Nenek dalam tempurung ini betul-betul SUDAH menjadi corong suara barat
yg hendak meng HITAM kan hasil perjuangan RAKYAT Tiongkok! TANPA berani
melihat KENYATAAN UMUM yg terjadi di Tiongkok daratan! Apa bedanya
dengan corong barat ketika meng HITAM kan masa-masa tahun 60-an,
kemiskinan rakyat Tiongkok sampai lebih 30 JUTA rakyat MATI-KELAPARAN
bahkan dibeberapa daerah terjadi kanibal, manusia memakan manusia utk
meneruskan hidup!
Cara-cara KEJI utk gempur Sosialisme Berkepribadian Tiongkok yg
kenyataan terus maju dan telah menjadi ancaman berat AS!
Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 於 10/12/2018 0:01 寫道:
Mau lihat apa arti penghisapan dalam praktek kongkritnya?? Silahkan
menyimak berita Kompas di bawah ini.
Berita ini keluar tanggal 7 Desember, 2018. Satu bukti lagi, Foxconn
bukan satu-satunya "titik" di belanga seperti ditegaskan Chan dengan
angkuh. Jam kerja panjang, upah sangat rendah, libur hanya satu hari
tiap bulan, begitu lelahnya karena tidak cukup tidur sehingga waktu
istirahat digunakan untuk tidur, kepala pusing dan penglihatan buram
karena sifat pekerjaannya.
Mudah-mudahan orang yang selalu senang dan bangga melihat segala macam
kemajuan dan kemewahan pembangunan Tiongkok bisa merenungkan kata-kata
Simone Wasmann:* orangtua diharapkan memahami bahwa mainan itu dibuat
dengan upah kerja yang murah dan jam kerja yang panjang. "Bagi para
buruh, itu hanya hari kesengsaraan. Mereka melakukan kerja lembur
karena cuma hal itu saja yang bisa mereka lakukan untuk menghidupi
kebutuhannya," Nah, ingatlah kepada kaum buruh yang menciptakan semua
kemegahan dan kebesaran pembangunan itu. Ingatlah pada "social
cost"dari pembangunan yang kalian banggakan itu. Semua itu dibayar
buruh dengan penderitaan, bahkan jiwanya.*
*
*
Chan maunya orang percaya pada propaganda Tkk kapitalis tentang
"sosialisme dengan ciri Tkk". Bagaimana orang mau percaya kalau kaum
buruhnya dengan jelas dan gamblang diperlakukan seperti budak-budak???
Praktek penghisapan, penindasan dan penghinaan terhadap kaum buruhnya
sudah berjalan bertahun-tahun dan diketahui dunia internasional, kok
pemerintah pusat dan lokal membiarkannya???.Kan Kaisar Xi itu,
katanya, suka "blusukan", kok nggak pernah mengunjungi Fosconn dan
pabrik-pabrik outsourcing korporasi-korporasi raksasa dunia?
**
*Nasib Buruh China, Dibayar Rp 185 Tiap Buat Boneka Ariel Seharga Rp
648.000*
RETIA KARTIKA DEWI Kompas.com - 07/12/2018, 15:17 WIB
Inline image
KOMPAS.com - Kelompok pejuang hak asasi manusia (HAM) Solidar Suisse
dan China Labour Watch menginvestigasi pabrik pembuat boneka putri
duyung di film animasi The Little Mermaid, Ariel.
Kedua kelompok ini menemukanada ketidakadilan terkait jam kerja dengan
upah yang didapat para buruh di pabrik Wah Tung di Heyuan, China.
Heyuan adalah kota berpenduduk sekitar 3 juta orang di Provinsi
Guangdong.
Dilansir dari The Guardian, buruh pabrik tersebut, yang sebagian besar
perempuan, hanya diberi upah 85 pence atau sekitar Rp 15.725 per jam
tanpa tunjangan kesehatan.
Selain itu, mereka hanya dibolehkan libur sehari selama sebulan.
Seorang buruh bahkan mengaku bahwa dia bisa bekerja dengan jam lembur
atau tambahan 175 jam tiap bulan untuk memenuhi kebutuhannya.Jika
seorang buruh tidak masuk selama tiga hari atau lebih, maka mereka
dapat terkena sanksi, bahkan diberhentikan dari pekerjaan.
Menurut The Guardian, gaji yang didapat para buruh ini melanggar
aturan ketenagakerjaan di Negeri Tirai Bambu itu. Selain itu, juga
terdapat ketidakseimbangan gender di perusahaan. Di level manajemen
jumlah perempuan dibandingkan laki-laki adalah 1:9. Namun, di level
bawah terdapat 80 persen buruh perempuan.
* Timpang*
Boneka The Princess Sing & Sparkle Disney Ariel, sang putri duyung
yang dikenal memiliki rambut panjang berwarna merah ini juga dibuat
sedemikian mirip dengan karakter dalam film. Rencananya, boneka Ariel
akan terus diproduksi hingga Hari Natal tiba.
Hal yang mengejutkan, untuk tiap boneka Ariel yang dibuat, para buruh
di China itu hanya mendapat 1 penny atau setara dengan Rp 185.
Padahal, satu boneka itu dijual seharga 35 poundsterling atau sekitar
Rp 648.000. Pabrik Wah Tung memperkerjakan ribuan pekerja yang dibayar
murah dan diberi jam kerja yang panjang untuk membuat boneka
Ariel.(Guardian)
Pada puncak produksinya, pabrik Wah Tung mampu memproduksi 2.400
boneka Ariel tiap hari. Bagi divisi produk konsumen Walt Disney's,
boneka itu sendiri mengeruk banyak uang. Mereka mendapatkan pendapatan
operasional sebesar 264 juta poundsterling atau sekitar Rp 4,9
triliun. Sedangkan, penghasilan yang didapat sebesar 880 juta
poundsterling atau sebesar Rp 11,4 triliun.
* Nasib buruh *
Para buruh di pabrik Wah Tung terbilang memprihatinkan. Dalam kondisi
terburuk mereka hanya mendapatkan 2.000 yuan (sekitar 228
poundsterling atau Rp 4,23 juta). Dalam kondisi baik, mereka bisa
mendapatkan 3.000 yuan. Jumlah ini sangat timpang dibandingkan gaji
rata-rata di China yang sebesar 7.665 yuan.
Pabrik Wah Tung juga menerapkan kebijakan kepada para buruh untuk tiba
di pabrik 10 menit sebelum jadwal kerja mereka. Kelompok China Labour
Watch sempat mengabadikan momenbeberapa buruh memilih tidur ketika jam
istirahat tiba.
Sebuah peneliti dari kedua kelompok investigasi itu mencatat,para
buruh mengeluh sangat lelah dan tidak bisa tidur dengan nyaman. Selain
itu, para buruh merasa pusing dan penglihatan menjadi buram karena
melakukan hal yang sama berulang kali.
Simone Wasmann dari kelompok Solidar Suisse mengatakan, meskipun
anak-anak menyukai mainan dari Disney,orangtua diharapkan memahami
bahwa mainan itu dibuat dengan upah kerja yang murah dan jam kerja
yang panjang. "Bagi para buruh, itu hanya hari kesengsaraan. Mereka
melakukan kerja lembur karena cuma hal itu saja yang bisa mereka
lakukan untuk menghidupi kebutuhannya," ujar Wasmann pada The
Guardian. "Sudah saatnya Disney memberikan sesuatu yang lebih layak
kepada orang-orang yang membuat barang dagangan mereka, misalnya
menaikkan upah para buruh dan memotong jam lembur kerja," ucap Wasmann.
*Tanggapan ETP, Disney, dan Mattel *
Beberapa pabrik pembuat mainan terbesar, seperti Walt Disney dan
Mattel, tergabung dalam Program Etik Mainan (ETP) di Dewan
Internasional Industri Mainan. ETP menetapkan standar industri untuk
memperbaiki jam kerja di pabrik-pabrik mainan. Sementara, pabrik
mainan Wah Tung telah disertifikasi oleh ETP.
Juru bicara ETP, Mark Robertson mengatakan, berdasarkan laporan China
Labour Watch, peraturan yang dijalankan oleh pabrik itu bertentangan
dengan persyaratan program kerja di pabrik mainan, seperti jam kerja,
upah, pembayaran liburan, dan cuti tahunan.
"Kami akan bekerja langsung dengan pabrik-pabrik untuk mengatasi
setiap masalah yang diidentifikasi," ujar Robertson. "Kami menganggap
masalah yang diangkat oleh China Labour Watch sangat serius dan telah
membuat kami menyelidiki hal ini. Kami akan dengan cepat dan efektif
menangani setiap masalah yang melanggar standar kami," kata dia.
Adapun, juru bicara Walt Disney mengatakan, sebagai anggota ETP,
pihaknya berkomitmen untuk mencari jalan keluar terbaik. Disney juga
mengacu pada pernyataan ETP, yang bersedia melakukan penyelidikan
terkait kondisi kerja di pabrik-pabrik mainan.
Sedangkan, pihak Mattel mengatakan bahwa saat ini tidak ada produksi
dari pabrik-pabrik mereka yang disebutkan dalam laporan China Labour
Watch. "Mattel berkomitmen untuk memastikan setiap orang yang membuat
mainan dan produk kami diperlakukan dengan adil, dengan rasa hormat,
dan mampu bekerja di lingkungan yang aman dan sehat," ujar salah satu
juru bicara dari Mattel. Pihak Mattel juga mengatakan, mereka
berkomitmen menggunakan program standar, lingkungan, kesehatan,
keselamatan kerja, dan proses pengawasan. Selain itu, Mattel juga
menjunjung tinggi praktik kerja yang etis dan kepedulian terhadap
lingkungan
Editor : Bayu Galih
---------------------------------------------------------------
Nah, di bawah ini berita tentang pabrik di Suqian, milik Catcher, yang
memproduksi Apple. Setali tiga uang kondisi kerja dan kehidupan
buruhynya!!! Ini sebuah "titik" lain lagi di belanganya si Chan!! Di
sini ditekankan masalah bahan kimia yang mempengaruhi kesehatan
buruhnya dan tidak adanya perlengkapan untuk melindungi pendengaran,
tangan, tidak ada masker untuk melindungi masuknya bahan toxic ke
dalam pernafasan....Atau kalaupun ada, kwalitasnya begitu buruk
sehingga tak bermanfaat untuk melindungi kesehatan buruh. Kondisi
kerja buruk dengan jam kerja panjang dan kondisi asrama buruhnya juga
sangat buruk. Bagaimana orang bisa diharapkan mendukung "sosialisme
dengan ciri Tkk" yang sangat menipu ini???? Atau Chan masih bisa
ngotot bilang, ini semua hanya "mimpi" si nenek dalam tempurung!!!
Workers at an Apple manufacturing plant in China complained about poor
working conditions and exposure to noxious chemicals
Edoardo Maggio <https://www.businessinsider.com/author/edoardo-maggio>
Jan. 17, 2018, 7:10 AM
Jan. 17, 2018, 7:10 AM
Edoardo Maggio <https://www.businessinsider.com/author/edoardo-maggio>
Inline image
Exhausted workers at Catcher's facility in Suqian, China. China Labour
Watch
·Advocacy group China Labour Watch and Bloomberg have released reports
highlighting harsh working conditions at a manufacturing plant in
Suqian, China.
·The factory is owned by Catcher, a company that builds and polishes
components for consumer electronics devices such as Apple's iPhones,
iPads, and Mac computers.
·The workers exposed problems with their poor training and equipment,
exceedingly long working hours, dirty facilities and low wages.
·Apple and Catcher released separate statements, in which they said
the results of their own investigations found no violations of their
respective standards.
New reports from Bloomberg
<https://www.bloomberg.com/news/articles/2018-01-16/workers-at-apple-supplier-catcher-describe-harsh-conditions> and
China Labour Watch (CLW)
<http://www.chinalaborwatch.org/upfile/2018_01_12/20180116-1.pdf> have
exposed the poor conditions under which Catcher employees in China
work. Catcher is a critical partner in Apple's supply chain as it
takes responsibility for most of the manufacturing of the company's
devices casings.
Workers are often in contact with chemical components that are noxious
for the human body, but their equipment is reportedly inadequate most
of the times.
China Labour Watch's investigation focused mostly on a facility in
Suqian, a small city located about six hours away from Shanghai, and
highlighted problems that go beyond chemical exposure.
Workers at the factory reportedly work for six days a week, more than
10 hours every day,and do so without having received proper training
or adequate equipment.
In various interviews with Bloomberg, where they asked to remain
anonymous for fear of repercussions, a number of workers expressed
concern about safety issues and their lack of knowledge of the
materials and machinery they come into contact with.
Inline image
·CLW1Chemical-filled wastewater with white foam overflowing the
pathways outside of the factory. China Labour Watch
CLW found that new staff members were trained for about four hours on
average, whereas Catcher's official requirements state that the
training should last no less than 24 hours.
The report mentioned cases where an instructor would say the answers
out loud as workers were filling their requirement tests, and some
workers told Bloomberg that they were asked to sign papers that
certified that they had completed the full training when they had not.
Catcher doesn't outline standard procedures clearly, apparently, and
employees told Bloomberg that they were, in fact, unaware of how to
best use the complex machinery required to polish up iPhone, iPad, and
MacBook cases, among others.
Two employees said that they were not given earplugs "until well into
their first month," and that Catcher only gives workers low-quality,
active carbon face masks (one per day) to protect against dust, fumes,
and small-particle chemicals.
Supervisors reportedly hand out more up-to-standard 3M-branded masks
"only when they expect an inspection," and even then the high
temperatures make wearing them uncomfortable.
CLW2Inline image
The wastewater bubbles up from underground fewer pipes onto the
sidewalks. China Labour Watch
Gloves, too, are apparently in short supply, and CLW found that some
workers reported irritated skin on their hands. "After a few hours,
the gloves swell and get soft, like they've been corroded. The fingers
would be exposed," an employee told Bloomberg.
"My hands turned bloodless white after a day of work," another worker,
who was forced to turn to Catcher because her husband's business was
struggling, said. "I only tell good things to my family and keep the
sufferings like this for myself."
When their intensive workday ends, employees reportedly share shabby
dorms with four bunk beds, with many of them going without washing
"for days" at times.
Here's Bloomberg, which visited the facility:
"[...] Outside temperatures often fell to close to freezing and the
workers kept all windows shut to preserve heat. That created a humid
atmosphere in which odors of sweat, cigarettes, feet and unwashed
clothing mixed freely. Workers living in about 20 rooms per floor
share one wash space with 14 cold-water taps, a big public toilet —
but no shower. Taking a proper bath required walking to an adjacent
facility."
Inline image
CLW3One of the dirty rooms where up to four workers live, eat, and
sleep. China Labour Watch
But it doesn't end there either, apparently. Workers who have reported
the poorness of their working conditions in the past have reportedly
being threatened not to be paid the ~$2 (£1.45) they are owed for each
hour of work if they meant to leave.
CLW said that wages for resigning workers are rarely settled when they
quit, and the hiring agencies that hire them reportedly "withhold
their full salaries if they insist on leaving." (CLW says that Catcher
would be legally required to settle payments the day workers quit.)
CLW found that the inspected facilities violated 14 of Apple's
standards overall, "ranging from a failure to communicate the risk of
handling hazardous chemicals to forcing probationary workers to pay
for uniforms."
On their side, however, both Apple and Catcher have denied the
allegations, claiming that they found no evidence of standards'
violations in their own investigations.
Inline imageCLW4A toilet and a hallway at one of the nearby facilities
where workers rest. China Labour Watch
Apple did not immediately respond to a request for comment, but told
Bloomberg in a statement that "we know our work is never done and we
investigate each and every allegation that's made. We remain dedicated
to doing all we can to protect the workers in our supply chain."
Catcher's stock has fallen by 3.3% in Taipei.
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com