Saya sangat sedih bila ada kelompok/ individu yang sangat tidak menghargai
karya orang lain. Memang manusia dilahirkan berbeda, masing-masing
individu adalah unik, tidak ada yang sama, termasuk jalan pikirnya. Setiap
penyangkalan terhadap fakta ini akan selalu menimbulkan masalah. Tetapi
harap diingat pula, perbedaan selangkah lagi akan menuju perpecahan, bila
kita tak mampu me-manage perbedaan ini dengan baik. Kuncinya adalah satu:
hormatilah pendapat orang lain lewat konsensus, karena kita tidak bisa
hidup sendiri, manusia adalah makhluk sosial. Jadi hormatilah dan
hargailah perbedaan: suku, agama, ras, juga buah pikir seseorang.
Masih ingat pooling yang dilakukan Arswendro Atmowiloto yang berakhir
dipenjarakannya penulis produktif itu? Sedih memang......., itulah
Indonesiaku!!!!
Salam,
Yatno

> Setuju dengan Batara, perbedaan (pendapat, faham, suku, agama, dll.)
> adalah anugerah yang harus disyukuri. Perbedaan pendapat menjalankan
> pikiran. Bila semua sudah sepakat, maka tak ada tantangan-tantangan dan
> perdebatan-perdebatan lagi yang harus dicari kebenarannya.
>
> Dalam dunia ilmu, kesepakatan akan menjadi Senjakala Ilmu Pengetahuan
> alias The End of Science (mengutip judul buku John Horbin yang baru saja
> diterjemahkan oleh Teraju).
>
> Keseragaman pikiran mematikan, perbedaan pikiranlah yang menghidupkan
> suasana. Hidup kemerdekaan berpikir !
>
> salam,
> awang
>
> (buku harus dilawan dengan buku, bukan dengan api, maka pembakaran buku
> adalah penyangkalan dan penghinaan terhadap inteligensia !)
>
> Batara Sakti Simanjuntak <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya masih menyimpan tanggapan seniman Sardono W.Kusumo tentang maraknya
>  pembakaran buku di republik ini, ucapannya dikutip dibawah (dalam
> Detik.com  10 Mei 2001 ):
>
> Sedangkan untuk buku-buku karya sastra, menurut Sardono, tidak gampang
> menilai mana buku yang bermuatan komunis atau tidak. Hal tersebut karena
>  karya sastra mengandung multi-interpretasi dan paradok-paradok yang
> dalam  pemahamannya tergantung dari referensi pikir setiap pembaca.
>
>
> "Kita tidak bisa berpikir secara hitam putih untuk sebuah karya sastra.
> Misalnya, apakah setiap karya Pramoedya (Ananta Toer) bermuatan faham
> komunis. Nilai-nilai luhur kemanusiaan serta paradoks nilai dan
> pemikiran  banyak terkandung dalam karya-karya Pram," tandas budayawan
> yang juga  koreografer handal tersebut.
>
> "Karya-karya besar Pram adalah karya yang mengandung muatan humanisme
> dan  paradoks nilai tersebut, bukan karya-karya yang berbau slogan,"
> kata  Sardono. Jadi, menurutnya, sangat tidak demokratis kalau
> menghakimi secara  hitam putih untuk sebuah karya seni.(tis)
>
>
> Saya kira, setiap tulisan selalu mempunyai sisi subjectif penulisnya,
> dan  para pembaca bebas menarik makna yang hendak diminatinya. Kalau
> dunia ini  hanya berisi tulisan (yang notabene adalah pengejawantahan
> pikiran  penulisnya) yang serupa, alangkah monoton nya hidup kita.
> Perbedaan  pandangan adalah anugerah yang selayaknya dirayakan.
>
> bat
>
>
>
> ---------------------------------
>  Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke