Ini tambahan sedikit tentang gunung Tai Shan. Selain indah, dianggap keramat. Jadi Tsin Shi Huang sering datang bersembahyang korban. Juga raja2 lain banyak, selain ke gunung2 lain. Yuan Shi-kai juga ke Tai Shan minta berkah jadi keizer. Pujangga ternama seperti Du Fu, Li Bai, bahkan Confucius ada inscriptie tulisannya. http://column.chinadaily.com.cn/en/article.php?pid=5422
2018-07-10 7:54 GMT+02:00 kh djie <dji...@gmail.com>: > Bung Chan, > Kebijaksanaan turis2 yang diangkut dengan bus besar, harus berhenti di > stasion bus besar, dan harus pindah ke bus2 lokal + guide lokal itu > ada di seluruh Tiongkok. Tidak saja untuk keamanan lalu lintas, melalui > jalan2 terjal berbelok-belok, tetapi supaya daerah2, apalagi yang > terpencil supaya dapat tambahan. > Sayang yang di daerah Tibet, satu wanita Tibet, berpakaian Tibet, hanya > duduk dan beridiri, turun jdi pajangan saja,. Tidak bisa beri penjelasan. > Yang di daerah Li Tjiang lain lagi. Ngomong Inggrisnya terpotong potong, > tetapi lancar, bisa jelas mengutarakan kultuur di daerahnya. Dan > pinter bikin guyonan. Ini yang disukai, dapa banyak tip. Dia cerita kaum > laki2 di daerahnya, naik gunung cari bahan obat2an, kalau kembali > setengah tahun dari cari bahan obat2an kurus sekali. Terus dia tanya, > mengapa wanita di daerahnya bawa keranjang besar di punggungnya. > Tidak ada yang bisa jawab, lalu dia tertawa, bilang itu untuk angkut > kalian kalau mau sama dia............, terus dibawa pulang. > Tetapi suami2 yang baliknya kurus, jadi gemuk kmbali, diopeni si istri, > dikasih makan yang enak2 an tiap malam ditemani tidur..... > Lalu dia tertawa, setengah tahun kerja keras di gunung, setengah tahun > kerja keras di waktu malam di rumah.......... > Dulu guide kami di daerah Se Zhuan, bahasa Inggrisnya lancar, bagus > sekali. Ternyata dia mahasiswa turisme, masih dua tahun lagi kuliah > baru selesai. Pengetahuan sejarahnya bagus. Dia bilang sedang vacantie, > jadi kerja di iro turisme jadi guide. Dengan penghasilan ini, > dan dibantu sebagian oleh kakak perempuannya yang krja di desa, dia mampu > mengongkosi kuliahnya. Dia juga dapat beberapa % dari penjualan > ticket, kalau dia bawa kami ke show. Dia cerita ibunya suku dari daerah > itu, ayahnya suku Han. Dia pilih daftar sebagai suku ibunya, supaya > kalau punya anak tidak dibatasi. Waktu itu kalau suku Han, hanya boleh > punya satu anak. Sekarang boleh dua. > Guide kami terakhir orang Shanghai. Dulu kerja di keuangan. Teapi akhirnya > punya pobleem mata. Hanya bisa baca dengan kaca mata dan harus > dekat sekali. Jadi pindah kerja jadi guide. Bahasa Inggrisnya bagus, > lancar. Tahu banyak tentang sejarah. kalau tidak tahu, malamnya dia cari di > internet, dan besoknya jelaskan. Saya tanya umurny berapa,. Dia bilang 40 > tahun. Apa sudh berkeluarga. Dia bilang belum, susah cari pacar...... > Saya bilang, kalau di Shanghai susah, bagaimana di daerah lain....... > Salam, > KH > > 2018-07-10 2:18 GMT+02:00 Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45] < > GELORA45@yahoogroups.com>: > >> >> >> Looo anda kok sok jagoan pembela HR, yang lebih dr 1 >> 500 anak2 yg dipisahkan dr orang tua mereka masih dalam kamp2 kok anda >> bungkam? Dasarnya kan China - phobia, tak usa ber-tele2 ngalor ngidul!! >> >> On 10 Jul 2018 3:35 a.m., "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" < >> GELORA45@yahoogroups.com> wrote: >> >>> >>> >>> Ingat, sebelum keluarkan kebijakan ini, buruh yang bekerja di KOTA-KOTA, >>> sekalipun sudah belasan bahkan 20-an tahun juga tidak bisa diperlakukan sb >>> warga Kota tsb. Anak-anak harus tetap hidup didesa asal! Ini yg akibatkan >>> banyak anak-anak kehilangan perawatan kedua-orang tuanya sendiri, ... untuk >>> bisa sekolah anak-anak juga harus TETAP gidup di desa! Yang dianggap sangat >>> tidak manusiawi. Jadi, adanya kebijakan 5 th hidup dan bekerja di kota bisa >>> dapatkan KTP kota tsb. adalah satu kemajuan yg bijaksana. Mengingat, pemuda >>> bujangan yang lebih banyak yg meninggalkan desa untuk bekerja ke kota, .... >>> >>> Saya perhatikan, kebijakan harus gunakan bus khusus ke objek tamasya >>> begitu, justru MENCEGAH hanya KAPITALIS-KAPITALIS yg naik mobil memenuhi >>> jalan keobjek tamasya, ... Bukankah dengan dipaksakan gunakan bus khusus >>> membuat orang yang sudah kaya lebih dahulu dengan yang belakangan mempunyai >>> HAK yang sama! Melihat kenyataan orang yang naik keatas Gunung Thai itu >>> tidak sedikit berpotongan BURUH dan PETANI DESA! >>> >>> >>> >>> Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 9/7/2018 23:37 寫道: >>> >>> >>> Ceritanya menarik sekali bung Chan, di puncak gunung apa lihat kepalanya >>> Pan-gu[image: Emoji]atau ketemu bu-kek-sian-su? >>> Foto2nya juga bagus sekali. Tapi pintar juga ya cari duitnya, naik bayar >>> turun juga bayar. Sudah jadi kapitalis sejati[image: Emoji] >>> >>> Komentar sedikit kembali kepolitik, kalau harus nunggu 5 tahun baru >>> dapat KTP dan anak2nya baru bisa sekolah, apakah artinya selama 5 tahun itu >>> anaknya nggak dimasukkan sekolah? Atau mesti ditinggal didesa supaya bisa >>> sekolah? >>> >>> >>> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> <SADAR@...> wrote : >>> >>> *Naik Gunung Thai* >>> >>> ChanCT >>> >>> Sejak tahun 1979, 1 Juli menjadi hari besar atau hari libur di Hong >>> Kong, tepatnya Hong Kong secara resmi kembali kepangkuan Ibu Pertiwi >>> Tiongkok! Tidak lagi koloni Inggris, ... Dan kebetulan tahun ini 1 Juli >>> jatuh di hari Minggu, jadi sebagai gantinya ketambahan hari Senin libur.. >>> Dengan demikian anak-anak yang bekerja cukup gunakan 2 hari libur tahunan, >>> bisa dapatkan 5 hari libur. Diajaklah kami berdua untuk naik Gunung Thai di >>> propinsi Shan Tong. >>> >>> Dan untuk mengambil mengambil perjalanan tour yang agak murah hampir 3 >>> ribu Dollar/orang, jadi harus berangkat yang tgl. 28 Juni, sehari sebelum >>> tgl. 29 yang memasuki waktu sibuk, anak-anak sekolah mulai libur musim >>> panas. >>> >>> Rupanya perjalanan tour agak murah akal-akalan biro-turis saja, karena >>> ternyata pengaturan perjalanan banyak habis waktu dijalan, dan beberapa >>> acara harus bayar sendiri. Dihitung-hitung jadi tidak murah juga, karena >>> jatuhnya sekitar 4 ribu Dollar/orang. Kami di tgl. 28 jam 13 lebih sudah >>> mendarat di Qing Dao (Tsing Tao), lalu diatur naik bus untuk bermalam di >>> Thai An, kota kabupaten dilereng Gunung Thai. >>> >>> Masih beruntung, udara cerah disepanjang jalan tol, tidak kena macet >>> sekalipun nampak jalan tol sedang dalam pembangunan perluasan, jadi kami >>> bisa asyik melihat kemakmuran kehidupan rakyat Tiongkok yang nampak terus >>> meningkat, ... dipertengahan jalan bus singgah untuk mampir ke WC. Mirip >>> dengan jalan tol di Eropah, dengan perlengkapan pompa-bensin dan >>> supermarket sederhana barang makanan, buah2an, camilan dan >>> berbagai jenis minuman cukup lengkap, tinggal pilih mau yang panas atau >>> dingin. >>> >>> WC sekalipun tidak bersih-bersih amat, karena digunakan begitu banyak >>> orang, tapi dibuat cukup luas, puluhan orang sekaligus masuk juga tidak >>> jadi soal, juga tidak nampak WC wanita harus antri disitu, ... Satu >>> kemajuan masalah pelayanan WC di Tiongkok yg sebelumnya terkenal jorog dan >>> tak layak dipakai. Selama perjalanan di Shan Tong, hanya saat meninjau >>> kerajinan tangan, pembuatan layangan, kebetulan tidak ada listrik jadi WC >>> juga tidak ada air, agak bau dan kotor. >>> >>> Sedikit kisah sejarah Gunung Thai yang disampaikan Aqiang, begitu kami >>> memanggil guide di Shan Tong itu. Rupanya gunung Thai, sekalipun tidak >>> tinggi amat, hanya 1545 meter, tapi di Tiongkok tetap termasuk dalam 5 >>> Gunung INDAH pemandangan alamnya yang diangkat objek tamasya. Pantas untuk >>> dikunjungi, ... Dan, ternyata masih ada arti lebih PENTING, dalam >>> sejarahnya, Gunung Thai dianggap GUNUNG KRAMAT, Gunung No.1 Didunia. >>> Menjadi sebuah GUNUNG penting yang harus dikunjungi dalam hidup RAKYAT >>> Tiongkok! Mengapa? >>> >>> Kisah dimulai dari Qin Shi Huang, lebih 2 ribu tahunan yl. Entah apa yg >>> menyebabkan Qin Shi Hung dalam hidupnya sampai 5 kali memerlukan naik >>> Gunung Thai, padahal dijaman itu, dari keratonnya di Shan Shi dengan kereta >>> kuda nya harus menempuh perjalanan setahun lebih baru sampai gunung Thai. >>> Tapi jadi berdampak luar biasa, nyaris semua raja-raja sepanjang sejarah >>> Tiongkok memerlukan naik Gunung Thai ini! Oleh karenanya, Gunung Thai >>> dikenal sangat keramat, untuk melanggengkan tachta Kerajaan! >>> >>> Boleh percaya boleh tidak, ... kata Aqiang, pemimpin-pemimpin Tiongkok, >>> dari Sun Yat Sen, Mao Tsetung sampai Xi Jinping sekarang ini, tidak >>> seorangpun yang berani dan pernah naik gunung Thai, kecuali Jiang Zhimin. >>> Dan Jiang ternyata adalah pimpinan yang setelah selesai 2 kali masa jabatan >>> dan harus turun tachta, tapi masih saja berusaha menangkangi terus >>> kekuasaannya. Lebih dari setahun Jiang tetap mempertahankan jabatan ketua >>> Komisi Militer, tidak juga menyerahkan pada Hu Jintao penerusnya itu. >>> >>> Lalu, bagaimana caranya naik Gunung Thai itu? Ada 2 cara naik Gunung >>> Thai sampai puncaknya. Pertama, ditahun 50-am, dibuatkan jalur jalan >>> manusia dari batu dan anak tangga untuk memudahkan rakyat menikmati >>> keindahan alam Gunung Thai, dari Thai An katanya dibutuhkan sekitar 4 jam >>> perjalanan. >>> >>> Kedua, jalan ini yang digunakan rombongan tour kami dari HK. Setelah >>> tahun 90-an, dibuatkan jalan raya sampai ketinggian tertentu, hanya saja >>> demi keamanan sepenggal jalan raya ini tidak dibuka untuk kendaraan umum. >>> Setiap orang harus lebih dahulu membeli tiket bus, 30 Yen/orang >>> untuk gunakan bus kecil dengan kapasitas sekitar 20 orang. >>> >>> Setelah sampai diterminal, kami harus turun bus, jalan naik tangga >>> sekitar 300-an anak tangga, untuk nyambung dengan kereta-gantung. Dan harus >>> bayar lagi, untuk satu jalan naik 100 Yen/orang, dan turun bayar lagi 100 >>> Yen/orang! Ooouh, jadi untuk naik dan turun Gunung Thai, kalau gunakan >>> fasilitas bus dan kereta-gantung, setiap orang harus bayar 260 Yen. >>> >>> Eeeiiih, ternyata sekalipun sudah bayar begitu mahal, belum juga sampai >>> puncaknya, masih harus jalan naik tangga lebih 750-an anak tangga. >>> >>> Bagaimana, terus jalan atau mogok dan tunggu saja dilereng gunung sambil >>> menghirup udara segar pagi yang begitu nikmat bertiup angin sejuk? Hahahaa, >>> ... Aqiang kemarin sudah bilang, makan pagi hari agak banyak sedikit biar >>> kuat naik Gunung Thai! Namun tetap saja merupakan satu tantangan bagi saya >>> dan istri yang sudah lewat angka 7 ini. Saya bilang sama istri, kan sudah >>> nampak tuuuh puncak yang mau dituju! Ayoo, majuuu teruuus! >>> >>> Nah, Gambar dibawah ini sepenggal anak tangga yg harus didaki. Cukup >>> ramai, banyak orang, ... Tidak terlalu terjal, hanya dibagian tertentu saja >>> ada yg agak terjal cukup memberatkan bagi dengkul yg sudah mulai >>> bermasalah, ... >>> >>> [image: width:100%;max-width:510px][image: width:515px;max-width:604px] >>> >>> >>> >>> Sampai di puncak terasa lebih nyaman, sekalipun cahaya matahari >>> mencorong, tidak terasa panas menyengat! Padahal, temperatur dibawah, saat >>> masih dikota Thai An dipagi hari itu sudah 310C! Tapi, dipuncak gunung >>> Thai bisa dikatakan terasa sejuk dengan ditiup angin sejuk yang nyaman itu, >>> ... kami melewati satu kuil. Nampak beberapa pengunjung sembahyang dengan >>> hio, sebagian besar hanya melihat saja. Dan yang aneh, ada beberapa kios >>> jualan sovenir, banyak dijual kunci-gembok dan sebelahnya beberapa pemuda >>> mengukir dengan bor listrik, .... mengukirkan harapan dan nama pembelinya. >>> Lalu, untuk apa? >>> >>> [image: width:100%;max-width:584px]Rupanya sudah menjadi kepercayaan >>> dikalangan rakyat, harapan-harapan baik yg terukir digembok itu digembokkan >>> disamping kuil itu dan, ... tentunya HARAPAN yang terukir di gembok itu >>> akan menjadi kenyataan! Begitulah kira-kira tahayul orang yang sudah >>> berlangsung ribuan tahun menghilang dimasa Mao dan sekarang muncul kembali >>> 20 tahun terakhir ini. Coba lihat, sampai sebegitu banyaknya gembok itu >>> saling terkunci erat di rantai-rantai besi yg disediakan. Hehehee, ... >>> >>> Saat naik bus khusus, kebetulan sebelah saya seorang pemuda tegap besar, >>> ... dari Liao Ning, saya tanya seorang diri? Tidak. Bersama 2 orang tua dan >>> 2 kerabatnya. Istri dan anak tidak ikut? Tanya saya lagi. Tidak. Anak >>> perempuan masih sekolah, siap ujian naik sekolah menengah. >>> >>> Lalu, apa biaya perjalanan naik gunung Thai tidak terasa mahal? Dia >>> bilang, tidak mahal amat. Kami mengambil jalan bermalam dipuncak dan besok >>> subuh bangun jam 05 melihat matahari terbit di puncak gunung Thai. Besok >>> siang kami coba turun dengan jalan kaki, ... Begitu cara pemuda Liao Ning >>> itu membawa kedua orang-tuanya bersama 2 kerabatnya mendaki Gunung Thai.. >>> >>> Sedang