Pak agung..

Anda punya masa lalu yang buruk dengan PMI ? kedengarannya anda sangat bernafsu 
menjelek2kan PMI.
Anda pernah bertanya kepada PMI tentang pertanyaan2 anda tadi?

saya salah seorang pendonor darah. Diawal saya mendonor, saya juga mempunyai 
pertanyaan2 serupa dengan pak agung, dan saya tidak sungkan menanyakannya ke 
pihak PMI, karena saya ingin tahu bagaimana PMI memperlakukan darah yang saya 
sumbangkan sampai ke tangan penerima donor.

Saya pikir, apa yang sudah dijelaskan oleh fisirach sudah menjelaskan semuanya. 
Pajak buat apa? tanya sama orang pajak/pemerintah. tanya kenapa hanya sedikit 
subsidi untuk darah.

Menurut saya semua lembaga sosial di Indonesia sudah berusaha sebaik mungkin 
untuk membantu masyarakat, termasuk PMI. Jadi, jika Pak Agung punya saran untuk 
perbaikan PMI, silahkan sampaikan ke PMI, saya yakin PMI akan dengan senang 
hati menerimanya. Bener ga sdr fisirach?

Istilah 'tukang sedot" juga menurut saya sangat tidak pantas disebut karena 
bisa menyinggung temen2 analis dan paramedik yang bekerja di PMI. 
Ayo berfikir positif, gunakan bahas yang baik, jangan mengambil kesimpulan 
sebelum memiliki data yang tepat.

Oya, anda pernah mendonorkan darah pak agung ? 
karena yang komentar seperti ini biasanya orang yang ga pernah donor.






________________________________
From: "agu...@bukitmakmur.com" <agu...@bukitmakmur.com>
To: F Sidikah R <fisirachgro...@yahoo.com>
Cc: 1001b...@yahoogroups.com; bat...@yahoogroups.com; 
"(indobackpac...@yahoogroups.com)" <indobackpac...@yahoogroups.com>; 
indofirstaid@yahoogroups.com; indojavam...@yahoo.com; itn-alumni 
<itn-alu...@yahoogroups.com>; ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogroups..com>; Alumni 
Jabotabek <itnmalang-jabodeta...@googlegroups.com>; 
jalanmel...@yahoogroups.com; "nature_trek...@yahoogroups.com" 
<nature_trek...@yahoogroups.com>; Palang Merah Indonesia 
<palangmerahindone...@yahoo.com>; sabtumin...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 7, 2009 7:07:14 AM
Subject: Re: Bls: [indofirstaid.org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan






SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
Well, membaca jawaban ini membuat saya ingat atas jawaban tutor P4 di tahun
1992 sewaktu penataran P4 dulu, yang bagi saya adalah jawaban 'ngeles'
bin 'abu nawas'.... 
Setahu saya, sejak berdirinya PMI selalu
mengklaim sebagai satu-satunya badan humanitarian resmi mewakili republik
ini dan selalu dipimpin oleh orang-orang hebat, bayangin aja seorang bekas
menteri, bekas pejabat, de-el-el de-es-be lho... Apa iya sih mereka gak
punya koneksi ke RI-1 atawa RI-2? Ato memang gak punya visi mau dibawa
kemana organisasi ini? Ato PMI dijadikan kuda troya untuk mendapatkan 
'something'? 
Logikanya, kalau saya sekarang mantan
karyawan dari perusahaan A, terus sekarang perusahaan A ini jadi mitra
perusahaan B saya yang baru, khan saya tahu trik-tips dalam menghadapi
perusahaan A tho?  
Kalau gak punya dana tetap, mbok ya
minjem idenya Mbah Harto dan Mbah Wiweko Supono waktu mengembangkan Garuda
dulu, dimana dia mengumpulkan dana cadangan abadi yang ditanam dalam bank,
sehingga bunganya itu yang dipakai untuk operasional umum, sedangkan public
service obligation dipakai untuk pelayanan... . Gek-gek gak kepikir kali
ya sama boss-boss PMI yang model ginian? 
Kalo sudah tanda tangan itu tanda komit
untuk melakukan segala tanggung jawab dengan segala kewenangan yang melekat...
Jadi nek ora sanggup ya sudah bilang nggak sanggup deh... Sekalian ketahuan
dari awal, bahwa PMI hanya sanggup distribusi 10 liter darah per bulan,
jangan teriak-teriak sanggup tapi habis itu mbulet en mengatakan atas nama
kemanusiaan, gak fair itu. Biarkan pemerintah mikir, khan banyak orang
pinter di pemerintah? Opo gak bisa mikir? Termasuk gaji orang yang jadi
tukang sedot itu ya diajukan ke anggaran pemerintah, kalau perlu kenapa
gak diambil paramedik yang sudah pegawai negeri? Khan sudah digaji oleh
pemerintah? Khan bisa dibuat sistemnya consignment, unit PMI di RS pemerintah,
jadi yang tukang sedot darah diserahkan ke RS, khan jadinya win-win solution,
PMI ngirit biaya, RS dapat darah khan? Lebih ngirit tho? 
Cuma satu aja kuncinya: nawaitu bin
niat; whenever any will there will be a way.... 
Cheers, 


