Tentang surat perintah 11 Maret.
Naskah otentik Supersemar sampai sekarang belum diketahui keberadaannya. 
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyimpan tiga versi Supersemar. 
Namun, setelah diuji laboratorium forensik Mabes Polri, semuanya tidak 
otentik alias palsu.
Supersemar diperoleh dengan cara tekanan. Hal ini terlihat dari upaya 
sebelumnya melalui Hasjim Ning dan Dasaad, dua pengusaha yang dekat dengan 
Sukarno, yang menemui Sukarno dengan membawa surat dari Soeharto. Mereka 
meminta Sukarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto. Sukarno marah dan 
sempat melempar asbak sambil mengatakan, “Kamu sudah pro-Soeharto.”
Setelah misi kedua pengusaha itu gagal, pada 11 Maret, tiga jenderal, 
Basuki Rachmat, M. Jusuf, dan Amirmachmud, menemui Sukarno di Istana Bogor.
Mayor Jenderal Amirmachmud menginterpretasikan surat itu (supersemar -red.) 
sebagai pengalihan kekuasaan (transfer of authority), sesuatu yang dibantah 
kemudian oleh Presiden Sukarno.
 
Selengkapnya: 
http://historia.id/modern/supersemar-inti-rezim-orde-baru-yang-palsu
<http://historia.id/modern/supersemar-inti-rezim-orde-baru-yang-palsu>
 
A.H.
 
-----------------------
 
 
-----Original-Nachricht-----
Betreff: [temu_eropa] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai
Datum: 2017-03-13T09:04:20+0100
Von: "'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [temu_eropa]" 
<temu_er...@yahoogroups.com>
An: "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>, 
"nasional-l...@yahoogroups.com" <nasional-l...@yahoogroups.com>, 
"temu_er...@yahoogroups.com" <temu_er...@yahoogroups.com>
 
 
 


 


https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/13/078744643/sejarawan-ui-peristiwa-supersemar-
<https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/13/078744643/sejarawan-ui-peristiwa-supersemar-sudah-selesai>
sudah-selesai
<https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/13/078744643/sejarawan-ui-peristiwa-supersemar-sudah-selesai>


Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah


Selesai

Sabtu, 13 Februari 2016 | 15:15 WIB
 
Anhar Gonggong. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO.CO <http://TEMPO.CO> , Jakarta - Sejarawan Universitas Indonesia 
Anhar Gonggong menyatakan, keberadaan Surat Perintah Sebelas Maret 
(Supersemar) seharusnya tidak perlu diperdebatkan lagi. Menurut dia, salah 
satu kejadian sejarah tersebut telah usai.

"Apalagi Pak Harto sudah meninggal, Bung Karno juga sudah meninggal," ujar 
Anhar dalam diskusi Peringatan 50 Tahun Supersemar yang diselenggarakan 
oleh Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar di Hotel 
Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 13 Februari 2016.

Menurut Anhar, publik selalu menyangsikan keberadaan dokumen Supersemar 
yang asli. Namun, ia  meyakini bahwa dokumen itu pasti ada. "Pasti ada. 
Saya melakukan berbagai observasi tentang itu. Isinya lah yang menjadi 
persoalan," ujarnya.

Menurut Anhar, ketika Supersemar digunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto 
untuk membubarkan PKI, Presiden RI saat itu, Soekarno, marah dan mencabut 
surat itu melalui surat yang dikeluarkan pada 13 Maret. "Tapi, kalau 
Soeharto tidak membubarkan PKI, semakin tinggi tuntutan orang untuk 
membubarkan itu. Siapa yang bisa menahan massa pada saat itu?"



Baca: Pembuatan KTP Anak Gratis, Biaya Ditanggung APBN
<https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/12/173744404/pembuatan-ktp-anak-gratis-biaya-ditanggung-apbn>


Karena itu, menurut Anhar, Supersemar bukan sekedar surat perintah yang 
digunakan oleh Soeharto untuk merebut kekuasaan. Supersemar,  dikeluarkan 
melalui proses yang lama untuk mencari jalan penyelesaian. "Wajar jika 
menimbulkan konflik. Jadi, apanya yang perlu dijernihkan?" ujarnya.

Dengan begitu, menurut Anhar, perdebatan mengenai latar belakang 
dikeluarkannya Supersemar oleh Soekarno juga telah berakhir.  Soekarno dan 
Soeharto memiliki perannya masing-masing bagi bangsa ini. "Saya nggak 
pernah mengartikan Soekarno dan Soeharto jelek sepenuhnya."

Anhar berujar, Supersemar bukan salah satu tonggak sejarah Indonesia. 
Tonggak sejarah hanya lah peristiwa pergerakan nasional 28 Oktober, 
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, dan Hari Pahlawan 10 November. "Mari 
kita tempatkan ini sebagai peristiwa sejarah yang biasa saja."

ANGELINA ANJAR SAWITRI






 



  • [GELORA45] ... 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
    • [GELOR... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
    • RE: [G... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
        • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
          • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
            • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
              • ... nesa...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
                • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
                • ... jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke