Mereka pun radikal. Penjilat radikal. Oportunis radikal.
Apa juga bakal disikat Jokowi? 
--- jonathangoeij@... wrote:
       

Saya kira yang jadi masalah utama adalah kultus individu dengan para penjilat 
pantat yg kepingin ikut bancakan.

--- ajegilelu@... wrote :
Sumber utama dari masalah ekonomi Indonesia sangat khas rezim dunia ketiga 
yaitu, utang dan korupsi. Sepanjang 5 tahun terakhir masyarakat melihat tidak 
ada keseriusan memanfaatkan utang yang meroket itu untuk membangun pondasi 
ekonomi. Hampir semua utang dihabiskan untuk belanja proyek ini-itu termasuk 
sektor konsumsi bahkan proyek impor bahan pangan. Sepanjang 5 tahun terakhir 
masyarakat melihat tidak ada kesungguhan memberantas korupsi. Akibatnya, 
sepanjang 5 tahun terakhir masyarakat hanya menikmati biaya hidup tinggi sambil 
terus diteror dengan isu radikalisme, lengkap dengan suguhan 
penangkapan-penangkapan teroris. 
Sialnya, tontonan kolosal menggebuk radikalisme ini berujung antiklimaks dengan 
adegan penusukan Menkopolhukam, Wiranto. 
Tentu ini peristiwa yang sangat serius. Begitu seriusnya sampai-sampai 
menimbulkan keheranan orang banyak. Mulai dari kerja intelijen, sistem 
pengamanan pejabat, pencopotan sejumlah anggota TNI yang beristri kritis, 
pembungkaman ASN, sampai kondisi orang yang harus dirawat di ICU karena 
kehilangan 3,5 liter darah + potong usus 60 cm namun dalam hitungan hari sudah 
bisa ke kantor untuk mengemasi barang-barangnya karena masa jabatan tidak 
diperpanjang. 
Sebegitu serius dan dramatisnya upaya pemerintah menentramkan diri dan tampil 
kalem, toh tidak mampu mencegah sejumlah perusahaan PMA untuk rame-rame cabut 
dari Indonesia.
--- lusi_d@... wrote:
Masalah Utama Indonesia Ekonomi, Bukan Radikal-Radikalan
Politik 
LAPORAN: OGI MANSYAH
SENIN, 28 OKTOBER 2019 , 06:52:00 WIB | 
RMOLBengkulu. Pasangan Joko Widodo-Maruf Amin mengalami kesalahan
mendasar dalam mendiagnosa masalah yang dialami negeri. Pasalnya,
radikalisme yang terus didengung-dengungkan pemerintah bukan masalah
utama yang sedang dihadapi Indonesia. 

Problem pengambil keputusan, kebodohan dalam mendiagnosa keadaan,
ketumpulan intervensi kebijakan, dan kelemahan implementasinya,” tegas
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dalam akun Twitter
pribadinya, Minggu (27/10).

Mantan wakil ketua DPR itu menegaskan bahwa masalah yang dialami
Indonesia adalah masalah ekonomi, bukan radikalisme.

Fadli yang sedang berkunjung ke Aceh untuk melantik DPW dan DPD Ikatan
Keluarga Minangkabau (IKM) kemudian bercerita tentang pengalamannya
selama di provinsi paling barat Indonesia itu. Dia merasakan aliran
listrik di Aceh yang padam berkali-kali.

Bagaimana masuk Revolusi Industri 4.0? Urusan pokok sederhana seperti
listrik saja masih seperti ini,” tanyanya.

Dia kembali menekankan bahwa radikalisme bukan ancaman negara. Sebab,
pada dasarnya umat Islam yang menjadi tertuding atas isu tersebut
adalah kelompok yang moderat.

Jadi persoalan kita adalah ekonomi (daya beli, pekerjaan, kemiskinan,
harga dan lain-lain). Bukan radikal-radikalan,” pungkasnya.

Pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun belakangan memang mentok di 5
persen. Bahkan diprediksi tahun ini Indonesia bakal nyungsep di angka 4
persen.

Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, DR Rizal Ramli sudah
lama memprediksi ekonomi Indonesia bakal stagnan. Dia menilai jurus
monoton yang ditunjukkan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak bakal ampuh
mendongkrak ekonomi Indonesia. Sebab menteri berpredikat terbaik dunia
itu hanya mengandalkan utang dan kebijakan austerity atau pengetatan
anggaran tanpa ada terobosan-terobosan.

Prediksi RR terbukti bukan sembarangan. Pasalnya, baru empat hari
dilantik menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju, Sri Mulyani telah
mengumumkan rencana akan menerbitkan surat utang berdenominasi valuta
asing atau global bond.

Langkah Sri Mulyani itu diambil karena Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) 2019 mengalami defisit sementara kebutuhan negara
membengkak.

Sri Mulyani menyatakan rencana penerbitan surat utang disebabkan oleh
defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp
199,1 triliun atau 1,24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada
akhir Agustus 2019.

Defisit tersebut berasal dari belanja negara sebesar Rp 2.461,1
triliun, sementara pendapatan hanya sebesar Rp 1.189,3 triliun.
dilansir RMOL.ID. 
#yiv3429678009 -- #yiv3429678009ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-mkp #yiv3429678009hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mkp #yiv3429678009ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mkp .yiv3429678009ad 
{padding:0 0;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mkp .yiv3429678009ad p 
{margin:0;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mkp .yiv3429678009ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-sponsor 
#yiv3429678009ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-sponsor #yiv3429678009ygrp-lc #yiv3429678009hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-sponsor #yiv3429678009ygrp-lc .yiv3429678009ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3429678009 #yiv3429678009actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3429678009
 #yiv3429678009activity span {font-weight:700;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv3429678009 #yiv3429678009activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3429678009 #yiv3429678009activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv3429678009 #yiv3429678009activity span 
.yiv3429678009underline {text-decoration:underline;}#yiv3429678009 
.yiv3429678009attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv3429678009 .yiv3429678009attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv3429678009 .yiv3429678009attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv3429678009 .yiv3429678009attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3429678009 .yiv3429678009attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv3429678009 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv3429678009 .yiv3429678009bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3429678009 
.yiv3429678009bold a {text-decoration:none;}#yiv3429678009 dd.yiv3429678009last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3429678009 dd.yiv3429678009last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3429678009 
dd.yiv3429678009last p span.yiv3429678009yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv3429678009 div.yiv3429678009attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv3429678009 div.yiv3429678009attach-table 
{width:400px;}#yiv3429678009 div.yiv3429678009file-title a, #yiv3429678009 
div.yiv3429678009file-title a:active, #yiv3429678009 
div.yiv3429678009file-title a:hover, #yiv3429678009 div.yiv3429678009file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv3429678009 div.yiv3429678009photo-title a, 
#yiv3429678009 div.yiv3429678009photo-title a:active, #yiv3429678009 
div.yiv3429678009photo-title a:hover, #yiv3429678009 
div.yiv3429678009photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3429678009 
div#yiv3429678009ygrp-mlmsg #yiv3429678009ygrp-msg p a 
span.yiv3429678009yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3429678009 
.yiv3429678009green {color:#628c2a;}#yiv3429678009 .yiv3429678009MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv3429678009 o {font-size:0;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009photos div {float:left;width:72px;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3429678009
 #yiv3429678009reco-category {font-size:77%;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009reco-desc {font-size:77%;}#yiv3429678009 .yiv3429678009replbq 
{margin:4px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-mlmsg select, #yiv3429678009 input, #yiv3429678009 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-mlmsg pre, #yiv3429678009 code {font:115% 
monospace;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-mlmsg #yiv3429678009logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-msg 
p#yiv3429678009attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-reco #yiv3429678009reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-sponsor 
#yiv3429678009ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-sponsor #yiv3429678009ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-sponsor #yiv3429678009ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv3429678009 #yiv3429678009ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv3429678009 
#yiv3429678009ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv3429678009   

Kirim email ke