kami tak lama setelah berfoto-foto di puncak Gunung Thai, segera >>> harus turun kembali kekota Thai An untuk makan siang, kemudian meneruskan >>> perjalanan ke Ji Nan, ibukota Propinsi Shan Tong. Ji Nan termasuk salah >>> satu dari 4 kota-tanur, yang terpanas di Tiongkok daratan, anehnya, di >>> tengah kota Ji Nan jusgtru ada beberapa sumber mata-air yang diletakkan >>> ditengah-tengah taman indah. Dan, ... karena dibawah kota Ji Nan merupakan >>> sumber mata-air, jadi tidak bisa dibangun MTR, kereta dibawah tanah. >>> >>> Jadi, seperti Kota Luo Yang yang saya ketahui sebelumnya, kota kuno di >>> propinsi He Nan ini juga tidak bisa dibangun MTR, karena dibawah tanah kota >>> Luo Yang, begitu banyak harta karun kuburan raja-raja yang belum tergali, >>> ... sudah ada beberapa museum besar-kecil dari harta karun yg tergali saat >>> membangun gedung. >>> >>> Di kota Ji Nan, saya berkesempatan ngobrol sedikit dengan seorang tua >>> penjaja kacang-gongseng berkulit, kacangberkulit yang digoreng dengan >>> pasir, di taman Huang He, Sungai Kuning, saat diajak melihat kuning nya air >>> sungai Huang di hilir. Kacangnya agak istimewa, kebanyakan berjumlah 3-4 >>> biji setiap kacang. >>> >>> Hasil tanam sendiri, kok bisa umumnya 3-4 biji kacangnya? Dia bilang, >>> iya.. Bibit dari Shan Tong memang begitu. >>> >>> Senang, ya, ... sekarang bisa berusaha sendiri mendapatkan penghasilan >>> tambahan? Saya lontarkan sekadar memancing percakapan dengan orang tua ini. >>> >>> Eeeii, orang tua ini jadi bersemangat cerita, bagaimana kehidupannya >>> 20tahun terakhir ini jauh membaik. Kalau dahulu sama sekali tidak boleh >>> usaha sendiri, apalagi menjual hasil produksi kerja sendiri dipasar bebas, >>> ... dituduh kapitalis. Sekarang saya bisa mengerjakan tanah sendiri dan >>> berusaha sendiri. Hanya anak laki pertama saja yang meneruskan kerja >>> diladang, anak kedua juga lelaki sudah lulus univ. sudah bekerja di kota Ji >>> Nan, sedang ketiga yang perempuan masih sekolah di Univ. Ji Nan. Saya >>> sering-sering menjual kacang di taman ini, mendapatkan penghasilan tambahan >>> yang juga lumayan. Satu bungkus kacang dijual 10 Yen, saya beli 2 bungkus. >>> >>> Lalu dari anak muda guide tour Aqiang, saya juga bisa mengetahui >>> bagaimana kehidupannya rakyat Tiongkok sekarang ini. Ternyata Aqiang asal >>> desa Fu Shan di Guang Dong dan sampai sekarang tetap mempertahankan KTP >>> didesanya, sekalipun sudah kawin dengan gadis Tsing Tao dan belasan tahun >>> berdomisili di Tsing Tao. Mengapa begitu? >>> >>> Aqiang bilang, saya ini tuan-tanah yang punya sebidang tanah didesa dan >>> nilai tanah itu digabungkan dalam koperasi-desa, setiap tahun sekalipun >>> tidak ikut mengerjakan tanah itu, tetap bisa dapatkan bonus dari hasil >>> keuntungan produksi seluruh desa. Kalau hasil panen dan penjualan hasil >>> panen dengan harga bagus, bonus bisa mencapai 8 ribu Yen. Tambahan yang >>> lumayan, ...! Apalagi nanti kalau kebetulan tanah nya akan digunakan untuk >>> pembangunan penting, misalnya. Kita bisa dapatkan sewa tanah ribuan Yen >>> setiap bulan! Tapi, kalau dia lepaskan KTP desa, hak atas tanah itu hilang. >>> Buat apa saya mengambil KTP Tsing Tao, anaknya yang baru sebulan lebih itu >>> juga bisa ikut ibunya, jadi penduduk Tsing Tao. >>> >>> Sedang Aqiang, bekerja di Tsing Tao, jadi punya keunggulan bisa bahasa >>> Kongfu, cukup banyak touris dari HK, jadi dia yg mendapatkan prioritas >>> membawa turis dari HK di Shan Dong, ... hanya sekali-kali saja membawa >>> touris lokal yg gunakan bahasa Tionghoa. >>> >>> Makanya, orang-orang yang sampai sekarang masih saja berani berkicau >>> kehidupan rakyat Tiongkok didesa sangat menderita kemiskinan, adalah >>> oprang-orang yang membutakan diri! Padahal ditahun 2008, pemerintah >>> Tiongkok sudah berani keluarkan ketentuan warga desa yang bekerja dikota >>> besar, lebih dari 5 tahun bisa menjadi penduduk kota tsb. Dan dengan >>> demikian pendatang dari DESA bisa diperlakukan sepenuhnya sebagai warga >>> kota tsb. menikmati tunjangan sosial yang ada, termasuk dalam hal >>> menyekolahkan anak-anaknya. >>> >>> Kalau lebih 30-40 tahun yl. anak-anak didesa-desa banyak yang kehilangan >>> perawatan kedua orang-tuanya yang harus bekerja di kota, sekarang sudah >>> bisa menarik anak-anaknya hidup bersama dikota dengan menikmati haknya >>> masuk sekolah dikota. Pemerintah berani keluarkan kebijakan begini, karena >>> kehidupan didesa umumnya sudah tidak beda jauh dengan kota-kota besar! >>> Tidak lagi kuatir kota-kota dibanjiri warga desa mencari kerja dikota, ..... >>> seperti lebih 40 tahun yl! >>> >>> Hari terakhir kami kembali dan bermalam di kota Tsing Tao. Satu kota >>> yang masih nampak peninggalan koloni Eropah, khususnya Jerman, terlihat >>> dari gedung-gedung kuno yg dibangun awal tahun 1900-an, termasuk gedung >>> Gubernur Jerman di Tsing Tao yang tetap dipertahankan dengan baik sampai >>> sekarang. Dan tentunya tidak ketinggalan, meninjau pabrik bir Tsing Tao yg >>> juga dibangun oleh Jerman, bahkan masih bisa diperlihatkan >>> mesin-pertama yang digunakan dari Jerman itu. >>> >>> Karena cuaca udara Tsing Tao termasuk nyaman di Tiongkok daratan, musim >>> panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin, dan agak >>> kering, tidak lembab itu, ... sekalipun temperatur sudah mencapai 320C, >>> tidak terasa sangat panas dan lengket berkeringat. Itulah sebab, Tsing Tao >>> digunakan sebagai tempat peristirahatan yang nyaman, termasuk >>> dibangun sanatorium bagi perwira pensiunan dan vila-vila peristirahatan >>> bagi kader-kader tinggi. Ketua Mao, Lin Piao juga pernah beristirahat di >>> Tsing Tao ini, ... >>> >>> Begitulah kami mengakhiri tamasya kali ini, dengan peninjauan pabrik bir >>> Tsing Tao, melihat bagaimana cara produksi kuno dengan mesin lama dan cara >>> produksi dengan mesin baru yang begitu cepat, dan, ... dengan bayar 60 >>> Yen/orang, kita bisa dapatkan 1 gelas bir Tsing Tao yang terasa lebih segar >>> dan nikmat ketimbang beli botolan di supermarket, karena tergolong bir >>> mentah yang hanya bisa tahan tidak lebih dari 7 hari saja. Lalu, siang hari >>> sudah ke airport siap terbang pulang ke HK. >>> [image: width:100%;max-width:800px] [image: >>> width:636px;max-width:800px] >>> >>> [image: width:46px;min-height:29px] >>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> >>> 不含病毒。www.avg.com >>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> >>> >>> >>> >> > >