ada teman lama (sejak SMP) di WA grup yang bilang perlu uji coba diterapkan pada berbagai ras/ethnicity "disini di test bukan cuma dapat izin produksi di lokal tapi juga untuk melihat cocok gak. Itu tiap suku di Indonesia ada wakilnya buat di test," masuk akal juga sih. tapi masalahnya teman itu Ir.. elektro bukan dokter.
On Saturday, July 25, 2020, 09:26:48 PM PDT, 'B.H. Jo' b...@yahoo.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote: Said Sidu (dan golongan dan simpatisannya) menuduh uji klinis phase 3 utk covid-19 vaksin dari Sinovac/Tiongkok di Indonesia (yg akan dilakukan oleh pemerintah Jokowi) adalah sebagai kelinci percobaan. Pendapat mereka adalah "dungu" (dan berlagak pintar) dan barangkali juga ada unsur rasialisnya. Brasil telah bersedia menyediakan sukarelawan 9000 orang. Kutipan: According to Anvisa, the vaccine to be tested in Brazil is made from inactivated strains of SARS-CoV-2. “The proposal provides for testing 9,000 people in the country.https://www.bioworld.com/articles/436374-chinas-sinovac-phase-iii-trials-in-brazil-could-last-as-little-as-three-months Bangladesh menyediakan 4200 relawan utk uji klinis ini. https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-bangladesh/bangladesh-allows-late-stage-trial-of-chinas-sinovac-covid-19-vaccine-idUSKCN24L0KO Kanada akan mengikuti uji klinis ini dan beberapa negara lain (antara lain Rusia, Chile, Arab Saudi). Utk uji klinis phase 3 akan diperlukan paling sedikit 30000 orang/relawan supaya bisa menghasilkan hasil statistik yg bisa dipercaya ("statistical significance" dlm istilah statistiknya). Kenapa perlu begitu banyak relawan?Biasanya uji klinis phase 3 (III) dilakukan sebagai uji klinis yg namanya: "prospective randomized double-blinded, placebo-controlled clinical trial".. Dari 30000 relawan ini, setiap relawan, misal, akan mendapat 1 amplop, yg isinya bisa akan: mendapat "vaksin (betul)" atau bisa mendapat "vaksin palsu". Jadi kira2 15000 relawan yg akan mendapat vaksin betul dan 15000 mendapat vaksin palsu (placebo). Jadi jumlahnya yg di tes dgn vaksin sebetulnya cuma 15000. Mereka (30000) semua diawasi dalam waktu tertentu. Dan setelah beberapa bulan dilihat hasilnya, misal, siapa yg sakit (ringan atau berat) dan meninggal dll. selain dilihat darahnya telah mengandung antibody, T-cell thd covid-19 dsb. Setelah waktu uji klinisnya selesai, datanya dianalisa dgn perhitungan statistik/matematik apakah vaksin betul ini telah memberikan hasil klinis yg lebih baik daripada vaksin palsu (placebo). Misal, golongan relawan "vaksin betul" hasilnya lebih baik dari golongan "placebo". Hasil ini harus dianalisa (sub-analysis) lagi apakah vaksin telah berguna/manjur utk semua umur (misal; antara umur 10-30, 31-60, lebih tua dari 60), utk lelaki versus perempuan, ras apa, golongan darah apa dll. Jadi kita bisa mengetahui keuntungan dari vaksin utk siapa yg terbaik. Dulu institusi saya di Kanada (juga banyak institusi lain di Kanada dan Amerika), boleh mengikuti uji klinis dari Mayo Clinic (Amerika) yg terkenal didunia. Utk uji klinis perlu jumlah relawan yg cukup banyak utk bisa menghasil hasil statistik yg bisa dipercaya. Maka dari itu Mayo Clinic perlu relawan2 dari tempat/negara lain. Dan relawan2 adalah bukan kelinci percobaan tetapi boleh dibilang mempunyai kemanusiaan yg baik selain bisa mendapat keuntungan dari uji klinis ini. Dan ini adalah suatu kehormatan utk bisa ber-asosiasi dgn Mayo Clinic. Kesimpulan: para pengkritik (dan simpatisannya) terhadap keputusan pemerintah Jokowi utk mengikuti uji klinis phase 3 (sebagai kelinci percobaan) adalah pikiran yg dungu dan barangkali ada faktor rasialis (karena vaksin ini dari Sinovac/Tiongkok). Kalau institusi/dokter2 peneliti di Indonesia boleh mengikuti/mengawasi uji klinis thd Covid-19 adalah suatu kehormatan karena telah dipercaya kesangupannya (seperti Brasil, Kanada dll). BH Jo On Friday, July 24, 2020, 04:37:54 PM MDT, Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote: Kalau saya baca sih ini merupakan research Indonesia sendiri, untuk bikin vaccine di Indo juga.Jumlah volunteer yang diperlukan +/- 1500 orang.. On Friday, July 24, 2020, 12:56:55 PM PDT, 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote: Nasional Vaksin Covid-19 dari China, Said Didu Heran: Kok Ujicoba Massal di Bawa ke Indonesia? Guruh Permadi Tuesday, 21 July 2020 | 09:04 WIB https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj9mJiSwObqAhXS5KQKHUU3ADI4PBAWMAV6BAgGEAE&url=http%3A%2F%2Fwww.repelita.com%2Fvaksin-covid-19-dari-china-said-didu-heran-kok-ujicoba-massal-di-bawa-ke-indonesia%2F&usg=AOvVaw0i6GDEaOeI4malEGZE4p0r POJOKSATU.id, JAKARTA – Kedatangan Vaksin Covid-19 asal China di Indonesia memicu pertanyaan dan tanggapan dari banyak pihak. Apalagi nyatanya, vaksin yang oleh pemerintah didatangkan dari perusahaan Sinovac itu jelas-jelas belum siap edar. Sebaliknya, vaksin itu harus lebih dulu menjalani uji klinis tahap III Nantinya, uji klinis tahap III itu akan dilakukan PT Bio Farma, Universitas Padjadjaran, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Pemerintah juga menargetkan vaksin tersebut bisa digunakan dalam keadaan darurat pada kuartal pertama 2021 mendatang. Logikanya, yang akan menjadi bahan ujicoba tentu saja adalah rakyat Indonesia. “Kenapa tahap I dan II diuji coba di China dan tahap III yang massal dibawa ke Indonesia untuk diujicoba oleh rakyat Indonesia,” heran dia, Selasa (21/7/2020). Hal itu lantas membuat publik bertanya-tanya. Keheranan datang salah satunya dari Said Didu. Melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, mantan Sekretaris BUMN ini mempertanyakan kebijakan pemerintah. Said mengaku heran kenapa ujicoba tahap I dan II dilakukan di China. Sedangkan ujicoba tahap III yang menjadi ujicoba massal dibawa ke Indonesia. Karena itu, Said pun berharap ada penjelasan yang gamblang dari pemerintah terkait hal tersebut. “Semoga ada yang bisa jelaskan,” harapnya. Hal senada juga dilontarkan anggota Ombudsman RI, Alvin Lie yang malah melontarkan kritik pedas. Alvin pun mempertanyakan keampuhan vaksin dimaksud. “Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat sertifikasi?” ujarnya di akun Twitter pribadi Senin (20/7). Pasalnya, yang menjadi bahan percobaan vaksin itu tidak lain adalah rakyat Indonesia. “Jangan sampai WNRI jadi kelinci percobaan,” tegasnya. (ruh/pojoksatu) ------------------------------------ Posted by: "Lusi D." <lus...@rantar.de> ------------------------------------ Berita dan Tulisan yang disiarkan GELORA45-Group, sekadar untuk diketahui dan sebagai bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili pendapat dan pendirian GELORA45. Untuk merubah status pengiriman berita/tulisan, kirim saja email kosong kealamat: Hanya saja ingat, status baru berubah setelah bung me-reply email konfirmasi dari yahoogroup! No Mail : gelora45-nom...@yahoogroups.com Normal : gelora45-nor...@yahoogroups.com Daily Digest: gelora45-dig...@yahoogroups.com (Diterima dalam SATU email dari sekian kumpulan email yg masuk di grup-milis) ------------------------------------ Yahoo Groups Links