Siapa yang tidak kenal Said Didu? Wajar saja kalau Said Didu mengatakan/ 
menuduh uji klinis phase 3  untuk covid-19 vaksin dari sinovac/Tiongkok di 
Indonesia adalah sebagai kelinci percobaan. 
   Said Didu itu orang yang sedang sakit hati terhadap pemerintah Indonesia 
yang dipimpin oleh Jokowi sejak dia  diberhentikan dari jabatannya di BUMN. 
Tentu saja Said Didu tidak sendirian dalam mencari segala cara untuk merusak 
nama dan demi menjatuhkan pemerintah Jokowi. 
   Apakah karena tuduhan Said Didu  beserta pengikutnya maka uji klinis yang 
akan dilakukan di Indonesia harus dibatalkan? Kita lihat saja nanti bagaimana 
kelanjutannya. 
      S.M.        Den söndag 26 juli 2020 11:51:10 CEST, Sunny ambon 
ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> skrev:  
 
     


Menurut berita dikatakan bahwa vaksin asal Tiongkok juga diuji coba di 
Bangladesh.
On Sun, Jul 26, 2020 at 7:19 AM Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com 
[GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

     

 ada teman lama (sejak SMP) di WA grup yang bilang perlu uji coba diterapkan 
pada berbagai ras/ethnicity "disini di test bukan cuma dapat izin produksi di 
lokal tapi juga untuk melihat cocok gak. Itu tiap suku di Indonesia ada 
wakilnya buat di test," masuk akal juga sih. tapi masalahnya teman itu Ir.. 
elektro bukan dokter.

    On Saturday, July 25, 2020, 09:26:48 PM PDT, 'B.H. Jo' b...@yahoo.com 
[GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:  
 
 

 Said Sidu (dan golongan dan simpatisannya) menuduh uji klinis phase 3 utk 
covid-19 vaksin dari Sinovac/Tiongkok di Indonesia (yg akan dilakukan oleh 
pemerintah Jokowi) adalah sebagai kelinci percobaan. Pendapat mereka adalah 
"dungu" (dan berlagak pintar) dan barangkali juga ada unsur rasialisnya.
Brasil telah bersedia menyediakan sukarelawan 9000 orang. Kutipan: According to 
Anvisa, the vaccine to be tested in Brazil is made from inactivated strains of 
SARS-CoV-2. “The proposal provides for testing 9,000 people in the 
country.https://www.bioworld.com/articles/436374-chinas-sinovac-phase-iii-trials-in-brazil-could-last-as-little-as-three-months

Bangladesh menyediakan 4200 relawan utk uji klinis ini. 
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-bangladesh/bangladesh-allows-late-stage-trial-of-chinas-sinovac-covid-19-vaccine-idUSKCN24L0KO
Kanada akan mengikuti uji klinis ini dan beberapa negara lain (antara lain 
Rusia, Chile, Arab Saudi).
Utk uji klinis phase 3 akan diperlukan paling sedikit 30000 orang/relawan 
supaya bisa menghasilkan hasil statistik yg bisa dipercaya ("statistical 
significance" dlm istilah statistiknya). Kenapa perlu begitu banyak 
relawan?Biasanya uji klinis phase 3 (III) dilakukan sebagai uji klinis yg 
namanya: "prospective randomized double-blinded, placebo-controlled clinical 
trial".. Dari 30000 relawan ini, setiap relawan, misal, akan mendapat 1 amplop, 
yg isinya bisa akan: mendapat "vaksin (betul)" atau bisa mendapat "vaksin 
palsu". Jadi kira2 15000 relawan yg akan mendapat vaksin betul dan 15000 
mendapat vaksin palsu (placebo). Jadi jumlahnya yg di tes dgn vaksin sebetulnya 
cuma 15000. Mereka (30000) semua diawasi dalam waktu tertentu. Dan setelah 
beberapa bulan dilihat hasilnya, misal, siapa yg sakit (ringan atau berat) dan 
meninggal dll. selain dilihat darahnya telah mengandung antibody, T-cell thd 
covid-19 dsb. Setelah waktu uji klinisnya selesai, datanya dianalisa dgn 
perhitungan statistik/matematik apakah vaksin betul ini telah memberikan hasil 
klinis yg lebih baik daripada vaksin palsu (placebo). Misal, golongan relawan 
"vaksin betul" hasilnya lebih baik dari golongan "placebo". Hasil ini harus 
dianalisa (sub-analysis) lagi apakah vaksin telah berguna/manjur utk semua umur 
(misal; antara umur 10-30, 31-60, lebih tua dari 60), utk lelaki versus 
perempuan, ras apa, golongan darah apa dll. Jadi kita bisa mengetahui 
keuntungan dari vaksin utk siapa yg terbaik.
Dulu institusi saya di Kanada (juga banyak institusi lain di Kanada dan 
Amerika), boleh mengikuti uji klinis dari Mayo Clinic (Amerika) yg terkenal 
didunia. Utk uji klinis perlu jumlah relawan yg cukup banyak utk bisa menghasil 
hasil statistik yg bisa dipercaya. Maka dari itu Mayo Clinic perlu relawan2 
dari tempat/negara lain. Dan relawan2 adalah bukan kelinci percobaan tetapi 
boleh dibilang mempunyai kemanusiaan yg baik selain bisa mendapat keuntungan 
dari uji klinis ini. Dan ini adalah suatu kehormatan utk bisa ber-asosiasi dgn 
Mayo Clinic.
Kesimpulan: para pengkritik (dan simpatisannya) terhadap keputusan pemerintah 
Jokowi utk mengikuti uji klinis phase 3 (sebagai kelinci percobaan) adalah 
pikiran yg dungu dan barangkali ada faktor rasialis (karena vaksin ini dari 
Sinovac/Tiongkok). Kalau institusi/dokter2 peneliti di Indonesia boleh 
mengikuti/mengawasi uji klinis thd Covid-19 adalah suatu kehormatan karena 
telah dipercaya kesangupannya (seperti Brasil, Kanada dll).
BH Jo








