Ini kayaknya kampanye hitam menjelang pemilu tahun 2019, yang namanya ekonomi 
sudah hancur bisa merangkak sedikit saja sudah lumayan.
Membandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, semua serba illegal, seperti 
sebagian tambang illegal dll.
Freeport juga tidak jelas bagi hasilnya, kalau menurut saya  sekarang sudah ada 
perubahan sedikit  seperti akan mengekspor beras, jagung, kedelai dll. Saat ini 
juga sudah ada kemajuan dibidang layak investasi dll.
Negara barat juga sudah banyak mengakui sudah banyak ada perubahan di indonesia


From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Wednesday, December 06, 2017 9:11 AM
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Negara Lambat Seperti Keong Sejahterakan 
Rakyat, Kencang Bagai Kereta Cepat Menumpuk Hutang



http://www.koranperdjoeangan.com/negara-lambat-seperti-keong-sejahterakan-rakyat-kencang-bagai-kereta-cepat-menumpuk-hutang/





Opini<http://www.koranperdjoeangan.com/category/opini/>



Negara Lambat Seperti Keong Sejahterakan Rakyat, Kencang Bagai Kereta Cepat 
Menumpuk Hutang

5 Desember 
2017<http://www.koranperdjoeangan.com/negara-lambat-seperti-keong-sejahterakan-rakyat-kencang-bagai-kereta-cepat-menumpuk-hutang/>
 Redaksi<http://www.koranperdjoeangan.com/author/redaksi/> 
Jokowi<http://www.koranperdjoeangan.com/tag/jokowi/>, 
Keong<http://www.koranperdjoeangan.com/tag/keong/>

Facebook<http://www.koranperdjoeangan.com/#facebook>Twitter<http://www.koranperdjoeangan.com/#twitter>Google+<http://www.koranperdjoeangan.com/#google_plus>Google
 
Gmail<http://www.koranperdjoeangan.com/#google_gmail>WhatsApp<http://www.koranperdjoeangan.com/#whatsapp>Line<http://www.koranperdjoeangan.com/#line>

Oleh : Ferdinand Hutahaean – Rumah Amanah Rakyat

Penghujung 2017, perjalanan bangsa kembali di hiasi pernyataan konyol dari 
kabinet kerja pemerintahan Jokowi. Kabinet Kerja yang sudah meninggalkan 3 
tahun pemerintahan dengan sederet masalah bangsa yang tak kunjung teratasi dan 
justru makin bertumpuk tumpuk seolah Kabinet ini setiap bekerja hanya 
menghasilkan tambahan masalah baru. Setiap Kabinet ini bekerja, rakyat semaki 
takut karena hampir dipastikan buah kerja mereka adalah hutang baru.

Terbaru kemarin adalah Menteri Pertanian yang melanjutkan daftar kekonyolan 
kabinet (Maaf saya harus menyebutnya Konyol) dengan pernyataannya terkait 
mahalnya harga daging. Dengan ringan dan tanpa merasa rakyat ini harus 
dimuliakan dan dimanusiakan, sang Menteri mengarahkan Rakyat agar beralih dari 
konsumsi daging ke konsumsi Tutut atau keong sawah. Sang Menteri dengan 
mudahnya meminta Rakyat beralih makan keong sawah jika daging mahal karena 
protein Tutut sama dengan protein daging. Sepele sekali masalahnya menurut 
nalar pak Menteri hanya pada urusan protein. Pak Amran sang Menteri Pertanian 
tampaknya lupa bahwa konsumsi daging bukan hanya urusan protein, tapi 
menyangkut urusan rasa, jenis masakan dan kebiasaan masyarakat. Ahh sudahlah, 
anggap saja itu sinyal keras atau kode keras dari Mentan kepada Rakyat.

Kekonyolan seperti ini sebelumnya pernah terucap dari beberapa menteri kabinet 
kerja. Ketika beras mahal, Menko Puan pernah usulkan solusinya agar diet jangan 
banyak makan nasi. Ketika cabe dan bawang mahal, Mendag Enggar usulkan agar tak 
usah makan cabe atau tanam sendiri. Sepele sekali masyarakat ini ternyata dalam 
pemikiran Kabinet Kerja. Tak mampu beri Solusi, maka Rakyat arahkan saja untuk 
lari dari realitas kehidupan. Solusi cepat dalam kategori solusi konyol.

Semua hal diatas terjadi tentu menunjukkan kualitas kinerja kabinet ini. Besar 
dalam retorika, nihil dalam prestasi.

Cobalah kita melihat realita saat ini, ekonomi tidak tumbuh, beku di angka 
pertumbuhan tidak jelas antara 4,7-5,2 % jatuh dari angka diatas 6% era SBY. 
Kesehatan rakyat makin terancam tak terobati karena BPJS merugi ditengah 
tingginya gaji Manajemen BPJS, angka kemiskinan terus bertambah tiap tahun, 
angka pengangguran meningkat, sulitnya mencari lapangan kerja, Listrik 
merangkak menggerogoti hampir 30% pendapatan rakyat, BBM , Gas menambah 
frustasi rakyat, retribusi jalan tol terus naik, dan semua itu menjadi beban 
hidup yang ditanggung rakyat secara langsung. Satu hal yang meningkat tajam di 
era kabinet kerja ini adalah peningkatan hutang yang sangat signifikan bahkan 
angkanya mengalahkan 32 tahun Soeharto dan mengalahkan 10 tahun SBY.Tercatat 3 
tahun Jokowi telah berhutang lebih dari 1.300 Trilliun dan itu rekor penghutang 
terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia.

Kembali kepada keong, pak Menteri Pertanian, sepertinya itu menjadi sinyal 
keras atau kode keras kepada rakyat. Rakyat harus siap-siap kepada pelambatan 
kesejahteraan kedepan. Ekonomi akan makin berat, kesejahteraan akan melambat 
seperti keong. Namun sebaliknya pemerintah ini akan berlari kencang bagai 
Kereta Api Cepat dalam urusan menumpuk hutang. Bulan ini mungkin akan bertambah 
hutang baru seiring obligasi yang akan dijual pemerintah di bursa Amerika 
sebesar 4 Milyar Dolar.

Haruskah rakyat kuatir? Tentu sudah selayaknya rakyat kuatir akan masa depan 
kehiduoan berbangsa dan bernegara. Rakyat telah dijadikan objek yang harus 
diexploitasi dibalik infrastruktur dan rakyat bukan lagi komponen yang harus 
dipelihara negara. Katanya rakyat tidak boleh manja, padahal adalah kewajiban 
negara memelihara rakyatnya bukan mengexploitasinya. Lihatlah salah satu 
exploitasi itu, jalan tol dibangun dengan hutang, rakyat harus bayar hutang 
lewat pajak juga harus bayar tarif tol untuk melintasinya, dan ironi besarnya, 
tarifnya terus naik.

Lantas Rakyat dapat apa? Hanya dapat exploitasi sebagai mesin hidup pembayar 
hutang memperkaya kaum kapitalisme yang berkolaborasi rejim neolib anti subsidi.

Selamat menikmati hidup yang berat era kabinet kerja. Atau mungkin lebih baik 
mereka berhenti kerja agar hutang tidak terus menggunung?



  • [GELORA45] ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • Re: [G... Ronggo Gmail ronggo...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke