kelihatannya begitu, si Prabowo juga Umroh.

    On Tuesday, June 6, 2017 12:39 AM, kh djie <dji...@gmail.com> wrote:
 

 Umroh sekalian reunie merundingkan strategie..........
2017-06-06 9:27 GMT+02:00 jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com>:

     Banyak yg umroh pada saat bersamaan, awalnya ada Habib Rizieg, terus Anies 
Baswedan, sekarang Amien Rais juga menyusul. Siapa lagi mau umroh? Mungkin jadi 
semacam tempat rapat baru.
---"Pak Amien Rais akan umroh tanggal 8 Juni sampai 16 Juni. Mungkin setelah 
itu, kapan saja dibutuhkan, Pak Amien siap memberikan keterangan, bahkan Pak 
Amien akan datang sendiri (ke KPK)," kata Drajad.
...
Uang Rp600 juta ke Amien Rais, KPK anggap sebagai 'fakta persidangan'
   
   - 6 Juni 2017
   
Tautan eksternal dan akan terbuka di layar baru   
   - Bagikan artikel ini dengan Facebook
    
   - Bagikan artikel ini dengan Twitter
    
   - Bagikan artikel ini dengan Messenger
    
   - Bagikan artikel ini dengan Email
    
   - Kirim
Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionPolitisi Partai Amanat Nasional (PAN), 
Drajad Wibowo dan Kabiro humas KPK Febri Diansyah memberi keterangan kepada 
pers di Kantor KPK usai menggelar pertemuan, Senin (05/06).Komisi Pemberantasan 
Korupsi (KPK) menegaskan pihaknya berkewajiban menguraikan seluruh fakta 
persidangan, termasuk keterangan saksi dan bukti, yang menyebut adanya aliran 
dana perkara dugaan korupsi alat kesehatan pada 2005 yang disebutkan diduga 
mengalir ke sejumlah pihak.Hal itu ditegaskan Kabiro Humas KPK Febri Diansyah 
menanggapi keberatan utusan mantan Ketua MPR Amien Rais yang mempertanyakan 
tindakan jaksa KPK yang menyebut nama Amien Rais menerima uang Rp600 juta dari 
seseorang, tetapi tanpa terlebih dulu memintai keterangan Amien Rais.   
   - Amien Rais akui terima uang dari Sutrisno Bachir: 'Saya anggap hal wajar'
   - Penangkapan dalam kasus Kemendes: Ada apa dengan BPK?
Utusan Amien Rais, yang dipimpin politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad 
Wibowo dan putra Amien Rais, Hanafi Rais, mendatangi Kantor KPK, Senin (05/06) 
siang, untuk menanyakan pengungkapan nama Amien Rais dalam sidang dugaan 
korupsi dengan tersangka mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah, Rabu 
(31/05).Kedatangan mereka di kantor KPK didahului unjuk rasa puluhan orang yang 
menyebut dirinya Barisan Muda PAN dan organisasi lainnya.Mereka intinya 
memprotes tindakan jaksa penuntut KPK yang disebut sewenang-wenang karena 
menyebut nama Amien Rais dalam persidangan, tanpa terlebih dulu meminta 
klarifikasi dari yang bersangkutan.Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionAhmad 
Hanafi Rais (memegang alat pengeras suara), putra Amien Rais yang juga politisi 
PAN, menjelaskan hasil pertemuan dengan jubir KPK kepada pengunjukrasa 
pro-Amien Rais.Sebelumnya, Amien Rais kepada wartawan telah mengaku bahwa 
dirinya menerima uang Rp 600 juta dari Soetrisno Bachir -politikus senior PAN 
dan pengusaha- tetapi Amien mengaku tidak mengetahui asal-muasal uang 
tersebut.Belakangan Soetrisno menegaskan bahwa uang yang diberikannya kepada 
Amien Rais adalah uangnya pribadi dan bukan uang terkait aliran dana perkara 
dugaan korupsi alat kesehatan.Nama Amien Rais disebut dalam persidangan 
terhadap terdakwa mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, di Pengadilan 
Tipikor Jakarta, Rabu (31/05).Hak atas fotoADEK BERRY/AFPImage captionDalam 
berbagai kesempatan, mantan Menteri Siti Fadillah (kanan) selalu membantah 
keterangan yang menyebut dirinya membagikan uang kepada berbagai pihak.Di dalam 
persidangan dengan tersangka mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadillah Supari, 
jaksa penuntut KPK, Rabu (31/05), Ali Fikri mengatakan salah-seorang saksi 
mengatakan bahwa dia meminta sekretaris Sutrino Bachir untuk mentransfer uang 
kepada Amien Rais sebesar Rp 100 juta lebih dari lima kali.Jaksa KPK awalnya 
menyebut Amien Rais menerima enam kali transfer dari Siti Fadilah. Setiap 
transfer, Amien Rais diduga menerima Rp 100 juta.Menurut jaksa, uang tersebut 
adalah bagian dari keuntungan PT Mitra Medidua, perusahaan rekanan pemerintah 
dalam proyek alat kesehatan. Uang itu, lanjut jaksa, ditransfer kepada sejumlah 
orang yang memiliki hubungan kedekatan dengan Siti Fadilah.Hak atas fotoGETTY 
IMAGESImage captionAmien Rais mengaku telah menerima uang dari Sutrisno Bachir 
sebesar Rp600 juta, tetapi dia mengaku tidak mengetahui asal-muasal uang 
tersebut.Siti Fadillah sendiri kemudian dituntut hukuman pidana penjara enam 
tahun dalam perkara kasus korupsi alat kesehatan.Dalam berbagai kesempatan Siti 
Fadillah selalu membantah keterangan yang menyebut dirinya membagikan uang 
kepada berbagai pihak.
'Tidak mungkin tidak ditampilkan'
Usai menggelar pertemuan, Febry dan Drajad secara bergantian memberikan 
keterangan kepada wartawan. Febri mengatakan, KPK memiliki kewajiban untuk 
menguraikan seluruh fakta persidangan, mulai keterangan saksi sampai 
bukti-bukti."Termasuk yang kemudian menjadi pembicaraan yang cukup hangat 
akhir-akhir ini terkait aliran dana," ungkap Febri.Febri menjelaskan, selama 
persidangan dugaan kasus korupsi alat kesehatan, ada keterangan saksi dan bukti 
rekening koran yang "tidak mungkin tidak ditampilkan" oleh jaksa penuntut 
KPK.Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionSejumlah aktivis Barisan Muda Partai 
Amanat Nasional menggelar unjuk rasa di depan Kantor KPK, Senin (05/06) 
siang."Karena ada rangkaian yang dipandang jaksa penuntut KPK saling terkait 
satu sama lain," katanya."Yaitu pengadaan alat keseharan pada 2005 yang 
merupakan penunjukan langsung sampai kepada indikasi aliran dana dari PT PT 
Mitra Medidua, perusahaan rekanan pemerintah dalam proyek alat kesehatan, ke 
sejumlah pihak, termasuk Soetrisno Bachir dan aliran dana kepada sejumlah 
pihak," papar Febri.
Utusan Amien Rais: Kenapa kami tidak diberi hak jawab?
Sementara, salah-seorang utusan Amien Rais, Drajad Wibowo menyayangkan sikap 
jaksa penuntut KPK yang mengungkap nama Amien Rais dalam persidangan, tetapi 
tidak pernah meminta keterangan kepada Amien Rais secara langsung."Ini tidak 
pernah dikonfirmasi, nama sudah disebut, hak jawab kok tidak boleh, sementara 
dampak kerusakan besar sekali," kata Drajad di hadapan wartawan, usai pertemuan 
dengan Kabiro humas KPK.Apabila tim jaksa KPK meminta keterangan terlebih 
dahulu kepada Amien Rais tentang uang tersebut, maka masalahnya tidak akan 
seperti sekarang. "Karena ada fakta A, ada fakta B, tetapi belum tentu ada 
hubungan sebab akibat," kata Drajad.Hak atas fotoKOMPASImage captionSoetrisno 
Bachir (atas) menegaskan uang ke Amien itu tidak berhubungan dengan kasus alat 
kesehatan.Drajad kembali menegaskan bahwa uang sebesar Rp600 juta yang diterima 
Amien Rais bukanlah uang dari aliran dana kasus alat kesehatan, tetapi uang 
pribadi Soetrisno Bachir.Di hadapan wartawan, Drajad kemudian menjelaskan 
alasan pihaknya datang ke KPK yaitu untuk memastikan apakah pimpinan KPK dapat 
menerima Amien Rais atau tidak."Kalau pimpinan KPK bisa menerima beliau untuk 
menerima keterangan, Amien Rais akan meluncur ke sini. Tapi kalau belum bisa, 
cukup kami di sini," kata Drajad, mengawali keterangan persnya.Disebutnya Amien 
Rais "berada tidak jauh dari gedung KPK".Dan setelah mendapatkan kepastian 
bahwa pimpinan KPK memutuskan belum bisa menerima Amien Rais, ujar Drajad, maka 
pihaknya yang diutus untuk menemui Febri Diansyah sebagai Kabiro Humas KPK.
'Pak Amien Rais bukan cuma seorang Febri atau Drajad'
Dalam keterangan sebelumnya, Jumat (02/06), Febri telah menyatakan KPK tidak 
bisa menerima Amien Rais karena "ada aturan pemimpin KPK mempunyai kewajiban 
untuk menjaga dan meminimalkan pertemuan pihak yang sedang beperkara atau 
terkait secara langsung dengan perkara yang ditangani KPK."Bagaimanapun, Drajad 
mengatakan pihaknya masih berharap pimpinan KPK dapat mendengarkan keterangan 
langsung dari Amien Rais tentang dana sebesar Rp600 juta tersebut."Pak Amien 
Rais akan umroh tanggal 8 Juni sampai 16 Juni. Mungkin setelah itu, kapan saja 
dibutuhkan, Pak Amien siap memberikan keterangan, bahkan Pak Amien akan datang 
sendiri (ke KPK)," kata Drajad.Drajad menekankan, keterangan Amien Rais tentang 
asal-muasal uang itu sangat penting sekali. "Karena, Pak Amien bukan cuma 
seorang Febri atau Drajad.""Ketika namaya disebutkan, apalagi dengan dibumbui 
segala macam-macam, itu dampaknya panjang sekali, efeknya luar biasa, kerusakan 
luar besar," tegasnya."Sehingga, Pak Amien perlu untuk segera memberi 
keterangan supaya efek kerusakan besar yang berpotensi menimbulkan konflik bisa 
kita cegah bersama," katanya lagi.
   



   

Kirim email ke