maksudnya columnar jointing buatan manusia adalah columnar jointing yang satu 
dan lain hal di re arranged  oleh manusia.
kalau tidak salah begitu ulasan mereka.

fbs



________________________________
 From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Monday, May 6, 2013 3:37 AM
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH  GUNUNG API 
PURBA
 


Mohon maaf dulu kalau apa yang saya tulis menyinggung Pak Koesoema,
saya belajar petroleum geology dari buku  karangannya Pak Koesoemadinata jadi 
takut kualat.

Pak, menurut pengamatan saya dari email2 an selama ini di milis kita.  Pak 
Danny dan Pak Andang itu tidak mau men generalisasi bahwa semua columnar 
jointing itu buatan manusia.
hanya saja di Gunung Padang ini kedua duanya ada (buatan alam dan manusia) 
menurut pengamatan mereka.

Hasil penelitian Pak Andang, Pak Danny dan Pak Ali Akbar tidak akan membuat 
ilmu baru di geology atau arkeology.  tetapi mereka mengharapkan membuat temuan 
bangunan baru  yang masih mematuhi kaidah geology.

dan saya setuju sekali bahwa pelarangan seseorang atau satu group melakukan 
riset adalah pelanggrana hak asasi, apalagi mereka tidak pakai uang orang lain, 
 mereka pakai uang mereka sendiri.  yang harus nya protes adalah istri2 mereka.


salam,

frank



________________________________
 From: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, May 5, 2013 2:10 PM
Subject: Re: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH  GUNUNG API 
PURBA
 

Saya sudah beberapa tahun tidak masuk mailing list ini, dan waktu saya 
mendapatkan akses kembali ternyata perdebatan G. Padang masih berlanjut. 
Beberapa hari ini saya termenung apakah yang terjadi dengan ilmu geologi di 
Indonesia ini? Ini menjadi pikiran, sayapun merenungkan masalah ini 
terutama menjelang tidur. Akhirna saya tuangkan renungan itu dalam bentuk 
tulisan terlampir yang cukup panjang, dengan harapan bahwa dengan selesainya 
renungan ini saya dapat
 tidur dengan pulas.
Wassalam
R.P.Koesoemadinata



----- Original Message ----- 
From: "Sujatmiko" <m...@cbn.net.id>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: "MGEI" <economicgeol...@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, May 05, 2013 6:11 PM
Subject: [iagi-net] HASIL GEOLISTRIK-GEORADAR : G.PADANG ADALAH GUNUNG API
PURBA


> Rekan-rekan IAGI yang budiman,
>
> Di postingan mang Okim tanggal 2 Mei 2013  berjudul  Petisi 34 : Situs
> Gunung Padang Terselamatkan , disebutkan bahwa dari hasil peninjauan ke
> lokasi lobang ekskavasi di tebing timur Teras III ( mang Okim salah, yang
> benar Teras I ), mang Okim dkk menyimpulkan
 bahwa beberapa balok andesit
> yang terlihat di lokasi tersebut adalah fenomena alamiah, bukan produk
> budaya. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa batuan andesit penyusun Gunung
> Padang hanya nongol di permukaan Teras I , Teras II, dan  Teras III,
> sedangkan  Teras IV dan V  tertutup oleh produk klastik gunung api yang
> telah lapuk.  Dari  tulisan Pak Danny Hilman di VIVAnews Senin 1 April
> 2013,
> interpretasi mang Okim dkk tersebut ternyata tidak berbeda dengan hasil
> interpretasi geolistrik -georadar di lintasan sekitar lobang ekskavasi
> Teras
> I.
>
>
>
> Cobalah rekan-rekan simak dengan seksama sebagian dari  tulisan Pak Danny
> Hilman di bawah ini . Seandainya Tim Mandiri tidak tergesa-gesa menganggap
> bahwa balok-balok andesit di lobang ekskavasi adalah struktur bangunan (
> gara-gara susunannya yang dianggap
 bikinan orang dan ada bahan pengisi
> yang
> diyakini sebagai semen purba ), maka hasil interpretasi
> geolistrik-georadar
> sudah sangat sesuai dengan kenyataan di lapangan yaitu  bukit Gunung
> Padang
> adalah lapisan batuan ( andesit ) dengan ketebalan 30-50 meter. Analisa
> petrologi oleh Dr. Andri Subandrio demikian juga, sangat aneh bahwa
> retakan-retakan mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit  diduga
> non-alamiah. Kalau non-alamiah, apakah retakan mikroskopik tersebut hasil
> kerjaan manusia prasejarah ???
>
>
>
> Hal lainnya yang membuat mang Okim bersorak gembira adalah interpretasi
> Pak
> Danny Hilman tentang adanya lidah lava dengan leher intrusinya  di area
> selatan Situs Gunung Padang. Nah, kalau sudah demikian, mengapa Tim
> Mandiri
> masih keukeuh menyatakan bahwa Gunung Padang adalah Bangunan
 Mahakarya
> Peradaban yang Hilang ta' iya !!! Bukankah yang dijelaskan Pak Danny
> Hilman
> tersebut , yang didasarkan pada hasil interpretasi geolistrik-georadar ,
> adalah fenomena geologi dari sebuah gunung api purba ???  Sehubungan
> dengan
> itu, marilah kita tinggalkan imaginasi yang tidak-tidak tentang isi perut
> Gunung Padang. Bangunan Megalitik Punden Berundak yang ada di atasnya
> sudah
> berstatus terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.  Janganlah kita
> merindukan burung di langit, sementara burung di tangan dilepaskan.
>
>
>
> Salam Cinta Geo-Arkeologi
>
>
>
> Mang Okim
>
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> -----------------------------------------------------------------------
>
> Gunung Padang, Mahakarya Peradaban yang
 Hilang
>
> ( Dr Danny Hilman ,VIVAnews 1 April 2013 ) :
>
> Sampai saat ini penggalian dilakukan baru sampai kedalaman 4 meteran saja,
> namun survei geolistrik memperlihatkan di bawahnya masih ada kenampakan
> struktur bangunan dengan geometri yang terlihat menakjubkan sampai
> kedalaman
> lebih dari 10 meter. Hasil survei geolistrik, dan georadar juga sudah
> dapat
> memperlihatkan struktur (geologi) bawah permukaan yang membentuk morfologi
> bukit Gunung Padang adalah lapisan batuan dengan ketebalan 30-50 meter
> yang
> mempunyai nilai tahanan listrik (resistivitas) sangat tinggi (ribuan
> Ohm-Meter) berbentuk seperti lidah dengan posisi hampir horisontal,
> selaras
> dengan bukit memanjang utara-selatan, dan miring landai ke arah utara.
> Jadi
> selaras juga dengan undak-undak teras yang dibangun di atasnya. Lapisan
> batu
>
 berbentuk seperli lidah ini juga mempunyai bidang miring yang rata ke arah
> barat dan timur bukit selaras dengan kemiringan lerengnya. Lapisan lava
> ini
> berada pada kedalaman lebih dari 10 meter di bawah permukaan.
>
> Dari data pemboran yang dilakukan oleh DR. Andang Bachtiar dan juga
> analisis
> mikroskopik batuan dari sampel inti bor yang dilakukan oleh DR. Andri
> Subandrio, ahli geologi batuan gunung api dari Lab. Petrologi ITB, dapat
> dipastikan tubuh batuan dengan resistivitas tinggi ini adalah batuan lava
> andesit, sama seperti tipe batu kolom dari situs Gunung Padang. Hal lain
> cukup menarik dari analisa petrologi adalah temuan banyaknya
> retakan-retakan
> mikroskopik pada sayatan tipis batu kolom andesit yang diduga non-alamiah.
> Soalnya, retakan itu memotong kristal-kristal mineral penyusunnya.
>
> Dari banyak penampang geolistrik,
 terlihat lidah lava andesit ini
> mempunyai
> leher intrusi (sumber terobosan batuan vulkanis dari bawah) berlokasi di
> area lereng selatan dari situs Gunung Padang. Jadi setelah cairan panas
> intrusi magma mencapai permukaan kemudian mengalir ke utara, dan setelah
> mendingin membentuk lidah lava tersebut. Yang masih menjadi teka-teki
> besar
> adalah apakah tubuh batuan lava di perut Gunung Padang ini adalah sumber
> dari batu-batu kolom andesit yang dipakai untuk menyusun situs?
>
>
>
>

Kirim email ke