Pak Dahana, saya termasuk  orang yang berpendapat hubungan darah tidak   
menentukan warisan politik yang menurun menurut DNA (bukan D.N.Aidit) 
politik”). Pak Dahana sebagai seorang sarjana dan  profesor tentunya  
mengetahui hal itu. Kalau Pak Dahana pernah mengikuti tulisan-tulisan saya di 
berbagai milist, fb, beberapa tahun lalu dan juga ahir-ahir ini, saya adalah 
salah seorang pengkritik tanpa   ampun terhadap “Politik jalan 
damai(Parlementer) yang dilancarkan PKI yang diketuai D.N.Aidit yang abang 
sulung saya itu.Bahkan kaum Oportunis kanan-kiri PKI (Oporkaki PKI) melakukan 
politik pemencilan terhadaap saya, melancarkan kampanye pembencian hingga 
pesabotan terhadap aktivitas sastra atas novel-novel saya yang diterbitkan di 
Jakarta. Bahkan kalau bapak mengikuti Face book, tidak serdikit agen agen kaum 
Oporkaki PKI yang  menyerang dan memaki-maki serta memfitnah saya dengan keji 
dan menuduh saya sebagai pengkhianat abangnya sendiri. Tapi okelah, itu adalah  
soal “intern PKI”yang tentu Pak Dahana tidak mau ambil pusing dan saya 
mengatakan semua ini hanyalah sebagai keterangan untuk menyanggah teori bapak 
bahwa pandangan politik adalah bersifat hubungan darah . Saya sesungguhnya 
tidak mau berdebat dengan bapak yang seorang sarjana yang kebetulan dunia 
bapak, juga saya geluti meskipun berlainan almamater.

Pak Magnis, meskipun kita sangat menyedari di antara kita punya perbedaan 
pemikiran dan keyakinan, tapi dari berdialog dengan Pak Magnis, telah 
membuktikan pada setiap orang yang mengikuti milis”Diskusi Kita”bahwa kita 
tetap bisa saling menghormati sambil juga secara terus terang mengemukakan 
pendapat dan pikiran masing-masing secara bebas dan tanpa rasa menghina dan 
merendahkan satu sama lain meskipun mempunyai perbedaan-perbedaan. Peringatan 
pak Magnis sangat realis dan memang perlu dipikirkan sematang-matangnya.  
Pemerintahan yang  sekarang meskipun “berbau rakyat”(“populisme”) , tapi dalam 
kenyataan sehari- hari, Pemerintahan  yang sekarangn tidak  mampu dan  juga 
tidak peduli terhadap pelanggaran hak kebebasan rakyat Indonesia dalam 
menyatakan pendapat, berdemokrasi secara benar dan sehat, tidak memberi jaminan 
akan keamanan rakyatnya secara bebas melontarkan kritik apalagi mengekspresikan 
semua pikiran dan keinginan rakyatnya dan hal itu telah dibuktikan dengan 
tindakan tangan besi aparat negara terhadap kegiatan maupun inisiatif-inisiatif 
rakyat yang bahkan hanya bersifat kebudayaan atau pesta-pesta rakyat. Tapi 
terus terang, khususnya tentang diri saya sendiri,saya lebih ambil berat dan 
waspada terhadap kemungkinan agen-agen kaum Oporkaki PKI yang juga menggunakan 
kesempatan melancarkan teror gelap terhadap saya (tapi saya tidak takut pada 
mereka). Kalau toch terjadi. apalah artinya bagi saya yang sudah hampir 
mencapai usia 80 (setiap saat siap berangkat dengan alasan apapun).
Bung Salim, saya sependapat dengan bung Salim. Kesaksian pribadi (apalagi 
kesaksian saya) tidak akan punya banyak arti apalagi akan punya bau menentukan 
dalam mengungkap kebenaraan yang terus-terusan dibenam semakin dalam dan 
semakin dalam oleh pihak yang memusuhi dan menaruh dendam kesumat pada PKI dan 
Komunjsme. Dalam hati saya, kalau toch, saya nanti memenuhi undangan Pak Jaya 
dan kesampaian hingga gedung pertemuan Pusat Diskusi Klirumologi, saya cuma 
akan omong-omong santai, beramah tamah, berkenalan dan bicara ngalor ngidul. 
Saya bukan tokoh politik,  yang saya geluti seumur hidup adalah sastra dan 
menulis karya sastra.Tapi karna sastra tidak akan sempurna tanpa melek politik, 
sayapun berusaha  untuk tidak buta politik dan memperhatikannya secara 
susungguh hati yang mungkin saya curahkan. Saya lebih suka ngomong tentang 
makanan, tempat-tempat penjual makanan yang enak di Jakarta sambil melihat 
perempuan-perempuan Indonesia yangn cantik-cantik yang berlalu lalang dan 
mengguraukannya. Sebagai “mahluk politik”saya tidak berharga. Sia-sia saja 
intel Indonesia mengikuti gerak-gerik saya. Saya punya anekdot sungguhan ketika 
saya masih tinggal di Vietnam:  Salah seorang intel yang kebetulan murid saya 
(polisi rahasia) bilang  pada saya: “Sudahlah Pak, bapak tinggal di rumah saja, 
jangan pergi-pergi bikin  capek kami, bikin bosan mengikuti bapak dari belakang 
yang cuma pergi ke bibliotik, warung makan,jalan jalan ke pasar lihat-lihat 
barang di vitrine dan nggak pernah  beli lalu pulang. Itu saja sepanjang 
tahun.Tapi kami yang harus lelah, laporannya itu-itu saja”.

Dulu ketika Ajip Rosidi masih sering   nginap di rumah saya di Belanda, kami 
sering ngobrol sampai pagi dan kadang-kadang sampai tiga hari berturut-turut. 
Banyak orang tahu Ajip itu anti komunisnya setengah mati, tapi kami 
hampir-hampir tidak pernah berdebat dan dia membantu saya sangtat banyak, 
terutama dalam memberikan buku-buku hingga menerbitkan novel saya. Belakangan 
dia bosan dan meninggallan saya karna dia anggap, sebagai mahluk politik saya 
tidak ada harganya. Ajip betul. Pada saya memang nggak ada apa-apanya selain 
teman ngobrol. Dan Ajip juga tidak berhasil “meng-Islamkan” saya yang memang 
sudah Islam sejak lebih 7 turunan. Misi politik dan agamanya berhasil dengan 
kegagalan. Asahan hanya Asahan saja. Aidit itu saya sangkutkan karna adalah 
nama bapak saya yang sangat saya hormati dan cintai.
Salam untuk semuanya,
ASAHAN AIDIT.

From: 'A. Dahana' via diskusi kita 
Sent: Tuesday, March 01, 2016 3:15 AM
To: diskusi-k...@googlegroups.com 
Subject: Re: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.

Justru karena hubungan darah inilah kita tidak bisa mengharapkan sikap dan 
pandangan obyektif kalau beliau menjadi pembicara. Adn,




On Tuesday, March 1, 2016 8:47 AM, F.Magnis-Suseno <mag...@dnet.net.id> wrote:




Pak Jaya,
Tentu saya akan sangat senang kalau Pak Asahan bisa bertemu dengan kita 
"punakawan kelirumologi". Kita pasti menerima Beliau dengan baik dan tertarik. 
Tetapi yang perlu dipikirkan betul-betul - mungkin kawan-kawan lain punya 
anjuran juga - jangan-jangan Pak Asahan datang, lalu acara kita malah ditutup 
polisi (atas desakan preman berjubah maupun tanpa desakan itu). Seperti baru 
saja terjadi di TIM di mana suatu pertemuan "kiri" saja, jadi bukan "komunis", 
dibubarkan polisi (waktu bupati Purwakarta mau diberi penghargaan di TIM, juga 
baru saja, para preman itu malah diizinkan memeriksa Ktp orang yang ke sana - 
luar biasa negara hukum kita ini).
Franz Magnis-Suseno 


--------------------------------------------------------------------------------
From: diskusi-k...@googlegroups.com [mailto:diskusi-k...@googlegroups.com] On 
Behalf Of Saafroedin Bahar
Sent: 01 March, 2016 4:50 AM
To: Prof. Dr. Salim Said
Subject: Re: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.


Pak Asahan yth , kesaksian pribadi tentu saja perlu, namun tidak cukup. Kajian 
menyeluruh jauh lebih penting. Bagaimanapun, MKTBP menjadi rujukan DN Aidit 
dalam membentuk Biro Khusus, yg merancang keseluruhan Gerakan 30 September . 
Ringkasnya, tanpa MKTBP tidak akan ada Gerakan 30 September dan seluruh akibat 
ikutannya. Salam.
SB.
Pada tanggal 1 Mar 2016 04.37, "A. Alham" <a.alham1...@kpnmail.nl> menulis:

