Anda terdaftar dengan alamat: arch...@mail-archive.com

e-JEMMi -- Apakah yang Dimaksud "Jendela 10/40"?
No.16, Vol.16, Mei 2013

Shalom,

Banyak dari kita sering mendengar tentang "Jendela 10/40", tetapi apa arti 
istilah itu? Mengapa istilah itu penting dalam pelayanan misi? Dalam edisi ini, 
e-JEMMi menghadirkan sebuah artikel khusus yang membahas tentang definisi dari 
istilah "Jendela 10/40" dan mengajak pembaca untuk mendalami betapa pentingnya 
kawasan yang termasuk di dalamnya. Selain itu, di edisi ini kami juga 
menyertakan pokok doa misi dunia yang berasal dari negara Chad.

Kiranya sajian kami dalam edisi ini semakin mendorong kita untuk mengambil 
bagian dalam pelayanan misi dunia. Selamat membaca, selamat berdoa. Tuhan Yesus 
memberkati kita sekalian.

Pemimpin Redaksi e-JEMMi,
Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://misi.sabda.org/ >


ARTIKEL MISI: APA YANG DIMAKSUD DENGAN "JENDELA 10/40"?

Pusat dari suku-suku terabaikan dunia hidup di sebuah jendela berbentuk segi 
empat. Kawasan itu adalah sebuah sabuk yang terbentang dari Afrika Barat sampai 
Asia, berada di antara 10 sampai 40 derajat Lintang Utara garis Khatulistiwa. 
Jika kita bersungguh-sungguh menyediakan kesempatan bagi setiap orang dan kota 
untuk mengalami kasih, kebenaran, dan kuasa keselamatan Yesus Kristus, kita 
tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa kita harus berpusat pada bagian bumi 
ini, yang kita sebut Jendela 10/40.

Mengapa orang Kristen yang bertanggung jawab perlu berpusat pada Jendela 10/40? 
Pertama, karena terdapat makna historis dan alkitabiah di dunia bagian ini. Di 
Jendela 10/40 inilah, kita mengalami perjumpaan dengan catatan mengenai Adam 
dan Hawa. Rencana Allah bagi manusia yang dinyatakan dalam Kejadian 1:26 
berkaitan dengan hal memerintah. Manusia dimaksudkan untuk "memelihara" atau 
menjaga Taman Eden milik Allah dan menaklukkan bumi.

Dalam Kitab Kejadian, kita membaca catatan sejarah kejatuhan manusia saat Adam 
dan Hawa gagal menjaga taman milik Allah dan kehilangan hak untuk menguasai 
bumi. Setelah itu, datanglah air bah serta pembangunan menara Babel, keduanya 
terjadi di Jendela 10/40. Usaha untuk mencoba menyatukan seluruh manusia dengan 
menantang Allah mengakibatkan munculnya bahasa-bahasa yang berlainan, 
terseraknya suku-suku bangsa, dan terbentuknya bangsa-bangsa.

Sejarah kuno terjadi di sebuah wilayah yang ditandai dalam Jendela 10/40, mulai 
dari kelahiran peradaban di Mesopotamia melintasi wilayah Bulan Sabit Subur 
sampai ke Mesir. Kerajaan-kerajaan kuno datang dan pergi. Nasib umat Allah, 
Israel, naik-turun bergantung pada ketaatan mereka terhadap perjanjian dengan 
Allah mereka. Di wilayah ini, Kristus lahir, menjalani kehidupan-Nya, mati di 
atas kayu salib, dan bangkit dari kematian.

Peristiwa sejarah yang berkaitan dengan karya ilahi tidak terjadi di luar 
wilayah Jendela 10/40 sampai perjalanan misi Rasul Paulus yang kedua dan 
catatan-catatan terakhir dalam Alkitab. Kenyataannya, begitu banyak peristiwa, 
yang di dalamnya Allah berurusan dengan manusia, terjadi di bagian bumi yang 
berada di dalam Jendela 10/40. Karena itu, semua hal yang telah disebutkan di 
atas merupakan alasan yang kuat untuk memusatkan perhatian pada kawasan itu.

Kedua, di sinilah terdapat sepertiga dari total daratan bumi dan duapertiga 
dari total jumlah manusia di bumi tinggal di sini. Orang-orang ini tinggal di 
64 negara, di negara-negara berdaulat maupun negara-negara dependensi. Hanya 
negara-negara yang memiliki sebagian besar wilayah yang berada dalam lingkup 10 
sampai 40 derajat Lintang Utara Khatulistiwa saja yang masuk ke dalam kategori 
negara-negara Jendela 10/40.

Apabila 55 negara yang paling tidak terjangkau Injil dibandingkan dengan 
negara-negara di Jendela 10/40, kita dapat menemukan kecocokan yang sangat 
dekat. Faktanya, 97 persen dari tiga miliar manusia yang hidup di 55 negara 
yang paling tidak terjangkau oleh Injil tinggal di dalam Jendela 10/40. Hal 
inilah yang memunculkan dasar dari tantangan dalam menjangkau mereka yang belum 
terjangkau.

Kita perlu memikirkan misi Kristus yang datang untuk mencari yang terhilang, 
seperti yang diajarkan dalam perumpamaan tentang domba yang hilang maupun 
dirham yang hilang. Kristus memberikan usaha terbesar dalam menyembuhkan, 
memulihkan, dan menyelamatkan satu orang sekalipun. Saat kita memikirkan 
orang-orang yang tinggal di Jendela 10/40, kita harus memikirkan amanat Kristus 
untuk mengabarkan Injil kepada segala makhluk, untuk menjadikan segala bangsa 
murid-Nya, dan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung-ujung bumi.

Ketiga, kawasan itu merupakan pusat dari agama Islam. Afrika Utara dan Timur 
Tengah mewakili pusat dari agama Islam. Pengikut agama Islam semakin meningkat 
seperti yang ditunjukkan oleh bertambahnya jumlah perjalanan ziarah ke Mekkah. 
Namun, di saat yang sama, dilaporkan bahwa banyak orang Muslim -- yang 
mempelajari Alquran secara mendalam -- di dalam prosesnya menemukan bahwa nabi 
tertinggi yang disebutkan oleh Al-Quran adalah Yesus Kristus, bukan Muhammad. 
Kita harus berdoa supaya "mata" dan "hati" orang-orang Muslim akan dibukakan 
kepada kebenaran, sama seperti Eropa Timur yang menemukan bahwa keindahan 
ideologi Komunisme tidak dapat bertahan terhadap ujian waktu.

Keempat, di wilayah itu terdapat blok Muslim dengan pengikut sebanyak 706 ribu 
orang atau sebesar 22 persen dari 3,14 miliar populasi yang hidup di Jendela 
10/40. Di sana juga terdapat blok Hindu dengan 717 ribu penganut atau sebesar 
23 persen dari penghuni Jendela 10/40. Dan, terdapat pula Blok Buddha dengan 
pengikut sebesar 153 ribu orang atau mendekati 5 persen.

Pada 6 Mei 1990, harian Jordan Times di Amman menerbitkan sebuah laporan yang 
ditulis oleh Algiers dengan judul "Collapse of Communism Will Weaken Islam." 
Dalam sebuah konferensi mengenai masa depan Islam, seorang penulis dari Mesir 
bernama Fahmi Howeidi berargumen bahwa "Dunia Islam terpinggirkan di sebuah 
peta yang berbeda dari peta dunia." Howeidi adalah salah seorang di antara 40 
sarjana dan pemimpin politik dari sepuluh negara Arab yang menghadiri 
konferensi tersebut. Ia berkata, "Kekristenan telah beregenerasi di Eropa Timur 
.... Perubahan di Eropa Timur menunjukkan bahwa masyarakat yang liberal ... 
yang berlandaskan agama Kristen dan memiliki nilai-nilai kapitalis, telah 
mempengaruhi dunia. Islam harus muncul dengan sebuah alternatif yang dapat 
menggantinya."

Kelima, faktanya, lebih dari delapan di antara sepuluh orang termiskin dari 
yang miskin, dan yang memiliki Pendapatan Nasional Bruto di bawah US$ 500 per 
orang per tahun, hidup di Jendela 10/40. Meski demikian, hanya 8 persen dari 
seluruh misionaris di dunia bekerja di antara orang-orang ini.

Di dalam bukunya yang berjudul "Target Earth", Bryant L. Myers dari World 
Vision dan MARC menulis sebuh artikel yang berjudul "Where are the Poor and 
Lost?" Myers memberi suatu masukan bahwa orang-orang miskin adalah mereka yang 
terhilang, dan orang-orang yang terhilang kondisinya miskin. Ia sampai kepada 
kesimpulan itu setelah mengamati bahwa mayoritas orang-orang yang tak 
terjangkau Injil tinggal di negara-negara paling miskin di dunia.

Sebagaimana orang-orang Kristen berkumpul dari 170 negara di Lausanne II di 
Manila, terdapat pula ungkapan hati yang dinyatakan bagi mereka yang miskin 
secara materi di seluruh dunia, dalam bagian kedua "Manila Manifesto". Dokumen 
itu berbunyi, "Sekali lagi, kami dihadapkan pada penekanan Lukas bahwa Injil 
adalah Kabar Baik bagi orang-orang miskin (Lukas 4:18; 6:20; 7:22) dan kami 
telah bertanya kepada diri kami sendiri apakah artinya bagi mayoritas populasi 
dunia yang miskin, menderita, dan tertindas. Kami telah diingatkan bahwa Hukum 
Taurat, para nabi, Alkitab serta pengajaran dan pelayanan Yesus, semuanya itu 
menekankan perhatian Allah pada orang-orang yang miskin secara materi dan 
tanggung jawab kita dalam melindungi dan memelihara mereka."

Terdapat suatu kecocokan yang patut diperhatikan antara lima puluh negara 
termiskin di dunia dengan negara-negara yang paling tidak terjangkau Injil di 
dunia. Kenyataannya, 79 persen orang-orang paling miskin tinggal di 
negara-negara yang paling tidak terjangkau oleh Injil, dan apabila Anda 
menghubungkan mereka dengan Jendela 10/40, maka Anda akan menemukan bahwa 99 
persen orang-orang miskin dan tidak terjangkau oleh Injil -- 2,3 Miliar orang 
-- tinggal di Jendela 10/40. Hanya 6 persen dari tenaga misionaris yang 
sekarang ini bekerja di antara 44 persen populasi ini. Hal inilah yang secara 
pasti mengangkat tantangan terbesar dalam dekade ini bagi orang-orang Kristen 
yang bertanggung jawab.

Keenam, untuk berpusat pada Jendela 10/40 berkaitan dengan kualitas hidup. 
Salah satu cara untuk mengukur kualitas hidup adalah dengan menggabungkan tiga 
variabel: harapan hidup, jumlah kematian bayi, dan melek huruf. Lebih dari 8 di 
antara 10 orang yang tinggal di 50 negara di dunia dengan kualitas hidup 
terendah juga hidup di Jendela 10/40, jumlah ini mewakili 74 persen dari 
seluruh populasi, namun hanya 8 persen dari misionaris luar negeri yang 
melayani di antara orang-orang ini. Lebih dari 9 di antara 10 orang-orang ini 
tinggal di negara-negara Hindu atau negara-negara Muslim.

Pemazmur menulis, "Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN." (Mazmur 
33:12) Dengan membandingkan hubungan antara kualitas hidup negara-negara di 
Jendela 10/40 dengan negara-negara yang memiliki persentase orang Kristen yang 
lebih tinggi, jelaslah bahwa Tuhan Allah memberkati negara yang berbalik 
kepada-Nya. Selanjutnya, Ia mengharapkan agar negara yang sudah diberkati 
menjadi berkat bagi bangsa-bangsa yang lain, seperti yang tertulis dalam Mazmur 
67:1-2, "Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia 
menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan 
keselamatan-Mu di antara segala bangsa."

Benteng Pertahanan Iblis

Mengapa orang Kristen yang bertanggung jawab perlu berpusat pada Jendela 10/40? 
Sebab, wilayah itu merupakan benteng pertahanan Iblis. Orang-orang yang tinggal 
di Jendela 10/40 tidak hanya menderita akibat kelaparan dan rendahnya kualitas 
hidup dibandingkan dengan seluruh umat manusia, tetapi juga dijauhkan dari 
kuasa Injil yang mengubahkan, yang memberi hidup, dan yang sanggup mengubah 
masyarakat mereka.

Alkitab dengan jelas menunjukkan hal itu dari tulisan Rasul Paulus bahwa, "... 
orang-orang yang tidak percaya ... pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman 
ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang 
adalah gambaran Allah (2 Korintus 4:4)."

Dalam surat yang sama, sang rasul menuliskan dalam pasal 10:3-4, "Memang kami 
masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata 
kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang 
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan 
benteng-benteng." Nyatalah dari pengamatan yang cermat terhadap Jendela 10/40 
bahwa Iblis telah mendirikan benteng teritorial dengan kuasanya untuk mencegah 
gerak laju pekabaran Injil di wilayah itu.

