Click situs untuk melihat video

https://suarapapua.com/2019/12/26/wabub-nduga-saya-lahir-satu-kali-saya-mundur-langsung/


*Wabub Nduga: Saya Lahir Satu Kali, Saya Mundur Langsung*

*Penulis * *Arnold Belau* <https://suarapapua.com/author/arnold-belau/>

26 Des 2019, 8:38 WP

*
<https://i0.wp.com/suarapapua.com/wp-content/uploads/2019/12/81236503_10157737974153618_1376702718206279680_o.jpg?fit=1040%2C493&ssl=1>*Wakil
Bupati Kabupaten Nduga, Wentius Nemiangge. (IST - SP)

*JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge menyatakn
mudur dari jawabatannya sebagai Wakil Bupati Kab. Nduga, Papua pada 24
Desember lalu.*

Suara Papua melakukan konfirmasi terkait pernyataan tersebut kepada
Nimiangge, Kamis (26/12/2019) lewat telepon genggamnya. Ia menyatakan
pernyataan mundur dari jabatannya sebagai wakil bupati adalah benar adanya.

“Saya lahir satu kali. Dan saya mundur satu langsung [dari jabatannya
sebagai wakil bupati]. Saya tidak mau bergabung dengan orang Indonesia,”
tegasnya.

Ia mengakui, hingga saat ini masyarakat di wilayah Nduga belum merasa aman,
dari kampung hingga distrik.  Ia menyatakan mundur, karena pihaknya telah
berusaha dan sudah bertemu sampaikan persoalan Nduga kepada semua petinggi
negara. Namun, dari pertemuan ke pertemuan tidak pernah membuahkan hasil
dan tidak pernah membawa perubahan untuk masyarakat Nduga.

<https://suarapapua.com/2019/12/26/wabub-nduga-saya-lahir-satu-kali-saya-mundur-langsung/#>

“Begini, kita sudah ketemu dengan kementerian, kita juga ketemu dengan
DPR-RI, kita sudah ketemu dengan Pangdam XVII Cenderawasih, kita sudah
ketemu Kapolri. Tetapi pembicaraan kami itu tolak belakang,” terangnya.

Meskipun telah melakukan berbagai pertemuan dengan para petinggi negara
Indonesia, ia merasa negara tidak menghargai berbagai upaya yang telah
dilakukan pemerintah daerah Nduga.

“Kami ini perpanjangan tangan [pemerintah pusat] di daerah ini. Bupati dan
wakil bupati di sini adalah tangan kanan dan tangan kiri presiden, tapi
apapun yang kami bicara itu macam boneka yang bicara begitu. [negara] Tidak
respon,” tegas Nimiangge.

Sehingga, menurut Nimiangge, salah satunya jalan yang mulus adalah harus
mengundurkan diri.

“Dari pada orang lain yang atur lebih baik undurkan diri. Kami ini sudah
sakit hati pa! Kalau kami menjadi bupati dan wakil bupati itu membangun
rakyat, mensejahterahkan rakyat dan membangun rumah sendiri. Tujuannya di
situ. Bukan kami mengangkat mayat sana sini, menguburkan masyarakat kami
yang ditembak oleh negara lewat aparatnya [korban] di atas sakit hati.
Bukan itu,” tegasnya lagi.

Video

*Aparat Ganggu Keamanan  Natal*

Nimiangge mengatakan, dirinya gerah dan tidak terima dengan perlakuan
negara terhadap warga Nduga sejak akhir 2018 lalu hingga saat ini memasuki
dua tahun. Ia protes perlakuan anggota TNI yang diduga menembak mati sopir
truk, Hendrik Lokbere.

“Sopir saya yang selalu membantu masyarakat ditembak pada 24 Desember. Saya
tidak terima. Saya sakit hari. Apalagi tanggal 23, 24 dan 25 Desember ini
hari Tuhan. Tapi tanggal 24 saya kubur jenazah sopir saya. Negara tidak
boleh ganggu saya.”

“Suasana natal begini baru kelaukan negara republik Indonesia seperti ini
maka saya harus mundur dari jabatan. Saya sudah bicara di publik dan saya
sudah bicara sampaikan seperti itu [mundur dari jawabatannya sebagai wakil
bupati]. Jadi sekarang solusinya itu bapak presiden [Jokowi] sebagai kepala
negara dan kepala wilayah pemegang papua ini harus selesaikan masalah
Nduga,” tegasnya kepada suarapapua.com dari Nduga, Papua.

Nimiangge menegaskan, persoalan yang sedang terjadi dan dihadapi masyarakat
Nduga harus diselesaikan oleh Jokowi sebagai kepala negara sebab persoalan
Nduga terjadi sejak 2018 dan kini memasuki dua tahun.

*Penembakan Terhadap Hendrik Lokbere*

Ia  menceritakan, sebelum ditembak mati, Hendrik [korban yang diduga
ditembak mari oleh TNI] antar masyarakat mengangkut kayu, makanan dan batu
untuk bakar. Jadi Hendrik itu ditembak mati oleh militer Indonesia. Pada
saat itu [Hendrik] membantu masyarakat di jalan trans Nduga.

“Dalam suasana Natal begini baru  kelakuan negara Indonesia  seperti ini.
Maka saya harus mundur dari jabatan. Saya sudah bicara di publik dan saya
sudah bicara sampaikan seperti itu [mundur dari jabatannya sebagai wakil
bupati],” bebernya.

Untuk menyelesaikan segala persoalan yang terjadi dan sedang dihadapi
masyarakat Nduga saat ini, menurut Nimiangge adalah Jokowi harus turun
tangan.

“Jadi sekarang solusinya itu bapak presiden [Jokowi] sebagai kepala negara
dan kepala wilayah pemegang papua ini harus selesaikan persolan di sini,”
bebernya.

Menanggapi mundurnya wakil bupati Nduga tersebut, seperti dikutip dari
tempo.co
<https://nasional.tempo.co/read/1287799/kabar-wakil-bupati-nduga-mundur-kemendagri-kami-cek-ke-gubernur/full&view=ok>,
Kementerian Dalam Negeri akan mengkonfirmasi kabar pengunduran diri Wakil
Bupati Kabupaten Nduga, Papua, Wentius Nimiangge dari jabatannya. Pembinaan
Bupati/ Walikota menurut Kemendagri berada di bawah Pemerintah Provinsi
sehingga harus dilakukan konfirmasi ke Gubernur terlebih dahulu.

“Nanti kami cek kepada Gubernur atau Pemprov Papua sebagai pembinanya,”
kata Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Bahtiar saat dihubungi, Rabu 25
Desember 2019.

*Pewarta: Arnold Belau*

Kirim email ke