Mohon maaf, ini mungkin hanya pendapat kalangan minoritas.
Namun sebagai seorang eksplorasionis, saya selalu memposisikan diri berada
di pihak pesimistis ketimbang overinterpretasi. Data petrochemical rangkong
satu tersebut, sebenarnya menjelaskan bahwa magma asalnya asam?, atau magma
asalnya terkontaminasi batuan samping yang asam, atau hasil akhirnya yang
diinterpretasi bahwa batuan vulkanik yang sitting di basement makassar
tersebut sudah terkontaminasi sesuatu? Dan mohon koreksi bila pendapat saya
salah, segregasi lanjut dari magma basa pun banyak menunjukkan produk akhir
yg membingungkan, sumatera, myanmar, andaman sea mgkn bisa jadi contoh
(morley et al, 2004; upton, 1999; de smet, lupa tahun berapa).

Kalau mau makin bingung lagi dengan konsep upwelling dan rifting di
makasar, mohon lihat kembali sumur2 deepwater yg ada disana, merah  besar,
glam (15000 ft), gendalo, atau di bagian timurnya Silver, dan Bravo nya
pasang kayu. Apakah benar dari data Bht demikian dapat kita simpulkan
secara definitif bahwa thermal gradientnya mencerminkan kerak kontinental
yang menipis. Mengenai rekonstruksi dan beta faktor sendiri, saya tidak
terlalu yakin dalam aplikasinya, karena seingat saya hingga saat ini pun
pengguna pemodelan cekungan masih bertanya-tanya mengenai validitas beta
model mackenzie dan validitas model wapples.

Intinya hanya jangan sampai kita eksplorasionis jadi harus terbawa-bawa
dengan interpretasi pihak yg punya kepentingan untuk farm out di makassar
deep water.

Salam
Anonim



On Monday, September 10, 2012, Bandono Salim wrote:

> **
> Loh selalu bertanya akan jadi pemicu diri sendiri maupun orang lain to Mas?
> biar aku renung2 dulu, betapa kuatnya rifting di barat sulawesi ini, trus
> terhenti dengan sesar naik diutara sulawesi.
> Apkah tidak ada kemenerusan ke arah. Sangata?
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * rakhmadi.avia...@gmail.com <javascript:_e({}, 'cvml',
> 'rakhmadi.avia...@gmail.com');>
> *Date: *Mon, 10 Sep 2012 09:26:57 +0000
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
>
> Piye toh ra ngantel po pak Bandono, secara teori yo gitu spt diterangin
> pak Awang, lan kalo ben mantep mestine jenengan kongkow dg cah Geofisika pak
>
> Suwun
> Avi
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com>
> *Date: *Mon, 10 Sep 2012 09:23:06 +0000
> *To: *Iagi<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
>
> Terimakasih, jadi pendinginan kerak dan sebagian mantle dapat menyebabkan
> subsidence yang luar biasa dalam dan panjang.
> Sangat berTerimakasih (namun masih tertanya-tanya juga)
> Salam.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> *Date: *Mon, 10 Sep 2012 15:56:00 +0800 (SGT)
> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
> *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id>
> *Cc: *Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>;
> Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> *Subject: *Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
>
> Pak Bandono,
>
> Ini permainan thermal vs dinamika kerak dan cekungan. Saat kerak mengalami
> rifting, terdapat mantle upwelling yang naik dan menggerus bagian bawah
> kerak melalui mekanisme mantle delamination, kemudian mengikuti prinsip
> convection cell, thermal ini akan menyebar ke tepi2, sekaligus membawa
> kerak di atasnya dan mengalami rifting. Dengan cara itulah rifting terjadi.
>
> Ketika pemekaran ini berhenti, dan itu terjadi untuk Makassar Straits
> akibat benturan terrane di sebelah timur Sulawesi, yang terjadi adalah
> thermal cooling, downwelling mantle plume, atau thermal subsidence. Mulai
> saat inilah terjadi apa yang namanya sagging - yaitu basin Selat Makassar
> turun dengan drastis mengikuti hilangnya termal. Inilah yang
> menyebabkan bagian tengah Selat Makassar merosot sampai sedalam 2500 meter.
> Pada saat yang bersamaan juga Selat Makassar menerima sedimen sangat tebal
> dari progradasi delta Mahakam di sebelah barat dan beban akibat tektonik
> (tectonic loading) di sisi timurnya akibat sistem fold-thrust belt di sisi
> barat Sulawesi, menyebabkan bagian tengah terisostasi tenggelam. Tetapi
> sedimen Mahakam saja tak cukup untuk membuat bagian tengah Makassar
> tenggelam kalau bukan oleh thermal subsidence, sebab sedimen Mahakam di
> tengah Makassar telah sangat menipis menjadi condensed section - starved
> basin - cekungan yang kelaparan sedimen.
>
> Bukti bahwa Selat Makassar pernah jadi daratan atau nonmarin atau delta
> dibuktikan dengan sedimen umur Eosennya yang berlingkungan tersebut, yang
> ditembus sumur2 terbaru di Selat Makassar.
>
> Sisi Kalimantan tak mengalami hal yang sama seperti Makassar Strait.
>
> salam,
> Awang
>
> --- Pada *Sen, 10/9/12, Bandono Salim <bandon...@gmail.com>* menulis:
>
>
> Dari: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>
> Judul: Re: [iagi-net-l] BASEMENT SELAT MAKASSAR: AKHIR PERDEBATAN?
> Kepada: "Iagi" <iagi-net@iagi.or.id>
> Tanggal: Senin, 10
>
>

Kirim email ke