Memang, kita perlu hati-hati dalam membuat kawasan itu sebagai objek wisata. Tentunya kita tidak mengundang banyak orang untuk melihat dalam jarak yang sangat dekat seperti di Bledug Kuwu itu, yang sebenarnya salah dalam pengelolaan. Di sana tidak ada petunjuk apapun tentang objek itu. Tidak ada zonasi batas keamanan, sehingga semua orang diperbolehkan mendekat bahkan sampai tetapi kubangan lumpur yang lunak. tidak ada rambu-rambu peringatan bahaya. Tidak ada petugas yang mengawasi pengunjung.
Saya kira, dengan pengelolaan yang baik dan benar, kawasan semburan lumpur Banjar Panji dapat menjadi objek wisata yang sangat menarik. Objek itu akan menarik banyak pengunjung karena sangat dekat dengan kota besar, dan jalan raya. Dua hal itu sangat menguntungkan bagi objek wisata, selain tentu saja daya tarik alamiah ojeknya sendiri. Pengunjung yang bepergian kesuatu tujuan dan lewat dekat dengan kawasan itu dapat berhenti mampir sebentar untuk melihatnya. Apalagi bila ada kekhawatiran tentang collapsnya struktur permukaan Banjar Panji. Tentu akan sangat aman bila dalam radius tertentu kawasan itu dikosongkan dari berbagai kegiatan permanen seperti pemukiman dan sebagainya. Salam, WBS --- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tetapi, harus hati2 menjadikan wilayah "small > catastrophism" seperti ini untuk objek geo-wisata. > Bercermin ke Bledug Kuwu, tanahnya sangat labil dan > siap mengisap siapa saja kalau tak hati-hati memilih > jalan. Coba kita lihat di Bledug Kuwu, di situ ada > kerangka2 sapi yang dulunya mendekat ke Bledug Kuwu > untuk mencecap air asinnya dan tenggelam lalu > terapung lagi setelah sekian lama sebagai kerangka. > Teman saya, seorang expat berbadan tinggi besar, > melesak kakinya ketika salah memilih jalan mau > melihat Bledug Kuwu dari dekat. Kalau kelak struktur > permukaan Banjar Panji collaps, mau tak mau ia bisa > jadi rawa. > > salam, > awang > > wahyu budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Semburan lumpur Banjar Panji ini mengingatkan pada > Bledug Kuwu di sebelah timur Purwodadi. Melihat > perkembangannya saat ini, rasanya tidak untuk > menghentikan semburan lumpur itu. Biaya yang telah > dialokasinya untuk menghentikan semburan atau > membersihkan lumpur, sebaiknya dipergunakan untuk > merelokasi warga. > > Saya setuju dengan Bung Ujay, sebaiknya lokasi > disekitar semburan segera dikosongkan saja dari > pemukiman dan aktifitas lain, dan kemudian kawasan > itu > dijadikan objek wisata alam "small catatrophism". > tentu akan sangat menarik. > > Salam > WBS > > > > > > --- Ujay wrote: > > > setahu saya saat ini sudah ada tim independen di > > lokasi yang melakukan penelitian, kemudian akan > > disusul oleh tim berikutnya dari institusi yang > > berbeda. Waktu bagi merteka adalah 2 minggu untuk > > menentukan/memberikan second opini ke BPMIGAS > > mengenai > > yang sedang terjadi di banjarpanji. > > > > kalo saya sih lebih baik saat ini dibebaskan dulu > > 80-100 ha disekitar 5 lokasi hotspring yang sudah > > terlanjur menjadi ajang lumpur panas, dibangun > > bendungan atau waduk untuk menghambat pergerakan > > lumpur tersebut lebih meluas. hal ini untuk > > melokalisasi bencana. baru kemudian diputuskan > > apakah > > akan mematikan lumpur tersebut ataukah didiamkan > dan > > dijadikan objek wisata small catatrophism. > > > > udah ga tahan liat lumpur yang makin merajalela > > sambil > > kita belum tau gimana matiinnya.. mending warga > > sekitar direlokasi dikasih kompensasi atas tanah > dan > > rumahnya sesuai dengan harga yang layak... at > least > > dari musibah ini mereka jadi kaya mendadak... > > > > apa terlalu gila yah? > > > > > > rgds > > ujay > > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam > protection around > http://mail.yahoo.com __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------