Indonesia juga punya BUMN & BUMD, tetapi tetap sulit untuk mengatakan Indonesia bebas dari cengkeraman imperialis.Penindasan manusia partai penguasa terhadap manusia pekerja BUMN & BUMD maupun pemerintah terhadap Rakyat masih kencang. --- jetaimemucho1@... wrote:
Memang lidah tak bertulang ! Tetap menolak baca karya Lenin, tapi ngotot bilang Lenin salah! Tetap tidak berani menyinggung dan bicara tentang REVISIONISME MODERN. Bayangkan Lenin sudah meninggal tahun 1924, Uni Soviet runtuh , yang disalahkan Lenin!!! Bukti cara produksi sosialis adalah adanya BUMN!! Itulah teori yang diajarkan dedengkot remo Tkk! Kasihan si Chan. Mencla-mencle! Indonesia juga sosialis dengan ciri Indonesia, ya ? Kan ada BUMN juga!! On Sunday, October 15, 2017 5:01 AM, SADAR@... wrote: Hahahaaa, ... BENER juga, justru karena kita BERDUA sudah saling mengenal sampai tulung rusuk masing-masing sejak lebih 1/2 abad yl. jadi tidak bosan2nya melayani perdebatan, sekalipun sudah nyerempet saling cemooh! Kalau dengan orang lain, PASTI sudah lama ditinggalkan saja, TIDAK ADA GUNA melayani orang ektrim yg EDAAAN macam begini! Bagaimana siiih, ... kenyataan didunia ini BELUM ada yang bisa menunjukkan “JALAN SOSIALISME” yang paling benar dan terbukti menjadi kenyataan! Semua bangsa disetiap negaranya juga HARUS meraba-raba dan menemukan sendiri jalan yang dianggap TEPAT dan bisa dijalankan sesuai kondisi masyarakatnya! Bukankah kenyataan yang kita hadapi yang dibilang JALAN-LENIN itu RUNTUH dengan sendirinya setelah 70tahun!!! Artinya apa? Adalah kesalahan disitu, bahkan KESALAHAN serius yang mengakibatkan keruntuhannya dan itu MUTLAK harus ditemukan dan dikoreksi untuk meneruskan jalan sosialisme bisa maju TETAP JAYA! Dan itulah yang dilakukan Deng dan dijalankan RRT selama lebih 30 tahun terakhir ini. Dan dalam PRAKTEK perjuangannya melawan imperialisme AS, justru telah menun jukkan keunggulan yg membuat AS kewalahan, dari satu kekalahan kekalahan lain dan sampai Trump harus ambil kebijaksanaan “American Fisrt!” mengutamakan AS lebih dahulu yg sangat konservatif itu! Kemakmuran. Lho, bukankah perjuangan sosialisme itu harus meratakan kemakmuran, bukan meratakan KEMISKINAN! Kalau hendak meratakan kemiskinan, yaa tentu saja mudah! Dan itulah yang terjadi di negara2 yang dinamakan negeri-sosialis dimasa lalu, ... meratakan kemiskinan masyarakat dan kesulitan bahkan bisa dikatakan TIDAK BERHASIL meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan baik! Tentu KENYATAAN yang terjadi ini bukan KEHENDAK Lenin, Stalin juga Mao! Itulah kenyataan OBJEKTIF yg harus dihadapi dalam melawan blokade negara2 kapitalis-maju disekeliling yg digembongi AS. Tapi, sudah seharusnya yang menamakan diri komunis juga harus BERANI melihat kekurangan/kesalahan sistem sosialisme yang dijalankan ketika itu! Disinilah saya melihat kehebatan dan keberanian Deng. Deng dengan tepat melihat kesalahan PKUS, khususnya yg juga dijalankan Mao di Tiongkok sendiri. Hanya saja Deng dalam keberanian mengritik kekurangan/kesalahan Mao dengan ketegasan TETAP mengakui KEBESARAN dan jasa-jasa Ketua Mao sebagai Pemimpin BESAR Bangsa Tionghoa yang TIDAK BOLEH dihujat dan dinegasi! Tanpa Ketua Mao, TIDAK ADA TIONGKOK BARU sekarang ini! Disinilah PERBEDAAN prinsipil antara Deng dengan Kruschove yang menghujat Stalin dan menegasi jasa-jasa besar Stalin! Hanya saja anda melihatnya sebagai kelicikan Deng mengelabui jalan REMO nya! Sedang Deng mengambil jalan, untuk memecahkan KEMISKINAN masyarakat Tiongkok dengan rakyat sebegitu buuaaanyaknya, 1,3 milyar, tidak akan mungkin bisa dicapai dengan sekaligus MAKMUR bersamaan. Harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu! Dan inilah jalan pilihan yang ditempuh Rakyat Tiongkok dan kita saksikan bersama, dalam waktu 30 tahun terakhir ini, sudah lebih 300 juta rakyatnya mencapai tingkat kehidupan klas menengah-atas dan nanti tahun 2020 bebas dari kemiskinan! Dan ingat, kemakmuran yang dicapai rakyat Tiongkok dalam 30 tahun sekarang ini, sudah jauh lebih MAKMUR ketimbang rakyat Sovyet dalam 70 tahun itu! Cara produksi. Anda nampaknya TIDAK BERANI melihat KENYATAAN yang ada dalam masyarakat TIongkok sekarang, ada cara produksi kapitalis, dan juga TETAP dipertahankannya cara produksi sosialis dengan masih dipertahankannya BUMN-BUMN yang menentukan kehidupan rakyat banyak. Dan arah perkembangan yang saya perhatikan, ... sekalipun ditahun 1980 komune rakyat dibubarkan, tapi arah KESADARAN PETANI tetap didorong untuk menjalankan KERJA-KOLEKTIF. KESADARAN membentuk koperasi-desa, justru cara produksi sosialis itulah yang lebih digencarkan PKT! Yang BERBEDA, hak-milik perseorangan atas alat produksi bukan dibasmi, tapi berubah menjadi SAHAM yang dimiliki petani setelah tergabung dalam koperasi-desa. Dan justru adanya HAK-MILIK PRIBADI itu menjadi rangsang kuat mendorong setiap PETANI bekerja lebih giat, lebih keras untuk dapatkan bonus setiap tahun dan meningkatkan kesejahteraan petani lebih cepat! Bukankah KERJA-KOLEKTIF, KEHIDUPAN KOLEKTIF yang terjadi dengan KESADARAN membentuk koperasi-desa ini, merupakan bentuk produksi sosialis, bukan cara produksi kapitalis! Inilah yang terjadi, setelah banyak memperhatikan kisah pengentasan kemiskinan didesa-desa beberapa tahun terakhir ini, dan saya melihatnya itulah proses KESADARAN MASYARAKAT yang harus dilalui sewajarnya, tidak dengan dicekoki dan apalagi dipaksakan dengan kekerasan. Orang yang tidak setuju dengan komune-rakyat lalu dituduh “KANAN”, dan hendak “merestorasi kapitalisme”, tidak bisa mengikuti kemajuan pikiran jalan sosialisme! Yang tercatat tidak kurang dari 1,4 juta kader dan anggota PKT harus dijebloskan dalam kamp konsentrasi kerja-paksa untuk cuci otak! Termasuk diantaranya yang kemudian ditahun 94 keluar menjadi PM RRT banyak dipuji didunia, Zhu Rongji dengan ketegasan memimpin Rakyat Tiongkok maju. Begitu juga dengan banyak orang semula mengira, bahkan lebih banyak orang mengharapkan cara produksi kapitalis itulah yang bisa dikembangkan dan bahkan sudah menjadi dominan dalam masyarakat. Mereka mengira semua BUMN-BUMN pasti akan berubah menjadi milik kapitalis swasta bahkan asing! Tapi, KENYATAAN perkiraan dan harapan banyak orang itu tidak terjadi, bahkan sebaliknya! Setelah digempur krismon tahun 2008, puluhan ribu perusahaan besar-kecil bangkrut, puluhan juta buruh menjadi penganggur, ... dengan HUTANG gaji buruh yg belum dibayar majikan yg tidak sedikit kabur itu! Pemerintah RRT yang berkuasa mengambil kebijakan, mengambil alih, mengucurkan dana membeli saham perusahaan swasta untuk bisa meneruskan usaha, ... menampung kembali buruh-buruh itu dan meneruskan produksi! Yang terjadi apa? Bukankah itu kembali memperkuat hak-milik NEGARA! Sekarang coba anda perhatikan dalam persaingan pengusaha swasta dan BUMN di pasar Tiongkok, mana yang menang? Bisa dan mungkinkan dibiarkah kapitalis swasta yang menang oleh PKT? Pemerintah yang BERHASIL mengendalikan kapitalis-kapitalis atau sebaliknya? Aaachh, kalau tidak juga bisa melihat dengan jelas, entah berada dimana otak anda itu? Saya tidak hendak memperdebatkan teori-teori, ... disamping memang tidak berkemampuan berkomat-kamit dalil-dalil teori itu, kecuali hanya membuang waktu saja, saya juga berpendapat BENAR-SALAH teori-teori itu bagaimanapun juga harus dibuktikan dalam PRAKTEK! Jadi, kita lihat saja praktek yang dijalankan RRT sekarang ini, yang mereka katakan “Jalan Sosialisme berciri khas Tiongkok” itu apa sesungguhnya dan bagaimana jadinya! Makanya saya ajak tarohan saja untuk menyaksikan sendiri bagaimana target tahun 2020 RRT membebaskan diri dari KEMISKINAN! Sebagai ujud tantangan yg dinyatakan Deng, SOSIALISME bukan meratakan kemiskinan, tapi meratakan kemakmuran! Salam,ChanCT