will destroy the harbour" Cuman untungnya 
di protes sama orang2 yg anda maki2 merugikan pemerintah itu kalau enggak ya 
Victoria Bay benar2 tinggal selebar kali Ciliwung. 

 Sudah ada study tentang reklamasi Vic Bay itu yg merusak lingkungan, ini saya 
kasih contoh thesis graduate study di HK University th 1996, anda bisa download 
tapi file-nya besar kurang lebih 93MB thesis-nya 193 halaman, download disini: 
http://hub.hku.hk/handle/10722/39746 http://hub.hku.hk/handle/10722/39746
 
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Tidak salah kata bung Nesare yang sudah lama dan berulangkali debat dengan 
bung Goei itu, ... debat kusir! Lari dan loncat kesana-sini kalau sudah 
kepepet, ... dibilang kebablasan dengan usul uruk Vic.Bay, dia berdalih kejar 
keuntungan. Padahal juga jelas, ditinjau dari sudut “penghijauan” maupun 
“keuntungan”, usulnya itu juga kebablasan! TIDAK melihat dari KEBUTUHAN konkrit!
  
 Vic. Bay itu kalau diuruk hanya tertinggal menjadi sungai Ciliwung, begitu 
luasnya Vic.Bay berubah menjadi daratan, belum tentu nilai tanah yang 
didapatkan akan tetap makin tinggi dan lebih menguntungkan! Apalagi kalau 
program rekalamasi Vic. Bay itu dari awal sudah dikeluarkan. Mengapa? 
  
 Pertama keindahan Vic. Bay yang diuruk akan menyempit menjadi sungai Ciliwung 
itu juga akan merosot drastis, makin menyempit keindahan pemandangan laut 
dengan sendirinya melorot. Kedua, sebaliknya dengan makin luasnya daratan yg 
akan terjadi di Vic. Bay itu, nilai hasil tanah reklamasi tahap-I pasti TIDAK 
akan tinggi, karena akan terhalang pemandangan lautnya oleh reklamasi tahap-II, 
Tahap-III, ... yang bisa melihat laut terbuka yaa cuma yang barisan terdepan 
saja, kan!  Jadi, usul bung Goei ini kebablasan, TANPA melihat KEBUTUHAN 
pemerintah HK dalam melaksanakan reklamasi untuk memecahkan masalah konkrit 
yang dihadapi. 
  
 Sekarang kalau kita lihat dari sudut “penghijauan” atau “lingkungan hidup”, 
bung juga tanpa melihat KEBUTUHAN konkrit yang dihadapi kehidupan manusia 
didunia ini yang terus bertambah bludak. Sementara orang bilang penghuni dibumi 
ini sudah terasa penuh, kurangnya daratan untuk dihuni. Bumi kita hanya 
belasan% daratan, sedang lebih 95% adalah laut, dengan makin banyaknya umat 
manusia yang hidup dibumi dan memadati daratan yang ada, yang terjadi jalan 
keluarnya ya harus memperluas wilayah daratan, ... dengan perencanaan 
masing-masing negara sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Itulah juga yang 
dilakukan pem. HK, ... yang dirancang tahun 1980-an dimasa koloni Inggris! 
Jadi, kalau bung hendak menuding reklamasi Vic. Bay yg dirancang koloni Inggris 
itu merusak lingkungan, cobalah ajukan secara kongkrit, dimana masalah! Tidak 
asal jeplak, lalu menuding saya hanya mengecam pendemo kelompok Demokrat-HK 
yang begundal koloni Inggris itu! Bukankah sejak awal sudah saya nyatakan, 
bahwa perancangan reklamasi Vic. Bay itu sesuai KEBUTUHAN yang dihadapi HK, 
menata lebih baik pelabuhan Ferry dan memperluas jalan-raya di Central, dan, 
... tentunya ketika itu juga sudah diperhitungkan masalah “penghijauan” dan 
yang pasti gembong-gembong kaum Demokrat juga ikut menyetujui dan mensahkan! 
Kenapa dalam pelaksanaan reklamasi tahap-II, setelah diurus orang HK sendiri 
lalu berbalik menentang dan memboikot TANPA PEDULIKAN kerugian besar bagi 
pemerintah HK yang saat itu sedang defisit?!
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
  
 From: kh djie djiekh@... [GELORA45]
 Sent: Saturday, February 18, 2017 2:10 AM
 To: Gelora45
 Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara


  

   
 Apa sudah ada yang menghitung berapa naiknya permukaan air laut dengan adanya 
reklamasi ? Semua baru bisa dikatakan berpengaruh besar atau kecil kalau sudah 
dinyatakan dengan angka berdasarkan perhitungan.
 Misalkan volume reklamasi yang di bawah permukaan laut x m3.
 Luas permukaan laut seluruh dunia y m2
 Kenaikan permukaan laut karena reklamasi z = x/y dalam m
 Kalau sudah dihitung baru dapat dikatakan significant atau tidak, juga bila 
dibandingkan dengan volume es yang meleleh yang menyebabkan kenaikan permukaan 
laut.

  
 2017-02-17 16:59 GMT+01:00 Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com>:
   
  
 Bung Chan, kelihatannya sekarang jadi terbalik anda yg jadi pencinta 
lingkungan  ha ha ha padahal alasan anda mengecam para demonstran pencinta 
lingkungan hidup itu khan masalah duit "membuat kerugian besar pada pemerintah 
HK, hanya berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi itu merusak 
lingkungan, mempersempit Victoria Bay jadi sungai" sekarang saya kasih solusi 
yg bisa mendatangkan keuntungan besar bagi pemerintahan HK anda kok malah tidak 
setuju.
  
 Alasan utama diadakan reklamasi itu khan cuman menambah tanah itu saja, tidak 
lebih tidak kurang, tapi tahukah tanah yg bisa didapat itu toh kenyataannya 
mengurangi tanah ditempat yang lain dus sebenarnya hanya ngerampok. Anggap saja 
HK reklamasi, Jakarta reklamasi, banyak tempat diseluruh dunia reklamasi, terus 
apa akibatnya? Yang pertama jelas permukaan air laut akan naik yang akan 
menggenangi dataran lain, di Indonesia saja setiap tahun ada berapa banyak 
pulau kecil yang tenggelam baik pulau kosong ataupun berpenghuni. Anda lihat 
ditambah dgn pembangunan Beijing, Jakarta, dan kota2 lain yg tidak 
memperhatikan lingkungan seperti yg telah anda singgung sebelumnya kurangnya 
tanah resapan ataupun banyaknya asap yg tak terkontrol, lihat saja salju saja 
sampai kotor berminyak begitu, akan menambah pemanasan global yang akan membuat 
es dikutub leleh akibatnya menambah tinggi permukaan air laut, dan kembali lagi 
pulau tenggelam dan dataran berkurang.
  
 Ini saya belum bicara hal yg dikemukakan Susi dibawah itu.
  
 ---In GELORA45@yahoogroups.com, <jonathangoeij@...> wrote :


  
 kalau menyempit 300-500 meter tidak salah, apakah salah kalau 500-1000 meter 
atau sekalian diuruk semua atau di-sisa-in sedikit seluas kali ciliwung. 
kemacetan kebutuhan perumahan dll khan sudah jauh lebih dibanding 1980-an.
  
 
---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Lho, ... bung sendiri mengatakan keindahan Vivtoria Bay itu membuat harga 
tanah dipantai melonjak tinggi, kalau Vic.Bay nya direklamasi habis menjadi 
daratan, dimana lagi keindahan itu? Itulah yang saya bilang kebablasan, ...!
  
 Bukankah reklamasi itu dirancang sesuai dengan KEBUTUHAN mendesak yang 
dianggap bisa mengatasi masalah yang dihadapi?! Ketika itu, dari sudut pandang 
tahun 1980-an, melihat kemacetan jalan di HK, khususnya diCentral, dirancanglah 
areklamasi memperluas daratan utara pulau HK, terbagi dalam 2 tahap. Tahap-I, 
Untuk memposisikan semua pelabuhan Ferry HK-Macau dan Ferry HK ke beberapa 
pulau-pulau sekitar, yg seluruhnya berjumlah 7 pelabuhan itu, dan tahap-II, 
reklamasi menarik garis lurus dengan deretan pelabuhan Ferry itu sampai Wan 
Chai, Gedung Exhibition, untuk perluasan jalan-raya dan entah pembangunan 
berapa Gedung lagi disitu.
  
 Bahwa Vic. Bay jadi sedikit menyempit sekitar 3-5ratus Meter tentu saja tidak 
salah! Tapi kalau dianggap merusak lingkungan, saya bilang itu sungguh 
keterlaluan! Itu mengada-ada untuk sabotase saja!
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 From: jonathangoeij@... [GELORA45]
 Sent: Friday, February 17, 2017 11:49 AM
 To: GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara


  

   kebablasannya dimana bung Chan? bukankah harga tanah mahal banget dengan 
diuruknya victoria bay khan dapat tambahan tanah yg luar biasa, kebutuhan 
perumahan bisa dipenuhi, bisnis berkembang, duit bertambah.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Dalam kondisi sekarang ini, tentu pemikiran itu dikatakan kebablasan, yang 
tidak seharusnya begitu! Prinsip saya, kebutuahn dan kepentingan hidup MANUSIA 
harus didahulukan dan menjadi pertimbangan utama! Bukan sebaliknya, boleh saja 
kepentingan umat manusia yang dikorbankan untuk penghijauan dan atas nama demi 
lingkungan! Tapi nanti entah 100-200 tahun yang akan datang, dimana populasi 
melonjak dan HK sudah tidak ada cukup tanah daratan untuk dihuni, mungkin saja 
Victoria Bay ditutup jadi tanah daratan untuk dibangun rumah tinggal, atau umat 
manusia harus sebagian hijrah ke Mars? hehehee, ...
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 From: jonathangoeij@... [GELORA45]
 Sent: Friday, February 17, 2017 11:10 AM
 To: GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara


  

    
pingin tahu pendapat anda, seandainya victoria bay diuruk saja dijadikan tanah 
sehingga bisa dikembangkan bagaimana?
  
 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :

 Lho, masalah banjir Beijing itu karena perancang kota kurang perhatikan adanya 
perubahan cuaca didunia yang jadi lebih ekstrim, disatu saat bisa kering tanpa 
hujan, disaat lain turun hujan jauh lebih lebat yang pernah dialami, ... jadi 
pembuatan lubang-lubang dan got perluasan kota masih dengan kapasitas 
penampungan air hujan yang dahulu.
  
 Sedang program reklamasi HK itu dirancang dan disahkan oleh Parlemen HK, 
dimana gembong-gembong demokrat juga ikut menyetujui dan mensahkan! Kenapa 
pelaksanaan ditahap ke-II, setelah HK kembali kepangkuan ibu-pertiwi malah 
ditentang hanya dengan alasan penghijauan, merusak lingkungan tanpa pedulikan 
kerugian besar bagi penduduk HK! Itu kan jelas, TUJUAN mereka, kaum Demokrat HK 
itu menjegal bahkan hendak membuat Pemerintah HK bangkrut! TIDAK mempedulikan 
kepentingan warga HK!
  
 Apanya yang bertolak-belakang, ...? Tidak mengerti apa maksud anda, ...
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 From: Jonathan Goeij jonathangoeij@... [GELORA45]
 Sent: Friday, February 17, 2017 12:01 AM
 To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com
 Subject: Re: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara


  

 

 Bung Chan, contoh anda tentang Beijing and Hong Kong secara prinsip 
keberpihakan anda bertolak belakang, pada contoh Beijing anda mengemukakan 
penyebab banjir karena kurangnya tanah resapan tidak memperhatikan lingkungan 
sedang pada contoh Hong Kong anda mengabaikan atau justru menyalahkan mereka 
yang memperhatikan lingkungan yang anda cap hanya berdalih penghijauan.
 


 On Thursday, February 16, 2017 7:21 AM, Chan CT <sadar@...> wrote:



 Bung Lusi yb,
  
 Saya belum pernah pelajari sebab-sebab terjadinya banjir Jkt selama ini, jadi 
sulit kasih pendapat siapa yang benar dan ilmiah dalam mengatasi banjir di 
Jakarta, ... Biarlah sementara ini dikerjakan program Ahok dalam mengatasi 
banjir Jkt sampai selesai, apa benar banjir Jkt. bisa terselesaikan dengan 
baik. Saya yakin Ahok ketika bikin program mengatasi banjir juga sudah gunakan 
ahli-pengairan dan sudah disahkan DPRD Jkt untuk dilaksanakan! Pro-kontra 
komentar yang keluar selama ini belum tentu mengetahui program mengatasi banjir 
Ahok secara keseluruhannya, dan, ... masih jauh dari selesai!
  
 Namun saya pernah baca laporan mengapa Beijing belasan tahun yl. terkendala 
banjir dibanyak wilayah sekalipun hujan tidak lebat? Memang menarik sehubungan 
pembangunan kota metropolitan, dimana bangunan tinggi pencakar langit terjadi, 
jalan lalu-lintas begitu lebar dan panjang, dan, ... praktis tidak nampak 
adanya tanah lagi, karena adanya trotoar dari pinggir jalan masuk sampai 
gedung-gedung, ... akibatnya, lapisan bumi kota Beijing itu tidak ada lagi 
tanah yang mampu menghisap air hujan. Sedang lubang got-got dipinggir jalan 
ternyata tidak berkecukupan menampung air hujan yang memang juga lebih ekstrim 
dalam tahun-tahun terakhir ini. Jadi, saat bangun kota-modern juga harus 
perhitungkan bangun penampungan air dibawah tanah yang jauh lebih BESAR, dan 
berkemampuan membuang air lebih cepat dari air hujan yang turun dari langit 
itu. Itulah yang kemudian dibangun di Beijing beberapa tahun terakhir ini, ... 
dan berhasil mengatasi banjir.
  
