Piye toh ra ngantel po pak Bandono, secara teori yo gitu spt diterangin pak Awang, lan kalo ben mantep mestine jenengan kongkow dg cah Geofisika pak
Suwun Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> Date: Mon, 10 Sep 2012 09:23:06 To: Iagi<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Terimakasih, jadi pendinginan kerak dan sebagian mantle dapat menyebabkan subsidence yang luar biasa dalam dan panjang. Sangat berTerimakasih (namun masih tertanya-tanya juga) Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Mon, 10 Sep 2012 15:56:00 To: <iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Cc: Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Pak Bandono, Ini permainan thermal vs dinamika kerak dan cekungan. Saat kerak mengalami rifting, terdapat mantle upwelling yang naik dan menggerus bagian bawah kerak melalui mekanisme mantle delamination, kemudian mengikuti prinsip convection cell, thermal ini akan menyebar ke tepi2, sekaligus membawa kerak di atasnya dan mengalami rifting. Dengan cara itulah rifting terjadi. Ketika pemekaran ini berhenti, dan itu terjadi untuk Makassar Straits akibat benturan terrane di sebelah timur Sulawesi, yang terjadi adalah thermal cooling, downwelling mantle plume, atau thermal subsidence. Mulai saat inilah terjadi apa yang namanya sagging - yaitu basin Selat Makassar turun dengan drastis mengikuti hilangnya termal. Inilah yang menyebabkan bagian tengah Selat Makassar merosot sampai sedalam 2500 meter. Pada saat yang bersamaan juga Selat Makassar menerima sedimen sangat tebal dari progradasi delta Mahakam di sebelah barat dan beban akibat tektonik (tectonic loading) di sisi timurnya akibat sistem fold-thrust belt di sisi barat Sulawesi, menyebabkan bagian tengah terisostasi tenggelam. Tetapi sedimen Mahakam saja tak cukup untuk membuat bagian tengah Makassar tenggelam kalau bukan oleh thermal subsidence, sebab sedimen Mahakam di tengah Makassar telah sangat menipis menjadi condensed section - starved basin - cekungan yang kelaparan sedimen. Bukti bahwa Selat Makassar pernah jadi daratan atau nonmarin atau delta dibuktikan dengan sedimen umur Eosennya yang berlingkungan tersebut, yang ditembus sumur2 terbaru di Selat Makassar. Sisi Kalimantan tak mengalami hal yang sama seperti Makassar Strait. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> menulis: Dari: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "Iagi" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 2:35 PM Terimakasih pak, bagaimana bisa "tenggelam" sampai 2000 mtr? Apa sejak dulu memang pada pososi itu waktu pembentukannya? Apakah yang dijumpai di kalimantan juga pada kedalam 2000mtr dari permukaan laut? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Mon, 10 Sep 2012 14:49:17 +0800 (SGT) To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Pak Bandono, Di Kalimantan dan Sulawesi ada volkanik berumur Eosen, misalnya Bua atau Langi volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di Sulawesi Barat/Selatan, dan Manunggul serta Kayujohara volcanics yang berumur Paleosen-Eosen di sisi Kalimantan Tenggara. Volcanics ini tak mesti ditafsirkan sebagai arc volcanism seperti yang kita lihat sekarang dengan Sunda Arc di sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara. Kebanyakan sebagai intrusives. Defiinitife volcanic arc pertama di Indonesia Barat ada pada Oligo-Miocene yang menghasilkan Oud Andesiet di Jawa. Volcanics di Makassar Straits bisa terjadi sebagai rifting volcanism, yang terjadi bersamaan dengan rifting. Maka volcanics ini ada sebelum dan bersamaan dengan rifting Makassar Straits. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> menulis: Dari: Bandono Salim <bandon...@gmail.com> Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "Iagi" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 1:26 PM Kalau di kalimantan dan sulawesi apakah ada volkanik yang berumur eosen? Aku bukan ahli tektonik, berati penisahannya setelah eocene. Atau volkanik eosen ini sebagai awal rekahnya? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Date: Mon, 10 Sep 2012 14:21:55 +0800 (SGT) To: <iagi-net@iagi.or.id> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> Cc: Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Subject: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Ferry, Batuan volkanik yang ditembus sumur Kaluku-1 saat ini sedang dilakukan beberapa analisis terkait petrokimia dan geokronologinya oleh teman2 ConocoPhillips. Melihat kesamaan mikroskopiknya, mungkin tak akan jauh karakternya dengan yang ditembus Rangkong-1: continental-association volcanics. Dari awal, Pak Bona Situmorang (1982) dalam disertasinya sudah mengatakan bahwa ini stretched continental crust, dan saya percaya. Studi2 selanjutnya banyak membenarkan apa yang pernah Pak Bona (alm) sampaikan, sekalipun group Robert Hall dan para mahasiswanya berganti2 pandangan antara continental crust atau oceanic crust sejak dari tahun 2000 ke sini. salam, Awang --- Pada Sen, 10/9/12, Ferry Bastaman Hakim <ferry.ha...@tately.co.id> menulis: Dari: Ferry Bastaman Hakim <ferry.ha...@tately.co.id> Judul: RE: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Senin, 10 September, 2012, 11:35 AM Pak Awang, Selain sumur Rangkong-1, belakangan di selat Makassar ada pula sumur Kaluku-1 yang di bor tak jauh dari Rangkong-1 dan juga menembus pre-tertier volcanic. Yang menarik adalah, justru ditemukannya batuan klastik Eosen dan absennya carbonate facies pada well tersebut. Nah, kuncinya ada pada volcanic basement yang ditembus dibawah Eosen ini. Apakah sudah ada informasi bahwa sampel volkanik dari sumur tersebut memiliki karakter yang sama dengan batuan volkanik di Rangkong-1 yang berasosiasi dengan continental crust? Kalau memang benar adanya, maka 2 hard data tersebut sepertinya memang akan mengakhiri perdebatan tentang komposisi basement di North Makassar Basin ini untuk selanjutnya mempercayai teori 'strecthed continental crust' tsb. salam Ferry From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, 10 September 2012 7:43 AM To: IAGI; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN? Selat Makassar yang memisahkan Kalimantan dan Sulawesi telah lama menjadi perdebatan di antara para ahli geologi, khususnya tektonik. Perdebatan utama terletak pada silang pendapat tentang apakah jenis basement, batuan dasar, yang melandasi cekungan dengan kedalaman maksimum sekitar 2500 meter ini. Pada tahun 1970-an telah ada pendapat bahwa basement Selat Makassar, terutama bagian utaranya, adalah kerak samudera karena Selat Makassar terbuka melalui pemekaran dasar samudera dan merupakan bagian baratdaya pemekaran kerak samudera Laut Sulawesi. Tetapi kemudian pada tahun 1980-an pendapat ini ditentang bahwa Selat Makassar tak pernah terbuka terus menjadi suatu pemekaran dasar samudera, hanya sebagai retakan benua, maka basement di bawahnya adalah kerak benua, hanya menipis. Menurut pendapat ini, Selat Makassar adalah pembukaan yang gagal membuka terus menjadi pemekaran dasar samudera. Sejak itu, perdebatan tentang jenis basement di bawah Selat Makassar Utara mengerucut menjadi dua pendapat: (1) kerak samudera, (2) kerak benua yang menipis. Perdebatan ini tak sekadar bernilai akademik, tetapi juga penting untuk eksplorasi minyak dan gas (hidrokarbon). Apakah ia kerak samudera atau kerak benua yang menipis akan memengaruhi sejarah termalnya, yang selanjutnya akan memengaruhi pematangan batuan induk penghasil hidrokarbon. Berbagai upaya lalu dilakukan untuk mencoba mendekati atau mencari solusi terhadap perdebatan ini. Cara terbaik sebenarnya adaalah dengan melakukan pengeboran bagian tengah Selat Makassar sampai ke basement dan lihat apa jenis batuannya. Untuk melakukan hal ini berarti harus ada sumur dibor kedalaman laut 2500 meter dan dibor sampai sedalam 6000 meter. Apakah ada perusahaan minyak yang mau melakukan itu, atau maukah Pemerintah kita melakukannya. Bila melakukannya, itu berarti akan memerlukan dana paling tidak 125-150 juta USD. Tidak ada yang mau, kecuali di atas basement itu dipastikan ada suatu struktur yang diduga memerangkap hidrokarbon dalam jumlah