Setuju.... 

Saya sebagai salah seorang yang biasa mendonorkan darahnya amat sangat paham 
dengan kesulitan yang PMI alami . Kalimat kalimat dengan tendensi negatif 
tentang PMI juga itu sudah lama beredar tapi dengan niat baik dan berpikir 
positif kita bisa hilangkan itu.

Seharusnya dengan melihat anggaran yang diberikan dari APBD itu kita bisa tahu 
bahwa memang dana yang ada tidaklah mencukupi.... jika berbesar hati tidaklah 
usah melihat bahwa karena kita sudah membayar pajak maka kita tidak mau 
mendekatkan diri ke PMI untuk memberi sumbangan.  

Kemudian bagi petinggi petinggi PMI.... saya pikir dengan lobi yang kuat dan 
dengan alasan yang tepat maka dana APBD yang akan digelontorkan untuk PMI bisa 
lebih ditingkatkan.

Selamat pagi dengan berpikir positif teman teman.........


Salam





 



________________________________
From: Adhi Nugroho <adhici...@yahoo.com>
To: indofirstaid@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 7, 2009 2:40:29 PM
Subject: Re: Bls: [indofirstaid.org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan





Pak agung..

Anda punya masa lalu yang buruk dengan PMI ? kedengarannya anda sangat bernafsu 
menjelek2kan PMI.
Anda pernah bertanya kepada PMI tentang pertanyaan2 anda tadi?

saya salah seorang pendonor darah. Diawal saya mendonor, saya juga mempunyai 
pertanyaan2 serupa dengan pak agung, dan saya tidak sungkan menanyakannya ke 
pihak PMI, karena saya ingin tahu bagaimana PMI memperlakukan darah yang saya 
sumbangkan sampai ke tangan penerima donor.

Saya pikir, apa yang sudah dijelaskan oleh fisirach sudah menjelaskan semuanya. 
Pajak buat apa? tanya sama orang pajak/pemerintah. tanya kenapa hanya sedikit 
subsidi untuk darah.

Menurut saya semua lembaga sosial di Indonesia sudah berusaha sebaik mungkin 
untuk membantu masyarakat, termasuk PMI. Jadi, jika Pak Agung punya saran untuk 
perbaikan PMI, silahkan sampaikan ke PMI, saya yakin PMI akan dengan senang 
hati menerimanya. Bener ga sdr fisirach?

Istilah 'tukang sedot" juga menurut saya sangat tidak pantas disebut karena 
bisa menyinggung temen2 analis dan paramedik yang bekerja di PMI. 
Ayo berfikir positif, gunakan bahas yang baik, jangan mengambil kesimpulan 
sebelum memiliki data yang tepat.

Oya, anda pernah mendonorkan darah pak agung ? 
karena yang komentar seperti ini biasanya orang yang ga pernah donor.






________________________________
From: "agu...@bukitmakmur .com" <agu...@bukitmakmur. com>
To: F Sidikah R <fisirachgroups@ yahoo.com>
Cc: 1001b...@yahoogroup s.com; bat...@yahoogroups. com; "(indobackpacker@ 
yahoogroups. com)" <indobackpacker@ yahoogroups.. com>; indofirstaid@ 
yahoogroups. com; indojavamal3@ yahoo.com; itn-alumni <itn-alu...@yahoogro 
ups.com>; ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro ups..com>; Alumni Jabotabek 
<itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com>; jalanmelulu@ yahoogroups. com; 
"nature_trekker@ yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>; Palang 
Merah Indonesia <palangmerahindonesi a...@yahoo.com>; sabtuminggu@ yahoogroups. 
com
Sent: Thursday, May 7, 2009 7:07:14 AM
Subject: Re: Bls: [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan



SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
Well, membaca jawaban ini membuat saya ingat atas jawaban tutor P4 di tahun 
1992 sewaktu penataran P4 dulu, yang bagi saya adalah jawaban 'ngeles' bin 'abu 
nawas'.... 
Setahu saya, sejak berdirinya PMI selalu mengklaim sebagai satu-satunya badan 
humanitarian resmi mewakili republik ini dan selalu dipimpin oleh orang-orang 
hebat, bayangin aja seorang bekas menteri, bekas pejabat, de-el-el de-es-be 
lho... Apa iya sih mereka gak punya koneksi ke RI-1 atawa RI-2? Ato memang gak 
punya visi mau dibawa kemana organisasi ini? Ato PMI dijadikan kuda troya untuk 
mendapatkan 'something'? 
Logikanya, kalau saya sekarang mantan karyawan dari perusahaan A, terus 
sekarang perusahaan A ini jadi mitra perusahaan B saya yang baru, khan saya 
tahu trik-tips dalam menghadapi perusahaan A tho? 
Kalau gak punya dana tetap, mbok ya minjem idenya Mbah Harto dan Mbah Wiweko 
Supono waktu mengembangkan Garuda dulu, dimana dia mengumpulkan dana cadangan 
abadi yang ditanam dalam bank, sehingga bunganya itu yang dipakai untuk 
operasional umum, sedangkan public service obligation dipakai untuk 
pelayanan... . Gek-gek gak kepikir kali ya sama boss-boss PMI yang model 
ginian? 
Kalo sudah tanda tangan itu tanda komit untuk melakukan segala tanggung jawab 
dengan segala kewenangan yang melekat... Jadi nek ora sanggup ya sudah bilang 
nggak sanggup deh... Sekalian ketahuan dari awal, bahwa PMI hanya sanggup 
distribusi 10 liter darah per bulan, jangan teriak-teriak sanggup tapi habis 
itu mbulet en mengatakan atas nama kemanusiaan, gak fair itu. Biarkan 
pemerintah mikir, khan banyak orang pinter di pemerintah? Opo gak bisa mikir? 
Termasuk gaji orang yang jadi tukang sedot itu ya diajukan ke anggaran 
pemerintah, kalau perlu kenapa gak diambil paramedik yang sudah pegawai negeri? 
Khan sudah digaji oleh pemerintah? Khan bisa dibuat sistemnya consignment, unit 
PMI di RS pemerintah, jadi yang tukang sedot darah diserahkan ke RS, khan 
jadinya win-win solution, PMI ngirit biaya, RS dapat darah khan? Lebih ngirit 
tho? 
Cuma satu aja kuncinya: nawaitu bin niat; whenever any will there will be a 
way.... 
Cheers, 


Agung SARONO
------------ ---------
Work Safe | Work Smart | Work Easy
Manage Your Workplace
Manage Your People
Control Your Risk
+62 852 85 85 85 80




F Sidikah R <fisirachgroups@ yahoo.com> 
05/06/2009 11:43 PM  To Palang Merah Indonesia <palangmerahindonesi 
a...@yahoo.com>  
cc 1001b...@yahoogroup s.com, bat...@yahoogroups. com, "\(indobackpacker@ 
yahoogroups. com\)" <indobackpacker@ yahoogroups. com>, indofirstaid@ 
yahoogroups.. com, itn-alumni <itn-alu...@yahoogro ups.com>, ITN Ngalam 
<itn-mal...@yahoogro ups..com>, Alumni Jabotabek <itnmalang-jabodetab 
e...@googlegroups. com>, jalanmelulu@ yahoogroups. com, "nature_trekker@ 
yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>, sabtuminggu@ yahoogroups. 
com, agu...@bukitmakmur. com, indojavamal3@ yahoo.com  
Subject Bls: [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan 

 
 
 


seru juga. 
saya coba jawab pertanyaan dibawah ya. 
  
  
1.        Saya dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai 
pungutan resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih 
membayar? Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang 
dipungut tiap bulannya ini?
setuju mas. maunya, seluruh pasien yang butuh darah, ga usah lagi dipungut 
biaya. tapi apa daya.. PMI harus bayar biaya beli kantong darah, reagen, beli 
jarum, beli kapas, bayar listrik untuk mesin, beli makanan untuk pendonor, beli 
macam2 utk operasional lainnya... dan semua itu harus dibeli PMI dengan uang.. 
padahal, PMI tak punya sumber dana yang pasti. mau tahu berapa rupiah yang 
dikasih APBN utk PMI? cuma 900 juta per tahun. tidak lebih. jumlah segitu ga 
cukup utk opsnal pengelolaan darah setahun se-Indonesia. ..... bisa dibayangkan 
? 
  
disetiap daerah pun beda2... ada PMI yang cm dianggarkan 25 jt setahun dari 
APBD nya. jumlah segitu mana cukup ? untuk beli kantong darah aja, mungkin cm 
bisa diganti dengan kantong plastik. mas mau darah utk pasien ditaruh di 
kantong kresek? trus disaring pake saringan mentega? enggak kaan? 
  
oya, biaya pengganti darah juga ditetapkan oleh DPRD di setiap propinsi. jadi 
harusnya masyarakat mendesak pemerintah atau DPRD2 agar bisa lebih 
memperhatikan kesehatan masyarakat dengan memberikan subsidi atas pengelolaan 
darah. sehingga masyarakat juga ga usah dibebankan biaya pengelolaan darah. 
2.        PMI apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri 
untuk uang bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya 
dokter kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga 
kesehatan respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama 
gonjang-ganjing gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya 
operasional PMI? Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang 
dipikirin opo yen ngono?
PMI memang berdiri berdasarkan keppres. termasuk tanggung jawab untuk mengelola 
transfusi darah, juga berdasarkan PP. namun demikian hal itu tidak diikuti 
dengan 'tanggung-jawab' untuk mendukung operasional.. Artinya, PMI disuruh cari 
duit sendiri, untuk menjalankan tugas pemerintah yang dibebankan kepada PMI. 
Pdhal, tanggung-jawab pengelolaan darah itu, sebetulnya adalah tanggung-jawab 
pemerintah. asal tahu saja, di seluruh dunia, cuma 18 negara yang pengelolaan 
transfusi darahnya itu dibebankan kepada perhimpunan nasional. sisanya ada 
dibawah tanggung-jawab pemerintah. nah, harusnya, kalau memang pemerintah 
memberikan tanggung-jawab tsb, ya imbangi dong dengan dukungan untuk 
menjalankan tugas tsb. lha ini enggak. PMI disuruh cari duit sendiri. piye tho? 
  
3.        Darahnya memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? 
Rumah sakit sendiri? Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha 
kalo saya pergi ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil 
darah saya, terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini 
punya penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya 
atau tukang sedot tadi? 
darah dari masyarakat, kan harus di screening dulu... ada penyakit ato gak. 
kalo ada penyakit ya dibuang darahnya. saya rasa ga ada org yg setuju, kl darah 
lsg dikasih ke pasien tanpa discreening. bodo amat ada penyakit apa gak. ga bgt 
kan ?  nah, paramedic yg bekerja itu pegawai. mrk bekerja dan harus digaji. 
drmana gajinya? dr pemerintah? ya enggaklah. gajinya itu didapat dr biaya lain2 
td. masa mrk mau kita suruh kerja tanpa gaji? itu menzholimi org namanya. atau, 
siapa tahu kedepan kita buat aja, transfusi darah swalayan. sedot sendiri, 
saring sendiri, bungkus sendiri di kantong plastik es, terus transfusiin 
sendiri. mungkin hal itu bisa jadi lebih memper-irit- biaya yah... 
  
  
maaf kalo ada kata2 yang tidak berkenan. jawaban ini atas nama pribadi. 
  
salam, 
fisirach 


________________________________


----- Forwarded Message ----
From: "agu...@bukitmakmur . com" <agu...@bukitmakmur. com>
To: indofirstaid@ yahoogroups. com
Cc: 1001b...@yahoogroup s.com; bat...@yahoogroups. com; "(indobackpacker@ 
yahoogroups. com)" <indobackpacker@ yahoogroups. com>; indofirstaid@ 
yahoogroups. com; itn-alumni <itn-alu...@yahoogro ups.com>; ITN Ngalam 
<itn-mal...@yahoogro ups..com>; Alumni Jabotabek <itnmalang-jabodetab 
e...@googlegroups. com>; jalanmelulu@ yahoogroups. com; "nature_trekker@ 
yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>; sabtuminggu@ yahoogroups. 
com
Sent: Friday, May 1, 2009 1:25:20 PM
Subject: Re: [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan




SEMANGAT PAGI DAN KABAR LUAR BIASA!
Menarik tetapi tetap tidak memecahkan kebingungan di kepala saya....
1.        Saya dan sebagian besar rakyat republik ini sudah dipunguti berbagai 
pungutan resmi yang bernama 'pajak' tetapi kok ya orang sakit harus masih 
membayar? Kok mau transfusi darah masih harus membayar? Jadi kemana duit yang 
dipungut tiap bulannya ini?
2.        PMI apakah lembaga swasta? Sampai harus mengeluarkan duit sendiri 
untuk uang bensin segala macam? Emang negara kita yang kaya raya yang punya 
dokter kesehatan yang jagoan dan dibangga-banggakan oleh dokter dan tenaga 
kesehatan respublik ini yang sampai membuat WHO dan negerinya mas Obama 
gonjang-ganjing gara-gara 'plu manuk' ini gak sanggup ya mbayarin biaya 
operasional PMI? Opo menkes gak sempat kali ya mikirin yang ginian? Yang 
dipikirin opo yen ngono?
3.        Darahnya memang dari masyarakat, tetapi sopo sing nyedot darahnya? 
Rumah sakit sendiri? Setahu saya rumah sakit gak ada deh servis ginian... Lha 
kalo saya pergi ke tempat sedot darah, terus yang tukang nyedotnya itu ngambil 
darah saya, terus diberikan ke orang, dan kemudian baru ketahuan bahwa saya ini 
punya penyakit yang berkategori BBP, baru ribut ditarik terus yang salah saya 
atau tukang sedot tadi? 
Namanya bayar untuk mendapatkan suatu barang, itu namanya transaksi jual beli, 
hanya saja bahasanya diperhalus 'uang pengganti biaya bensin', 'uang pengganti 
biaya kantung darah' etc itu sih 'jas buka ikete blangkon' kata den bagus 
ngarso kepada sronto... Lha apa bedanya dengan saya yang jual air keliling, 
saya kasih tahu ke orang-orang yang pake jasa air saya, ini uang untuk 
pengganti kringet saya, pengganti biaya ban saya, pengganti jerigen saya, 
pengganti ember saya, etc? 
Kalau memang niat, ya sudah gratis dong! Mau kaya mau miskin, harusnya 
gratis... tis... tis... tis..... orang kaya juga mbayar pajak kok... wajar dong 
ketika ia sakit sekali waktu gratis untuk transfusi darah, toh kalau 
dihitung-hitung yang lebih sering sakit di RS kita ini orang miskin khan 
daripada orang kaya? Kok ya masih tegel ngambil uang dari rakyat yang sudah 
melarat, sakit lagi!
Cheers,


Agung SARONO
------------ ---------
Work Safe | Work Smart | Work Easy
Manage Your Workplace
Manage Your People
Control Your Risk
+62 852 85 85 85 80



cak phi <han...@gmail. com> 
Sent by: indofirstaid@ yahoogroups. com
04/21/2009 07:22 PM

Please respond to
indofirstaid@ yahoogroups. com  

To itn-alumni <itn-alu...@yahoogro ups..com>, ITN Ngalam <itn-mal...@yahoogro 
ups.com>, Alumni Jabotabek <itnmalang-jabodetab e...@googlegroups. com> 
cc "nature_trekker@ yahoogroups. com" <nature_trekker@ yahoogroups. com>, 
jalanmelulu@ yahoogroups. . com, sabtuminggu@ yahoogroups. com, 
bat...@yahoogroups. com, 1001b...@yahoogroup s.com, indofirstaid@ yahoogroups. 
com, "(indobackpacker@ yahoogroups. com)" <indobackpacker@ yahoogroups. com> 
Subject [indofirstaid. org]: Judul Artikel di Kompas.com Menyesatkan 


 
 
 





silahkan di check di sini :

http://regional. kompas.com/ read/xml/ 2009/04/21/ 14185891/ Wah..Darah. 
PMI.Mengandung. Virus.HIVAIDS

dari judul itu, secara sekilas menyebutkan bahwa PMI menyalurkan darah
ke masyarakat yang mengandung virus HIV/AIDS, padahal kalau kita baca
lebih detail, ternyata itu darah dari masyarakat, bukan yang di
keluarkan oleh PMI dan di berikan ke Rumah Sakit.

Darah yang baru disumbangkan oleh pendonor tidak secara langsung bisa
di transfusikan ke pasien, karena ada prosedur yang harus di lakukan
untuk melakukan pengechekan kondisi darah tersebut, terutama untuk
penyakit2 berbahaya, misalnya HIV/AIDS, Hepatitis B, dll. Dan untuk
melakukan ini, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. setelah darah
selesai pun tidak langsung di berikan ke pasien, menskipun itu
mempunyai golongan darah yang sama, karena ada prosedur lagi untuk
dilakukan pencocokan karakter darah nya.

itulah makanya ada BIAYA PENGGANTIAN DARAH. Ingat...PMI TIDAK MENJUAL
DARAH. terjadi hal salah kaprah di masyarakat, bahwa PMI MENJUAL
DARAH. Biaya ini di bebankan untuk melakukan pengecheckan diatas,
serta biaya2 lain, seperti biaya kantor, tenaga orang nya, biaya
bensin, alat pengecheckan, jarum (sekali pakai), dll. Kantong sampai
saat ini masih imprt dari Jepun.

JAdi persepsi PMI MENJUAL DARAH ADALAH SALAH. semua biaya semata2
untuk mengganti biaya2 diatas.

silahkan mengecheck disini :
- http://www.opensubs criber.com/ message/dokter@ itb.ac.id/ 3544636.html
- http://utdd- pmijateng. blogspot. com/
- http://www.pmiutdsb y.org/darah. php
- http://rapi- nusantara. net/index2. php?option= com_content&do_pdf=1&id=117

seharusnya media sebesar KOMPAS bisa lebih bijaksana dalam membuat
sebuah berita. Netral, dan memberikan fakta yang sebenarnya. Bukan
membuat judul yang menyesatkan seperti ini.

Memang tuntutan komersil kadang lebih mengalahkan netralitas pers.

any comment..??

thanks
Mokhtar Hanafi
Alumni KSR PMI Unit ITN Malang
ex Anggota PMI Cabang Kota Malang 




Yahoo! Upcoming: Singapore Arts Festival 2009 15 Mei - 14 Juni 2009. 
________________________________
Lihat! 





      

Kirim email ke