Fauzan, 

Terima kasih atas komentar2nya. Yang disebutkan Fauzan sudah benar bahwa Winto 
Triassic dari kelas IIS yang cenderung ber API rendah dan mudah rusak oleh 
biodegradasi dan water washing pada saat reservoirnya tersingkap.

Intensitas deformasi antiklin2 tersesarkan di Buton tak harus dipengaruhi oleh 
second collision by Tukang Besi atas Buton, sebab lapangan2 aspal sekarang yang 
hilang caprock-nya itu memang terjadi di area frontal collision Buton. Kalau 
Tukang Besi membentur lagi Buton maka di ekor mikrokontinen Buton mesti banyak 
struktur kompresif dan suture semacam Kapantoreh ofiolit yang terletak antara 
Muna dan Buton. 

Section terkenal dari Davidson untuk setengah bagian timurnya yang melibatkan 
Tukang Besi collision semuanya interpretatif tak didukung data seismik. Saya 
menggunakan data gravity dari Milsom (1999) dan beberapa seismik riset geomarin 
yang tidak menunjukkan keberadaan struktur2 collision ini. Jadi, saya 
menganggap bahwa Buton-Tukang Besi berjalan bersama, Buton membentur Muna, 
terangkat, dan ekornya terelaksasi, extended sebagai struktrur deformasi, bukan 
membenturnya. Hal yang sama juga terjadi antara Banggai dan Sula (lihat section 
terkenal benturan Banggai-Sula dari Garrard (1988).

Salam,
Awang

--- Pada Sel, 20/11/12, Fauzan Arif <fzan.a...@gmail.com> menulis:

Dari: Fauzan Arif <fzan.a...@gmail.com>
Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 20 November, 2012, 6:56 AM



Bapak&Ibu sekalian,

 

Saya punya komentar untuk Buton ini.

Yang saya dengar Benteng-1 oil show di
Miocene Tondo Fm. selebihnya saya belum berani komentar lebih jauh, nunggu
press release dari Japex sbg operator dan BPMigas (??).

Mesozoic stratigraphy nya mirip dengan
drifted microcontinent yg detached dari australia (Sula, dan Seram) dan NW
Australia. Sedikit beda dg Sula, karena Trias-nya vulkanik.

reservoir

Target utama pre-drill Cretaceous
karstified Tobelo Fm. konsepnya karstifikasi terjadi pada saat 1st collision
(E. Miocene). Jadi Tobelo ini hanya mengharapkan 

Porositas dari fracture dan karstic
breccia.

Source rock

Triassic Winto carbonate dan secondary dari
Miocene Tondo (post-collision) marine clastics. Tondo TOC nya tdk se-excellent
Winto.

Logika saya, winto ini kan tipe IIS,
cenderung menghasilkan minyak kaya sulfur. Secara kinetik lebih mudah
bereaksi/matang (kerogennya lebih mudah terkonversi jadi HC) tapi lebih mudah
rusak (biodegradasi) juga, karena ikatan kimia sulfur-HC lemah. Mohon dikoreksi
Pak Awang dan geochemists.

Trapping&preservation

Trap2 yg terbentuk pada saat 1st collision
(Buton-Muna), sudah terisi HC namun dirusak oleh L. Miocene 2nd collision
(Buton-Tukang Besi) yang Pak Awang tidak setuju.

Jadi akumulasi HC pada trap2 yg terbentuk
pada collision pertama ini bocor ke dekat permukaan dan diperparah dengan
karakter oil tipe IIS ini yg mudah terbiodegradasi..jadilah aspal Buton.

Perlu diketahui, aspal di Buton hampir ada
dimana2..tapi yg ditambang secara komersil umumnya berasosiasi dg patahan2 yg
terpropagasi sampai permukaan.

 

Saya berargumen bahwa 2nd compressional
tectonic di Buton ada, produknya adalah thrusted Miocene post-collision (1st)
sediment (Tondo) terbukti dari data sumur dan seismik. Mungkin bukan collision
seperti yg diusulkan Davidson (1991). Karena saya tidak punya bukti untuk
demonstrate suture antara Buton-Tukang Besi seperti yg pak awang pertanyakan.
Malahan, kalau lihat paper Milsom (1999) ada bouger anomaly map (regional Banda
sea) yg menunjukkan sedikit ada “saddle” di antara Buton-Tk Besi. Ini bisa
diinterpretasikan sbg extended crust, cocok dg teori pak Awang. Tapi apakah
extension ini berhubungan dg collsion atau terjadi pada fase mesozoic
australian continental rift and drift?

 

Sehubungan dg komentar Pak Andi Salahuddin,
expected play-nya adalah thrusted mesozoic carbonate. Jadi interval mesozoic
dan Miocene-nya thin skinned, detached di Winto. Mengenai sumbu closure yg tdk
paralel, bisa jadi, thrusting karena 2nd compressional event mungkin saja 
menghasilkan
thrust sheets yg detach di Miocene Tondo shale. Seperti yg disampaikan pak
Taufik, data seismik disini kurang bagus, terutama utk imaging mesozoic
interval.

 

Mengomentari Bu Nuning dan Pak Taufik (saya
lupa di thread ini bukan ya?). Masalah aerogravity dan magnetic, setelah
diproses dan dimodel ternyata tidak banyak membantu interpretasi seismik
seperti yg diharapkan. Model yg dihasilkan sangat sensitif thd crustal
properties, jadi ganti parameter crust sdkt saja menghasilkan bbrp alternatif
interpretasi. Biaya seismik tinggi karena mencakup bagian selatan yg ditutupi
quarternary carbonates (Wapulaka) dan juga topografi nya yg ekstrim. Kalau di
utara tdk terlalu, sdh banyak akses jalan di kampung2 transmigrasi, lithologi
permukaannya pun beda.

 

Demikian, terima kasih,

Salam,

fauzan


2012/11/19 Andi AB Salahuddin <a_baiq...@yahoo.com>


Pak Awang, Pak Taufik.
Terima kasih atas sharingnya ttg eksplorasi di Buton yang menarik ini.

Saya mengasumsikan bhw saat pre-drill sumur Benteng-1 tsb operator mengharapkan 
adanya closure di level Cretaceous akibat fault/fold/kombinasi. 

Ternyata hasil post-drill menunjukkan (dari penjelasan pak Awang sebelumnya) 
bahwa:

*Terdapat thrust sheet yang berulang pd Fm. Tondo berumur Tersier akibat 
thin-skinned tectonic shg primary objectif yi Cretaceous Tobelo Lmst tidak 
dicapai.

*Target Cretaceous kini harus digeser ke target Tertiary Tondo Lmst yang 
terrestrial SRnya sudah mengindikasikan adanya penggenerasian minyak ringan.

Jika pemahaman saya betul maka saya membayangkan bahwa adanya imbrikasi yang 
hanya ditemui pada lapisan Tersier Tondo dan tidak mempengaruhi lapisan 
Cretaceous Lmst tersebut bisa mengindikasikan salah satunya krn terdapatnya 
bidang gelincir (detachment surface) yang kemungkinan besar terletak di antara 
Tersier dan Cretaceous Lmst. tersebut, possibly  di atas Early Tertiary shale 
atau Late Cretaceous shale.


Jika benar seperti ini maka meskipun ada closure di level Tersier (yg 
terpetakan dari seismik) menurut saya bisa jadi tidak harus ada di level 
Cretaceous Lmst. Dan bisa jadi pula bahwa sumbu closure di level Cretaceous ini 
(jika ada) sama sekali tidak paralel dgn sumbu closure di level Tersier 
(misalnya krn kompresi multifase).


Selain itu, beberapa kemungkinan/skenario lainnya adalah:
#1-tidak hanya terfokus pada Tersier closure (seperti skenario di atas)
#2- mengetes prospek lain (jika ada) yg ketebalan imbrikasinya relatif tipis 
(kalau cukup jelas dari seismik) dengan harapan cepat mencapai target 
Cretaceous lmst nya.

#3- mengetes downthrown blok yang bisa jadi ada 3-way closure against fault di 
situ.

Dengan masih adanya kemungkinan-kemungkinan lain tsb, apakah keputusan untuk 
mengubah target ini tidak terlalu dini menurut pak Awang? 


HC yang sebelumnya diharapkan mengisi Cretaceous Lmst ini apakah terrestrial 
Tondo SR berumur Tersier atau marine shale Winto Fm berumur Trias atau possibly 
kombinasi?

Mohon pencerahannya pak. Terimakasih.



Salam, 
Andi.
Powered by VulsaQu®From:  Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
Date: Mon, 19 Nov 2012 23:58:03 +0800 (SGT)To: 
IAGI<iagi-net@iagi.or.id>ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad<geo_un...@yahoogroups.com>; 
Eksplorasi BPMIGAS<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
Subject: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi

Pak Taufik,

Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi di 
Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di 
wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto 
(Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang 
kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk 
Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses petroleum 
system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu dikaji lebih jauh 
dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu kompleks bisa menjadi 
target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya sudah hilang caprock-nya.


Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam 
mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para perajin 
pandai
 besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen Tukang Besi ini 
membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut berdasarkan data 
gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya publikasi di pertemuan 
IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang Besi bukan membentur Tukang 
Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di antara kepulauan Wakatobi dan 
Buton tak ada struktur kompresif benturan). Justru yang ada adalah struktur 
ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang berlainan dengan Davidson (1991), 
yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah mikrokontinen tersendiri, melainkan satu 
kesatuan dengan Buton. Saat Buton membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada 
pada bagian collision front-nya, sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang 
Besi justru mengalami post-collision escape sehingga membentuk struktur2 
ektensi. Hal itu terjadi juga pada benturan Banggai-Sula (Garrard, 1988).


Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru
 menjauhinya akan sangat berpengaruh kepada petroleum geology wilayah ini. 
Menurut hemat saya, Wakatobi justru menjauhi Buton karena kompensasi isostatik 
pascabenturan, bukan membenturnya seperti umum diketahui orang berdasarkan 
Davidson (1991)


Salam,
Awang            
                
                    

                    
                        
                            
                            
                                From:
                            
                            Taufik Manan <taufik.ma...@gmail.com>;              
              

                            
                                To:
                            
                             <iagi-net@iagi.or.id>;                             
                        

                            
                                Cc:
                            
                            Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>; Taufik 
Manan <taufik.ma...@gmail.com>;                                                 
                            


                            
                                Subject:
                            
                            [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi           
                 

                            
                                Sent:
                            
                            Mon, Nov 19, 2012 9:26:10 AM                        
    

                            
                            

                            
                                
                                    
                                        Pak Awang dan juga rekan seprofesi,
Saya sangat sependapat dengan analisa teknis Pak Awang tentang Petroleum System 
di Buton. Kebetulan antara tahun 2010 sd pertengahan 2012, saya bekerja di 
salah satu KKKS di Buton. Kita pernah diskusi bareng untuk potensi sumberdaya 
migas di sana.



Yang masih saya ingat di Buton adalah "Petroleum System"nya sudah relatif 
lengkap namun masih perlu analisa lebih detail tentang Patahan dan "Sealing"nya 
disamping analisa geokimia lanjutan dari "oil seeps"  yang tersebar di P. Buton 
dan sekitarnya.


Kendala data G&G yang saya temui di sana adalah kualitas data seismik yang 
umumnya kualitasnya "poor to fair" dan memakai parameter (vintage) tahun 1980 
dan 1990 khususnya ketika dulu Conoco beroperasi di area Buton dan Muna. 
Sedangkan survei seismik untuk mendapatkan data "Signal / Noise" yang baik, 
sulit didapat karena kondisi medan operasional. Mungkin rekan2 yang pernah 
kerja di Conoco (sekitar tahun 80-90) dan Japex (2007-sekarang) dapat sharing 
pengalaman di sini. Sedangkan data 2D seismik lautnya cukup baik dan dapat 
membuktikan adanya "depocenter" di Buton.


Menurut saya tantangan eksplorasi di Buton dan sekitarnya masih menarik dan 
banyaknya singkapan aspal dapat menjadi "kunci" faktor pencarian sumber daya 
migas di sana. Semoga berjaya eksplorasi di Buton.


Khusus mengenai Wakatobi yang menurut beberapa rekan yang pernah ke sana, lebih 
bagus daripada Bunaken di Sulut, sudah banyak resort dan penerbangan ke sana. 
Area Wakatobi, setahu saya masuk area salah satu KKKS di sana namun 
kelihatannya sulit dilakukan eksplorasi di sana karena statusnya adalah "Taman 
Laut  Nasional yang dilindungi" meskipun dari data seismik regional dan gravity 
regional menyimpulkan kemungkinan adanya "closure" di sana.


Selamat bereksplorasi dan sekaligus berwisata ke Indonesia Timur yang masih 
asri alamnya.Jadi "sambil menyelam / diving kita belajar potensi sumberdaya 
migas"



NPA # 3005



2012/11/19 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>



Ferry,
 
Bu Nuning memng betul. Benteng-1 dry hole with oil show. Sebuah konsultan di 
pertemuan AAPG yang lalu di Singapore menyatakan sumur ini big discovery. 
Hm…sangat misleading, hati-hati mengambil datanya.
 
Target Cretaceous Tobelo limestone tak tercapai karena sumur menembus thrust 
sheets Formasi Tondo (Tersier) yang tebal dan berulang-ulang. Sumur sudah 
diperdalam melebihi program TD dan tetap berakhir di Tondo. Tetapi di salah 
satu limestone beds di dalam Tondo ditemukan light oil show yang berbeda dengan 
karakter oil dari Triassic Winto. Sumur Benteng-1 menjadi pelajaran bahwa 
mengebor di wilayah thrust sheets, lebih-lebih lagi bermain dengan thin-skinned 
tectonics akibat collision sungguh tak mudah. Dari semula Japex dan BPMIGAS 
juga sudah menduga bahwa problem struktur akan terjadi di sini karena data 
seismic yang buruk akibat bermain di wilayah dengan deformasi sangat kuat dan 
banyak lapisan batugamping di permukaan. Usaha2 untuk advanced reprocessing tak 
berhasil menambah kualitas imaging seismic. Tetapi sumur harus dibor
 untuk membktikan play di wilayah ini. Target Tobelo kini harus digeser ke 
target Tondo yang serpihnya sudah menggenerasikan minyak ringan khas 
terrestrial.
 
Wilayah Buton sudah terbukti petroleum system-nya, lapangan2 aspal yang besar 
itu adalah buktinya. Paper saya terbaru (2011) untuk pertemuan economic geology 
Sulawesi membahas geologi dan geokimia lapangan aspal ini. Aspal ini definitive 
produk biodegradasi dari hilangnya caprock di perangkap yang ada. Extract 
analysis pada asphaltene fraction definitive batuan induknya berasal dari 
marine sources Winto shales. Yang harus dicari di sini adalah trap yang masih 
bagus yang masih punya caprock. Tetapi Buton adalah wilayah collision, dan itu 
sangat menyulitkan imaging strukturnya.
 
Salam,
Awang

--- Pada Sen, 19/11/12, nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com> menulis:




Dari: nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com>


Judul: Re: [iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar 
karena Pro Asing!)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 19 November, 2012, 3:43 PM







Wah, mohon maaf ya... Ternyata discovery, ya Banteng-1. Aku kurang updated 
infonya nih. Memang kepengen banget ada penemuan lagi yg komersial utk 
dikembangkan di Indonesia Timur (selain Asap di Papua). Mudah2an kita akan 
menemukannya, ya.




Salam,
Nuning




Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Ferry Bastaman Hakim <ferry.ha...@tately.co.id> 
Date: Mon, 19 Nov 2012 07:31:48 +0000
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
Subject: [iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar karena 
Pro Asing!)



Bu Nuning,
 
Benteng-1 nya Japex bukannya Oil discovery?
Setahu saya Buton ini salah satu frontier area yang cukup menjanjikan di 2012 
ini. Paling tidak bertambah lagi satu basin dgn proven working petroleum 
system, tinggal di utak-atik sedikit supaya dapet trap dan reservoir yang lebih 
potensial.
Yang sedang di hitung-hitung mungkin komersial atau tidaknya karena sepertinya 
volumenya agak2 marjinal..
 
rgds,
 
FH
 


From: nugraha...@yahoo.com [mailto:nugraha...@yahoo.com] 

Sent: Monday, 19 November 2012 12:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar karena Pro 
Asing!

 

Maaauuuuuu.... Banget !!
Hayo kapan nih IAGI bikin field trip lagi... Ke Raja Ampat atau bisa juga ke 
Wakatobi (sayang banget ya pemboran di blok Buton kemarin gagal/dry hole, ya). 




Salam,
Nuning




Powered by Telkomsel BlackBerry®




From: aluthfi...@gmail.com 

Date: Mon, 19 Nov 2012 04:46:00 +0000

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar karena Pro 
Asing!

 

Kita ekskursi saja bu Nuning ke Raja Ampat, lihat modern carbonate and ancient 
carbonate!!!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




This message is intended only for the use of the addressee and may contain 
information that is privileged and confidential. In the event that you are not 
the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination of this 
communication is strictly prohibited. If you have received this communication 
in error, please erase all copies of the message and its attachments and notify 
us immediately. It is the responsibility of recipients to scan this message and 
any attachments for computer viruses and other defects. The sender accepts no 
liability for any loss or damage that may result, directly or indirectly, from 
this message and/or any files attached. 




                                    
                                
                            
                    
                
            



Kirim email ke