  On Friday, July 24, 2020, 04:37:54 PM MDT, Jonathan Goeij 
jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:  
 
     

 Kalau saya baca sih ini merupakan research Indonesia sendiri, untuk bikin 
vaccine di Indo juga.Jumlah volunteer yang diperlukan +/- 1500 orang..
    On Friday, July 24, 2020, 12:56:55 PM PDT, 'Lusi D.' lus...@rantar.de 
[GELORA45] <gelora45@yahoogroups.com> wrote:  
 
 

Nasional
Vaksin Covid-19 dari China, Said Didu Heran: 
Kok Ujicoba Massal di Bawa ke Indonesia? 
Guruh Permadi 
Tuesday, 21 July 2020 | 09:04 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj9mJiSwObqAhXS5KQKHUU3ADI4PBAWMAV6BAgGEAE&url=http%3A%2F%2Fwww.repelita.com%2Fvaksin-covid-19-dari-china-said-didu-heran-kok-ujicoba-massal-di-bawa-ke-indonesia%2F&usg=AOvVaw0i6GDEaOeI4malEGZE4p0r




POJOKSATU.id, JAKARTA – Kedatangan Vaksin Covid-19 asal China di
Indonesia memicu pertanyaan dan tanggapan dari banyak pihak.
Apalagi nyatanya, vaksin yang oleh pemerintah didatangkan dari
perusahaan Sinovac itu jelas-jelas belum siap edar.

Sebaliknya, vaksin itu harus lebih dulu menjalani uji klinis tahap III
Nantinya, uji klinis tahap III itu akan dilakukan PT Bio Farma,
Universitas Padjadjaran, dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes).

Pemerintah juga menargetkan vaksin tersebut bisa digunakan dalam
keadaan darurat pada kuartal pertama 2021 mendatang.

Logikanya, yang akan menjadi bahan ujicoba tentu saja adalah rakyat
Indonesia.
“Kenapa tahap I dan II diuji coba di China dan tahap III yang massal
dibawa ke Indonesia untuk diujicoba oleh rakyat Indonesia,” heran dia,
Selasa (21/7/2020).

Hal itu lantas membuat publik bertanya-tanya. Keheranan datang salah
satunya dari Said Didu.
Melalui akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, mantan Sekretaris BUMN
ini mempertanyakan kebijakan pemerintah.

Said mengaku heran kenapa ujicoba tahap I dan II dilakukan di China.
Sedangkan ujicoba tahap III yang menjadi ujicoba massal dibawa ke
Indonesia.

Karena itu, Said pun berharap ada penjelasan yang gamblang dari
pemerintah terkait hal tersebut.

“Semoga ada yang bisa jelaskan,” harapnya.

