Dari mana tulisan saya ini yang bilang saya memuji2 anhar gonggong? Bisa baca endak? Sudah baca keseluruhan tulisan ane?
Kalau sudah baca, ngerti ndak tulisan saya itu? Tulisan saya ini “Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal” ente anggap ane muji2 anhar gonggong? Coba kasih argumen ente disini, gimana ane memuji anhar gonggong, kenapa ane memuji anhar gonggong dst…dst…. Bandingkan dengan ikranegara dan taufik ismail yg juga sangat waras tetapi anti komunismenya bikin mereka pandangan dalam disiplin ilmunya menjadi tersamarkan. Begitu juga dengan yg dikiri seperti tatyana yg bagi ane sangat waras tetapi karena anti kanan bikin tulisan2nya menjadi tersamarkan juga. Ini ide seorang kunyuk. Mana argument ente yang katanya seorang manusia dan bukan kunyuk kan? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, March 13, 2017 12:23 PM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: RE: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai yang ngomong kunyuk. --- Kutipan: Jangan begitu. Peristiwa pembunuhan massal 1965 ini banyak yang tidak tahu. Yang tahupun tidak sepenuhnya tahu benar apa yang sebenarnya sudah terjadi. Anhar gonggong ini salah satu sejarahwan Indonesia yang masih waras. Dia tidak membela PKI maupun Soeharto. Dia melihatnya dari sudut pandang sejarah. Disini dia objektif. Dia tidak personal. https://groups.yahoo.com/neo/groups/GELORA45/conversations/messages/176895 ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... <mailto:nesare1@...> > wrote : Siapa yang memuji2 anhar gonggong? Jangan pake’ rasanya! Tulis disini siapa: saya atau djie? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, March 13, 2017 11:03 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai tempo hari rasanya ada yg me-muji2 gonggong ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <djiekh@... <mailto:djiekh@...> > wrote : benar2 gonggong double gong, goblok sekali.......... 2017-03-13 15:20 GMT+01:00 nesare1@... <mailto:nesare1@...> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: Gimana bisa selesai? Supersemar itu cacat hukum. Supersemar itu cacat sejarah. Koq bisa seorang anhar gonggong katanya sejarahwan bilang supersemar itu sudah selesai? Aduh ini omongan seorang anhar gonggong yang anti komunisme. Sayangnya dia lebih memposisikan dirinya sebagai pembenci dibandingkan sebagai seorang sejarahwan! Korban nyawa rakyat Indonesia yang tidak ketahuan ujung pangkalnya harus di”selesaikan” begitu saja oleh seorang anhar gonggong? Sejahrawan satu ini perlu mengetahui artinya hukum dan pembalasan sejarah atas suatu peristiwa sejarah. Saya tidak yakin dia ini seorang sejahrawan. Sekurang2nya dia perlu mikirin hal ini apakah dia seorang sejarahwan. Jelas dia gak akan mengerti bagaimana sejarah hittler nazi dan yahudi dimana sampai sekarangpun orang yahudi masih belum selesai nguber orang2nya hittler nazi. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups. com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ] Sent: Monday, March 13, 2017 4:04 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> ; temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> Subject: [GELORA45] Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah,Selesai [5 Attachments] https://nasional.tempo.co/ read/news/2016/02/13/ 078744643/sejarawan-ui- peristiwa-supersemar- <https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/13/078744643/sejarawan-ui-peristiwa-supersemar-sudah-selesai> sudah-selesai <https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/13/078744643/sejarawan-ui-peristiwa-supersemar-sudah-selesai> Sejarawan UI: Peristiwa Supersemar Sudah Selesai Sabtu, 13 Februari 2016 | 15:15 WIB * * * * Anhar Gonggong. TEMPO/Yosep Arkian TEMPO.CO <http://TEMPO.CO> , Jakarta - Sejarawan Universitas Indonesia Anhar Gonggong menyatakan, keberadaan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) seharusnya tidak perlu diperdebatkan lagi. Menurut dia, salah satu kejadian sejarah tersebut telah usai. "Apalagi Pak Harto sudah meninggal, Bung Karno juga sudah meninggal," ujar Anhar dalam diskusi Peringatan 50 Tahun Supersemar yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 13 Februari 2016. Menurut Anhar, publik selalu menyangsikan keberadaan dokumen Supersemar yang asli. Namun, ia meyakini bahwa dokumen itu pasti ada. "Pasti ada. Saya melakukan berbagai observasi tentang itu. Isinya lah yang menjadi persoalan," ujarnya. Menurut Anhar, ketika Supersemar digunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan PKI, Presiden RI saat itu, Soekarno, marah dan mencabut surat itu melalui surat yang dikeluarkan pada 13 Maret. "Tapi, kalau Soeharto tidak membubarkan PKI, semakin tinggi tuntutan orang untuk membubarkan itu. Siapa yang bisa menahan massa pada saat itu?" Baca: Pembuatan KTP Anak Gratis, Biaya Ditanggung APBN <https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/12/173744404/pembuatan-ktp-anak-gratis-biaya-ditanggung-apbn> Karena itu, menurut Anhar, Supersemar bukan sekedar surat perintah yang digunakan oleh Soeharto untuk merebut kekuasaan. Supersemar, dikeluarkan melalui proses yang lama untuk mencari jalan penyelesaian. "Wajar jika menimbulkan konflik. Jadi, apanya yang perlu dijernihkan?" ujarnya. Dengan begitu, menurut Anhar, perdebatan mengenai latar belakang dikeluarkannya Supersemar oleh Soekarno juga telah berakhir. Soekarno dan Soeharto memiliki perannya masing-masing bagi bangsa ini. "Saya nggak pernah mengartikan Soekarno dan Soeharto jelek sepenuhnya." Anhar berujar, Supersemar bukan salah satu tonggak sejarah Indonesia. Tonggak sejarah hanya lah peristiwa pergerakan nasional 28 Oktober, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, dan Hari Pahlawan 10 November. "Mari kita tempatkan ini sebagai peristiwa sejarah yang biasa saja." ANGELINA ANJAR SAWITRI