 Masalah reklamasi pantai utara Jkt, saya juga tidak mengikuti bagaimana 
program itu direncanakan dan dilaksanakan, dengan menebas gunung-gunung di 
Banten? Yang saya tahu bagaimana caranya HK, melakukan reklamasi tahap-I sejak 
awal 1980, dimasa koloni Inggris, tanah yang digunakan untuk menguruk itu dari 
galian terowongan jalan MTR. Jadi dipadu pembangunan jalur MTR dengan reklamasi 
memperluas daratan pesisir utara pulau HK. Tapi, pada saat  pelaksanaan 
tahap-II, di awal tahun 2004 hendak membongkar pelabuhan Ferry di Central 
(lama) yang sudah dipindah beroperasi ketempat baru hasil reklamasi itu, 
diprotes dan ditentang keras kelompok Demokrat dengan aksi-aksi demo menduduki 
pelabuhan, ... proyek jadi harus tertunda sampai berapa bulan, dan, ... 
pemerintah HK yang sedang defisit TETAP harus bayar ganti-rugi dengan 
terbengkalainya proyek reklamasi tahap-II itu. Begitulah kelompok Demokrat HK 
yang jelas begundalnya koloni Inggris berhasil mengacau dan membuat kerugian 
besar pada pemerintah HK, hanya berdalih “penghijauan”, yang katanya reklamasi 
itu merusak lingkungan, mempersempit Victoria Bay jadi sungai, ...! Padahal 
Gembong-Gembong mereka yang duduk di legislatif HK juga IKUT menyetujui dan 
mensahkan program reklamasi dimasa koloni Inggris dahulu! Ada-ada saja ulahnya 
merongrong pemerintah HK, ... tanpa peduli kerugian yg diderita warga HK!
  
 Salam,
 ChanCT
  
  
 -----原始郵件-----
 From: 'Lusi D.' lusi_d@... [GELORA45]
 Sent: Thursday, February 16, 2017 5:50 PM
 To: nasional-l...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; Hsin Hui Lin
 Cc: Tatiana ; Jonathan Goeij ; Daeng ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; 
Mitri ; Gol ; Harry Singgih ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Ajeg ; Mang Broto 
; Farida Ishaja ; Marsiswo Dirgantoro ; Billy Gunadi ; writejohan@... ; 
indo1@... ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] ; 
octaviasyafarwati@... ; C. Manuputty ; denise_zaitun@... ; Oman Romana ; N. 
Nugroho
 Subject: Fw: [GELORA45] Kesumat Terpendam pada Pemungutan Suara di Rusun 
Jatinegara [1 Attachment]
  
 Nah bung Chan, bagaimana dengan pendapat dan analisa Susi Pudjiastuti
 ttg sebab-sebab kebanjiran yang saya teruskan dibawah ini?
  
 Kalau kita cermati, sebenarnya pendapat Susi ini lebih ilmiah, lebih
 memperhatikan kepentingan nasional dan boleh dikatakan bertentangan
 dengan mentalitet ketundukan penguasa RI dan DKI Jakarta terhadap kaum
 konglomerat reklamator maupun Worldbank dan IMF.
  
 Lusi.-
  
  
  
  
 SUARA PEMBARUAN, 5 Oktober 2016 | 9:20
  
 SUSI: PROGRAM PENANGGULANGAN BANJIR JAKARTA JUSTRU MENGUNDANG
 BANJIR YANG LEBIH BESAR
  
 [JAKARTA] Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengaku tak
 heran dengan banjir yang masih terus melanda Jakarta. Sebagai seorang
 yang berkecimpung di bidSusi: Program Penanggulangan Banjir Jakarta
 Justru Mengundang Banjir yang Lebih Besar Rabu, 5 Oktober 2016 |
 9:20ang lingkungan, Susi menilai program-program penanggulangan banjir
 yang dicanangkan Pemprov DKI justru mengundang banjir yang lebih besar.
  
