Ini tambahan sedikit tentang gunung Tai Shan. Selain indah, dianggap
keramat. Jadi Tsin Shi Huang sering datang bersembahyang korban.
Juga raja2 lain banyak, selain ke gunung2 lain. Yuan Shi-kai juga ke Tai
Shan minta berkah jadi keizer. Pujangga ternama seperti Du Fu,
Li Bai, bahkan Confucius ada inscriptie tulisannya.
http://column.chinadaily.com.cn/en/article.php?pid=5422

2018-07-10 7:54 GMT+02:00 kh djie <dji...@gmail.com>:

> Bung Chan,
> Kebijaksanaan turis2 yang diangkut dengan bus besar, harus berhenti di
> stasion bus besar, dan harus pindah ke bus2 lokal + guide lokal itu
> ada di seluruh Tiongkok. Tidak saja untuk keamanan lalu lintas, melalui
> jalan2 terjal berbelok-belok, tetapi supaya daerah2, apalagi yang
> terpencil supaya dapat tambahan.
> Sayang yang di daerah Tibet, satu wanita Tibet, berpakaian Tibet, hanya
> duduk dan beridiri, turun jdi pajangan saja,. Tidak bisa beri penjelasan.
> Yang di daerah Li Tjiang lain lagi. Ngomong Inggrisnya terpotong potong,
> tetapi lancar, bisa jelas mengutarakan kultuur di daerahnya. Dan
> pinter bikin guyonan. Ini yang disukai, dapa banyak tip. Dia cerita kaum
> laki2 di daerahnya, naik gunung cari bahan obat2an, kalau kembali
> setengah tahun dari cari bahan obat2an kurus sekali. Terus dia tanya,
> mengapa wanita di daerahnya bawa keranjang besar di punggungnya.
> Tidak ada yang bisa jawab, lalu dia tertawa, bilang itu untuk angkut
> kalian kalau mau sama dia............, terus dibawa pulang.
> Tetapi suami2 yang baliknya kurus, jadi gemuk kmbali, diopeni si istri,
> dikasih makan yang enak2 an tiap malam ditemani tidur.....
> Lalu dia tertawa, setengah tahun kerja keras di gunung, setengah tahun
> kerja keras di waktu malam di rumah..........
> Dulu guide kami di daerah Se Zhuan, bahasa Inggrisnya lancar, bagus
> sekali. Ternyata dia mahasiswa turisme, masih dua tahun lagi kuliah
> baru selesai. Pengetahuan sejarahnya bagus. Dia bilang sedang vacantie,
> jadi kerja di iro turisme jadi guide. Dengan penghasilan ini,
> dan dibantu sebagian oleh kakak perempuannya yang krja di desa, dia mampu
> mengongkosi kuliahnya. Dia juga dapat beberapa % dari penjualan
> ticket, kalau dia bawa kami ke show. Dia cerita ibunya suku dari daerah
> itu, ayahnya suku Han. Dia pilih daftar sebagai suku ibunya, supaya
> kalau punya anak tidak dibatasi. Waktu itu kalau suku Han, hanya boleh
> punya satu anak. Sekarang boleh dua.
> Guide kami terakhir orang Shanghai. Dulu kerja di keuangan. Teapi akhirnya
> punya pobleem mata. Hanya bisa baca dengan kaca mata dan harus
> dekat sekali. Jadi pindah kerja jadi guide. Bahasa Inggrisnya bagus,
> lancar. Tahu banyak tentang sejarah. kalau tidak tahu, malamnya dia cari di
> internet, dan besoknya jelaskan. Saya tanya umurny berapa,. Dia bilang 40
> tahun. Apa sudh berkeluarga. Dia bilang belum, susah cari pacar......
> Saya bilang, kalau di Shanghai susah, bagaimana di daerah lain.......
> Salam,
> KH
>
> 2018-07-10 2:18 GMT+02:00 Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>>
>>
>> Looo anda kok sok jagoan pembela HR, yang lebih dr 1
>> 500 anak2 yg dipisahkan dr orang tua mereka masih dalam kamp2 kok anda
>> bungkam?  Dasarnya kan China - phobia, tak usa ber-tele2 ngalor ngidul!!
>>
>> On 10 Jul 2018 3:35 a.m., "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" <
>> GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
>>
>>>
>>>
>>> Ingat, sebelum keluarkan kebijakan ini, buruh yang bekerja di KOTA-KOTA,
>>> sekalipun sudah belasan bahkan 20-an tahun juga tidak bisa diperlakukan sb
>>> warga Kota tsb. Anak-anak harus tetap hidup didesa asal! Ini yg akibatkan
>>> banyak anak-anak kehilangan perawatan kedua-orang tuanya sendiri, ... untuk
>>> bisa sekolah anak-anak juga harus TETAP gidup di desa! Yang dianggap sangat
>>> tidak manusiawi. Jadi, adanya kebijakan 5 th hidup dan bekerja di kota bisa
>>> dapatkan KTP kota tsb. adalah satu kemajuan yg bijaksana. Mengingat, pemuda
>>> bujangan yang lebih banyak yg meninggalkan desa untuk bekerja ke kota, ....
>>>
>>> Saya perhatikan, kebijakan harus gunakan bus khusus ke objek tamasya
>>> begitu, justru MENCEGAH hanya KAPITALIS-KAPITALIS yg naik mobil memenuhi
>>> jalan keobjek tamasya, ... Bukankah dengan dipaksakan gunakan bus khusus
>>> membuat orang yang sudah kaya lebih dahulu dengan yang belakangan mempunyai
>>> HAK yang sama! Melihat kenyataan orang yang naik keatas Gunung Thai itu
>>> tidak sedikit berpotongan BURUH dan PETANI DESA!
>>>
>>>
>>>
>>> Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 9/7/2018 23:37 寫道:
>>>
>>>
>>> Ceritanya menarik sekali bung Chan, di puncak gunung apa lihat kepalanya
>>> Pan-gu[image: Emoji]atau ketemu bu-kek-sian-su?
>>> Foto2nya juga bagus sekali. Tapi pintar juga ya cari duitnya, naik bayar
>>> turun juga bayar. Sudah jadi kapitalis sejati[image: Emoji]
>>>
>>> Komentar sedikit kembali kepolitik, kalau harus nunggu 5 tahun baru
>>> dapat KTP dan anak2nya baru bisa sekolah, apakah artinya selama 5 tahun itu
>>> anaknya nggak dimasukkan sekolah? Atau mesti ditinggal didesa supaya bisa
>>> sekolah?
>>>
>>>
>>> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> <SADAR@...> wrote :
>>>
>>> *Naik Gunung Thai*
>>>
>>> ChanCT
>>>
>>> Sejak tahun 1979, 1 Juli menjadi hari besar atau hari libur di Hong
>>> Kong, tepatnya Hong Kong secara resmi kembali kepangkuan Ibu Pertiwi
>>> Tiongkok! Tidak lagi koloni Inggris, ... Dan kebetulan tahun ini 1 Juli
>>> jatuh di hari Minggu, jadi sebagai gantinya ketambahan hari Senin libur..
>>> Dengan demikian anak-anak yang bekerja cukup gunakan 2 hari libur tahunan,
>>> bisa dapatkan 5 hari libur. Diajaklah kami berdua untuk naik Gunung Thai di
>>> propinsi Shan Tong.
>>>
>>> Dan untuk mengambil mengambil perjalanan tour yang agak murah hampir 3
>>> ribu Dollar/orang, jadi harus berangkat yang tgl. 28 Juni, sehari sebelum
>>> tgl. 29 yang memasuki waktu sibuk, anak-anak sekolah mulai libur musim
>>> panas.
>>>
>>> Rupanya perjalanan tour agak murah akal-akalan biro-turis saja, karena
>>> ternyata pengaturan perjalanan banyak habis waktu dijalan, dan beberapa
>>> acara harus bayar sendiri. Dihitung-hitung jadi tidak murah juga, karena
>>> jatuhnya sekitar 4 ribu Dollar/orang. Kami di tgl. 28 jam 13 lebih sudah
>>> mendarat di Qing Dao (Tsing Tao), lalu diatur naik bus untuk bermalam di
>>> Thai An, kota kabupaten dilereng Gunung Thai.
>>>
>>> Masih beruntung, udara cerah disepanjang jalan tol, tidak kena macet
>>> sekalipun nampak jalan tol sedang dalam pembangunan perluasan, jadi kami
>>> bisa asyik melihat kemakmuran kehidupan rakyat Tiongkok yang nampak terus
>>> meningkat, ... dipertengahan jalan bus  singgah untuk mampir ke WC. Mirip
>>> dengan jalan tol di Eropah, dengan perlengkapan pompa-bensin dan
>>> supermarket sederhana             barang makanan, buah2an, camilan dan
>>> berbagai jenis minuman cukup lengkap, tinggal pilih mau yang panas atau
>>> dingin.
>>>
>>> WC sekalipun tidak bersih-bersih amat, karena digunakan begitu banyak
>>> orang, tapi dibuat cukup luas, puluhan orang sekaligus masuk juga tidak
>>> jadi soal, juga tidak nampak WC wanita harus antri disitu, ... Satu
>>> kemajuan masalah pelayanan WC di Tiongkok yg sebelumnya terkenal jorog dan
>>> tak layak dipakai. Selama perjalanan di Shan Tong, hanya saat meninjau
>>> kerajinan tangan, pembuatan layangan, kebetulan tidak ada listrik jadi WC
>>> juga tidak ada air, agak bau dan kotor.
>>>
>>> Sedikit kisah sejarah Gunung Thai yang disampaikan Aqiang, begitu kami
>>> memanggil guide di Shan Tong itu. Rupanya gunung Thai, sekalipun tidak
>>> tinggi amat, hanya 1545 meter, tapi di Tiongkok tetap termasuk dalam 5
>>> Gunung INDAH pemandangan alamnya yang diangkat objek tamasya. Pantas untuk
>>> dikunjungi, ... Dan, ternyata masih ada arti lebih PENTING, dalam
>>> sejarahnya, Gunung Thai dianggap GUNUNG KRAMAT, Gunung No.1 Didunia.
>>> Menjadi sebuah GUNUNG penting yang harus dikunjungi dalam hidup RAKYAT
>>> Tiongkok! Mengapa?
>>>
>>> Kisah dimulai dari Qin Shi Huang, lebih 2 ribu tahunan yl. Entah apa yg
>>> menyebabkan Qin Shi Hung dalam hidupnya sampai 5 kali memerlukan naik
>>> Gunung Thai, padahal dijaman itu, dari keratonnya di Shan Shi dengan kereta
>>> kuda nya harus menempuh perjalanan setahun lebih baru sampai gunung Thai.
>>> Tapi jadi berdampak luar biasa, nyaris semua raja-raja sepanjang sejarah
>>> Tiongkok memerlukan naik Gunung Thai ini! Oleh karenanya, Gunung Thai
>>> dikenal sangat keramat, untuk melanggengkan tachta Kerajaan!
>>>
>>> Boleh percaya boleh tidak, ... kata Aqiang, pemimpin-pemimpin Tiongkok,
>>> dari Sun Yat Sen, Mao Tsetung sampai Xi Jinping sekarang ini, tidak
>>> seorangpun yang berani dan pernah naik gunung Thai, kecuali Jiang Zhimin.
>>> Dan Jiang ternyata adalah pimpinan yang setelah selesai 2 kali masa jabatan
>>> dan harus turun tachta, tapi masih saja berusaha menangkangi terus
>>> kekuasaannya. Lebih dari setahun Jiang tetap mempertahankan jabatan ketua
>>> Komisi Militer, tidak juga menyerahkan pada Hu Jintao penerusnya itu.
>>>
>>> Lalu, bagaimana caranya naik Gunung Thai itu? Ada 2 cara naik Gunung
>>> Thai sampai puncaknya. Pertama, ditahun 50-am, dibuatkan jalur jalan
>>> manusia dari batu dan anak tangga untuk memudahkan rakyat menikmati
>>> keindahan alam Gunung Thai, dari Thai An katanya dibutuhkan sekitar 4 jam
>>> perjalanan.
>>>
>>> Kedua, jalan ini yang digunakan rombongan tour kami dari HK. Setelah
>>> tahun 90-an, dibuatkan jalan raya sampai ketinggian tertentu, hanya saja
>>> demi keamanan sepenggal jalan raya ini tidak dibuka untuk kendaraan umum.
>>> Setiap             orang harus lebih dahulu membeli tiket bus, 30 Yen/orang
>>> untuk gunakan bus kecil dengan kapasitas sekitar 20 orang.
>>>
>>> Setelah sampai diterminal, kami harus turun bus, jalan naik tangga
>>> sekitar 300-an anak tangga, untuk nyambung dengan kereta-gantung. Dan harus
>>> bayar lagi, untuk satu jalan naik 100 Yen/orang, dan turun bayar lagi 100
>>> Yen/orang! Ooouh, jadi untuk naik dan turun Gunung Thai, kalau gunakan
>>> fasilitas bus dan kereta-gantung, setiap orang harus bayar 260 Yen.
>>>
>>> Eeeiiih, ternyata sekalipun sudah bayar begitu mahal, belum juga sampai
>>> puncaknya, masih harus jalan naik tangga lebih 750-an anak tangga.
>>>
>>> Bagaimana, terus jalan atau mogok dan tunggu saja dilereng gunung sambil
>>> menghirup udara segar pagi yang begitu nikmat bertiup angin sejuk? Hahahaa,
>>> ... Aqiang kemarin sudah bilang, makan pagi hari agak banyak sedikit biar
>>> kuat naik Gunung Thai! Namun tetap saja merupakan satu tantangan bagi saya
>>> dan istri yang sudah lewat angka 7 ini. Saya bilang sama istri, kan sudah
>>> nampak tuuuh puncak yang mau dituju! Ayoo, majuuu teruuus!
>>>
>>> Nah, Gambar dibawah ini sepenggal anak tangga yg harus didaki. Cukup
>>> ramai, banyak orang, ... Tidak terlalu terjal, hanya dibagian tertentu saja
>>> ada yg agak terjal cukup memberatkan bagi dengkul yg sudah mulai
>>> bermasalah, ...
>>>
>>> [image: width:100%;max-width:510px][image: width:515px;max-width:604px]
>>>
>>>
>>>
>>> Sampai di puncak terasa lebih nyaman, sekalipun cahaya matahari
>>> mencorong, tidak terasa panas menyengat! Padahal, temperatur dibawah, saat
>>> masih dikota Thai An dipagi hari itu sudah 310C! Tapi, dipuncak gunung
>>> Thai bisa dikatakan terasa sejuk dengan ditiup angin sejuk yang nyaman itu,
>>> ... kami melewati satu kuil. Nampak beberapa pengunjung sembahyang dengan
>>> hio, sebagian besar hanya melihat saja. Dan yang aneh, ada beberapa kios
>>> jualan sovenir, banyak dijual kunci-gembok dan sebelahnya beberapa pemuda
>>> mengukir dengan bor listrik, .... mengukirkan harapan dan nama pembelinya.
>>> Lalu, untuk apa?
>>>
>>> [image: width:100%;max-width:584px]Rupanya sudah menjadi kepercayaan
>>> dikalangan rakyat, harapan-harapan baik yg terukir digembok itu digembokkan
>>> disamping kuil itu dan, ... tentunya HARAPAN yang terukir di gembok itu
>>> akan menjadi kenyataan! Begitulah kira-kira tahayul orang yang sudah
>>> berlangsung ribuan tahun menghilang dimasa Mao dan sekarang muncul kembali
>>> 20 tahun terakhir ini. Coba lihat, sampai sebegitu banyaknya gembok itu
>>> saling terkunci erat di rantai-rantai besi yg disediakan. Hehehee, ...
>>>
>>> Saat naik bus khusus, kebetulan sebelah saya seorang pemuda tegap besar,
>>> ... dari Liao Ning, saya tanya seorang diri? Tidak. Bersama 2 orang tua dan
>>> 2 kerabatnya. Istri dan anak tidak ikut? Tanya saya lagi. Tidak. Anak
>>> perempuan masih sekolah, siap ujian naik sekolah menengah.
>>>
>>> Lalu, apa biaya perjalanan naik gunung Thai tidak terasa mahal? Dia
>>> bilang, tidak mahal amat. Kami mengambil jalan bermalam dipuncak dan besok
>>> subuh bangun jam 05 melihat matahari terbit di puncak gunung Thai. Besok
>>> siang kami coba turun dengan jalan kaki, ... Begitu cara pemuda Liao Ning
>>> itu membawa kedua orang-tuanya bersama 2 kerabatnya mendaki Gunung Thai..
>>>
>>> Sedang kami tak lama setelah berfoto-foto di puncak Gunung Thai, segera
>>> harus turun kembali kekota Thai An untuk makan siang, kemudian meneruskan
>>> perjalanan ke Ji Nan, ibukota Propinsi Shan Tong. Ji Nan termasuk salah
>>> satu dari 4 kota-tanur, yang terpanas di Tiongkok daratan, anehnya, di
>>> tengah kota Ji Nan jusgtru ada beberapa sumber mata-air yang diletakkan
>>> ditengah-tengah taman indah. Dan, ... karena dibawah kota Ji Nan merupakan
>>> sumber mata-air, jadi tidak bisa dibangun MTR, kereta dibawah tanah.
>>>
>>> Jadi, seperti Kota Luo Yang yang saya ketahui sebelumnya, kota kuno di
>>> propinsi He Nan ini juga tidak bisa dibangun MTR, karena dibawah tanah kota
>>> Luo Yang, begitu banyak harta karun kuburan raja-raja yang belum tergali,
>>> ... sudah ada beberapa museum besar-kecil dari harta karun yg tergali saat
>>> membangun gedung.
>>>
>>> Di kota Ji Nan, saya berkesempatan ngobrol sedikit dengan seorang tua
>>> penjaja kacang-gongseng berkulit, kacangberkulit yang digoreng dengan
>>> pasir, di taman Huang He, Sungai Kuning, saat diajak melihat kuning nya air
>>> sungai Huang di hilir. Kacangnya agak istimewa, kebanyakan berjumlah 3-4
>>> biji setiap kacang.
>>>
>>> Hasil tanam sendiri, kok bisa umumnya 3-4 biji kacangnya? Dia bilang,
>>> iya.. Bibit dari Shan Tong memang begitu.
>>>
>>> Senang, ya, ... sekarang bisa berusaha sendiri mendapatkan penghasilan
>>> tambahan? Saya lontarkan sekadar memancing percakapan dengan orang tua ini.
>>>
>>> Eeeii, orang tua ini jadi bersemangat cerita, bagaimana kehidupannya
>>> 20tahun terakhir ini jauh membaik. Kalau dahulu sama sekali tidak boleh
>>> usaha sendiri, apalagi menjual hasil produksi kerja sendiri dipasar bebas,
>>> ... dituduh kapitalis. Sekarang saya bisa mengerjakan tanah sendiri dan
>>> berusaha sendiri. Hanya anak laki pertama saja yang meneruskan kerja
>>> diladang, anak kedua juga lelaki sudah lulus univ. sudah bekerja di kota Ji
>>> Nan, sedang ketiga yang perempuan masih sekolah di Univ. Ji Nan. Saya
>>> sering-sering menjual kacang di taman ini, mendapatkan penghasilan tambahan
>>> yang juga lumayan. Satu bungkus kacang dijual 10 Yen, saya beli 2 bungkus.
>>>
>>> Lalu dari anak muda guide tour Aqiang, saya juga bisa mengetahui
>>> bagaimana kehidupannya rakyat Tiongkok sekarang ini. Ternyata Aqiang asal
>>> desa Fu Shan di Guang Dong dan sampai sekarang tetap mempertahankan KTP
>>> didesanya, sekalipun sudah kawin dengan gadis Tsing Tao dan belasan tahun
>>> berdomisili di Tsing Tao. Mengapa begitu?
>>>
>>> Aqiang bilang, saya ini tuan-tanah yang punya sebidang tanah didesa dan
>>> nilai tanah itu digabungkan dalam koperasi-desa, setiap tahun sekalipun
>>> tidak ikut mengerjakan tanah itu, tetap bisa dapatkan bonus dari hasil
>>> keuntungan produksi seluruh desa. Kalau hasil panen dan penjualan hasil
>>> panen dengan harga bagus, bonus bisa mencapai 8 ribu Yen. Tambahan yang
>>> lumayan, ...! Apalagi nanti kalau kebetulan tanah nya akan digunakan untuk
>>> pembangunan penting, misalnya. Kita bisa dapatkan sewa tanah ribuan Yen
>>> setiap bulan! Tapi, kalau dia lepaskan KTP desa, hak atas tanah itu hilang.
>>> Buat apa saya mengambil KTP Tsing Tao, anaknya yang baru sebulan lebih itu
>>> juga bisa ikut ibunya, jadi penduduk Tsing Tao.
>>>
>>> Sedang Aqiang, bekerja di Tsing Tao, jadi punya keunggulan bisa bahasa
>>> Kongfu, cukup banyak touris dari HK, jadi dia yg mendapatkan prioritas
>>> membawa turis dari HK di Shan Dong, ... hanya sekali-kali saja membawa
>>> touris lokal yg gunakan bahasa Tionghoa.
>>>
>>> Makanya, orang-orang yang sampai sekarang masih saja berani berkicau
>>> kehidupan rakyat Tiongkok didesa sangat menderita kemiskinan, adalah
>>> oprang-orang yang membutakan diri! Padahal ditahun 2008, pemerintah
>>> Tiongkok sudah berani keluarkan ketentuan warga desa yang bekerja dikota
>>> besar, lebih dari 5 tahun bisa menjadi penduduk kota tsb. Dan dengan
>>> demikian pendatang dari DESA bisa diperlakukan sepenuhnya sebagai warga
>>> kota tsb. menikmati tunjangan sosial yang ada,  termasuk dalam hal
>>> menyekolahkan anak-anaknya.
>>>
>>> Kalau lebih 30-40 tahun yl. anak-anak didesa-desa banyak yang kehilangan
>>> perawatan kedua orang-tuanya yang harus bekerja di kota, sekarang sudah
>>> bisa menarik anak-anaknya hidup bersama dikota dengan menikmati haknya
>>> masuk sekolah dikota. Pemerintah berani keluarkan kebijakan begini, karena
>>> kehidupan didesa umumnya sudah tidak beda jauh dengan kota-kota besar!
>>> Tidak lagi kuatir kota-kota dibanjiri warga desa mencari kerja dikota, .....
>>> seperti lebih 40 tahun yl!
>>>
>>> Hari terakhir kami kembali dan bermalam di kota Tsing Tao. Satu kota
>>> yang masih nampak peninggalan koloni Eropah, khususnya Jerman, terlihat
>>> dari gedung-gedung kuno yg dibangun awal tahun 1900-an, termasuk gedung
>>> Gubernur Jerman di Tsing Tao yang tetap dipertahankan dengan baik sampai
>>> sekarang. Dan tentunya tidak ketinggalan, meninjau pabrik bir Tsing Tao yg
>>> juga             dibangun oleh Jerman, bahkan masih bisa diperlihatkan
>>> mesin-pertama yang digunakan dari Jerman itu.
>>>
>>> Karena cuaca udara Tsing Tao termasuk nyaman di Tiongkok daratan, musim
>>> panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin, dan agak
>>> kering, tidak lembab itu, ... sekalipun temperatur sudah mencapai 320C,
>>> tidak terasa sangat panas dan lengket berkeringat. Itulah sebab, Tsing Tao
>>> digunakan             sebagai tempat peristirahatan yang nyaman, termasuk
>>> dibangun sanatorium bagi perwira pensiunan dan vila-vila peristirahatan
>>> bagi kader-kader tinggi. Ketua Mao, Lin Piao juga pernah beristirahat di
>>> Tsing Tao ini, ...
>>>
>>> Begitulah kami mengakhiri tamasya kali ini, dengan peninjauan pabrik bir
>>> Tsing Tao, melihat bagaimana cara produksi kuno dengan mesin lama dan cara
>>> produksi dengan mesin baru yang begitu cepat, dan, ... dengan bayar 60
>>> Yen/orang, kita bisa dapatkan 1 gelas bir Tsing Tao yang terasa lebih segar
>>> dan nikmat ketimbang beli botolan di supermarket, karena tergolong bir
>>> mentah yang hanya bisa tahan tidak lebih dari 7 hari saja. Lalu, siang hari
>>> sudah ke airport siap terbang pulang ke HK.
>>> [image: width:100%;max-width:800px]  [image:
>>> width:636px;max-width:800px]
>>>
>>> [image: width:46px;min-height:29px]
>>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
>>> 不含病毒。www.avg.com
>>> <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient>
>>>
>>>
>>> 
>>
>
>

Kirim email ke