Agung SARONO
------------ ---------
Work Safe | Work Smart | Work Easy
Manage Your Workplace
Manage Your People
Control Your Risk
+62 852 85 85 85 80
 



F Sidikah R <fisirachgroups@ yahoo.com>  
05/06/2009 11:43 PM  To Palang Merah Indonesia <palangmerahindonesi 
a...@yahoo.com>  
cc 1001b...@yahoogroup s.com, bat...@yahoogroups. com,
"\(indobackpacker@ yahoogroups. com\)" <indobackpacker@ yahoogroups. com>,
indofirstaid@ yahoogroups. com, itn-alumni <itn-alu...@yahoogro ups.com>,
ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro ups..com>, Alumni Jabotabek 
<itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com>,
jalanmelulu@ yahoogroups. com, "nature_trekker@ yahoogroups. com"
<nature_trekker@ yahoogroups. com>, sabtuminggu@ yahoogroups. com, 
agu...@bukitmakmur. com,
indojavamal3@ yahoo.com  
Subject Bls: [indofirstaid. org]: Judul Artikel
di Kompas.com Menyesatkan 

 
 
 


seru juga.  
saya coba jawab pertanyaan dibawah ya. 
  
  
1.        Saya
dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai pungutan
resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih membayar?
Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang dipungut
tiap bulannya ini? 
setuju mas. maunya, seluruh pasien
yang butuh darah, ga usah lagi dipungut biaya. tapi apa daya.. PMI harus
bayar biaya beli kantong darah, reagen, beli jarum, beli kapas, bayar listrik
untuk mesin, beli makanan untuk pendonor, beli macam2 utk operasional lainnya...
dan semua itu harus dibeli PMI dengan uang.. padahal, PMI tak punya sumber
dana yang pasti. mau tahu berapa rupiah yang dikasih APBN utk PMI? cuma
900 juta per tahun. tidak lebih. jumlah segitu ga cukup utk opsnal pengelolaan
darah setahun se-Indonesia. ..... bisa dibayangkan ?  
  
disetiap daerah pun beda2... ada PMI
yang cm dianggarkan 25 jt setahun dari APBD nya. jumlah segitu mana cukup
? untuk beli kantong darah aja, mungkin cm bisa diganti dengan kantong
plastik. mas mau darah utk pasien ditaruh di kantong kresek? trus disaring
pake saringan mentega? enggak kaan? 
  
oya, biaya pengganti darah juga ditetapkan
oleh DPRD di setiap propinsi. jadi harusnya masyarakat mendesak pemerintah
atau DPRD2 agar bisa lebih memperhatikan kesehatan masyarakat dengan memberikan
subsidi atas pengelolaan darah. sehingga masyarakat juga ga usah dibebankan
biaya pengelolaan darah.  
2.        PMI
apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri untuk uang
bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya dokter
kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga kesehatan
respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama gonjang-ganjing
gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya operasional PMI?
Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang dipikirin opo yen
ngono? 
PMI memang berdiri berdasarkan keppres.
termasuk tanggung jawab untuk mengelola transfusi darah, juga berdasarkan
PP. namun demikian hal itu tidak diikuti dengan 'tanggung-jawab' untuk
mendukung operasional. Artinya, PMI disuruh cari duit sendiri, untuk menjalankan
tugas pemerintah yang dibebankan kepada PMI. Pdhal, tanggung-jawab pengelolaan
darah itu, sebetulnya adalah tanggung-jawab pemerintah. asal tahu saja,
di seluruh dunia, cuma 18 negara yang pengelolaan transfusi darahnya itu
dibebankan kepada perhimpunan nasional. sisanya ada dibawah tanggung-jawab
pemerintah. nah, harusnya, kalau memang pemerintah memberikan tanggung-jawab
tsb, ya imbangi dong dengan dukungan untuk menjalankan tugas tsb. lha ini
enggak. PMI disuruh cari duit sendiri. piye tho?  
  
3.        Darahnya
memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? Rumah sakit sendiri?
Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha kalo saya pergi
ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil darah saya,
terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini punya
penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya
atau tukang sedot tadi? 
darah dari masyarakat, kan harus di
screening dulu... ada penyakit ato gak. kalo ada penyakit ya dibuang darahnya.
saya rasa ga ada org yg setuju, kl darah lsg dikasih ke pasien tanpa 
discreening.
bodo amat ada penyakit apa gak. ga bgt kan ?  nah, paramedic yg bekerja
itu pegawai. mrk bekerja dan harus digaji. drmana gajinya? dr pemerintah?
ya enggaklah. gajinya itu didapat dr biaya lain2 td. masa mrk mau kita
suruh kerja tanpa gaji? itu menzholimi org namanya. atau, siapa tahu kedepan
kita buat aja, transfusi darah swalayan. sedot sendiri, saring sendiri,
bungkus sendiri di kantong plastik es, terus transfusiin sendiri. mungkin
hal itu bisa jadi lebih memper-irit- biaya yah...  
  
  
maaf kalo ada kata2 yang tidak berkenan.
jawaban ini atas nama pribadi. 
  
salam, 
fisirach 


________________________________
 

----- Forwarded Message ----
From: "agu...@bukitmakmur. com" <agu...@bukitmakmur. com>
To: indofirstaid@ yahoogroups. com
Cc: 1001b...@yahoogroup s.com; bat...@yahoogroups. com; "(indobackpacker@ 
yahoogroups. com)"
<indobackpacker@ yahoogroups. com>; indofirstaid@ yahoogroups. com; itn-alumni
<itn-alu...@yahoogro ups.com>; ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro ups..com>;
Alumni Jabotabek <itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com>; jalanmelulu@ 
yahoogroups. com;
"nature_trekker@ yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>;
sabtuminggu@ yahoogroups. com
Sent: Friday, May 1, 2009 1:25:20 PM
Subject: Re: [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan
 

 

SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
Menarik tetapi tetap tidak memecahkan kebingungan di kepala saya.... 
1.        Saya
dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai pungutan
resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih membayar?
Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang dipungut
tiap bulannya ini? 
2.        PMI
apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri untuk uang
bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya dokter
kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga kesehatan
respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama gonjang-ganjing
gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya operasional PMI?
Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang dipikirin opo yen
ngono? 
3.        Darahnya
memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? Rumah sakit sendiri?
Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha kalo saya pergi
ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil darah saya,
terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini punya
penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya
atau tukang sedot tadi? 
Namanya bayar untuk mendapatkan suatu
barang, itu namanya transaksi jual beli, hanya saja bahasanya diperhalus
'uang pengganti biaya bensin', 'uang pengganti biaya kantung darah' etc
itu sih 'jas buka ikete blangkon' kata den bagus ngarso kepada sronto...
Lha apa bedanya dengan saya yang jual air keliling, saya kasih tahu ke
orang-orang yang pake jasa air saya, ini uang untuk pengganti kringet saya,
pengganti biaya ban saya, pengganti jerigen saya, pengganti ember saya,
etc? 
Kalau memang niat, ya sudah gratis dong! Mau kaya mau miskin, harusnya
gratis... tis... tis... tis..... orang kaya juga mbayar pajak kok... wajar
dong ketika ia sakit sekali waktu gratis untuk transfusi darah, toh kalau
dihitung-hitung yang lebih sering sakit di RS kita ini orang miskin khan
daripada orang kaya? Kok ya masih tegel ngambil uang dari rakyat yang sudah
melarat, sakit lagi!
Cheers,


