Sudahlah, saya hentikan diskusi dengan anda. Tidak ada elemen baru dalam argumentasi anda. Saya sudah bilang berkali-kali TANPA PEPERA PUN , Papua Barat sudah jadi bagian dari Indonesia. anda tidak mengerti arti dan isi pidato BK?? Itulah yang saya pegang. Silahkan anda ngotot untuk mengingkari fakta sejarah!
On Thursday, December 7, 2017 9:26 PM, Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com> wrote: Yang saya maksudkan masalah Papua saat ini yang dihadapi rakyat Papua dan diinginkan angkat kaki adalah pemerintah Indonesia, rakyat Papua setelah lepas dari mulut harimau juga ingin lepas dari mulut buaya, tidak ada yang ingin berada didalam mulut siapapun baik itu harimau buaya singa srigala hiu dlsb. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tentang Pepera sudah tentu harus diungkit, bukankah legalisasi Indonesia menduduki Papua ya Pepera itu beralasan rakyat Papua ingin bergabung dengan Indonesia, dan ternyata khan Pepera 1969 itu cuman sekedar dagelan, referendum dibawah bayangan bedil. On Thursday, December 7, 2017, 11:38:44 AM PST, Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> wrote: Justru di situ masalahnya. Anda bilang ini tidak ada hubungannya dengan Belanda atau masa lalu. Padahal menuduh Soekarno dan Indonesia menganeksi dan menjajah Papua ada hubungannya dengan sejarah dan masa lalu! Justru kalau menganggap bahwa Belanda sudah angkat kaki dan urusan pendudukan Belanda sudah selesai, artinya masalah Papua merupakan bagian dari wilayah Indonesia juga sudah selesai!!! Anda lihat sendiri mereka yang mendukung separatisme, selalu menyinggung Pepera dan pemerintahan Sukarno. Nah, kan artinya ada hubungannya dengan masa lalu dan sejarah!!! On Thursday, December 7, 2017 8:03 PM, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Pemerintah Indonesia dan aparatnya memakai istilah Indonesia Timur dan Barat, dan itu bukan hanya diberbagai media tetapi juga ada diberbagai legislasi. Supaya jelas, saya tidak pernah bersimpati pada pemerintahan Kolonial Belanda. Tetapi benar sekali saya bersimpati pada rakyat Papua. Lagipula masalah Papua saat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Belanda yang telah angkat kaki dari Papua 50an th yg lalu yang artinya urusan kependudukan Belanda sudah selesai. Anda ingin jaminan tidak ada korupsi, aneh juga! Kalau tetap bersama Indonesia itu justru sudah terjamin akan korupsi, lha wong dikasih contoh dan diajarin buat korupsi kok. Satu hal anda benar, tidak semua orang Papua ingin merdeka, contohnya ya para pejabat yang sudah keenakan korupsi itu lebih memilih tetap bersama Indonesia. Karena itu perlu adanya referendum sehingga jelas berapa banyak yg ingin merdeka berapa yg ingin tetap bersama Indonesia. On Thursday, December 7, 2017, 9:41:49 AM PST, Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> wrote: Siapa yang pakai istilah Indonesia Barat dan Indonesia timur?? Jangan menciptakan istilah-istilah sendiri. BK tidak pernah bicara dan membedakan Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Kita bicara tentang Indonesia yang wilayahnya adalah apa yang dikenal Hindia Belanda. Dan siapa yang mengembalikan kedaulatan?? Lagi-lagi dipakai ujuran ras, padahal itulah yang digunakan oleh kaum kolonial Belanda. Ya terserah saja kalau memang mau mengikuti dan memihak kepada kaum kolonial Belanda. Ngapain harus pakai GARIS WALLACE atau WEBER LINE ??? Sungguh lucu!! Padahal masalahnya sederhana saja. Indonesia menyatakan kemerdekaan terhadap penjajah belanda dan dengan sendirinya wilayahnya adalah seluruh wilayah yang dijajah Belanda. Tak satu kata kutukan dari para pembela separatisme terhadap sikap Belanda yang terus mau mengangkangi Papua Barat!!! Pendukung separatisme menyamakan kedudukan Indonesia sebagai negara yang dilanggar kedaulatannya dengan Belanda yang justru mempertahankan penjajahan!!! Sangat betul, sewaktu dikembalikan deaulatan ke Indonesia Barat, mereka Indonesia Timur tidak diadakan referendum, mereka dipaksa oleh RI, Belanda dan USA. Perjanjain sepihak, seharusnya mulai dari GARIS WALLACE, atau paling dikit WEBER LINE... Sesuai pernyataan "Pribumi", yang nota bene turunan Mongoloid, Cina dan India (Indo Persia) On Thursday, December 7, 2017 6:20 PM, BILLY GUNADIE <billyguna...@rogers.com> wrote: Sangat betul, sewaktu dikembalikan deaulatan ke Indonesia Barat, mereka Indonesia Timur tidak diadakan referendum, mereka dipaksa oleh RI, Belanda dan USA. Perjanjain sepihak, seharusnya mulai dari GARIS WALLACE, atau paling dikit WEBER LINE... Sesuai pernyataan "Pribumi", yang nota bene turunan Mongoloid, Cina dan India (Indo Persia). Penduduk Irian Barat di eksploitasi dan di Genocide, sewaktu penambangan open pit. On Thursday, December 7, 2017 10:39 AM, Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com> wrote: Apakah yang dikatakan Surya Anta itu tidak benar? Coba anda mengenakan sepatu Papua, saat ini yang mereka perjuangkan itu referendum menentukan nasib sendiri apakah berdiri sendiri ataukah tetap bersama Indonesia. Juga orang2 yang sekarang ini boleh dibilang sebagian besar atau mungkin seumur hidupnya hidup dalam penjajahan Indonesia, itu yang mereka rasakan dan mereka perjuangkan untuk lepas dari belenggu penjajahan. Mereka itu orang2 yang melihat dengan mata kepala sendiri pemukiman dibakar, bapak dan saudara dibunuh, ibu dan saudari diperkosa, pelaku2nya adalah orang Indonesia bukan Belanda. On Thursday, December 7, 2017, 4:46:03 AM PST, Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> wrote: "After Dec. 1, 1961, [former president] Soekarno declared the Trikora 19 days later in Yogyakarta to seize West Papua and dissolve the country," said Surya Anta, spokesman for the People's Front of Indonesia for West Papua. Jelas dari kalimat di atas, mereka menuduh Soekarno menganeksi Papua Barat. Mereka sama sekali tidak bicara tentang kekuasaan kolonial yang setelah 17 agustus 1945 mau terus mengangkangi Papua Barat. Alasan ras mereka ajukan. Persis seperti penguasa kolonial Belanda yang juga menggunakan alasan ras untuk terus menduduki Papua Barat. Kalau orang mau jujur mempelajari sejarah dengan benar, jangan melupakan peran penguasa kolonial Belanda. Mengapa kok pendukung separatisme itu menggunakan argumentasi yang datang dari pihak penguasa kolonial??? Kebenaran dan fakta sejarah lah yang selalu para pendukung separatisme ingin lupakan dan campakkan!!! On Tuesday, December 5, 2017 10:32 PM, "Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Apakah bisa dibantah? ---"We're not Indonesian, we're the Morning Star, the Morning Star, you've just said red and white," demonstrators chanted, referring to West Papua's historical flag ..."The relationship between Papua and Indonesia is like an illegal marriage," said one activist."We are different from Indonesia, it's been a long time. You are white, we are black, your hair is straight, we are curly, we are brothers or you just want our own natural wealth," an orator shouted in front of a police officer. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <ilmesengero@...> wrote : Untuk melihat foto/foto click situs di bawah ini http://jakartaglobe.id/eyewitness/march-west-papuan-independence - March for West Papuan IndependenceOn Friday (01/12), dozens of demonstrators gathered in Central Jakarta to demand West Papuan independence from Indonesia. Marchers brought posters and sang traditional West Papuan songs in defiance what the demonstrators see as a foreign occupation of the territory. (JG Photo / Yudha Baskoro)By : JG | on 11:42 AM December 04, 2017 Category : Eyewitness, Multimedia, Photos Jakarta. On Friday (01/12), dozens of demonstrators gathered in Central Jakarta to demand West Papuan independence from Indonesia. Marchers brought posters and sang traditional West Papuan songs in defiance what the demonstrators see as a foreign occupation of the territory. "We're not Indonesian, we're the Morning Star, the Morning Star, you've just said red and white," demonstrators chanted, referring to West Papua's historical flag. Marchers, members of the Papuan Student Alliance and the People's Front of Indonesia for West Papua, also demanded that the Indonesian government force US-based mining giant Freeport McMoran to shut down operations in the province. The demonstration came on the eve of West Papua's first declaration of independence on Dec. 1, 1961. "The relationship between Papua and Indonesia is like an illegal marriage," said one activist. "We are different from Indonesia, it's been a long time. You are white, we are black, your hair is straight, we are curly, we are brothers or you just want our own natural wealth," an orator shouted in front of a police officer. "After Dec. 1, 1961, [former president] Soekarno declared the Trikora 19 days later in Yogyakarta to seize West Papua and dissolve the country," said Surya Anta, spokesman for the People's Front of Indonesia for West Papua. In fact, Trikora was the name given to the Indonesian military operation to invade and annex the Dutch territory of New Guinea, which lasted nine months.Demonstrators planned to march to Freeport's offices in Kuningan, South Jakarta, but were stopped by police in front of the Megaria cinema in the center of the city.