dan ini terjadi sudah sejak tahun 70-an.

mungkin ada baiknya melihat sejarah masa lalu sejenak ketika RI dijajah
Belanda dimana NNGPM (shell dulu kala) merajai exploration efforts di
nusantara yang kemudian berangsur berkurang porsinya ketika menjelang dan
pasca kemerdekaan dimana perusahaan Amerika spt Phillips, Sunoco, Vico,
Amoco mengambil alih kegiatan eksplorasi di seluruh Nusantara yang kemudian
disusul oleh banyak lagi perusahaan2 asing lain ambil bagian - semua tidak
lepas dari kebijakan dan poros politik Indonesia sepanjang sejarah nasakom,
demokrasi terpimpin, hingga sekarang berangsur bermetamorfosa menjadi
demokrasi liberal di negri ini maka ketidakhadirannya perusahaan2 nasional
lebih kepada tidak adanya peluang yang cukup tersedia baik itu dalam ranah
kebijakan dan pemodalan investasi jangka panjang yang fleksibel.

lagi lagi berbeda dengan malaysia yang dulu saya ingat betul staf petronas
banyak belajar ke Pemina kini Pertamina dan ingat betul ketika perminyakan
Malaysia identik dengan nama besar Shell - tetapi sekarang dengan
restrukturisasi pemerintahan dan politik yang terpadu maka Petronas muncul
ke permukaan bahkan bukan hanya domestik tapi mendunia.

selain ini, bukankah banyak negara berkembang yang mayoritas investornya
asing tetapi pemasukan negara nya positif untuk pembangunan.  apakah
kebijakannya berupa PSC kah, atau royalti kah, semua hanyalah sistem yang
ujung ujungnya tergantung kepada para pelakunya.

ulasan di atas mengajak kita agar tidak apriori melulu kepada investor
asing tetapi harus flash back sejarah kebijakan, sudahkah pemerintah
memberi peluang yang cukup kepada investor domestik? kalau pun kebijakannya
sudah tersedia, sudahkah law enforcement nya diupayakan secara konsisten?
atau jangan-jangan banyaknya hutang budi RI kepada negara donatur hutang
maka RI belum (tidak) bisa juga mandiri?

harapan harapan senantiasa menyeruak di setiap pergantian kepemerintahan
bahwa kelak semoga ada perbaikan yang berpihak kepada rakyat kebanyakan dan
pengusaha nasional, tetapi harapan itu belum Alloh berikan kepada bangsa
ini karena mungkin ketidak sungguhan semua pihak di dalam berdoa dan
berkarya - termasuk saya sendiri :-(

selamat berakhir pekan...

2015-06-06 6:57 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:

> Kutipan dalam kapasitasnya sebagai VP semestinya akan dipercaya oleh
> pembaca.
>
> Rdp
> Jumat, 05/06/2015 15:30 WIB
> 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
> *Lani Pujiastuti* - detikFinance
> *Jakarta *- Cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 3,7 miliar
> barel saja, tapi sayangnya, hampir 90% cadangan tersebut justru dikelola
> oleh perusahaan luar negeri alias asing.
>
> "Cadangan minyak Indonesia sekitar 3,7 miliar barel oil, tapi hanya 10%
> yang dikuasai Pertamina," kata Vice President Corporate Communication PT
> Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro, dalam Diskusi Publik 'Mendambakan
> UU Migas yang Konstitusional' di Auditorium PP Muhammadiyah Jalan Menteng
> Raya No. 62 Jakarta Pusat, Jumat (5/6/2015).
>
> Dari 90% cadangan minyak milik Indonesia saat ini, memang ada yang
> dikelola perusahaan nasional seperti PGN dan Medco Energi, namun porsinya
> kecil, lebih banyak dikelola oleh perusahaan asing, seperti Chevron, BP,
> ConocoPhillips dan banyak lagi.
>
> Wianda mengatakan, Pertamina menargetkan menjadi perusahaan kelas dunia
> pada 2025. Agar bisa mencapai target tersebut, Pertamina butuh bantuan dan
> dorongan dari pemerintah.
>
> "Pertamina 100% saham dari Indonesia. Pertamina ingin jadi *global
> champion*bisa kelola lebih besar sumber migas, ingin kelola cadangan
> lebih besar. Di mata internasional ingin diakui dan bisa akuisisi blok-blok
> migas besar. Saat ini bentuk dukungan pemerintah, yakni dengan keluarkan
> Permen ESDM No. 15 Tahun 2015, blok-blok yang akan habis masa berlakunya
> ingin bisa dominan dikelola Pertamina sebagai manajer operasi (operator),"
> ungkapnya.
>
> Wianda menegaskan, bila Pertamina semakin besar, maka negara yang
> mendapatkan keuntungan paling besar. Salah satu buktinya, Pertamina pada
> 2013 membayar pajak penghasilan Rp 73 triliun dan akan terus bertambah
> seiring naiknya produksi.
>
> "Di 2014 kita berkontribusi Rp 9 triliun dividen ke pemerintah. Kami ingin
> jadi instrumen utama dari pemerintah. 57 tahun kita distribusikan BBM
> terutama PSO (subsidi). Memiliki 109 terminal BBM di seluruh Indonesia, 65
> kapal dari 140-an kapal milik Pertamina dikelola untuk distribusikan BBM,"
> tutupnya.
>
>
> *(rrd/ang)*
> Sent from my iPhone
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke