Yang saya dengar minyak mentah Indonesia berkwalitas baik, kadar belerang tidak ada dan harga lebih baik. Kita impor minyak mentah Saudi untuk dikilang di dalam negeri karena selain lebih murah juga kwalitas kurang baik dengan kadar belerang tinggi, jadi sekalin import polusi! Sama dengan petani yang tanam padi untuk beras Cianjur untuk dijual, tapi untuk makan sendiri beli beras C4 Entah benar, entah tidak RPK ----- Original Message ----- From: rumlan dwiyatno To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 20, 2012 8:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban
Frank, Sisi ruginya hanya satu, yaitu jika refinery ini hanya bisa mengolah khusus minyak dari Arab Saudi saja .. What if nanti, ketemu lapangan minyak besar di laut jawa atau di onshore jawa atau daerah lain sana dengan API dan specifikasinya berbeda dengan minyak dari Arab Saudi, sementara specifikasi refinery ini hanya untuk minyak mentah dari Arab ?? Apakah kita akan meneruskan tradisi minyak mentah kita di ekspor, sementara kita mengimpor minyak mentah dari negeri lain? Dulu, saya dibilangin, ini semua disebabkan minyak mentah kita lebih bagus dan harganya lebih mahal, sementara minyak mentah negara lain harganya lebih murah dan kualitasnya cukup untuk kebutuhan dalam negeri. Dan saya percaya. Tapi,setelah sedikit mengerti tentang spesifikasi refinery yg di-design khusus untuk minyak mentah tertentu saja, saya baru ngeh jawabanya. Namun timbul pertanyaan lagi, lha kenapa tidak dibuat refinery yg bisa mengolah minyak dalam negeri, yg mana dengan demikian bisa mengurangi double dip biaya transportasi export/import minyak mentah ? Untuk pertanyaan yang ini, saya belum menemukan jawaban yg memuaskan. Ada dua spekulasi : 1. Hal itu tidak bisa dihindari karena kita bisa meramalkan kapan akan ditemukanya lapangan minyak baru di Indonesia, apalagi specifikasi API dan kualitasnya. 2. Pemikiran agak su-udzon, bahwa itu semua disengaja, supaya bussines transportasi yg membawa minyak mentah Indonesia keluar negeri, dan pulangnya membawa minyak mentah dari negara lain untuk diolah di refinery2 dalam negeri tetap berjalan dengan baik. Bisa dibayangkan berapa besar keuntungan dari para pemilik tanker2 ini ya, kecuali kalau yang punya tanker itu Pertamina sendiri, dengan demikian 'kerugian' double dip transportasi ini bisa diminimalisasikan. Mohon pencerahanya, kalau ada yg mempunyai jawaban yg lebih tepat. Haturnuwun sebelumnya. Namun demikian, saya salut dengan perkembangan Pertamina sekarang ini, semoga semakin gagah berani, maju dan professional demi kesejahteraan dan kehormatan bangsa. Lebih kurangnya mohon maaf. Salam ------------------------------------------------------------------------------ From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Monday, 20 February 2012 4:37 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban Membangun kilang di Indonesia akan lebih banyak efek positip nya dari pada efek negatip nya. terserah minyak nya dari mana. Kalau dari Indonesia berarti menambahkan nilai ekonomis minyak mentah sebelum di ekspor. kalau untuk konsumsi dalam negeri berarti mengalihkan biaya refinnery yang dilakukan di luarnegeri ke dalam negeri. Kalau minyaknya dari luar negeri pun bagus juga, berarti membuat suatu industry yang akan menyerap tenaga kerja di Indonesia dan menambhakan penghasilan negara. saya tidak bisa perpikir ada efek negatip dari kerjasama ini, kecuali kalau Saudi Aramco minta barteran dengan sesuatu yang lain, misalnya blok yang prolific di Indonesia. Tapi sampai sekarang tidak ada tanda2 kearah itu kan? selamat dan sukses terus untuk Pertamina fbs ------------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------------------ From: Muhammad Razi <mufar...@gmail.com> Date: Sun, 19 Feb 2012 11:06:03 +0400 To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban Pertamina-Aramco Kerja Sama Bangun Kilang Tuban Ekonomi - / Sabtu, 18 Februari 2012 21:30 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Perseroan Terbatas (PT) Pertamina dan Saudi Aramco Asia Company Limited meneken nota kesepahaman kerja sama pembangunan proyek kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari di Tuban, Jawa Timur. Nota kesepahaman (MoU) itu termasuk melakukan kajian bersama kelayakan secara ekonomi pembangunan proyek kilang minyak yang nantinya terintegrasi dengan petrokimia. "Setelah penandatanganan ini, maka tim pelaksana proyek akan memasuki fase selanjutnya, yaitu kajian bersama termasuk di dalamnya riset pasar dan analisis keekonomian serta studi konfigurasi kilang," kata Juru Bicara Pertamina M. Harun dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (18/2). Penandatanganan dilakukan di Bali pada Sabtu ini antara Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, M. Afdal Bahaudin dan Vice President of Marketing, Supply, and Joint Venture Coordination Saudi Aramco, Dawood M. Dawood. Saudi Aramco akan memasok sebagian besar kebutuhan minyak mentah Kilang Tuban berdasarkan kontrak jangka panjang. Kilang akan memproduksi produk petrokimia dan BBM berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di Indonesia dan juga kawasan Asia Tenggara. "Kerja sama investasi dengan Saudi Aramco ini sangat berharga bagi Pertamina dan Indonesia dalam memperkuat pasokan BBM dan petrokimia untuk memenuhi permintaan domestik dan regional yang sangat besar," kata Afdal. Ia menjelaskan proyek Kilang Tuban menjadi bagian dari rencana Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Sementara Dawood mengatakan penandatanganan MoU merupakan langkah penting pertama semakin mempererat hubungan dengan Pertamina yang sudah kuat. Juga sebagai strategi meningkatkan eksistensi bisnis hilir secara global. "Kami berkomitmen untuk merancang investasi yang saling menguntungkan sehingga menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak, dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan," ujarnya. Saudi Aramco Asia Company Limited (SAAC) merupakan anak perusahaan Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco). Bisnis SAAC ditujukan mendukung operasi bisnis Saudi Aramco di kawasan Asia. Saudi Aramco ini merupakan perusahaan yang dimiliki penuh Pemerintah Arab Saudi dengan kantor pusat di Dhahran, Arab Saudi. Perusahaan mengelola cadangan minyak terbukti terbesar di dunia, yakni sebesar 260 miliar barel dan mengelola cadangan gas terbesar keempat di dunia.(Ant/BEY) __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com