seru juga. 
saya coba jawab pertanyaan dibawah ya.

        1. Saya dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai 
pungutan resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih 
membayar? Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang 
dipungut tiap bulannya ini? 
setuju mas. maunya, seluruh pasien yang butuh darah, ga usah lagi dipungut 
biaya. tapi apa daya.. PMI harus bayar biaya beli kantong darah, reagen, beli 
jarum, beli kapas, bayar listrik untuk mesin, beli makanan untuk pendonor, beli 
macam2 utk operasional lainnya... dan semua itu harus dibeli PMI dengan uang.. 
padahal, PMI tak punya sumber dana yang pasti. mau tahu berapa rupiah yang 
dikasih APBN utk PMI? cuma 900 juta per tahun. tidak lebih. jumlah segitu ga 
cukup utk opsnal pengelolaan darah setahun se-Indonesia...... bisa dibayangkan 
? 
 
disetiap daerah pun beda2.... ada PMI yang cm dianggarkan 25 jt setahun dari 
APBD nya. jumlah segitu mana cukup ? untuk beli kantong darah aja, mungkin cm 
bisa diganti dengan kantong plastik. mas mau darah utk pasien ditaruh di 
kantong kresek? trus disaring pake saringan mentega? enggak kaan?
 
oya, biaya pengganti darah juga ditetapkan oleh DPRD di setiap propinsi. jadi 
harusnya masyarakat mendesak pemerintah atau DPRD2 agar bisa lebih 
memperhatikan kesehatan masyarakat dengan memberikan subsidi atas pengelolaan 
darah. sehingga masyarakat juga ga usah dibebankan biaya pengelolaan darah. 
        1. PMI apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri 
untuk uang bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya 
dokter kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga 
kesehatan respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama 
gonjang-ganjing gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya 
operasional PMI? Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang 
dipikirin opo yen ngono? 
PMI memang berdiri berdasarkan keppres. termasuk tanggung jawab untuk mengelola 
transfusi darah, juga berdasarkan PP. namun demikian hal itu tidak diikuti 
dengan 'tanggung-jawab' untuk mendukung operasional. Artinya, PMI disuruh cari 
duit sendiri, untuk menjalankan tugas pemerintah yang dibebankan kepada PMI. 
Pdhal, tanggung-jawab pengelolaan darah itu, sebetulnya adalah tanggung-jawab 
pemerintah. asal tahu saja, di seluruh dunia, cuma 18 negara yang pengelolaan 
transfusi darahnya itu dibebankan kepada perhimpunan nasional. sisanya ada 
dibawah tanggung-jawab pemerintah. nah, harusnya, kalau memang pemerintah 
memberikan tanggung-jawab tsb, ya imbangi dong dengan dukungan untuk 
menjalankan tugas tsb. lha ini enggak. PMI disuruh cari duit sendiri. piye tho? 
        1. Darahnya memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? 
Rumah sakit sendiri? Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha 
kalo saya pergi ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil 
darah saya, terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini 
punya penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya 
atau tukang sedot tadi?
darah dari masyarakat, kan harus di screening dulu... ada penyakit ato gak. 
kalo ada penyakit ya dibuang darahnya. saya rasa ga ada org yg setuju, kl darah 
lsg dikasih ke pasien tanpa discreening. bodo amat ada penyakit apa gak. ga bgt 
kan ?  nah, paramedic yg bekerja itu pegawai. mrk bekerja dan harus digaji. 
drmana gajinya? dr pemerintah? ya enggaklah. gajinya itu didapat dr biaya lain2 
td. masa mrk mau kita suruh kerja tanpa gaji? itu menzholimi org namanya. atau, 
siapa tahu kedepan kita buat aja, transfusi darah swalayan. sedot sendiri, 
saring sendiri, bungkus sendiri di kantong plastik es, terus transfusiin 
sendiri. mungkin hal itu bisa jadi lebih memper-irit- biaya yah... 
 
 
maaf kalo ada kata2 yang tidak berkenan. jawaban ini atas nama pribadi.

salam,
fisirach




________________________________




----- Forwarded Message ----
From: "agu...@bukitmakmur.com" <agu...@bukitmakmur.com>
To: indofirstaid@yahoogroups.com
Cc: 1001b...@yahoogroups.com; bat...@yahoogroups.com; 
"(indobackpac...@yahoogroups.com)" <indobackpac...@yahoogroups.com>; 
indofirstaid@yahoogroups.com; itn-alumni <itn-alu...@yahoogroups.com>; ITN 
Ngalam <itn-mal...@yahoogroups..com>; Alumni Jabotabek 
<itnmalang-jabodeta...@googlegroups.com>; jalanmel...@yahoogroups.com; 
"nature_trek...@yahoogroups.com" <nature_trek...@yahoogroups.com>; 
sabtumin...@yahoogroups.com
Sent: Friday, May 1, 2009 1:25:20 PM
Subject: Re: [indofirstaid.org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan






SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
Menarik tetapi tetap tidak memecahkan kebingungan di kepala saya.... 
        1. Saya dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai 
pungutan resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih 
membayar? Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang 
dipungut tiap bulannya ini? 
        2. PMI apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri 
untuk uang bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya 
dokter kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga 
kesehatan respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama 
gonjang-ganjing gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya 
operasional PMI? Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang 
dipikirin opo yen ngono? 
        3. Darahnya memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? 
Rumah sakit sendiri? Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha 
kalo saya pergi ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil 
darah saya, terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini 
punya penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya 
atau tukang sedot tadi?Namanya bayar untuk mendapatkan suatu barang, itu 
namanya transaksi jual beli, hanya saja bahasanya diperhalus 'uang pengganti 
biaya bensin', 'uang pengganti biaya kantung darah' etc itu sih 'jas buka ikete 
blangkon' kata den bagus ngarso kepada sronto... Lha apa bedanya dengan saya 
yang jual air keliling, saya kasih tahu ke orang-orang yang pake jasa air saya, 
ini uang untuk pengganti kringet saya, pengganti biaya ban saya, pengganti 
jerigen saya, pengganti ember saya, etc? 
Kalau memang niat, ya sudah gratis dong! Mau kaya mau miskin, harusnya 
gratis... tis... tis... tis.... orang kaya juga mbayar pajak kok... wajar dong 
ketika ia sakit sekali waktu gratis untuk transfusi darah, toh kalau 
dihitung-hitung yang lebih sering sakit di RS kita ini orang miskin khan 
daripada orang kaya? Kok ya masih tegel ngambil uang dari rakyat yang sudah 
melarat, sakit lagi! 
Cheers, 


Agung SARONO
------------ ---------
Work Safe | Work Smart | Work Easy
Manage Your Workplace
Manage Your People
Control Your Risk
+62 852 85 85 85 80




cak phi <han...@gmail. com> 
Sent by: indofirstaid@ yahoogroups. com 
04/21/2009 07:22 PM 
Please respond to
indofirstaid@ yahoogroups. com 
 To itn-alumni <itn-alu...@yahoogro ups..com>, ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro 
ups.com>, Alumni Jabotabek <itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com>  
cc "nature_trekker@ yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>, 
jalanmelulu@ yahoogroups. com, sabtuminggu@ yahoogroups. com, 
bat...@yahoogroups. com, 1001b...@yahoogroup s.com, indofirstaid@ yahoogroups. 
com, "(indobackpacker@ yahoogroups. com)" <indobackpacker@ yahoogroups. com>  
Subject [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan 
  
 




silahkan di check di sini :

http://regional.. kompas.com/ read/xml/ 2009/04/21/ 14185891/ Wah..Darah. 
PMI.Mengandung. Virus.HIVAIDS

dari judul itu, secara sekilas menyebutkan bahwa PMI menyalurkan darah
ke masyarakat yang mengandung virus HIV/AIDS, padahal kalau kita baca
lebih detail, ternyata itu darah dari masyarakat, bukan yang di
keluarkan oleh PMI dan di berikan ke Rumah Sakit.

Darah yang baru disumbangkan oleh pendonor tidak secara langsung bisa
di transfusikan ke pasien, karena ada prosedur yang harus di lakukan
untuk melakukan pengechekan kondisi darah tersebut, terutama untuk
penyakit2 berbahaya, misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B, dll. Dan untuk
melakukan ini, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. setelah darah
selesai pun tidak langsung di berikan ke pasien, menskipun itu
mempunyai golongan darah yang sama, karena ada prosedur lagi untuk
dilakukan pencocokan karakter darah nya.

itulah makanya ada BIAYA PENGGANTIAN DARAH. Ingat...PMI TIDAK MENJUAL
DARAH. terjadi hal salah kaprah di masyarakat, bahwa PMI MENJUAL
DARAH. Biaya ini di bebankan untuk melakukan pengecheckan diatas,
serta biaya2 lain, seperti biaya kantor, tenaga orang nya, biaya
bensin, alat pengecheckan, jarum (sekali pakai), dll. Kantong sampai
saat ini masih imprt dari Jepun.

JAdi persepsi PMI MENJUAL DARAH ADALAH SALAH. semua biaya semata2
untuk mengganti biaya2 diatas.

silahkan mengecheck disini :
- http://www.opensubs criber.com/ message/dokter@ itb.ac.id/ 3544636.html
- http://utdd- pmijateng. blogspot. com/
- http://www.pmiutdsb y.org/darah. php
- http://rapi- nusantara. net/index2. php?option= com_content&do_pdf=1&id=117

seharusnya media sebesar KOMPAS bisa lebih bijaksana dalam membuat
sebuah berita. Netral, dan memberikan fakta yang sebenarnya. Bukan
membuat judul yang menyesatkan seperti ini.

Memang tuntutan komersil kadang lebih mengalahkan netralitas pers.

any comment..??

thanks
Mokhtar Hanafi
Alumni KSR PMI Unit ITN Malang
ex Anggota PMI Cabang Kota Malang 





      Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Kirim email ke