Kita perlu meningkatkan usaha penginjilan kita dalam dekade ini demi menjangkau 
mereka yang berada di Jendela 10/40. Bila kita ingin setia terhadap Alkitab dan 
taat terhadap mandat Kristus, jika kita ingin melihat perintisan gereja yang 
berlandaskan semangat misi di antara orang-orang dan kota-kota yang belum 
terjangkau menjelang tahun 2000, jika kita berusaha memberi kesempatan yang 
nyata untuk mengalami kasih, kebenaran, dan kuasa penyelamatan Yesus Kristus, 
maka kita harus menyentuh dasar dari mereka yang belum terjangkau -- Jendela 
10/40. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: Praying Through 100 Gateway Cities of the 10/40 Window
Judul asli artikel: What is the 10/40 Window?
Penulis: Luis Bush
Penerbit: YWAM Publishing
Halaman: 11 -- 15


DOA BAGI MISI DUNIA: REPUBLIK CHAD

Republik Chad terletak di Afrika Tengah. Negara seluas 1.284.000 Km2 ini dihuni 
oleh 11.506.130 jiwa. Bahasa yang digunakan di negara ini adalah Prancis, Arab, 
serta sekitar 100 bahasa dan logat lainnya. Persentase penduduk yang menganut 
agama Islam di negara ini adalah sebesar 55 persen, 10 persen masih menganut 
animisme, dan sisanya 35 persen penganut agama Kristen dan Katolik.

Sebagian dari negara ini sudah dihuni sejak abad ke-6 sM. Pada abad 
pertengahan, kerajaan-kerajaan Islam mulai memerintah di wilayah ini. Pada 
tahun 1908, Chad dijajah oleh Prancis, dan 52 tahun sesudahnya, yaitu tahun 
1960, negara ini baru merdeka. Sejak tahun 1966, di negara ini sering terjadi 
perang saudara, antara bagian Utara yang beragama Islam dan Chad di bagian 
Selatan, yang mayoritas beragama Kristen. Sewaktu-waktu, Libya, Prancis, dan 
negara-negara lain dapat mengintervensi konflik ini. Akan tetapi, itu juga 
tidak dapat mewujudkan perdamaian di negara ini. Sejak 1998, pemerintah dan 
pasukan pemberontak juga tidak pernah berhenti berselisih, dan sampai sekarang 
perdamaian masih sulit diwujudkan di antara keduanya.

Republik Chad adalah negara yang termasuk dalam kategori negara termiskin di 
dunia. Hal ini dikarenakan terjadinya perang saudara yang berkepanjangan, 
korupsi di jajaran pemerintahan, dan kekeringan. Negara ini hanya memiliki 200 
km jalan yang diaspal dengan baik dan tidak memiliki pelabuhan. Sumber daya 
alam mereka sangat sedikit, kecuali minyak yang baru ditemukan pada tahun 2003.

Pada abad yang yang lalu, Injil mulai diberitakan di daerah Chad bagian 
Selatan. Para misionaris melayani masyarakat di sana secara holistis, baik di 
bidang agama maupun di bidang pendidikan dan medis. Pelayanan mahasiswa adalah 
salah satu bidang pelayanan yang paling penting di negara ini. Di negara ini, 
orang Kristen diberi kebebasan beragama dan mengabarkan Injil. Meski begitu, 
pemerintah tetap mengutamakan agama Islam. Meski mendapat banyak tantangan, 
banyak suku terabaikan di negara ini telah mendengar Injil sejak negara ini 
merdeka.

Pokok Doa:

1. Naikkanlah syukur kepada Tuhan Yesus atas kemajuan penginjilan dan kebebasan 
beragama di Republik Chad.

2. Berdoalah agar Tuhan membuka jalan untuk mewujudkan perdamaian yang sangat 
dirindukan oleh rakyat Chad.

3. Doakanlah para pelayan yang melayani masyarakat Chad agar mereka diberi 
perlindungan oleh Tuhan Yesus dalam menjalani tugas mereka di sana.

4. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi para pemuda Chad yang telah disentuh oleh 
Injil agar mereka membuka hati untuk dimuridkan.

Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Terang Lintas Budaya edisi 94, tahun 2013.
Judul asli artikel: Negara Chad Miskin, namun Penginjilan Bisa Berjalan
Penulis: Tidak dicantumkan
Halaman: 4 -- 5


Kontak: jemmi(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Amy G., dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/misi/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

Kirim email ke