Sebenarnya enggak juga Abah, Saya pikir kita tidak usah menyalahkan pihak luar atas segala yang terjadi pada kita. Dari membaca sejarah perminyakan di paparan kontinental Norwegia (Atlas Millenium) dan situsnya NPD (http://www.npd.no/English/), sebenarnya strategi Indonesia tidak berbeda jauh dari Norwegia. Di Norwegia ada NPD yang setara dengan BPMigas (atau BPPKA jaman dulu). NPD berada dibawah kementrian perminyakan dan energi, bertanggung jawab kepada Pemerintah dan Storting alias DPR. Kemudian ada Statoil yang berperan seperti Pertamina, selain ada juga perusahaan pemerintah lain namanya Petoro.
Norway juga menyerahkan pengelolaan hasil tambangnya pada pihak asing pada awalnya, bahkan juga sampai sekarang kontrak kontrak lama itu masih berlaku dan masih diperpanjang, misalnya ConocoPhillips dengan Ekofisknya, BP dengan Valhallnya, Shell dengan Ormen-langenya, dll. Sampai saat ini revenue terbesar buat pemerintahnya tetap dari migas, beda dengan Indonesia yang sudah berkembang jadi negara yang tidak didominasi oleh migas lagi. Saya sering mengolok ngolok teman Norway dengan mengatakan bahwa negeri mereka adalah middle-eastnya Eropa Utara, masyarakatnya manja karena hasil migasnya. Perlu kita semua sadari bahwa Indonesia dari dulu bukanlah produser migas yang besar, apalagi kalau dijabarkan dengan hitungan perkapita. Produksi minyak Indonesia paling tinggi cuma 50% dari produksi Norway sekarang, dimana penduduk Indonesia 44 kali lebih banyak dari penduduk Norway. Kemudian walaupun aturan dan strategi buat mengelola migas sudah dibuat dengan baik hampir sejak awal dulu di Indonesia, pelaksanaannya tidak demikian, ada banyak pelanggaran, korupsi dll. Kemudian mungkin yang perlu kita telaah adalah keberanian untuk mengelola sendiri sumber daya alam kita, walaupun pada awalnya pihak asing berberan besar untuk menginisiasi migas di Norway, tapi kemudian pemerintah menggenjot Statoil dan Saga buat pengambil peran, blok blok emas cendrung diberikan ke perusahaan milik negara ini. Di Indonesai apakah kita mampu dan mau berlaku seperti itu ?. Buat yang kerja di BPMigas ada bagusnya mendownload dan mambaca jurnal tahunan FACTS dari situsnya NPD diatas, situs tsb berbahasa Norks, tapi diujung kanan atas ada pilihan bahasa inggris, bagus sekali buat pengetahuan umum menngenai cara negara lain memngelola migasnya. Buat Awang nanti saya kirimi Atlas Milleniumnya, kalau belum punya. salam y "yanto R.Sumantri" <yrs...@rad.net.id> 16.08.2009 13:28 Please respond to <iagi-net@iagi.or.id> To "iagi-net" <iagi-net@iagi.or.id> cc Subject Re: [iagi-net-l] sedikit subangan untuk direnungkan >Awang Terima kasih atas tanggapannya . Saya kira kita agak ter-buru2 masuk "perangkap" mereka,l. Semoga kita semua dapat kembali lagi kepada semangat pada saat proklamasi kemerdekaan. Dan ini memerlukan perjuangan yang bukan main beratnya. Si Abah ____________________________________________________________________ > > Itu mencerminkan bahwa kita belum berdaulat atas kekayaan sumberdaya alam > kita sendiri dan bahwa ayat (3) pasal 33 UUD 1945 belum terlaksana "Bumi > dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara > dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat". > > Negara yang kaya raya akan sumberdaya alam tetapi rakyatnya miskin tentu > telah terjadi sesuatu yang salah. Itu bukan hanya salah urus dari kita > sendiri, tetapi akibat ketidakberdayaan kita menghadapi imperialisme > ekonomi oleh bangsa lain. > > Arus globalisasi investasi juga menyeret negara-negara berkembang yang > kaya sumberdaya alam malah semakin miskin dan terpecah2 di dalamnya, > seolah sumberdaya alam bukannya menjadi berkah, tetapi malahan menjadi > semacam kutukan. > > "In the last quarter century, we have seen the surprising and sobering > consequences of this wealth, producing what is now known as the 'resource > curse'. Countries with large endowments of natural resources, such as oil > and gas, often do worse than their poorer neighbors. Their resource wealth > frequently leads to lower growth rates, greater volatility, more > corruption, and, in extreme cases,devastating civil wars." (Humpreys, > Sachs, Stiglitz : Escaping the Resource Curse -Columbia Univ. Press, > 2007). > > Hati-hati dengan neo-kolonialisme yang masuk lewat investasi ekonomi dalam > era globalisasi. Noam Chomsky (2006 : Free and Fair Trade -Global Agenda) > pernah mengingatkan, "Globalibalization that does not prioritize the right > of people will very likely degenerate into a form of tyranny, perhaps > oligarchie and oligopolistic, based on interactions of tightly-largely > unaccountable to the public." > > Amin Rais dalam "Indonesia di Tengah Pusaran Globalisasi"(PPSK Press, > 2008) menulis," dalam 30 tahun terakhir,dunia menyaksikan bangkitnya > imperialisme ekonomi yang dilancarkan negara-negara Barat, negara-negara > eks kolonialis, lewat apa yang dinamakan globalisasi, IMF, Bank Dunia dan > WTO yang merupakan tiga institusi pilar globalisasi. > > Mereka membangun sistem korporatokrasi yang berunsurkan korporasi besar, > kekuatan politik pemerintah,lingkaran militer, perbankan dan keuangan > internasional, media massa dan kelompok intelektual prokemapanan. Unsur2 > korporatokrasi itu dapat menerobos ke negara-negara berkembang dengan > bantuan elite nasionalnya yang bersedia menjadi komprador atau pelayan > kepentingan korporatokrasi. > > Semoga pemimpin kita berani menolak hal2 yang berpotensi menyengsarakan > rakyatnya. "Sekali seorang pemimpin sudah menghempaskan rasa takutnya, > berbagai watak positif segera bermunculan." -Noam Chomsky & Sameer > Dossani. > > Merdeka dan Berdaulat atas Sumberdaya Alam kita sendiri. > > > salam, > Awang > > --- On Fri, 8/14/09, yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id> wrote: > >> From: yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id> >> Subject: [iagi-net-l] sedikit subangan untuk direnungkan >> To: "iagi-net" <iagi-net@iagi.or.id> >> Date: Friday, August 14, 2009, 10:53 PM >> >> >> Rekan >> >> Saya tidak dapat panjang lebar menujukan perasaan >> menjelang 64 tahun kemerdekaan , saya yg lahir satu tahun >> sebelum merdeka >> mencoba menuliskannya. >> >> Semoga bisa jadi bahan renungan. >> >> Yanto R Sumantri >> >> >> >> >> >> >> <style type="text/css"> >> -> >> </style> >> INDONESIA-KU >> (Dialog antara Bapak dan Anak) >> >> >> Negeri ini kaya >> raya….Nak >> Kita punya >> segala-galanya…..Nak >> Kita punya emas…, >> perak…, batu bara. >> Bahkan Bung Karno pernah bilang: >> “Kita bisa bikin bom atom”. >> >> Koes Plus pernah bilang: >> >> “Bukan lautan hanya kolam susu, >> kail dan jala cukup menghidupimu” >> “Tanah kita tanah surga, tongkat >> kayu dan batu jadi tanaman” >> >> Nak… >> Alam kita sangat kaya., alam kita >> sangat mesra. >> Nak…. >> Minyak kita punya. >> >> Kamu tahu, kita ini anggota >> OPEC!!! >> OPEC…..Nak, artinya minyak kita >> banyak, jadi bisa ekspor. >> Gas kita juga nomer >> wahid. >> >> Si Anak memandang >> Bapak-nya. >> >> Bapak…. >> mengapa banyak yang >> kelaparan? >> mengapa banyak pengemis >> dijalanan? >> mengapa banyak >> pengangguran? >> mengapa banyak begal >> dijalanan? >> mengapa…?? >> >> Si Bapak tercengang, tapi terus >> berkata >> “Kamu tahu….Nak, kita >> ekspor batu bara nomer tiga di dunia.” >> “Nomer >> tiga…Nak!” >> “Kamu >> tahu…Nak, hutan belantara kita juga sangat >> kaya.,bisa bikin kayu >> lapis buat tujuh penjuru angin.” >> >> Si Anak tambang >> bengong… >> >> Bapak….. >> “Dimana-mana ada banjir, >> dimana-mana ada longsor, >> katanya minyak kita mau habis, kayanya >> disebelah mana?” >> “Katanya batu bara mau >> dihabisin…nanti aku kebagian apa?” >> Bapak….. >> “Orang cina rumahnya dibakarin, >> toko-toko dijarahin, kita berkelahi antara >> kita” >> Bapak…. >> “Yang berkelahi kan orang >> miskin” >> >> >> Si Bapak jadi lebih bengong, tapi dia jadi >> marah…. >> >> >> “Tahu kamu >> Nak…” >> “Negara besar tantangannya >> besar”. >> “Negara kita ini Nak, kata orang >> pinter bakalan jadi satu dari tiga negara besar >> didunia”. >> “Kamu harus >> yakin…Nak” >> >> Si Anak jadi tambah >> bingung.. >> >> “Bapak-ku mimpi, Rakyat >> pemimpi, mau >> kemana?” >> >> “Aku mau jadi >> apa?” >> >> >> >> >> Jakarta, Januari - >> 2006 >> >> Yanto R. Sumantri >> >> >> >> >> >> >> -- >> _______________________________________________ >> Nganyerikeun hate >> batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma >> hirupna pada >> ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. >> > > > > > -------------------------------------------------------------------------------- > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > -------------------------------------------------------------------------------- > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > ----------------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > --------------------------------------------------------------------- > > -- _______________________________________________ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. This e-mail message is intended only for the use of the named recipient. Information contained in this e-mail message and its attachment may be privileged,confidential and protected from disclosure. If you are not the intended recipient, any copying, disclosure, reproduction, distribution or use of this communication is strictly prohibited. Please notify the sender of your receipt of the e-mail message by replying to the message and then delete it from your system.