Hal senada juga dilontarkan anggota Ombudsman RI, Alvin Lie yang malah
melontarkan kritik pedas. Alvin pun mempertanyakan keampuhan vaksin
dimaksud.

“Apakah vaksin ini sudah lolos uji klinis negaranya dan mendapat
sertifikasi?” ujarnya di akun Twitter pribadi Senin (20/7).

Pasalnya, yang menjadi bahan percobaan vaksin itu tidak lain adalah
rakyat Indonesia.

“Jangan sampai WNRI jadi kelinci percobaan,” tegasnya.
(ruh/pojoksatu)


------------------------------------
Posted by: "Lusi D." <lus...@rantar.de>
------------------------------------

Berita dan Tulisan yang disiarkan GELORA45-Group, sekadar untuk diketahui dan 
sebagai bahan pertimbangan kawan-kawan, tidak berarti pasti mewakili pendapat 
dan pendirian GELORA45.

Untuk merubah status pengiriman berita/tulisan, kirim saja email kosong 
kealamat: Hanya saja ingat, status baru berubah setelah bung me-reply email 
konfirmasi dari yahoogroup!
No Mail        :  gelora45-nom...@yahoogroups.com
Normal        :  gelora45-nor...@yahoogroups.com
Daily Digest:  gelora45-dig...@yahoogroups.com (Diterima dalam SATU email dari 
sekian kumpulan email yg masuk di grup-milis)
------------------------------------

Yahoo Groups Links




  

   
  #yiv3747041617 #yiv3747041617 -- #yiv3747041617ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-mkp #yiv3747041617hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mkp #yiv3747041617ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mkp .yiv3747041617ad 
{padding:0 0;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mkp .yiv3747041617ad p 
{margin:0;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mkp .yiv3747041617ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-sponsor 
#yiv3747041617ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-sponsor #yiv3747041617ygrp-lc #yiv3747041617hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-sponsor #yiv3747041617ygrp-lc .yiv3747041617ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv3747041617 #yiv3747041617actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv3747041617
 #yiv3747041617activity span {font-weight:700;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv3747041617 #yiv3747041617activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv3747041617 #yiv3747041617activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv3747041617 #yiv3747041617activity span 
.yiv3747041617underline {text-decoration:underline;}#yiv3747041617 
.yiv3747041617attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv3747041617 .yiv3747041617attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv3747041617 .yiv3747041617attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv3747041617 .yiv3747041617attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv3747041617 .yiv3747041617attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv3747041617 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv3747041617 .yiv3747041617bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv3747041617 
.yiv3747041617bold a {text-decoration:none;}#yiv3747041617 dd.yiv3747041617last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3747041617 dd.yiv3747041617last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv3747041617 
dd.yiv3747041617last p span.yiv3747041617yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv3747041617 div.yiv3747041617attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv3747041617 div.yiv3747041617attach-table 
{width:400px;}#yiv3747041617 div.yiv3747041617file-title a, #yiv3747041617 
div.yiv3747041617file-title a:active, #yiv3747041617 
div.yiv3747041617file-title a:hover, #yiv3747041617 div.yiv3747041617file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv3747041617 div.yiv3747041617photo-title a, 
#yiv3747041617 div.yiv3747041617photo-title a:active, #yiv3747041617 
div.yiv3747041617photo-title a:hover, #yiv3747041617 
div.yiv3747041617photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv3747041617 
div#yiv3747041617ygrp-mlmsg #yiv3747041617ygrp-msg p a 
span.yiv3747041617yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv3747041617 
.yiv3747041617green {color:#628c2a;}#yiv3747041617 .yiv3747041617MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv3747041617 o {font-size:0;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617photos div {float:left;width:72px;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv3747041617
 #yiv3747041617reco-category {font-size:77%;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617reco-desc {font-size:77%;}#yiv3747041617 .yiv3747041617replbq 
{margin:4px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-mlmsg select, #yiv3747041617 input, #yiv3747041617 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-mlmsg pre, #yiv3747041617 code {font:115% 
monospace;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-mlmsg #yiv3747041617logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-msg 
p#yiv3747041617attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-reco #yiv3747041617reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-sponsor 
#yiv3747041617ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-sponsor #yiv3747041617ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-sponsor #yiv3747041617ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv3747041617 #yiv3747041617ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv3747041617 
#yiv3747041617ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv3747041617   

Kirim email ke