Ndang,
bagi dong  hasil study nya diatas Goa Jepang itu.
apa lakukan juga survey yang lain?

terima kasih sebelumnya.

salam,

frank



________________________________
 From: "abacht...@cbn.net.id" <abacht...@cbn.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, May 2, 2013 9:30 AM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 


Kita juga sdh kalibrasi di atas Goa Jepang Dago Pakar, Frankm

ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Muharram Jaya Panguriseng" <muharr...@ymail.com> 
Date: Thu, 2 May 2013 14:25:56 +0000
To: Iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Ketemu Pak Franc, setelah ngotak-ngatik mbah google  ketemu di Wikipedia bahwa 
resistivity of air pada suhu 20 degC= 1.3x10^16 - 3.3x10^16 Ohmm (wow besar 
sekali). Sumber Wikipedia adalah paper Pawar dkk pada Journal of Geophysical 
Research Vol 114 yang sayang tidak bisa saya akses.

Walaupun riset Pawar ini adalah pengukuran resistivity udara diatas Samudra 
Hindia tetapi asumsi bahwa ruang kosong pada resistivity body itu berisi udara 
dan tidak berisi air, cukup meyakinkan menjadi penyebab tingginya high 
resistivity pada pengukuran geolistrik G Padang.

Thanks Pak Franc atas pencerahannya. 

Lanjutkan riset G. Padang semoga mengungkap lebih banyak lagi data scientific 
dan dapat membuktikan hipotesa teman2 yang sudah meluangkan begitu banyak 
waktunya melakukan riset mandiri.

Salam,
MJP


Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  "Muharram Jaya Panguriseng" <muharr...@ymail.com> 
Sender:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Date: Thu, 2 May 2013 13:37:53 +0000
To: Iagi-net<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
Betul Pak Franc saya masih terbawa dunia kerja kita he he he...

BTW. Pak Franc, katakanlah ruang kosong itu tidak akan terisi air, betulkah 
resistivity ruang kosong berisi udara itu lebih besar dari resistivity batuan 
dense? Apalagi sampai 100-an ribu ohmm? Udara mungkin tidak konduktif, dan jika 
(dicoba-coba) dianalogikan dengan gas hydrocarbon yang juga tidak konduktif 
maka resistivity dari wireline logging batuan dense biasanya tetap lebih besar 
dari pada resistivity ruang berpori berisi hydrocarbon.

Mungkin ada yang bisa memberi referensi hasil uji laboratorium resistivity 
ruang kosong berisi udara. Mohon pencerahan.

Salam,
MJP 

Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> 
Sender:  <iagi-net@iagi.or.id> 
Date: Thu, 2 May 2013 06:11:03 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

Pak Muharram pasti ingat nya kalau di dalam tanah itu kalau ada pori2 pasti 
berisi brine atau hydrocarbon.
kalau nyari minyak dan gas kalau disebutkan "kosong"  atau "dry"   berarti 
berisi air.


sedangkan yang dimaksud disini kalau kosong ya  yah berisi   udara.  jadi 
resistivity nya nya tinggi.


fbs



________________________________
 From: Muharram Jaya Panguriseng <muharr...@ymail.com>
To: Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; Iagi-net <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Thursday, May 2, 2013 7:58 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi
 

Saya kurang faham geolistrik walaupun sempat kuliah 2 sks dan praktikum 
narik-narik kabel di Lembang, jadi mohon maaf kalau saya keliru sehingga 
logikanya terbalik dengan kesimpulan para ahli geolistrik.

Sependek pengetahuan saya, pada log analysis dari data wireline logging, 
seharusnya kalau ada ruang berpori (apalagi cave) resistivity-nya akan lebih 
kecil dibanding batuan
 tigth. Apalagi kalau cave-nya terisi air tanah yang konduktif tentu 
resistivity-nya akan lebih kecil lagi. Biasanya begitu kita ketemu resistivity 
> 2.000 ohmm akan langsung dicurigai sebagai batuan tigth, tigth~dense(?). Pada 
data wireline logging, ketika sumur menembus batuan dasar granite biasanya 
resistivity akan besar sekali, out of scale (skala resistivity pada wireline 
logging adalah 0.2 - 2.000 ohmm). Sedangkan pada batu pasir berisi air umumnya 
resistivity < 4 ohmm.

Walaupun kata pak Grandis angka tidak terlalu mutlak dalam geolistrik, tetapi 
minimal dapat dikatakan bahwa kalau ada ruang kosong apalagi berisi pasir yang 
sudah diayak (sorting sangat bagus) maka  seharusnya resistivity lebih rendah 
daripada resistivity pada batuan dense.

Jadi saya mencoba menafsirkan bahwa resistivity body yang sampai ratusan ribu 
ohmm itu dan kontras dengan resistivity sekelilingnya yang lebih rendah adalah 
intrusi batuan beku atau
 mungkin stupa, kalau size-nya kecil, yang bahan dasarnya adalah batuan dense 
(di Bangkok ada stupa Budha sebesar rumah).

Mohon pencerahan para ahli geolistrik untuk meluruskan interpretasi saya yang 
mungkin keliru ini.

Salam hangat,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "hendra grandis" <gran...@earthling.net>
Sender: "forum" <forum-boun...@hagi.or.id>
Date: Thu, 02 May 2013 04:00:55 
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia<fo...@hagi.or.id>; 
<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia <fo...@hagi.or.id>
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net] Aplikasi GPR utk Arkeologi

______________________________________________
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/
______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for any help regarding maling list please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id

Kirim email ke