Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds 100 Miliar Yen
Jumat , 03 Juli 2020 | 09:59
https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19476/pemerintah_terbitkan_samurai_bonds_100_miliar_yen
Pemerintah Terbitkan Samurai Bonds 100 Miliar Yen
Sumber Foto : Istimewa
Surat Utang Negara
POPULER
BI: Isu Gelombang Kedua COVID-19 Buat Rupiah Tertekan
<https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19487/bi__isu_gelombang_kedua_covid_19_buat_rupiah_tertekan_>Satgas
Waspada Investasi Temukan 105 Fintech Ilegal
<https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19489/satgas_waspada_investasi_temukan_105_fintech_ilegal_>IHSG
Menguat 0,14 Persen, Rupiah Terpuruk Jadi Rp 14.450/US$
<https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19491/ihsg_menguat_0_14_persen__rupiah_terpuruk_jadi_rp_14_450_us_>Kemenkeu
Akui Pembiayaan Korporasi Rp 53,57 Triliun Belum Terserap
<https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19488/kemenkeu_akui_pembiayaan_korporasi_rp_53_57_triliun_belum_terserap>Komisi
XI DPR Belum Bicarakan Pengembalian Pengawasan Perbankan ke BI
<https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/19490/komisi_xi_dpr_belum_bicarakan_pengembalian_pengawasan_perbankan_ke_bi>
Listen to this
JAKARTA - Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta
asing berdenominasi yen atau Samurai Bonds senilai 100 miliar yen yang
akan dimanfaatkan untuk pembiayaan defisit anggaran, termasuk penanganan
dan pemulihan pandemi COVID-19.
Keterangan Pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
yang diterima di Jakarta, Jumat (3/7/2020), menyatakan penerbitan
Samurai Bonds ini terdiri dari lima seri yaitu RIJPY0723, RIJPY0725,
RIJPY0727, RIJPY0730 dan RIJPY0740.
Seri RIJPY0723 mempunyai tenor selama tiga tahun dengan tanggal jatuh
tempo pada 7 Juli 2023 serta memiliki nominal penerbitan 50,7 miliar yen
dengan tingkat kupon 1,13 persen.
Seri RIJPY0725 mempunyai tenor selama lima tahun dengan tanggal jatuh
tempo pada 8 Juli 2025 serta memiliki nominal penerbitan 24,3 miliar yen
dengan tingkat kupon 1,35 persen.
Seri RIJPY0727 mempunyai tenor selama tujuh tahun dengan tanggal jatuh
tempo pada 8 Juli 2027 serta memiliki nominal penerbitan 10,1 miliar yen
dengan tingkat kupon 1,48 persen.
Seri RIJPY0730 mempunyai tenor selama 10 tahun dengan tanggal jatuh
tempo pada 8 Juli 2030 serta memiliki nominal penerbitan 13,4 miliar yen
dengan tingkat kupon 1,59 persen.
Seri RIJPY0740 mempunyai tenor selama 20 tahun dengan tanggal jatuh
tempo pada 6 Juli 2040 serta memiliki nominal penerbitan 1,5 miliar yen
dengan tingkat kupon 1,8 persen.
Penerbitan Samurai Bonds ini menjadi penerbitan sovereign pertama di
pasar Jepang untuk tahun 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia
setelah masa pandemi.
Transaksi ini merupakan momentum yang menumbuhkan kepercayaan pasar
Jepang dan potensial untuk diikuti oleh penerbitan obligasi lainnya di
pasar Jepang.
Sebelumnya, tidak terjadi penerbitan obligasi di pasar keuangan Jepang
sampai dengan akhir Mei 2020 seiring dengan makin merebaknya COVID-19.
Penerbitan lima seri obligasi valas ini mendapatkan peringkat Baa2 dari
Moody's, BBB dari S&P dan BBB dari Fitch.
Dengan permintaan yang cukup solid dari investor Jepang maupun luar
Jepang, sejak pemasaran pada 29 Juni 2020, pemerintah memutuskan untuk
mempersempit final guidance ke spread terendah dari initial guidance.
Penjualan ini juga menunjukkan konsistensi pemerintah dalam menerbitkan
Samurai Bonds senilai 100 miliar yen sejak pertama kali melakukan
penerbitan melalui penawaran ke publik.
Selain capaian tersebut pemerintah juga berhasil menerbitkan Samurai
Bonds pada spread over dolar AS swap yang lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
Kondisi itu telah memperkuat posisi Indonesia sebagai penerbit Samurai
Bonds yang menjadi acuan bagi penerbit lainnya.
Dalam kondisi pandemi, kegiatan temu investor (non-deal roadshow)
dilakukan secara online dalam bentuk netroadshow dan investor call telah
berhasil meningkatkan sentimen positif dari investor.
Basis investor kali ini meliputi city banks 18,6 persen, life insurers 7
persen, property insurers 1,6 persen, asset managers 29,1
persen, Shinkin banks/regional banks 6,7 persen, pension fund 2,5 persen
dan lainnya 34,5 persen.
Bertindak sebagai Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa
Securities Co Ltd, Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co Ltd,
Nomura Securities Co Ltd, dan SMBC Nikko Securities Inc.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan
pembiayaan dari penerbitan obligasi maupun pinjaman dari institusi
multilateral menjadi andalan untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Kondisi itu terjadi akibat APBN tidak mempunyai pendapatan yang memadai,
mengingat rendahnya penerimaan pajak karena kegiatan ekonomi yang terbatas.
Dengan demikian, pemerintah harus bersaing dengan negara berkembang
lainnya maupun negara maju untuk mengakses pembiayaan global, meski
minat investor saat ini cenderung rendah.
Terlebih lagi, Sri Mulyani menuturkan kondisi semakin diperberat akibat
harga tinggi yang harus dibayarkan kembali oleh negara penerbit obligasi.
"Bagi negara berpendapatan rendah dan negara berkembang saat mereka
mengakses pembiayaan global maka mereka harus membayarnya dengan harga
yang lebih tinggi," katanya.*(E-3)*