 "Kalau kita orang lingkungan hidup dengan (melihat) pembangunan Jakarta
 ini terutama tata kelola air, kita sih bilang Jakarta banjir ya tidak
 aneh. Wong memang the way it's designed and constructed right now
 adalah it's a flood in program," kata Susi dalam diskusi publik
 "Kebijakan Reklamasi: menilik tujuan, manfaat, dan efeknya" di Gedung
 KPK, Jakarta, Selasa (4/10).
  
 Susi memaparkan, program normalisasi sungai justru meluruskan daerah
 aliran sungai (DAS). Akibatnya, air sungai dari hulu mengalir dengan
 cepat ke hilir. Selain itu, sisi sungai ditanggul yang membuat air
 sungai tidak meresap ke tanah. Sementara proyek reklamasi di pantai
 utara Jakarta yang merupakan bagian proyek penanggulan banjir Jakarta
 National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau giant sea
 wall (tanggul laut raksasa) justru menjauhkan air sungai dengan laut.
  
 "Sungai diluruskan, ditanggul, jadi air tidak ke mana-mana. Kencang
 dari hulu ke hilir, nah di pinggir direklamasi. Jadi air dipercepat
 turun ke bawah, pantainya dijauhin. It's flood in project. Bukan
 membendung, mempercepat air hulu, lalu memperlambat air keluar dari
 daratan Jakarta," jelasnya.
  
 Hal ini, kata Susi diperparah dengan disedotnya air tanah Jakarta yang
 membuat pori-pori tanah semakin keropos. Akibatnya, permukaan tanah
 Jakarta semakin menurun yang membuat air laut masuk.
  
 "Sehingga air laut masuk. Jadi dua. Satu banjir dari naiknya air laut,
 kedua cepatnya turun dari hulu karena dipercepat, penyodetan,
 pelurusan. Jadi tidak ada komprehensif pembangunan water set di mana
 DAS diperbaiki, sungai direnaturalisasi, dikembalikan belok-belok
 supaya lambat lagi. Kalau (DAS) dilurusin erosinya juga akan lebih
 kencang. Sedimentasi tidak keluar karena kanan kirinya ditanggul. Jadi
 ke mana itu lumpur yang menaikkan permukaan dasar sungai?. Permukaan
 dasar sungai naik, memangnya air berkurang setiap tahun? Tidak. Air
 tetap sama tiap tahun datangnya. Tapi permukaan dasar sungai naik
 berarti daya tampung air kurang. Tanggulnya ditinggiin lagi dan suatu
 saat tidak kuat, jebol. Banjir bandang. Itu yang terjadi," paparnya.
  
 Lebih jauh, Susi menilai, reklamasi 17 pulau di pantai utara Jakarta
 yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal
 Development (NCICD) atau giant sea wall (tanggul laut raksasa) belum
 tentu menjadi solusi banjir Jakarta. Hal ini lantaran proyek reklamasi
 dilakukan tanpa lebih dulu membangun bendungan untuk menyimpan
 kelebihan air di Jakarta.
  
 "Saya dengarnya mau bangun bendungan, bendungannya belum jadi.
 Bendungan kan untuk menyimpan kelebihan air Jakarta untuk ditampung
 sebagai salah satu air minum, air tawar Jakarta, tetapi bendungan belum
 jadi, pulau-pulau reklamasi sudah terjadi. Jadi ya tempat airnya ke
 mana?" ungkapnya.
  
 Susi menegaskan, pernyataannya ini sebagai pribadi bukan sebagai
 Menteri Kelautan dan Perikanan.
  
 "Itu satu pendapat saya sebagai orang yang peduli kepada lingkungan,
 bukan sebagai menteri, komentar saja tentang Jakarta banjir," kata Susi.
  
 Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menyatakan, reklamasi di
 pantai utara Jakarta bukan hanya kewenangan Pemprov DKI. Menurutnya,
 proyek ini seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat karena total
 luas 17 pulau yang direklamasi mencapai 5.100 hektar. Apalagi,
 reklamasi ini juga bersinggungan dengan kepentingan Jawa Barat dan
 Banten. Untuk itu, Susi menilai tepat kajian mengenai reklamasi ini
 dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
 Dengan kewenangan berada di pemerintah pusat, dampak lingkungan,
 sosial, ekonomi, dan lainnya akibat dari reklamasi teluk Jakarta dapat
 dikaji secara komprehensif dan terintegrasi.
  
 "Mosok iyo Jakarta dibilang bukan kawasan strategis nasional. Jakarta
 ini Ibu Kota Indonesia dan 17 pulau itu besar sekali 5.100 hektar.











































  

Kirim email ke