besar. Maka dilakukanlah berbagai metode tidak langsung untuk mencari solusi. Ada yang menggunakan metode magnetik, gayaberat, pemodelan penenggelaman, analisis karakter internal seismik, dsb. Semua metode itu tak langsung, dan interpretatif, maka bisa didebat orang. Pemodelan2 tak langsung itulah yang selama ini diperdebatkan. Saya mencatat sampai 30 tahun umur perdebatannya. Penganut kerak samudera sebagai dasar Selat Makassar mengatakan bahwa kedalaman 2500 meter itu sudah terlampau dalam untuk kerak benua, kemudian pembukaan Selat Makassar juga sudah terlampau lebar buat kerak benua masih menjadi dasarnya, sementara itu juga dari data seismik terlihat sedimen setebal beberapa km yang terletak mendatar tanpa terganggu, ciri khas sedimen di atas kerak samudera. Tetapi pembela bahwa di bawah Selat Makassar adalah masih kerak benua, walaupun menipis, dibuktikan dengan terlihatnya struktur2 retakan khas retakan benua (block faulting) yang menghasilkan horst dan graben, juga ada beberapa struktur seperti sembulan karbonat yang tumbuh di atas horst. Sembulan karbonat hanya terjadi di kerak benua yang retak dan pelan2 tenggelam. Saya cukup lama mengikuti perdebatan ini juga mempunyai pendapat pribadi tentang hal ini. Saya pernah melakukan pemodelan pembukaan Selat Makassar dan menghitung bahwa indeks pembukaan (Beta factor) Selat Makassar akan muncul kerak samuderanya pada indeks stretching factor 2.9 atau setara dengan kedalaman laut 3200 meter, artinya pada kedalaman laut 3200 meter baru kerak samudera akan muncul. Kedalaman maksimum Selat Makassar adalah 2500 meter, maka saya berpendapat bahwa basement Selat Makassar hanyalah kerak benua yang menipis (attenuated continental basement akibat rifting), bukan kerak samudera. Akhirnya, pada tahun 2009, perdebatan ini mungkin akan mendekati akhir, ketika sebuah sumur bernama Rangkong-1 dibor oleh ExxonMobil di Wilayah Kerja Surumana, Selat Makassar dari bulan Februari-Juni. Sumur eksplorasi ini termasuk yang terletak di tengah Selat Makassar pada kedalaman laut 2255 meter. Sumur dibor sampai sedalam 4485 meter. Sumur ini memang tidak menembus basement Selat Makassar, tetapi ia menembus batuan volkanik yang duduk di atas basement. Batuan volkanik ini, komposisinya, akan memberitahu kita apa gerangan basement di bawahnya. Maka penelitian petrokimia, isotop geokimia dan geokronologi pun dilakukan ExxonMobil atas sampel volkanik tersebut. Hasilnya sudah dipublikasikan meskipun sekilas oleh Bacheller III et al (2011) di pertemuan tahunan IPA (Indonesian Petroleum Association) yang mengatakan bahwa volkanik Rangkong itu secara petrokimia menunjukkan asosiasi yang definitif dengan kerak benua bukan dari asosiasi kerak samudera. Saya membahas implikasi regional penemuan ini atas tektonik Selat Makassar secara keseluruhan, juga membahas kembali petdebatannya, di pertemuan IPA tahun ini (Satyana et al., 2012). Setelah melihat banyak pemodelan magnetik, gayaberat, stretching, karakter seismik, dan sampel volkanik yang menunjukkan asosiasi benua, maka bahwa kerak benua yang menipis karena rifting atau stretching sebagai basement Selat Makassar bagian utara adalah penjelasan yang logis dan didukung hard data. Sementara itu, sisi selatan Selat Makassar memang bagian benua yang juga menipis tetapi tidak setipis bagian utaranya. Demikian, perdebatan mengenai jenis basement Selat Makassar mungkin telah berakhir. Salam Awang This message is intended only for the use of the addressee and may contain information that is privileged and confidential. In the event that you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination of this communication is strictly prohibited. If you have received this communication in error, please erase all copies of the message and its attachments and notify us immediately. It is the responsibility of recipients to scan this message and any attachments for computer viruses and other defects. The sender accepts no liability for any loss or damage that may result, directly or indirectly, from this message and/or any files attached.