Pak Awang dan Pak Taufik,

Dalam hal penerapan bahasa Indonesia (juga dengan bahasa lainnya), saya belajar 
banyak ketika saya mulai menulis. Semakin banyak menulis, semakin banyak kita 
belajar. Pada saat kita mulai mencurahkan pikiran dalam bentuk tulisan, banyak 
sekali proses yang terjadi di dalam pikiran kita. Hal ini memaksa kita untuk 
berpikir ulang, baik mengenai ide maupun bahasanya. Apalagi setelah tulisan 
tersebut diedit oleh orang-orang yang lebih berpengalaman dan fasih dengan 
bahasa.

Kelemahan saya, dan banyak orang lain, adalah takut salah. Takut di kritik dan 
dianggap tidak mahir. Kita harus belajar mengatasi perasaan ini, karena hal ini 
adalah bagian dari proses belajar.

Kesempatan untuk mendapatkan pengalaman ini saya dapatkan pertama-tama waktu 
saya ikut sebagai tim editor majalah Suara Gea (majalah himpunan mahasiswa 
teknik geologi ITB). Kesempatan berikutnya adalah waktu saya menulis tugas 
akhir. Tugas akhir saya diedit oleh pembimbing saya Dr. Yahdi Zaim (sekarang 
Prof.), yang tentunya lebih ahli dalam mengevaluasi ide dan bahasa yang saya 
pakai. 

Kita bisa terus belajar dengan menulis di IAGI-net, meskipun bahasanya tidak 
resmi tapi kita bisa coba mulai menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan.

Salam,

Herman Darman
Catatan: kalau ada kesalahan dalam menggunakan bahasa Indonesia, harap maklum 
karena masih terus belajar.


-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 13, 2008 8:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia


Pak Taufik,
 
"Tip atau tips" dalam bahasa Inggris bisa berarti dua : (1) uang persenan, (2) 
petunjuk praktis (kamus bahasa Inggris Echols dan Shadily). Dua kata itu dalam 
bahasa Indonesia baku tentu tidak dianjurkan, kita lebih aman dan lebih sesuai 
menggunakan "petunjuk praktis" sebagai padananannya (lihat Kamus Besar Bahasa 
Indonesia).
 
Berbahasa Indonesia dengan baik (sesuai ragamnya) dan benar (sesuai aturan dan 
kaidah kebahasaan) adalah wajib bagi seluruh pengguna bahasa Indonesia 
berkewarganegaraan Indonesia. Untuk itu, kita harus terus belajar bahasa kita 
sendiri. Jangan putus belajar bahasa Indonesia seusai kita lulus dari sekolah 
menengah. Bila semua orang Indonesia berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, 
dapat dibayangkan betapa akan semakin majunya bahasa nasional kita. 
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia (Inggris, Arab, Cina, dll.), 
bahasa Indonesia masih sangat muda umurnya. Meskipun demikian, penuturnya 
banyak, sehingga di dunia pun bahasa kita cukup penting posisinya. Maka, 
pembinaan bahasa Indonesia jelas suatu kemutlakan.
 
Petunjuk praktis berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hanya sesederhana 
membeli buku-bukunya, mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh, dan 
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Buku-buku wajib untuk dapat mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar 
: 
 
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional - Balai Pustaka, 
2007 - edisi ketiga) - 1387 halaman. Kamus ini akan membimbing kita akan makna 
tepat suatu kata dan menunjukkan mana kata-kata baku mana kata-kata nonbaku.
 
- Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., Balai Pustaka, 2003,edisi 
ketiga) - 486 halaman. Buku ini walaupun bersifat akademik, masih cukup praktis 
untuk digunakan mempelaari semua aturan bahasa Indonesia.
 
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum 
Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen 
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1972, 1988, 1992, 2005). Kedua buku ini 
bersifat praktis untuk menuntun kita menulis kata-kata dalam bahasa Indonesia 
dan menerjemahkan istilah asing.
 
Itulah ketiga buku yang harus ada bila kita bersungguh-sungguh ingin 
mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai tambahan atas 
buku-buku itu, banyak buku praktis yang dapat meningkatkan ketrampilan kita 
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, misalnya seperti di bawah ini.
 
- Berbahasa Indonesialah dengan Benar : Petunjuk Praktis untuk Pelajar, 
Mahasiswa, dan Guru (Zaenal Arifin, 1986 - saya punya edisi pertamanya, buku 
ini mudah dipelajari sehingga banyak dicari orang, edisi terbarunya - 2005 
masih saya lihat ada di toko-toko buku).
 
- Buku-buku pembinaan bahasa Indonesia tulisan Yus Badudu (mungkin buku-buku 
ini sudah sulit dicari di toko-toko buku, kecuali karya-karya Pak Badudu yang 
terbaru). Beberapa seri bukunya yang banyak dicari orang : 
 
Membina Bahasa Indonesia Baku (Badudu, 1980, Pustaka Prima, Bandung)
Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (Badudu, PT Gramedia -banyak edisi dan 
cetakannya)
Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Badudu, Pustaka Prima).
 
Masih banyak buku-buku pembinaan bahasa Indonesia yang lain dari berbagai 
penulis. Misalnya, "Masalah Bahasa yang Dapat Anda Atasi Sendiri" (Anton 
Moeliono, Sinar Harapan, 1990), dan "Problematika Bahasa Indonesia : Sebuah 
Analisis Praktis Bahasa Baku" (Kusno Santoso, PT Rineka Cipta, 1990).
 
Pak Taufik cukup mengunjungi toko buku yang lengkap dan memilih sendiri di sana 
buku-buku pembinaan bahasa Indonesia. Setelah itu, mempelajari dan 
menerapkannya secara disiplin, kita akan melihat bahwa meskipun kita pernah 
mempelajari bahasa Indonesia selama minimal 12 tahun, ternyata masih banyak 
kesalahan yang selama ini kita lakukan dalam berbahasa Indonesia.
 
Analisis Pak Badudu dalam Cakrawala Bahasa Indonesia (Badudu, 1988) mengatakan 
bahwa kita sering membuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia karena kita 
selama ini suka menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan kita kurang berlatih 
di sekolah melalui kegiatan menulis atau mengarang. 
 
Sebuah pengalaman pribadi, saya menentukan hari-hari tertentu dalam seminggu 
untuk mempelajari bahasa Indonesia, tetap menyempatkan untuk mempelajarinya di 
tengah berbagai kesibukan. Kita akan memperhatikan hukum-hukum dalam bahasa 
ketika kita harus menulis sebuah karangan dengan bahasa yang baik dan benar, 
maka semakin banyak kita menulis, akan semakin baik ketrampilan kita berbahasa.
 
Mari kita terus belajar bahasa Indonesia ! Beli buku-bukunya, pelajari, dan 
terapkan !
 
salam,
awang

--- On Thu, 11/13/08, taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: taufik anwar <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [iagi-net-l] Mari Kita Terus Belajar Bahasa Indonesia
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Thursday, November 13, 2008, 8:59 AM

Terima kasih banyak Pak Awang. Uraian yang menarik. Saya merasakan sekali
kesulitan itu. Mau berbahasa Indonesia yang benar ternyata sulit, apalagi
berbahasa Inggris yang baik, jauh lebih sulit. Jadinya serba naggung.
Campur-campur.
Mungkin Pak Awang punya tip (saya takut keliru dengan "tips") apa
yang harus
kita lakukan dalam belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar itu. Mungkin
punya buku-buku referensi yang bagus dan lengkap?

Terima kasih,

 Taufik Anwar

On Thu, Nov 6, 2008 at 11:40 PM, Awang Satyana
<[EMAIL PROTECTED]>wrote:

> Berikut sebuah tulisan pendek yang saya mulai menulisnya pada 28 Oktober
> lalu, tepat 80 tahun setelah "Sumpah Pemuda" diikrarkan, yang
saya tulis di
> ujung selatan Afrika - di Capetown di antara kesibukan menghadiri
pertemuan
> AAPG 26-29 Oktober 2008. Tulisan terputus di tengah, terselingi oleh
tulisan
> lain tentang kasus jajak pendapat Lusi di pertemuan AAPG tersebut yang
harus
> segera ditanggapi.  Tulisan ini tentang sikap kita pada umumnya kepada
> bahasa persatuan kita : bahasa Indonesia.
>
> Tanggal 28 Oktober yang lalu kita memperingati 80 tahun "Sumpah
Pemuda" (28
> Oktober 1928). Semoga kita tetap mengingatnya sebagai tonggak penting
> sejarah bangsa Indonesia, saat para pemuda kita dari berbagai perkumpulan
> daerah bersatu bersumpah "bertanah air satu : Tanah Air Indonesia,
berbangsa
> satu : Bangsa Indonesia, berbahasa satu : Bahasa Indonesia.
>
> Apakah kita telah berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah
belasan
> tahun bahasa nasional ini kita pelajari dari TK sampai perguruan tinggi
dan
> setelah puluhan tahun bahasa persatuan ini kita gunakan sehari-hari dalam
> berbagai kesempatan resmi dan tak resmi ? Banyak orang menganggap bahasa
> Indonesia itu mudah. Benarkah ?
>
> "Jangan menganggap bahasa Indonesia itu mudah. Yang mudah ialah
bahasa
> Indonesia tutur (lisan), yang kita gunakan dalam pergaulan sehari-hari,
> tetapi bahasa Indonesia ragam resmi yang baku tidak semudah yang
disangkakan
> orang", demikian kutipan dari "Cakrawala Bahasa Indonesia"
(Badudu, 1988, PT
> Gramedia, hal. 11). Kalau seorang guru besar bahasa Indonesia seperti Yus
> Badudu saja mengatakan bahwa bahasa Indonesia ragam resmi tak mudah, maka
> sebaiknya kita menghapus sangkaan itu.
>
> Kapan bahasa Indonesia terasa tidak semudah seperti yang kita sangka ?
> Yaitu, ketika bahasa Indonesia digunakan dalam tulisan resmi. Seseorang
yang
> tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia secara teratur dalam bertutur
akan
> merasakan kesukarannya bila ia tiba-tiba diminta berbicara di depan umum
> dalam suatu acara bersifat resmi. Seseorang yang tidak biasa menulis akan
> merasa sukar bila ia harus membuat karangan, misalnya surat resmi, kertas
> kerja, laporan ilmiah. Memeriksa kemampuan sesungguhnya seseorang akan
suatu
> bahasa dapat segera terbaca melalui tulisan resminya. Dalam setiap bahasa
> berlaku hal itu.
>
> Sikap kita terhadap bahasa Indonesia milik nasional sering negatif. Kita
> yang sudah tidak wajib lagi mempelajari bahasa Indonesia karena telah
lulus
> sekolah umumnya betapa kurang dan tidak adanya perhatian kita terhadap
> bahasa Indonesia yang setiap hari kita gunakan itu. Kita sering merasa tak
> ada kekurangan pada diri kita atas kekurangsanggupan kita menggunakan
bahasa
> Indonesia itu dengan baik dan benar. Apakah kita telah yakin bahwa kita
> tidak membuat kesalahan dalam bertatabahasa Indonesia : susunan kata dalam
> kalimat, bentukan kata, maupun pemakaian kata dengan makna yang tepat ?
>
> Jika bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pemakai bahasa Indonesia terus
> bersikap negatif terhadap bahasa nasionalnya, bahasa Indonesia akan
> berkembang secara kacau dan tak pernah bahasa ini menjadi bahasa yang
> mantap. Walaupun kita tidak lagi terikat secara pendidikan harus
mempelajari
> bahasa Indonesia, janganlah kita berhenti mempelajari bahasa Indonesia
sebab
> bahasa kita ini berkembang terus. Aturan bahasa atau bentukan kata yang
> selama ini kita anggap benar, ternyata salah menurut aturan yang benar.
Kita
> tidak akan pernah tahu bahwa itu salah kalau kita tidak lagi belajar
bahasa
> Indonesia. Kesalahan berbahasa yang kita anggap benar itu disebut
"salah
> kaprah".
>