Agung SARONO
------------ ---------
Work Safe | Work Smart | Work Easy
Manage Your Workplace
Manage Your People
Control Your Risk
+62 852 85 85 85 80


 
cak phi <han...@gmail.
com> 
Sent by: indofirstaid@ yahoogroups. com 
04/21/2009 07:22 PM 

Please respond to
indofirstaid@ yahoogroups. com  

To itn-alumni <itn-alu...@yahoogro
ups..com>, ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro ups.com>, Alumni Jabotabek
<itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com>  
cc "nature_trekker@ yahoogroups. com"
<nature_trekker@ yahoogroups. com>, jalanmelulu@ yahoogroups. . com,
sabtuminggu@ yahoogroups. com, bat...@yahoogroups. com, 1001b...@yahoogroup
s.com, indofirstaid@ yahoogroups. com, "(indobackpacker@ yahoogroups.
com)" <indobackpacker@ yahoogroups. com>  
Subject [indofirstaid. org]: Judul Artikel di
Kompas.com Menyesatkan 


 
 
 





silahkan di check di sini :

http://regional.
kompas.com/ read/xml/ 2009/04/21/ 14185891/ Wah..Darah. PMI.Mengandung.
Virus.HIVAIDS

dari judul itu, secara sekilas menyebutkan bahwa PMI menyalurkan darah
ke masyarakat yang mengandung virus HIV/AIDS, padahal kalau kita baca
lebih detail, ternyata itu darah dari masyarakat, bukan yang di
keluarkan oleh PMI dan di berikan ke Rumah Sakit.

Darah yang baru disumbangkan oleh pendonor tidak secara langsung bisa
di transfusikan ke pasien, karena ada prosedur yang harus di lakukan
untuk melakukan pengechekan kondisi darah tersebut, terutama untuk
penyakit2 berbahaya, misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B, dll. Dan untuk
melakukan ini, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. setelah darah
selesai pun tidak langsung di berikan ke pasien, menskipun itu
mempunyai golongan darah yang sama, karena ada prosedur lagi untuk
dilakukan pencocokan karakter darah nya.

itulah makanya ada BIAYA PENGGANTIAN DARAH. Ingat...PMI TIDAK MENJUAL
DARAH. terjadi hal salah kaprah di masyarakat, bahwa PMI MENJUAL
DARAH. Biaya ini di bebankan untuk melakukan pengecheckan diatas,
serta biaya2 lain, seperti biaya kantor, tenaga orang nya, biaya
bensin, alat pengecheckan, jarum (sekali pakai), dll. Kantong sampai
saat ini masih imprt dari Jepun.

JAdi persepsi PMI MENJUAL DARAH ADALAH SALAH. semua biaya semata2
untuk mengganti biaya2 diatas.

silahkan mengecheck disini :
- http://www.opensubs
criber.com/ message/dokter@ itb.ac.id/ 3544636.html
- http://utdd-
pmijateng. blogspot. com/
- http://www.pmiutdsb
y.org/darah. php
- http://rapi-
nusantara. net/index2. php?option= com_content&do_pdf=1&id=117

seharusnya media sebesar KOMPAS bisa lebih bijaksana dalam membuat
sebuah berita. Netral, dan memberikan fakta yang sebenarnya. Bukan
membuat judul yang menyesatkan seperti ini.

Memang tuntutan komersil kadang lebih mengalahkan netralitas pers.

any comment..??

thanks
Mokhtar Hanafi
Alumni KSR PMI Unit ITN Malang
ex Anggota PMI Cabang Kota Malang  

 


Yahoo! Upcoming: Singapore Arts Festival 2009 15 Mei - 14 Juni 2009.  
________________________________
Lihat!  

   


      

Kirim email ke