Izin share review ponsel yang pastinya beredar secara resmi di Indonesia
ini ya..

Unboxing video:
https://www.youtube.com/watch?v=p6O0w335MwI

Review video:
https://www.youtube.com/watch?v=HLAnHF_Ohco

Artikel di blog:
http://www.gontagantihape.com/2018/06/review-huawei-p20-pro-smartphone-indonesia.html
----

<https://1.bp.blogspot.com/-HlNzwV58s-g/WzYf8f_LF3I/AAAAAAAAOYc/2cTkQMkN3io-jDm2yfPjn4Yuz67RTaxrgCLcBGAs/s1600/title_video_373r.jpg>



Kabar baik bagi pecinta smartphone tanah air, terutama bagi saya pribadi,
Huawei Indonesia memutuskan untuk membawa flagship P-series mereka tahun
ini ke Indonesia.


Dan tak tanggung-tanggung, langsung varian tertingginya yaitu P20 Pro. Anda
yang punya budget cukup dan bosan dengan smartphone itu-itu saja yang sudah
dipakai rekan-rekan di pergaulan Anda, saya sarankan untuk menyimak video
ini sampai habis deh. Biar tahu apakah smartphone ini dengan segala
karakteristiknya bisa memenuhi kriteria Anda atau tidak.




Huawei adalah produsen smartphone dengan penjualan terbesar ketiga di dunia
setelah Samsung dan Apple.


Sedikit disayangkan memang ada rantai yang terputus dalam pergerakan Huawei
di Indonesia. Pasca terakhir menjual P9 yang merupakan smartphone pertama
yang dikerjakan Huawei bersama Leica, Huawei terpaksa membatalkan perilisan
Huawei P10 karena sudah terlalu dekat dengan cycle perilisan device
selanjutnya, ya P20 series ini.


Entah kenapa, brand yang satu ini nampaknya belum melekat di hati khalayak
ramai di tanah air. Padahal, sekali saja mencoba produk berkualitasnya,
bisa jadi Anda akan tahu nilai lebih apa yang dimilikinya, dan ketagihan
mencobanya lagi dan lagi.


Ya, saya sedang menceritakan pengalaman saya sendiri. Saat mencoba Huawei
P9 Lite sekitar 2 tahun lalu, saya tak berharap banyak sebetulnya. Namun
hasilnya, selanjutnya saya selalu menantikan kehadiran ponsel-ponsel
terbaru baik dari Huawei, maupun dari internet brand mereka, Honor.


Selepas mencoba P9 Lite, petualangan saya berlanjut dengan Honor 8, Honor
6x, Honor 9, Huawei Nova 2, Huawei P10, Honor View 10, Honor 9 Lite, Honor
7x, hingga yang terakhir, Huawei Nova 2 Lite. Kebanyakan dari daftar produk
ini harus saya dapatkan dari e-commerce luar negeri, demi mencoba
produk-produk yang tak Huawei Indonesia bawa ke mari.


Hingga acapkali saya dilabeli Huawei Fans oleh viewers di channel Youtube
saya ini. Padahal berulang kali juga saya jelaskan, jika saya menyukai
kualitas produknya setelah mencobanya, bukan fanatisme semata, haha.


Dan fakta bahwa Huawei P20 Pro resmi dijual di Indonesia, pastinya jadi
kabar baik bukan? Dan saya yakin tak hanya buat saya, tengok deh barisan
komentar bernada positif dari beberapa kali saya posting hasil foto dan
video dari kamera Huawei P20 Pro ini di Instagram saya.


Maka saya pikir tak salah jika DxoMark menghadiahkan skor tertinggi yang
pernah mereka berikan hingga saat ini, untuk Huawei P20 Pro.


Yap, kamera nampak jadi kelebihan utama dari smartphone ini yang membuatnya
tegak berdiri menatap persaingan di kasta smartphone teratas.


Tak hanya dari segi kualitas, kuantitas-nya pun memang dikedepankan oleh
Huawei. Ini adalah smartphone pertama yang pernah saya uji, yang memiliki 3
buah kamera di sisi belakang.


Jika diurutkan dari paling bawah, lensa pertama adalah lensa yang ditemani
oleh sensor monokrom dengan resolusi 20 MP. Lanjut ke kamera kedua yang
merupakan lensa yang berpasangan dengan sensor RGB beresolusi 40 MP, ya
saya tak salah sebut, 40 MP! Dan lensa paling atas adalah lensa telephoto
alias zoom, yang memiliki kemampuan zoom optik sebesar 3x dengan sensor
beresolusi 8 MP.


Mungkin sebagian dari Anda sudah pusing duluan dengan penjelasan teknis
barusan ya, haha. Intinya sih begini, kamera Huawei P20 Pro yang
bersertifikasi Leica ini, memiliki kemampuan zoom optik 3x, dengan zoom
hybrid 5x. Sementara sensor monokrom dapat digunakan menghasilkan foto
Black and White yang artistik, dan juga membantu memberikan data kedalaman
saat digunakan pada mode bokeh yang pada smartphone Huawei lumrah dinamakan
wide-aperture. Yap, pemilihan fokus dan pengaturan kadar bokeh-nya pun
seperti biasa dapat dilakukan setelah foto diambil.


Kombinasi sensor RGB dan monokrom ini juga membuat kita dapat memiliki 3
karakter warna yang dihasilkan, mulai dari normal, vivid, hingga smooth.
Perbedaan hasilnya dapat Anda lihat pada gambar ini ya.


Yang pasti, mode vivid membuat warnanya keluar semua. Saya yakin tak semua
orang menyukai karakter warna begini, ada yang lebih suka karakter yang
lebih natural, jadi pandai-pandai memilih mode ya. Kalau soal performanya
dalam kondisi lowlights sih harap tak usah diragukan lagi.


Siapa di sini yang pernah menonton video review Huawei P10 di mana saya
merekam dari atas delman yang berjalan, dan OIS-nya juara banget meredam
goncangan? Nah, pada P20 Pro nampaknya melanjutkan tradisi itu. Stabilisasi
menawan, perpindahan fokus halus, dan auto-metering yang baik membuatnya
jadi kombinasi yang sangat menyenangkan bagi saya sebagai seorang content
creator.


Performa kamera depannya pun sama menjanjikan. Anda yang senang berselfie
ria, tak perlu khawatir deh. Resolusinya 24 Megapixels, dengan bukaan lensa
f/2.0. Bagaimana? Sudah merasa lebih tenang sekarang?


Ada baiknya kita saksikan langsung hasil kamera Huawei P20 Pro ini yak,
biar ada buktinya semua penilaian saya tadi. Mangga atuh sok disimak
baik-baik lah. Hehe.




Sudah puas dengan kameranya? Sudah bisa memutuskan untuk meminang ponsel
ini? Saya sarankan Anda lanjut dulu pada pembahasan selanjutnya deh.


Ya, ketika harus membahas desainnya, kita akan melihat perubahan drastis
dari P9 dan P10, di mana backcover metal sudah digantikan oleh bahan kaca
yang mengkilap nan elegan. Yang saya pakai ini varian warna hitam, di mana
sebetulnya warna yang banyak ditunggu adalah warna twilight yang katanya
seperti bunglon karena mampu berubah warna. Saya pun berharap bisa mencoba
varian warna twilight ini suatu saat, walau yang hitam ini pun sudah begitu
mempesona bagi saya.


Pemilihan material ini memang punya downside berupa bekas sidik jari yang
cukup mudah tertinggal di backcover ini. Untungnya mudah dibersihkan, dan
saya sendiri sih prefer pakai case untuk memastikan kemolekannya terjaga,
termasuk untuk camera bump-nya itu.


Jika Anda menggengam Huawei P20 Pro di tangan, akan terasa bobot yang
mantap, memberikan kesan solid dan premium. Tidak terlalu berat, walau
memang tak bisa dikatakan ringan.


Beralih ke sisi depan, ada dua hal mencolok yang tak ditemukan di ponsel
Huawei sebelumnya.


Pertama tentu saja hadirnya notch di sisi atas layar Huawei P20 Pro. Tenang
saja, notchnya tergolong sangat kecil, di mana Huawei mampu dengan pintar
menempatkan earpiece berbentuk bulat, LED notification, proximity sensor,
dan kamera depan dalam space seminim itu. Dan jika Anda tetap tak dapat
menerimanya, notch ini bisa disamarkan dengan membuat bagian di sudut kiri
dan kanan menjadi hitam sehingga tak nampak lagi. Patut diakui bezel bagian
atas layar Huawei P20 Pro ini sedikit lebih tebal dibanding bezel di
samping.


Kedua adalah panel layar yang digunakan. Ya, P20 Pro sudah menggunakan
panel AMOLED yang selain memiliki reproduksi warna yang sangat hidup, juga
memungkinkan kita menampilkan fitur always display information, tanpa
menguras baterai.


Bergeser ke bagian dagu ponsel, kita akan melihat fingerprint sensor berada
pada posisi favorit saya. Yap, jarang-jarang memang ponsel dengan rasio
layar 18,7 : 9 seperti ini masih memiliki pemindai sidik jari di sisi
depan. Akurasi dan responsifitasnya sendiri jempolan lah, cepat dan
presisi. Tak hanya itu, P20 Pro pun sudah punya kemampuan face unlock yang
berkat large aperture pada kamera depannya, mampu berjalan baik di segala
kondisi. Serius, segala kondisi, karena saya pernah menggunakannya di dalam
kamar yang gelap, dan cahaya dari layarnya sudah cukup untuk membantu agar
pemindaian wajah sukses dilakukan.


Satu hal yang cukup disayangkan, Huawei memutuskan meniadakan port audio
3,5 mm pada ponsel ini. Anda yang memiliki earphone atau headphone berkabel
dipersilakan menggunakan adapter yang diberikan pada paket penjualan.


Loudspeaker-nya sendiri memiliki output yang sangat jernih dan bertenaga.
Mau disetel dengan volume paling kencang sekalipun, suaranya tetap enak
didengar. Detailnya tak hilang meskipun powernya terasa sekali.


Oh ya jadi teringat, beberapa waktu lalu ada yang menanyakan kepada saya,
smartphone flagship kekinian apa yang masih memiliki infrared blaster agar
dapat digunakan sebagai pengganti remote control. Lalu ada juga yang
bertanya, flagship apa yang baterainya besar.


Kini saya punya jawabannya. Yap, dua hal tersebut dimiliki oleh Huawei P20
Pro. Smartphone ini punya infrared blaster, dan baterainya sebesar 4.000
mAh. Baterai sebesar ini nyaris selalu mampu dibawa menembus satu hari satu
malam. Dalam konsisi terhemat bahkan mencapai 34 jam dalam sekali pengisian
daya saja, dengan screen-on time rata-rata saya sekitar 3-4 jam ya.
Perhatikan pola penggunaan saya yang jarang menyentuh smartphone di jam
kerja. Tambahkan fakta bahwa smartphone ini juga mendukung fast charging.


Performa bukanlah sesuatu yang patut dipertanyakan pada smartphone flagship
seperti ini. Skor Antutu Benchmark processor Kirin 970 ada di atas
200-ribuan. Dan dengan konsumsi daya yang tergolong hemat membuat saya
betah bersamanya.


Dan kalau Anda cermat, di Top 3 smartphone brand di dunia, ketiganya
merupakan produsen smartphone yang sudah mampu mendesign processor mereka
sendiri. Apple dengan A-series Bionicnya, Samsung dengan Exynos-nya, dan
Huawei dengan HiSilicon Kirin-nya. Mungkin benar memang bahwa performa yang
optimal akan dihasilkan jika hardware dan software dikembangkan sejalan di
satu tempat.


Dan jadilah saya harus memperkenalkan Huawei P20 Pro ini sebagai daily
driver saya yang baru. Ironis memang jika menilik nama channel ini adalah
Gonta Ganti Hape. Umumnya paling lama satu smartphone jadi daily driver
saya sih 2 bulanan kalau sekarang, heuheu. Coba kita lihat dengan Huawei
P20 Pro ini ya, kira-kira akan bertahan berapa lama.


Saya sadar, ulasan ini terlalu condong ke nada positif yang saya berikan.
Namun sejatinya, kekurangan ponsel ini memang sangat sedikit, mungkin
itupun hanya pada ketidakhadiran port audio 3,5 mm yang sebetulnya sudah
ada solusinya berupa kabel adapter yang sudah ada dalam paket penjualan.
Satu lagi mungkin harganya ya, saya yakin masih banyak pengguna smartphone
di Indonesia yang ragu membayar sebanyak delapan digit angka untuk ponsel
dari Brand ini, padahal seperti tadi saya bilang di awal, jika sudah dicoba
bisa jadi Anda yang tak bisa melepaskan diri darinya.


Pepatah lama juga kan bilang, Tak Kenal Maka Tak Sayang. Jadi cobalah
dikenali dulu, berbekal rekomendasi dari saya, saya pikir Anda takkan
menyesal di kemudian hari koq. Posisi ketiga di dunia, dan skor DxoMark
tertinggi bukankah suatu jaminan lainnya?


Hehe, selamat galau deh kalai begitu. Sementara saya menikmati momen
membuat konten-konten selanjutnya ditemani oleh Huawei P20 Pro
<http://smarturl.it/LZ_P20PRO> ini.


Dari Kota Cimahi, Aa Gogon pamit undur diri, wassalam!



Hilmy
/* saya suka Gonta Ganti Hape <http://www.gontagantihape.com/> */

-- 
===========
Install  #MyTelkomsel Apps Terbaru dari Play Store
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.telkomsel.telkomselcm

----------------------
Kontak Admin, Twitter  @agushamonangan
-----------------------
FB Groups     :  https://www.facebook.com/groups/android.or.id

Aturan Umum  ID-ANDROID >> goo.gl/mL1mBT

==========
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian 
Android Community" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke id-android+unsubscr...@googlegroups.com.
Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/id-android.

Kirim email ke