Bung Chan, Dulu di perusahaan ada operator yang cakap. Dia lama jadi militair. Dia pernah sekali beri saya madu lebah asli hasilnya sendiri. Juga minuman keras dari fermentasi buah2an. Orangnya handig. Mobilnya sudah tua, dia ganti sendiri dengan mesin baru. Minta ijin boleh datang ke pabrik hari Saptu untuk bongkar pasang pakai peralatan dari monteur. Setelah berhenti kerja kerja nukang. Rumahnya bagian dalam dia kerjakan sendiri. Dia duduk di ondernemingsraad (factory council), tiap kali cerita apa yang dibicarakan. Ya, saya dengari saja, tetapi saya tidak pernah bocori pembicaraan perusahaan yang diembargo tidak boleh dibicarakan di luar ruangan rapat. Orang Belanda banyak yang pinter nukang. Ada orang lulusannya sebagai tukang kayu, tetapi dia serba bisa. Seluruh dapur di Nieuwegein, dia yang kerjakan dalam dua minggu, selagi kami tinggalkan bervakantie. Sekarang ini yang terkenal hebat nukang, adalah orang2 Polandia. Ada satu orang Polandia, dari angkatan laut, jadi operator, terus ngelamar jadi laborant. Karena latar belakang pendidikannya dia cepat ngerti, eh tahu2 dia minta berhenti kerja. Saya heran tanya dia, mengapa? Dia bilang, dia sudah beli rumah rongsok, terus bangun dengan tukang2 orang Polandia. Sudah dijual, untung banyak. Jadi dia mau berhenti karena hasilnya cukup , dan dia mau bangun lebih banyak. Salam, KH
Op ma 25 mei 2020 om 04:27 schreef ChanCT <sa...@netvigator.com>: > Hehehee, ... saya juga baru tahu, bung Djie! Ternyata mereka suku Hani di > Yunnan itu menggunakan daun teh yang beda jenisnya, ... BUKAN dari pohon > teh umumnya suku Han dan yang dikenal didunia. Pohon teh yang umum tidak > bisa tinggi, paling juga setinggi pinggang saja, ... > > Saya juga baru lihat bagaimana cara mereka mendapatkan madu-tawon, ... dan > ternyata bisa dimakan begitu saja dengan sarangnya itu. Tahu nya cuma madu > sudah dibotol saja. > > Salam, > > ChanCT > > > kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 於 2020/5/24 下午 07:04 寫道: > > > Bung Chan, > Perkebunan teh suku Hani. Koh berupa pohon, sampai naik untuk ambil > daunnya ? > Di Taiwan, kami pernah ke perkebunan teh, kok berupa semak2 rendah tidak > sampai > setinggi orang. Di toko tehnya saya baca riwayat perkebunan itu yang > dimulai oleh > orang Jepang, dengan potretnya. Di situ disebut mereka belajar tanam en > memproses > tehnya dari orang Jepang. Jepang dihargai sekali. > Kakek saya dari pihak ibu datang dari Kaoshiung, Taiwan, > warganegara Jepang. Menurut > ibu saya, supaya gampang melakukan usahanya di "Hindia Belanda" dulu. > Pergi2 tidak > perlu pas jalan, dan boleh masuk ke desa2. Malah kantor polisinya > ditelpon. Lalu datang > polisi jaga depan rumah. > Waktu Jepang mau masuk, kakek saya dan anak2 yang belum menikah ditahan, > diinternir > ke Australia. Ibu saya sudah menikah, jadi tidak ikut ditahan, dianggap > kawulo Belanda. > Salam, > KH > > ---------- Forwarded message --------- > Van: Tan <tjoan...@gmail.com> > Date: zo 24 mei 2020 om 08:22 > Subject: Live: Traditional tea-picking techniques of Hani people in SW > China > To: > > > https://youtu.be/6K5F1Y4dsZY > > > Von meinem iPhone gesendet > > >