> Salah kaprah adalah salah yang sudah umum sehingga tidak lagi terasa
> kesalahannya. Bentuk salah kaprah hendaknya dikembalikan kepada bentuknya
> yang benar dan tepat. Bila terlampau banyak bentuk salah kaprah, terlalu
> banyak penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku, bahasa itu bukanlah
> bahasa yang baik, yang mantap. Kalau bentuk salah kaprah diterima sebagai
> bentuk kecuali maka bahasa itu bukanlah bahasa yang mantap. Bahasa yang
baik
> ialah bahasa yang mantap, yang bersistem, yang mudah dipelajari. Bahasa
yang
> bersistem adalah bahasa yang mudah dipelajari. Dalam linguistik dijelaskan
> bahwa kita belajar bahasa dengan membentuk analogi dari bentuk pertama
yang
> kita pelajari. Tanpa keteraturan yang ada pada sistem bahasa itu, akan
> sangat sukar mempelajari bahasa karena semua harus dihafalkan saja.
>
> Sikap kita yang kurang teliti (atau kurang peduli) dalam berbahasa
> menyebabkan makin tersebarnya bentuk salah kaprah itu. Beberapa salah
kaprah
> yang sering ditemui : merubah, mengenyampingkan, dimana, ijin, bersama ini
> kami kabarkan, pertanggungan jawab, tapi, kenapa, lain kesempatan, kantor
di
> mana saya bekerja, itu adalah benar, disebabkan karena, lebih besar dari,
> berulang kali, para hadirin, pada zaman dahulu kala, kwalitas, analisa,
> metoda, prosentase, praktek, hektar, sistim. Semoga kita tahu apa
> bentuk-bentuk benar dari bentuk-bentuk salah ini.
>
> Anton M. Moeliono, seorang tokoh bahasa Indonesia, menulis dalam
"Politik
> Bahasa Nasional" (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1976, hal.
29),
> "Bahasa baku perlu memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa
kaidah dan
> aturan yang tetap. Tetapi kemantapan itu cukup terbuka untuk perubahan
yang
> bersistem di bidang kosakata dan peristilahan dan untuk perkembangan
> berjenis ragam dan gaya di bidang kalimat dan makna." "Ciri lain
yang harus
> dimiliki oleh bahasa baku yang modern ialah ciri kecendekiaan. Bahasa
> Indonesia harus mampu mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di
berbagai
> bidang ilmu, teknologi, dan antarhubungan manusia, tanpa menghilangkan
> kodrat dan pribadinya."
>
> Kita menginginkan dan berusaha menjadikan bahasa Indonesia bahasa yang
> lebih tinggi tarafnya daripada sekadar bahasa pergaulan saja. Kita ingin
> agar bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmiah. Keinginan kita itu telah kita
> buktikan. Kita telah berusaha menciptakan istilah yang cukup bagi berbagai
> bidang ilmu. Kita mencoba meningkatkan swadaya bahasa kita dengan
> menciptakan bentuk-bentuk baru dari unsur bahasa yang ada. Di perguruan
> tinggi, kuliah diberikan dalam bahasa Indonesia. Laporan-laporan ilmiah
> seperti kertas kerja, makalah, skripsi, dan disertasi ditulis dalam
berbagai
> bidang ilmu ditulis dalam bahasa Indonesia.
>
> Sikap kita terhadap bahasa Indonesia haruslah positif. Artinya, cinta akan
> bahasa Indonesia haruslah diejawantahkan dengan perbuatan yang nyata.
Setiap
> putra dan putri Indonesia haruslah mau berusaha meningkatkan pengetahuan
dan
> keterampilannya berbahasa Indonesia. Kita harus memberikan tempat dan
> kedudukan yang layak bagi bahasa Indonesia karena ia bahasa nasional kita.
> Penghargaan kita terhadap bahasa Indonesia harus lebih tinggi daripada
> penghargaan kita terhadap bahasa asing yang mana pun.
>
> Mari kita terus belajar bahasa Indonesia.
>
> salam,
> awang
>
>
>



      


--------------------------------------------------------------------------------
serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38
dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG
* mungkin di semarang
* mungkin pula di solo
* mungkin juga join dg HAGI dll.
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke