Fw dari WA:

**_DETIK DETIK YG MENENTUKAN ; dialog_ HABIBIE dg PRABOWO**

Semua Pelaku dan Saksi masih hidup hingga sekarang...., bisa dicrosscheck.

*Habibie :* Terjadi dialog antara saya dan Pangkostrad, dan sebagaimana biasanya jika kami bertemu, ia berbicara dalam bahasa Inggris.

*Prabowo :* "Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad."

*Saya (Habibie) menjawab,* "Anda tidak dipecat tetapi jabatan Anda diganti."

*Prabowo :* "Mengapa?"

*Habibie :* “Saya menyampaikan bahwa saya mendapat laporan dari Pangab bahwa gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.”

*Prabowo :* "Saya bermaksud mengamankan presiden,"

*Habibie :* "Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggungjawab langsung kepada Pangab dan bukan tugas Anda."

*Prabowo :* "Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo dengan nada marah.

*Habibie :* "Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yg sangat memprihatinkan," jawab Habibie.

*Prabowo :* "Atas nama ayah saya Prof. Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," mohon Prabowo.

Habibie jawab dengan nada tegas, "Tidak! Sampai matahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru!"

"Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untuk masih dapat menguasai pasukan saya!" Mohon Prabowo kpd Presiden Habibie.

Habibie langsung menjawab, *"Tidak! Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru! Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja."*

"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya," jawab Prabowo.

Habibie menegaskan : "Ini tidak mungkin, Prabowo!"

Sementara itu pintu terbuka dan Sintong Panjaitan masuk dan mengatakan, "Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan."

Habibie mengatakan, "Sebentar,"

Sintong Panjaitan meninggalkan ruangan. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Prabowo untuk meminta agar ia dapat berbicara melalui telepon dengan Pangab. Habibie tugaskan kepada salah satu ADC Presiden yang berada di ruangan untuk segera menghubungi Pangab.

Setelah menelpon ke Markas Besar ABRI, ADC Presiden menyampaikan bahwa Pangab tidak dapat dihubungi.

Untuk kedua kalinya pintu terbuka dan Sintong Panjaitan mempersilahkan Prabowo meninggalkan ruangan karena tamu Presiden yaitu Gubernur BI sudah tiba dgn staf, bersama Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita.
_______________

Sumber :
_[Bacharuddin Jusuf Habibie, "Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, THC Mandiri, 2006]_

Senin 31 Juli 2017, 13:03 WIB


 Prabowo Dipecat atau Diberhentikan? Ini Cerita BJ Habibie

Erwin Dariyanto - detikNews

Prabowo Dipecat atau Diberhentikan? Ini Cerita BJ HabibieFoto: Mei R Amelia/detikcom
Advertisement

*Jakarta*-

Kontroversi soal akhir karier militer Prabowo Subianto muncul lagi. Semua bermula dari pernyataan peneliti Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas yang menyebut Prabowo Subianto yang kini jadi Ketua Umum Gerindra itu dipecat dari karir militernya.

Pernyataan Sirojudin itu langsung dibantah oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Bagaimana sebenarnya akhir karier militer Prabowo?

Bacharudin Jusuf Habibie yang menjabat Presiden saat Prabowo mengakhiri dinas kemiliteran pernah membeberkan kisah tersebut. Habibie lah yang mencopot Prabowo Subianto kala itu dari jabatan Panglima Kostrad.

Cerita itu ditulis Habibie dalam Buku berjudul, Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006).

Di halaman 111 buku tersebut terdapat cerita dialog Presiden BJ Habibie dengan Prabowo saat dilakukan pergantian Panglima Kostrad pada 23 Mei 1998. Prabowo menghadap BJ Habibie di Istana Merdeka untuk mempertanyakan pencopotan dirinya dari jabatan Pangkostrad.

Percakapan antara Habibie dengan Prabowo itu dilakukan dalam bahasa Inggris seperti kebiasaan mereka ketika bertemu. "Ini suatu pengghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," kata Prabowo seperti dituturkan Habibie dalam buku, Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) yang dikutip detikcom, Senin (31/7/20117).

"Anda tidak dipecat, tetapi jabatan Anda diganti," jawab Habibie.

"Mengapa?" tanya Prabowo.

Habibie menjawab bahwa itu dilakukan karena dia mendapat laporan dari Panglima ABRI tentang adanya gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.

"Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," kata Prabowo.

"Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas Anda," jawab Habibie kepada Prabowo.

"Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo dengan nada marah.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie.

Percakapan Habibie dengan Prabowo terus berlangsung memanas. Sampai akhirnya salah satu staf khusus Presiden Sintong Pandjaitan meminta, Prabowo meninggalkan ruangan karena Presiden Habibie akan menerima tamu berikutnya.

Syahdan, setelah dicopot dari jabatan Panglima Kostrad, Prabowo dikirim ke Bandung menjadi Komandan Sesko ABRI. Tak lama kemudian Dewan Kehormatan Perwira dibentuk.

Dewan Kehormatan Perwira dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Sekp/533/P/VII/1998 tanggal 14 Juli 1998. Sebelum mengambil keputusan ini, Dewan Kehormatan Perwira telah bersidang pada tanggal 10, 12, dan 18 Agustus 1998 dengan terperiksa Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto sebagai Danjen Kopassus.

Dewan Kehormatan Perwira pada akhirnya mengeluarkan surat keputusan Nomor KEP/03/VIII/1998/DKP. Surat tersebut dibuat dan ditandatangani pada 21 Agustus 1998 oleh Ketua Dewan Kehormatan Perwira Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo, Sekretaris Letjen TNI Djamari Chaniago, Wakil Ketua Letjen TNI Fahrul Razi, anggota Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, dan anggota Letjen Yusuf Kartanegara. Isinya adalah sederet pelanggaran Prabowo dan menutup dengan rekomendasi pemecatan dari TNI.

Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah dipecat dari dinas kemiliteran. "Kok dipecat? Prabowo nggak pernah dipecat. Dia diberhentikan dengan hormat dari dinas militer," kata Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi detikcom, Senin (31/7/2017).


*(erd/van)*




---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke