Kalau lucu, jangan menahan tawa.

     Pada Jumat, 28 Juli 2017 22:17, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com 
[GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis:
 

     
Kenapa tujuan ketiga perkawinan ini tetap berlangsung di surga? Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin menjawab, di surga sudah 
tidak ada lagi beranak pinak dan tidak ada pula penahanan dorongan seksual yang 
menyebabkan badan menjadi mudharat.

إذ لا تناسل هناك ولا احتباس

Artinya, “(Hanya tujuan ketiga yang tersisa di surga, yaitu merasakan 
kenikmatan) karena di sana tidak ada lagi keturunan (baru) dan tidak (perlu) 
lagi menahan (dorongan seksual) yang memudharatkan badan,” (Lihat Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Daru Ihya’il Kutubil Arabiyah, 
Isa Al-Babi Al-Halabi, juz IV, halaman 253).

Dari keterangan ini, kita menyimpulkan bahwa kenikmatan seksual di surga adalah 
benar adanya. 

...
Apa Benar di Surga Ada Pesta Seks?
Kamis, 20 Juli 2017 14:00Bahtsul MasailBagikan   IlustrasiAssalamu ‘alaikum wr. 
wb.
Redaksi Bahtsul Masail NU Online, pak ustadz belakangan ini masalah pesta seks 
di surga ramai diperbincangkan masyarakat. Pertanyaan saya, sebebas apa 
hubungan seksual di surga? Apakah ada keterangan agama perihal ini. Mohon 
penjelasannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Hj Indah 
Nurkholifah/Ciamis).

Jawaban
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kami hanya menemukan entri “pesta 
kawin” dan “pesta nikah” yang pengertiannya merujuk pada pesta perayaan 
perkawinan. Sedangkan pesta seks tidak ditemukan di KBBI.

Meskipun begitu, kami mencoba memaknai pesta seks dari pengertian “pesta” yang 
secara harfiah merujuk pada perjamuan makan dan minum (bersuka ria dan 
sebagainya); perayaan (keramaian dan sebagainya).

Kami mengandaikan istilah pesta seks itu sebagai sebuah perayaan yang 
melibatkan banyak orang dalam beraktivitas seksual dengan suka ria 
sebebas-bebasnya. Kalau ini yang dimaksud dengan pesta seks sebagai sebuah 
kenikmatan di surga, maka hal ini jelas keliru. Sepanjang informasi agama yang 
kami ketahui, salah satu nikmat Allah di surga itu adalah kenikmatan 
berhubungan seksual, bukan pesta seks. Itu pun tetap diatur melalui perkawinan 
seperti keterangan Hasyiyatul Baijuri dan Hasyiyah I’anatut Thalibindengan 
redaksi sedikit berbeda.

والنكاح من الشرائع القديمة فإنه شرع من لدن أبينا آدم عليه السلام واستمر حتى في 
الجنة فإنه يجوز للإنسان النكاح في الجنة ولو لمحارمه ما عدا الأصول والفروع فلا 
ينكح أمه ولا بنته فيها وفائدته في الدنيا حفظ النسل وتفريغ ما يضر حبسه من المني 
واستيفاء اللذة والتمتع، وهذه هي التي تبقى في الجنة

Artinya, “Nikah merupakan syariat terdahulu. Ia disyariatkan sejak Nabi Adam AS 
dan berlangsung hingga di surga kelak. Seseorang boleh menikahi sekalipun 
mahrahmnya selain pokok dan cabangnya di surga. Dari sini, seseorang tidak 
boleh menikahi ibunya (serta nenek ke atas) dan anak perempuannya (serta cucu 
perempuan ke bawah). Tujuan perkawinan di dunia (menurut kalangan medis) adalah 
menjaga keturunan, mengeluarkan cairan mani yang memudharatkan jika tertahan di 
dalam badan, dan merasakan kenikmatan. Tujuan (ketiga) ini yang tersisa di 
surga,” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, cetakan kedua, 
1999 M/1420 H, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, juz II, halaman 169).

Kenapa tujuan ketiga perkawinan ini tetap berlangsung di surga? Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin menjawab, di surga sudah 
tidak ada lagi beranak pinak dan tidak ada pula penahanan dorongan seksual yang 
menyebabkan badan menjadi mudharat.

إذ لا تناسل هناك ولا احتباس

Artinya, “(Hanya tujuan ketiga yang tersisa di surga, yaitu merasakan 
kenikmatan) karena di sana tidak ada lagi keturunan (baru) dan tidak (perlu) 
lagi menahan (dorongan seksual) yang memudharatkan badan,” (Lihat Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Daru Ihya’il Kutubil Arabiyah, 
Isa Al-Babi Al-Halabi, juz IV, halaman 253).

Dari keterangan ini, kita menyimpulkan bahwa kenikmatan seksual di surga adalah 
benar adanya. Meski begitu, hubungan seksual tetap diatur, bukan 
sebebas-bebasnya seperti pengertian yang tercakup dalam istilah pesta seks.

Hubungan seksual di surga diatur melalui perkawinan dan orang-orang yang bisa 
dinikahi. Salah satu peraturan perkawinan di surga adalah larangan untuk 
menikahi istri orang lain, ibu (dan juga nenek ke atas [ushul]), anak perempuan 
(dan juga cucu ke bawah [furu']), istri para nabi dan rasul termasuk para istri 
Nabi Muhammad SAW sebagaimana disinggung Ibnu Katsir dalam karyanya, kitab 
Qashashul Anbiya.

Adapun mahram selain ibu dan anak perempuan boleh dinikahi, tentu yang bukan 
istri orang lain. Sedangkan seorang perempuan yang menikah lebih dari sekali 
akan menjadi istri dari suami terakhir dalam hidupnya. Sementara sebagian ulama 
mengatakan, perempuan itu ditawarkan untuk memilih suami yang dikehendaki.

Simpulan kami, tidak benar kalau di surga ada pesta seks. Saran kami, para dai 
hendaknya berhati-hati sekali dalam menjelaskan nikmat surga agar tidak membuat 
kekeliruan persepsi masyarakat.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu 
terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,
Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)IlustrasiAssalamu ‘alaikum wr. wb.
Redaksi Bahtsul Masail NU Online, pak ustadz belakangan ini masalah pesta seks 
di surga ramai diperbincangkan masyarakat. Pertanyaan saya, sebebas apa 
hubungan seksual di surga? Apakah ada keterangan agama perihal ini. Mohon 
penjelasannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Hj Indah 
Nurkholifah/Ciamis).

Jawaban
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kami hanya menemukan entri “pesta 
kawin” dan “pesta nikah” yang pengertiannya merujuk pada pesta perayaan 
perkawinan. Sedangkan pesta seks tidak ditemukan di KBBI.

Meskipun begitu, kami mencoba memaknai pesta seks dari pengertian “pesta” yang 
secara harfiah merujuk pada perjamuan makan dan minum (bersuka ria dan 
sebagainya); perayaan (keramaian dan sebagainya).

Kami mengandaikan istilah pesta seks itu sebagai sebuah perayaan yang 
melibatkan banyak orang dalam beraktivitas seksual dengan suka ria 
sebebas-bebasnya. Kalau ini yang dimaksud dengan pesta seks sebagai sebuah 
kenikmatan di surga, maka hal ini jelas keliru. Sepanjang informasi agama yang 
kami ketahui, salah satu nikmat Allah di surga itu adalah kenikmatan 
berhubungan seksual, bukan pesta seks. Itu pun tetap diatur melalui perkawinan 
seperti keterangan Hasyiyatul Baijuri dan Hasyiyah I’anatut Thalibindengan 
redaksi sedikit berbeda.

والنكاح من الشرائع القديمة فإنه شرع من لدن أبينا آدم عليه السلام واستمر حتى في 
الجنة فإنه يجوز للإنسان النكاح في الجنة ولو لمحارمه ما عدا الأصول والفروع فلا 
ينكح أمه ولا بنته فيها وفائدته في الدنيا حفظ النسل وتفريغ ما يضر حبسه من المني 
واستيفاء اللذة والتمتع، وهذه هي التي تبقى في الجنة

Artinya, “Nikah merupakan syariat terdahulu. Ia disyariatkan sejak Nabi Adam AS 
dan berlangsung hingga di surga kelak. Seseorang boleh menikahi sekalipun 
mahrahmnya selain pokok dan cabangnya di surga. Dari sini, seseorang tidak 
boleh menikahi ibunya (serta nenek ke atas) dan anak perempuannya (serta cucu 
perempuan ke bawah). Tujuan perkawinan di dunia (menurut kalangan medis) adalah 
menjaga keturunan, mengeluarkan cairan mani yang memudharatkan jika tertahan di 
dalam badan, dan merasakan kenikmatan. Tujuan (ketiga) ini yang tersisa di 
surga,” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, cetakan kedua, 
1999 M/1420 H, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, juz II, halaman 169).

Kenapa tujuan ketiga perkawinan ini tetap berlangsung di surga? Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin menjawab, di surga sudah 
tidak ada lagi beranak pinak dan tidak ada pula penahanan dorongan seksual yang 
menyebabkan badan menjadi mudharat.

إذ لا تناسل هناك ولا احتباس

Artinya, “(Hanya tujuan ketiga yang tersisa di surga, yaitu merasakan 
kenikmatan) karena di sana tidak ada lagi keturunan (baru) dan tidak (perlu) 
lagi menahan (dorongan seksual) yang memudharatkan badan,” (Lihat Sayyid Bakri 
bin Sayyid M Syatha Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Daru Ihya’il Kutubil Arabiyah, 
Isa Al-Babi Al-Halabi, juz IV, halaman 253).

Dari keterangan ini, kita menyimpulkan bahwa kenikmatan seksual di surga adalah 
benar adanya. Meski begitu, hubungan seksual tetap diatur, bukan 
sebebas-bebasnya seperti pengertian yang tercakup dalam istilah pesta seks.

Hubungan seksual di surga diatur melalui perkawinan dan orang-orang yang bisa 
dinikahi. Salah satu peraturan perkawinan di surga adalah larangan untuk 
menikahi istri orang lain, ibu (dan juga nenek ke atas [ushul]), anak perempuan 
(dan juga cucu ke bawah [furu']), istri para nabi dan rasul termasuk para istri 
Nabi Muhammad SAW sebagaimana disinggung Ibnu Katsir dalam karyanya, kitab 
Qashashul Anbiya.

Adapun mahram selain ibu dan anak perempuan boleh dinikahi, tentu yang bukan 
istri orang lain. Sedangkan seorang perempuan yang menikah lebih dari sekali 
akan menjadi istri dari suami terakhir dalam hidupnya. Sementara sebagian ulama 
mengatakan, perempuan itu ditawarkan untuk memilih suami yang dikehendaki.

Simpulan kami, tidak benar kalau di surga ada pesta seks. Saran kami, para dai 
hendaknya berhati-hati sekali dalam menjelaskan nikmat surga agar tidak membuat 
kekeliruan persepsi masyarakat.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu 
terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,
Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)  #yiv7971116589 #yiv7971116589 -- #yiv7971116589ygrp-mkp 
{border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 
10px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp hr {border:1px solid 
#d8d8d8;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp #yiv7971116589hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp #yiv7971116589ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp .yiv7971116589ad 
{padding:0 0;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp .yiv7971116589ad p 
{margin:0;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mkp .yiv7971116589ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-sponsor 
#yiv7971116589ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-sponsor #yiv7971116589ygrp-lc #yiv7971116589hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-sponsor #yiv7971116589ygrp-lc .yiv7971116589ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv7971116589 #yiv7971116589actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv7971116589
 #yiv7971116589activity span {font-weight:700;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv7971116589 #yiv7971116589activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv7971116589 #yiv7971116589activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv7971116589 #yiv7971116589activity span 
.yiv7971116589underline {text-decoration:underline;}#yiv7971116589 
.yiv7971116589attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv7971116589 .yiv7971116589attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv7971116589 .yiv7971116589attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv7971116589 .yiv7971116589attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv7971116589 .yiv7971116589attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv7971116589 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv7971116589 .yiv7971116589bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv7971116589 
.yiv7971116589bold a {text-decoration:none;}#yiv7971116589 dd.yiv7971116589last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv7971116589 dd.yiv7971116589last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv7971116589 
dd.yiv7971116589last p span.yiv7971116589yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv7971116589 div.yiv7971116589attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv7971116589 div.yiv7971116589attach-table 
{width:400px;}#yiv7971116589 div.yiv7971116589file-title a, #yiv7971116589 
div.yiv7971116589file-title a:active, #yiv7971116589 
div.yiv7971116589file-title a:hover, #yiv7971116589 div.yiv7971116589file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv7971116589 div.yiv7971116589photo-title a, 
#yiv7971116589 div.yiv7971116589photo-title a:active, #yiv7971116589 
div.yiv7971116589photo-title a:hover, #yiv7971116589 
div.yiv7971116589photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv7971116589 
div#yiv7971116589ygrp-mlmsg #yiv7971116589ygrp-msg p a 
span.yiv7971116589yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv7971116589 
.yiv7971116589green {color:#628c2a;}#yiv7971116589 .yiv7971116589MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv7971116589 o {font-size:0;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589photos div {float:left;width:72px;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv7971116589
 #yiv7971116589reco-category {font-size:77%;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589reco-desc {font-size:77%;}#yiv7971116589 .yiv7971116589replbq 
{margin:4px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-mlmsg select, #yiv7971116589 input, #yiv7971116589 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-mlmsg pre, #yiv7971116589 code {font:115% 
monospace;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-mlmsg #yiv7971116589logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-msg 
p#yiv7971116589attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-reco #yiv7971116589reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-sponsor 
#yiv7971116589ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-sponsor #yiv7971116589ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-sponsor #yiv7971116589ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv7971116589 #yiv7971116589ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv7971116589 
#yiv7971116589ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv7971116589 

   
  • ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
    • ... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
      • ... Yoseph T Taher ariya...@bigpond.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke