Lha, kok Bulognya tidak bisa mempengaruhi harga ?

2017-07-17 10:30 GMT+02:00 Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com>:

>
>
> *Apakah pedagang pengantara beras bukan anggota atau konco bin sahabat
> rezim neoMojopahit?*
>
>
> http://www.antaranews.com/berita/640640/pedagang-
> perantara-beras-untung-rp186-triliun
>
>
> *Pedagang perantara beras untung Rp186 triliun*
>
> Minggu, 16 Juli 2017 19:16 WIB | 2.453 Views
>
> Pewarta: Muh Hasanuddin
>
>
> Dokumentasi warga melintas di samping beras yang dijual di Pasar Minggu,
> Jakarta Selatan, Selasa (16/5/2017). Fluktuasi harga dan ketersediaan beras
> memberi dampak penting pada perekonomian nasional dan aspek lain. (ANTARA
> News/Sigid Kurniawan)
>
>
> ... pedagang tengah ini sudah lama menikmati keuntungan besar. Kami akan
> berupaya memangkas itu dan menstabilkan harga beras di bawah Rp10.000...
>
> Makassar (ANTARA News) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
> menyatakan, disparitas harga beras yang tinggi antara produsen atau petani
> dengan konsumen menjadi masalah besar. Penyebabnya, pedagang perantara yang
> menikmati keuntungan hingga Rp186 triliun.
>
> "Ini yang menjadi masalah saat ini karena ada pedagang perantara yang
> mendapat keuntungan lebih besar dan membuat harga beras di tingkat pengecer
> juga tinggi," jelas Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, di Makassar, Minggu.
>
> Ia menyebut harga beras pada tingkat petani di jual sebesar Rp7.500 per
> kilogram. Sedangkan harga beras yang dijual di masyarakat itu harganya
> sebesar Rp10.500 per kilogram.
>
> Syarkawi mengaku, selisih harga beras di tingkat petani dan masyarakat
> cukup besar yakni Rp3.000 dan nilai selisih ini yang menjadi fokus dari
> KPPU untuk dipangkas agar masyarakat membeli beras dengan harga lebih murah.
>
>
> Harga beras Indonesia diketahui cukup mahal, bahkan dibandingkan dengan
> harga beras di negara-negara ASEAN.
>
>
> "Ini yang menjadi fokus kita karena ada selisih harga yang cukup besar
> antara petani dengan masyarakat. Nilainya cukup besar Rp3.000 dan ini yang
> akan kami pangkas," ujarnya.
>
> Dijelaskan, keuntungan Rp186 triliun yang didapatkan pedagang perantara
> itu didapatkan dari nilai konversi dengan total produksi padi selama
> setahun.
>
> Secara detil, Syarwaki menjelaskan, dalam setahun produksi padi nasional
> 79-80 juta ton yang kemudian dikonversi menjadi beras sekitar 40 juta ton
> dikalikan dengan selisih harga sebesar Rp3.000 itu.
>
> "Keuntungan yang diperoleh 'orang tengah' mencapai Rp186 triliun memang
> terlampau besar. Padahal, petani kita hanya menikmati kurang dari Rp100
> triliun. Begitu pula dengan pedagang pada konsumen akhir yang keuntungannya
> tidak sebesar orang tengah itu," katanya.
>
>
> Populasi "orang tengah" alias pedagang perantara jelas jauh lebih sedikit
> ketimbang petani se-Indonesia. Pada sisi lain, biaya produksi padi juga
> dinilai tidak murah, terutama pada sarana produksi pupuk dan pestisida.
>
> Syarkawi mengaku, KPPU sedang mencari formulasi terbaik untuk
> mengendalikan harga beras di bawah angka Rp10.500 per kilogram. KPPU
> menaksir harga beras Rp9.000 per kg.
>
> "Adapun pedagang tengah ini sudah lama menikmati keuntungan besar. Kami
> akan berupaya memangkas itu dan menstabilkan harga beras di bawah
> Rp10.000," ucap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar
> itu.
>
> Editor: Ade Marboen
>
> COPYRIGHT © ANTARA 2017
>
> 
>

Kirim email ke