Piye kalau tidak terlalu berdebat (karena perbedaan pendapat itu adalah suatu kenyataan, maka yaa..sudah, cari solusi alternatif saja), supaya tidak terlalu bertele-tele memberikan kontribusi pemikiran pada penyelesaian kasus lumpur porong. Saiki wis meluber maning ke jalan raya Porong - Surabaya, dan macet lagi, macet lagi. Tim insersi dan peralatan untuk bakso beton sudah meninggalkan lokasi sekitar semburan, karena sudah terjadi desakan lateral yang kuat terhadap urugan tanah di sisi barat, yang dasar tanah aslinya terus mengalami penurunan muta tanah. Penanganan yang permanen dengan asumsi tidak bisa dihentikan (kecuali semburan itu berhenti sendiri) perlu segera dioperasionalkan...., lagi-lagi...ada duitnya ndak.................... Bangun bendungan beton pada radius 3-4 km dari pusat semburan dan ada saluran pembuang ke arah laut baik lewat K.Porong atau K.Mati, atau buat saluran permanen. Ide ini sebenarnya sudah muncul pada pemerintah (dan juga stakeholder) pada Juli-Agustus 2006 lalu, pada saat luberan belum meluas seperti saat ini. Tapi itu tadi, siapa yang membiayai saat itu? Tarik ulur..., lalu luber lah sampai saat ini.
AGUS Supardan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Ismail, Yang tidak boleh digandeng birokrat yang mana, dan yang harus digandeng asosiasi/ organisasi profesi yang mana? Organisasi prosfesi IAGI dimana kita ada di dalamnya ini, banyak anggotanya yang duduk sebagai birokrat lho. Bahkan ketua organisasi profesi kita ini kan juga birokrat. Kalo boleh usul, mungkin ide seminar/ workshop yang anda kemukakan sebaiknya diadakan oleh serikat pekerja perminyakan dan bersifat "dari dan untuk anggota". Tanggapan ini tidak bermaksud menentang ide anda, tapi ini justru merupakan dukungan saya terhadap ide tersebut. Siapa tahu akan muncul kesimpulan tentang penyebab kejadian yang betul-betul OK, dan rekomendesi yang "ces pleng". Mohon maaf kalo kurang berkenan. Wass, Pardan, geologis yang birokrat. On 3/22/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ya sekali kali seminarnya Tidak gandeng birokrat/institusi pemerintah terus , misalnya dg asosiasi/organisasi profesi lain yang berkompeten dan pakar pakar /praktisi IAGI sendiri yang mungkin belum kesentuh. ISM ----- Original Message ----- From: "Achmad Luthfi" <[EMAIL PROTECTED]> To: < iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, March 21, 2007 4:23 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Respon-4 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Respon-4 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI: Setelah libur panjang akhir pekan lalu saya melanjutkan untuk merespon surat Pak Koesoemadinata yang terhormat. Lokasi pertama untuk relief well tenggelam sebelum dimanfaatkan karena para insinyur kurang cermat menghitung kecepatan naiknya permukaan lumpur panas, bahkan mungkin ada kontribusi subsidence. Keesokan hari sdr Abel (konsultan drilling dari Kanada untuk killing LULA) mengatakan kepada para wartawan/wait bahwa terjadi penurunan 26 cm di lokasi tanpa meng-quote bahwa ini hasil kerja tim IAGI. Dari berbagai data yang kami peroleh baik langsung maupun tidak langsung, pada bulan Juni/Juli IAGI membuat pernyataan seperti yang telah saya sebut dalam respon surat terdahulu. IAGI juga membuat simulasi dengan berbagai scenario bila LULA tidak berhasil dimatikan, baik hasil simulasi maupun pernyataan tersebut kami sampaikan kepada gubernur jatim, seminar di ITS, kepada tim-nya Kang Rudy dan kepada Bupati Sidoarjo. Mereka memang tidak berpikir sejauh apa yang dipikirkan oleh teman2 IAGI karena mereka menaruhkan harapannya kepada keberhasilan relief well. Atas dasar kontribusi IAGI tersebut dan rapat gabungan Bupati Sidoarjo menulis surat kepadamenteri KLH agar diijinkan membuang lumpur panas ke laut melalui kali porong tetapi ditolak oleh menteri KLH. Atas masukan dari IAGI, Wakil Kepala BPMIGAS (terlibat aktif baik dalam tim kang Rudy maupun timnas) menyampaikan presentasi dihadapan presiden SBY sewaktu SBY berkunjung ke LULA, salah satu pesan dalam presentasi tersebut adalah "pipa pertamina bisa bermasalah dengan perkembangan LULA" (akhirnya pipa Pertamina meledak setelah seminggu sebelumnya rel KA berkelok seperti ular kalo sedang bergerak maju/berjalan). Semua apa yang telah disampaikan oleh IAGI tersebut juga kami sampaikan kepada BPMIGAS. Deputi Opersai BPMIGAS akhirnya menulis surat kepada Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungkungan MENKLH, untuk minta ijin membuang lumpur ke laut melalui kali porong tetapi ditolak oleh Deputi dari MENKLH tsb. Upaya untuk memperoleh ijin membuang lumpur panas ke laut juga disampaikan oleh Ka. BPMIGAS atas hasil kerja IAGI dalam suatu rapat gabungan yang dipimpin oleh wapres RI, tetapi tidak diiyakan oleh men KLH. Memang sangat kami sadari tanpa ada solusi pembuangan lumpur panas, tidak hanya penduduk setempat yang terancam bahaya tetapi juga tim yang melakukan pemboran relief well untuk mematikan LULA, akhirnya para pelaku pemboran relief well sempat terjebak LULA dan menyatakan SOS sehingga personel dan rig direlease moving ketempat yang aman. Itulah hasil kerja (dgn pendekatan keilmuan) tim IAGI yang disampaikan ke berbagai pihak melalui berbagai saluran. Akhirnya IAGI memutuskan untuk mengajak BPPT mengadakan seminar, dan dilakukan seminar tahun lalu merupakan seminar kedua dalam sekala nasional (bukan seminar tiga yang bersekala internasional yang dihebohkan). IAGI sangat peduli kepada korban LULA sehingga teman2 di PP IAGI bersama IAGI Pengda Jatim terus "berteriak" agar dilakukan pembuangan lumpur ke laut dan evakuasi total. Dalam melaksanakan seminar-2 di BPPT juga kami sudah berpikir bahwa LULA tidak terlepas dari fenomena geothermal karena itu dalam seminar kedua kami mengundang ahli geothermal kawan baik saya Mas Sayogi Sudarman MSC (pensiunan Divisi Geothermal Pertamina/waktu itu). .................TOETOEGE (BERSAMBUNG/respon surat ini ada beberapa seri, saya sengaja menyampaikan milestone sampai terlaksananya seminar-3 di BPPT yang lalu agar khalayak geologi tahu bahwa itu merupakan suatu proses berkelanjutan dari tahun lalu. Seminar satu hanya membahas tentang bencana alam gempa/tsunami dan berbagai dampaknya. Setelah saya pikir lebih mendalam mungkin seminar ketiga yang mengundang pembicara dari manca Negara itu klimaks dari kerja tim IAGI). -----Original Message----- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 25 Februari 2007 13:41 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2) SURAT TERBUKA KEPADA KETUA UMUM IAGI (2) Di lain pihak yang sangat menarik adalah telah terungkapnya pula data pemboran yang pada waktu sebelumnya (terutama pada permulaan erupsi Lusi) tidak pernah muncul pada laporan pemboran, yaitu yaitu bahwa 10 menit setelah terjadinya gempa di Jogya, terjadi 'partial loss' dari lumpur pemboran yang teramati pada mud pit. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Dr. Doddy Nawangsidi, tetapi waktunya adalah 70 menit sesudah gempa (mungkin Pak Doddy ini keliru membaca 1 sebagai 7). Ini data yang sangat menarik karena sebelum data ini belum pernah dilaporkan dan menunggu 7 bulan untuk terungkap. Di lain pihak Dr. Nawangsidi ini menunjukkan secara kwantitafi dengan menggunakan rumus reservoir (Darcy) dengan parameter2 yang diasumsikan bagaimana tidak mungkinnya laju (rate of production) jumlah air sebegitu besar (100 sampai 160 juta meter kubik per hari?) dari satu lubang sumur yang menembus Kujung hanya 15 kaki saja.. Analisa ini tentu merupakan pukulan, paling tidak renungan, bagi mereka yang berpendapat bahwa gunung api lumpur ini bersumber dari air bertekanan tinggi dari reservoir terumbu Kujung yang telah ditembus sumur BP-1, walaupun tentu orang dapat mempertanyakan data serta parameter yang diasumsikannya, serta adanya tambahan sumber air panas lainnya yang ikut terpicu dengan underground blow-out dari Kujung ini. Mengenai stratigrafi lubang bor Dr. Adi Kadar dkk mengakui telah mereview serta menganalisa ulang data biostratigrafi dan disimpulkan bahwa seluruh lapisan batuan yang ditembus Banjar Panji hanyalah berumur Pleistocene yang menimbulkan kesan bahwa Formasi Kujung tidak tersentuh oleh sumur bor ini. Juga telah ditekankan keberadaan diapirism dalam selang overpressured shale, yang banyak menganggap sebagai sumber lumpur. Mengenai sumber air ini masih juga ada yang berpendapat bahwa lumpur ini berasal dari overpressured shale yang diyakini semua orang keberadaannya jauh di atas formasi Kujung, namun berdasarkan analisa penampang seismic dibantah oleh Dr. Alam sebagai mud diapir. Dr. Adriano Mazzini dari Oslo University masih berpandangan bahwa sumber lumpur ini adalah dari overpressured shale ini, tetapi ketika ditanyakan oleh Richard Davies bagaimana begitu banyak air dapat dihasilkan dari overpressured shale ini, mengingat shale adalah impermeable, yang bersangkutan menghindar untuk menjawabnya dengan dalih pertanyaannya tidak jelas. Namun suatu hal penting yang dikemukakannya adalah bahwa cekungan Jawa Timur adalah matang (ripe) atau rawan terjadinya gunung api lumpur dibuktikan dengan adanya overpressured shales dan banyaknya gunung api lumpur, tanpa pemboran (atau gempa) pun gunungapi lumpur dapat terjadi sewaktu-waktu. Mengenai kayanya cekungan Jawa Timur Utara juga telah dibahas oleh Dr. Djajang Sukarna, Kepala Badan Geologi, dalam keynote speech nya Yang menarik adalah makalah dari Dr. Gregorii Akhmanov dari Moscow University yang membahas mud volcanism di Elean Basins yang, dengan tidak mengenyampingkan jenis gunungapi lumpur di daerah lain seperti shale diapirism, menyatakan bahwa pembentukan mudvolcano di Elean basins adalah oleh hydro-fracturing. Hydro-fracturing adalah proses terjadinya LUSI yang dianut oleh mereka yang meyakini bahwa bahwa air dari Fm Kujung sebagai penyebab semburan lumpur LUSI. Saya catat bahwa tidak ada makalah yang membahas berbagai jenis atau klasifikasi mudvolcano, sedangkan menurut hemat saya gunungapi lumpur itu ada berbagai jenis dengan yang disebabkan shale diapirism di satu ujung (end member), biasanya merupakan lumpur kental dan membentuk keruncut yang terjal, dan jenis mud spring di ujung lain, yang sangat encer (kadar air yang sangat tinggi) dan nyaris tidak membentuk kerucut atau kerucut yang sangat landai. Saya menganggap LUSI ini lebih sebagai jenis mud spring. Walaupun makalah-makalah pada umumnya membahas asal gunungapi lumpur disebabkan air yang bertekanan tinggi, yang boleh jadi disebabkan gempa, namun gunungapi Lusi disimpulkan selain terjadi secara alamiah juga disebabklan karena rekahan dan aktivitas tektonik yang diakibatkan oleh gempa bumi Jogya. Namun anehnya pada seluruh persidangan ini tidak satupun ada makalah yang membahas tektonik serta sistim sesar dari daerah Sidoarjo, bahkan peta geologi yang menunjukkan patahanpun nyaris tidak ada kecuali peta sesar Watukosek dengan satu garis saja yang menghubungkan Watukosek dengan Lusi dan G. Anyar dengan arah NNE-SSW.dan sesar-sesar amblasan yang berarahkan WSW-ENE yang menghubungkan semburan-semburan lumpur yang sekarang sudah tidak aktif lagi. Apa lagi pembahasan bagaimana mekanisme gempa bumi Jogya dapat mengakibatkan sesar (rekahan) itu sama sekali tidak ada. Inilah yang dikeluhkan Dr. Benyamin Sapiie dari ITB pada komentar yang diberikannya sesaat sebelum rumusan akhir dari hasil workshop ini dibacakan. Beliau menyatakan betapa pentingnya kita menganalisa tegangan-tegangan tektonik yang aktif di daerah Sidoarjo ini untuk menentukan critical stresses yang didapatkan, namun pembahasan ini tidak ada sama sekali. Sdr. Ketua yang terhormat. Saya sangat prihatin dengan hasil dari workshop yang disebutkan sebagai bertaraf internasional ini. Rumusan yang diberikan banyak tidak relevant dengan apa yang dibahas, bahkan cenderung bertolak belakang. Ini sangat menyedihkan, orang awampun akan bertanya-tanya apakah kesimpulan dari workshop ini sudah ditentukan sebelumnya demi kepentingan nasional? Komentar di masyarakat ilmiah di luar negeri pun sudah bermunculan. Sampai di mana kebenaran pengamatan dan pendengaran saya ini selama mengikuti persidangan tentu akan ada yang meragukannya mengingat usia saya yang sudah lanjut ini. Untuk itu saya sudah meminta pada panitya supaya bisa mendapatkan Power Point files dari presentasi masing-masing pembicara itu. Namun sayangnya panitiya hanya akan memberikannya sesudah dilakukan peng-edit-tan terlebih dulu (mengingat adanya data-data yang dianggap confidential oleh BP Migas). Satu hal yang menarik adalah Workshop ini tidak memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini, atau kapan . Padahal inilah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat tidak terlalu peduli mengenai apa penyebab gunungapi lumpur ini, walaupun mereka cenderung untuk menyalahkan pemboran. Yang berkepentingan dalam apa penyebab dari gejala ini adalah dalam masalah soal siapa yang harus menanggung biaya penanggulangan bencana ini. Masyarakat hanya ingin mendengar bagaimana bencana lumpur ini dapat dihentikan. Tentu saja kita bisa berdalih bahwa untuk dapat menghentikan semburan lumpur itu kita harus tahu penyebabnya. Kalau panitya workshop ini berkeyakinan bahwa hasil workshop ini adalah LUSI murni gejala alam dan tidak dapat dihentikan dan tidak dapat diprediksikan kapan akan berhentiknya, maka satu-satunya rekomendasi yang bisa diberikan adalah mengevakuasi (mengosongkan) daerah yang dipengaruhi LUSI, khususnya daerah yang bakal amblas, membangun tanggul sekitarnya serta mengalirkan airnya dengan saluran bertanggul ke laut, sedangkan lumpur padatnya secara alamiah dapat ditinggalkan di daerah amblasan, bahkan mudah-mudahan dapat mengkompensasi amblasannya sendiri. Saya lihat ada lebih dari 1 makalah (a.l. dari Dr. Ir. Prihadi Sumintapura dari ITB) para pakar kita telah mampu melakukan deliniasinya. Saya sadar bahwa pernyataan demikian mungkin mempunyai dampak yang luas bagi masyarakat, tetapi saya kira itu satu-satunya rekomendasi yang dapat diberikan kalau panitia perumus menganggap penyebab ini gejala alam yang tidak dapat dihentikan atau tidak dapat diprediksi kapan berhentinya.. (bersambung) ------------------------------------------------------------------------ ---- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 ------------------------------------------------------------------------ ---- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------------------- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------- The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.