Kampung Bali di Fujian, ini asal usulnya

 Sabtu, 5 Mei 2018 14:25 WIB
[image: Kampung Bali di Fujian, ini asal usulnya]

Suasana di Kampung Bali Nansan, Quanzhou, Provinsi Fujian, China
((Antaranews Bali/I Nyoman Budhiana/adt/2018))
Quanzhou, China (ANTARA News) - Warga Tiongkok di Kampung Bali Nansan,
Quanzhou, Provinsi Fujian, ingin mendekatkan hubungan Indonesia dan China
lebih erat dengan mengenalkan kesenian Pulau Dewata kepada masyarakat
setempat yang akan dipentaskan di taman budaya desa setempat.

"Wilayah ini diharapkan akan menjadi media promosi kepada masyarakat untuk
berkunjung ke Bali," kata Ketua Perhimpunan Perantau Tionghoa Chen Jin Hoa
kepada awak media dari Bali saat mengunjungi kampung tersebut di Kecamatan
Luojiang, Quanzhou, Provinsi Fujian, Jumat.

Menurut dia, keinginan warga Tiongkok tersebut bertujuan untuk mengenalkan
seni budaya Pulau Dewata karena tidak ingin melupakan asal usul mereka yang
lahir di Bali.

Chen lebih lanjut menjelaskan warga Kampung Bali Nansan menginisiasi
pembangunan Taman Budaya Bali dengan anggaran tahap pertama dari Pemerintah
China sekitar 2,5 juta yuan.

Taman tersebut memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi yang terletak di
bagian belakang kampung unik tersebut.



Sementara itu Ketua Kampung Bali Nansan Se Poh mengatakan nantinya
pembangunan taman budaya itu akan dibentuk layaknya dekorasi khas Pulau
Dewata di antaranya desain ukiran hingga pernak-pernik yang biasanya
ditemukan di Bali.

Pria dengan kepala pelontos yang akrab disapa Uu itu mengharapkan dukungan
dari masyarakat termasuk pemerintah daerah di Indonesia khususnya Bali
karena pihaknya mengalami kendala untuk memenuhi kelengkapan sarana yang
sesuai dengan budaya Pulau Dewata.

"Untuk dana saat ini tidak ada masalah tetapi mencari materi sesuai dengan
Bali itu yang susah agar kami tidak menyalahi adat istiadat Bali, " ucapnya.

Pihaknya juga mengharapkan bantuan tenaga pengajar seni tari dan bahasa
dari Bali agar generasi mereka selanjutnya mengenal Pulau Dewata.

Beberapa waktu lalu, kata dia, sejumlah tenaga pengajar tari Legong dari
Bali sempat bertandang ke kampung tersebut namun hanya berlangsung singkat
sekitar dua minggu.

Selain mengisi kerinduan tentang Bali, pria yang memiliki orang tua
keturunan Tionghoa kelahiran Temukus, Buleleng, itu mengaku pementasan
budaya itu nantinya diharapkan mendukung pariwisata Bali sekaligus
mempererat hubungan kedua negara.

Di kampung dengan luas lahan sekitar 2,5 kilometer persegi dan luas
bangunan sekitar 15 ribu meter persegi tersebut saat ini dihuni sekitar 600
jiwa, 10 orang di antaranya merupakan orang asli Bali yang kebanyakan
adalah perempuan menikah dengan orang Tiongkok.

Di kota Quanzhou sendiri, kampung Bali Nansan terlihat unik

dengan candi bentar khas Bali lengkap dengan "pelinggih" atau tempat
pemujaan umat Hindu di kiri kanan pintu gerbang masuk.

Suasana di sekitar kampung tersebut cukup asri dan sejuk mengingat berada
di kaki bukit Qingyuan.

Tidak seperti kampung biasanya, kampung Bali Nansan itu berdiri megah
beberapa blok apartemen dan dilengkapi dengan sistem keamanan "cluster"
untuk rumah susun.

Kampung tersebut didirikan pemerintah Tiongkok yang diberikan khusus bagi
warga keturunan Tionghoa di Bali yang memilih kembali ke China pada tahun
1960`an.

Sebagian besar warga yang menghuni kampung itu berasal dari Buleleng dan
Tabanan serta beberapa lainnya dari Bali seperti Badung.

Pemerintah setempat memberikan lahan seluas sekitar 120 meter persegi
secara gratis bagi warga dengan ekonomi mampu namun bangunan rumah dan
fasilitas dibangun mandiri.

Sedangkan bagi warga dengan ekonomi menengah ke bawah diberikan fasilitas
rumah siap huni di rumah susun seluas sekitar 90 meter persegi dengan harga
subsidi saat itu mencapai sekitar 688 yuan per meter persegi.

Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan harga pasar mencapai sekitar
6.000 hingga 8.000 yuan per meter persegi.

Meski berada jauh dari Bali, namun mereka masih tetap mempertahankan
tradisi Pulau Dewata seperti menari, bernyanyi, memasak makanan khas serta
berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa Bali.





(T.KR-WGN/B/I006/I006) 04-05-2018 14:55:58

Pewarta: Dewa Wiguna

Kirim email ke