  Saya bukan peneliti, lebih-lebih di bidang politik yang bukan bidang saya, 
namun saya punya perhatian dan bahakan hingga terlibat dalam politik yang 
karenanya  saya adalah juga anggota Partai. Yang saya tulis adalah pengalaman 
saya sendiri, yang saya aketahui dan  dan juga sebagian yang saya saksikan 
sendiri dan saya coba megganalisanya meskipun tidak sebagai seorang peneliti, 
toch mungkin saya masih termasuk pemerhati. Kesaksian saya berdasarkan dekatnya 
saya dengan Ketua PKI D.N.Aidit yang juga kebetulan adalah abang sulung saya 
dan juga kesaksian-keaksian dekat lainya sebagai angota Partai sejak saya 
berusai 18 tahun dan pernah tinggal bersama abang sulung saya di kota Jakarta 
sebaghai pekerja Partai yang karnanya juga saya banyak mengenal 
petinggi-petinggi PKI dan kader-kader Partai lainnya pada berbagai tingkat.
  Soal MKTBK, sejak PKI runtuh, memang banyak dikritik dalam intern PKi sendiri 
, terutama oleh klik Oportunis Kanan-Kiri PKI(kaum Oporkaki PKI). Itu 
menyangkut masaalah teori dan praktek yang akan dijadikan taktik dan strategi 
perjuangan PKI dalam merebut kerkuasaan. Ketika mempelajari pikiran MaoTse Tung 
di Tiongkok dan di Vietnam saya turut mendiskusikan MKTBP selama setahun tanpa 
kesatuan pendapat dalam suasana perdebatan sengit dan berkepanjangan. Tapi satu 
hal: MKTBP tidak  bisa dijadikan bukti bahwa PKI adalah dalang G30S karena 
benang merah MKTBP adalah merebut kekuasaan dengan jalan damai (Parlementer) 
yang menimbulkan pro dan konntra dalam intern PKI.
  Kesimpulan saya: Pihak-pihak lawanPKI sangat sedikit mengetahui kehidupan 
poitik intern PKI, tidak menguasai sejarah PKI dan karnanya tidak akan pernah 
mendapatkann gambaran yang obyektif tentang PKI yang sesungguhnya, yang dari 
sarangnya terdalam. Hampir, semua informasi tentang PKI datang dari mulut 
pengkhianat PKI, karnanaya mereka tidak mendapat gambaran yang mendekati 
klebenaran maksimal tentang PKI (termasuk para peneliti professional dalam dan 
luar negeri).Tapi justru di sini juga  t erletak keunggulanPKI yang tertinggal 
di balik kehancuran dan kegagalannya: ROH PKI TIDAK MUNGTIN LENYAP. Dan 
arogansi dari pihak lawan-lawanPKI, juga turut menyelamatkan roh PKI yang 
bersemayam dalam hati rakyat Indonnesia.Pihak lawan PKI dan kaum anti Komunisme 
selalu merasa mereka lebih menguasai Marxisme dan Komunisme  dari siapapun 
termasuk orangt Komunis atau PKI itu sendiri.Saya khususnya merasa lega hingga 
berterima kasih atas percaya diri dari pihak-pihak lawan PKI dan yang anti 
Komunis.Belajar dari mereka dengan cara mendengar,jauh lebih efektif 
mendapatkan pengetahuan daripada membantah dan merasa diri lebih pintar.
  ASAHAN AIDIT.

  From: Salim Said 
  Sent: Monday, February 29, 2016 8:45 AM
  To: alumnas-oot ; alumnilemhana...@yahoo.com ; Group Diskusi Kita ; 
group-indepen...@googlegroups.com ; Bekto Suprapto ; Sully T. Suharjo ; Anwar 
Nasution,Prof. ; Tito Karnavian ; hamid awaludin ; saleh.djamh...@gmail.com ; 
ganur2...@yahoo.com ; Harry Tjan Silalahi ; Jaya Suprana ; Chan ; Asahan Aidit 
; Amarzan Loebis 
  Subject: Re: Fwd: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.



  2016-02-29 10:00 GMT+07:00 'saaf10...@yahoo.com' saaf10...@yahoo.com 
[alumnas-OOT] <alumnas-...@yahoogroups.com>:

      
    Bung Salim, saya lihat selain tak ada yg baru dlm tulisan pak Alham ini, 
juga pemahaman beliau ttg Doktrin Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan ( 
MKTBP ) dari CC PKI, termasuk ttg posisi Biro Khusus, sangat tidak memadai.
    SB.

    Dikirim dari ASUS saya

    -------- Pesan Awal --------
    Dari:"Salim Said bungsali...@gmail.com [alumnas-OOT]" 
    Terkirim:Mon, 29 Feb 2016 09:44:40 +0700
    Kepada:Group Diskusi Kita ,alumnas-oot 
,alumnilemhana...@yahoo.com,group-indepen...@googlegroups.com,Tito Karnavian ," 
Sully T. Suharjo" ,Martiono Hadianto 
,ganur2...@yahoo.com,saleh.djamh...@gmail.com,Amarzan Loebis ,Din Syamsuddin 
    Subjek:Fwd: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.

      


    Jaya berhasrat mengundang Alham Aidit. 



    ---------- Forwarded message ----------
    From: Jaya Suprana <semarsupr...@gmail.com>
    Date: 2016-02-29 9:06 GMT+07:00
    Subject: Re: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.
    To: Salim Said <bungsali...@gmail.com>
    Cc: Group Diskusi Kita <diskusi-k...@googlegroups.com>, alumnas-oot 
<alumnas-...@yahoogroups.com>, "alumnilemhana...@yahoo.com" 
<alumnilemhana...@yahoo.com>, "group-indepen...@googlegroups.com" 
<group-indepen...@googlegroups.com>, Tito Karnavian <tkarnav...@yahoo.com>, 
tiaraly <tiar...@hotmail.com>, Agus Widjojo <aguswidjoj...@gmail.com>, "Sully 
T. Suharjo" <sully.suha...@time.co.id>, ganur2...@yahoo.com, Harry Tjan 
Silalahi <c...@csis.or.id>, Martiono Hadianto <martiono.hadia...@gmail.com>, 
Bekto Suprapto <supraptobe...@gmail.com>



    Demi memperoleh gambaran lebih jelas mengenai G30S/PKI kami berhasrat 
mengundang Bapak Asahan Alham Aidit untuk berbicara di forum Pusat Studi 
Kelirumologi. Namun demi kami tidak melakukan kekeliruan yang malah memperparah 
masalah , maka saya mohon petunjuk dari para tokoh Group Diskusi yang terhormat 
ini mengenai benar-tidaknya kami berhasrat mengundang Bpk Asahan Alham Aidit. 
Salam terima kasih dan hormat dari jaya suprana

    jaya suprana


    Pada 29 Februari 2016 06.43, Salim Said <bungsali...@gmail.com> menulis:


      Mengundang atau tidak mengundang Alham Aidit. Itulah soalnya.



      ---------- Forwarded message ----------
      From: A. Alham <a.alham1...@kpnmail.nl>
      Date: 2016-02-28 23:00 GMT+07:00
      Subject: Re: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.
      To: Group Diskusi Kita <diskusi-k...@googlegroups.com>, alumnas-oot 
<alumnas-...@yahoogroups.com>, alumnilemhana...@yahoo.com, Tito Karnavian 
<tkarnav...@yahoo.com>, "Sully T. Suharjo" <sully.suha...@time.co.id>, 
ganur2...@yahoo.com, saleh.djamh...@gmail.com, Emil Salim 
<emilsalim2...@gmail.com>, Salahuddin Wahid <salahuddin_wa...@yahoo.com>, 
rumahkitabers...@yahoogroups.com, sastra-pembeba...@yahoogroups.com, 
wahana-n...@yahoogroups.com, inti-...@yahoogroups.cm, 
group-indepen...@googlegroups.com, Jaya Suprana <semarsupr...@gmail.com>, Salim 
Said <bungsali...@gmail.com>



      Terima kasih Pak Jaya Suprana dan juga bung Salim. Wah, kalau saya bisa 
dapat kesempatan yang begitu mulia untuk berbicara di depan Pusat Studi 
Klirumologi, alangkah bahagianya saya. Apa yang pernah saya katakan dan tulis 
baik dalam milis-milis, facebook, twitter hingga novel-novel memoar saya adalah 
dokumen yang saya bikin dari tangan saya sendiri. Jadi bila saya berbohong, 
terdokumentasilah kebohongan saya itu. Tapi untuk dipercayai orang, tentu agak 
sulit diramalkan karnanya saya serahkan saja pada setiap orang untuk menilainya 
secara bebas seperti juga saya menggunakan kebebasan saya dalam mengeluarkan 
pikiran dan juga membuka pikiran. Sekali lagi terima kasih atas undangan yang 
dengan senang  hati saya menyambutnya dan dengan kesediaan yang tulus 
menerimanya
      Salam hormat dari saya.
      ASAHAN ALHAM

      From: Salim Said 
      Sent: Sunday, February 28, 2016 2:26 AM
      To: Group Diskusi Kita ; alumnas-oot ; alumnilemhana...@yahoo.com ; 
group-indepen...@googlegroups.com ; Tito Karnavian ; Sully T. Suharjo ; 
ganur2...@yahoo.com ; saleh.djamh...@gmail.com ; Emil Salim ; Salahuddin Wahid 
      Subject: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.

      Saya kenal pribadi pak Asahan Aidit. Dia menyenangkan diajak bicara. 
Kalau Jaya Suprana  berencana mengundangnya (dan membiayai perjalananya) saya  
hampi yakin  beliau bersedia datang. Sdr. Asahan sekarng pemegang paspor 
Belanda hingga tidak sulit masuk ke Indonesia. 


      BS.




      ---------- Forwarded message ----------
      From: <semarsupr...@gmail.com>
      Date: 2016-02-28 7:46 GMT+07:00
      Subject: Re: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI.
      To: ASAHAN ALHAM <group-indepen...@googlegroups.com>



      Pengakuan Kesaksian pak Asahan Alham sangat penting disimak demi 
menyingkap Misteri G30S / PKI. Pada fakta kehidupan memang selalu bisa terjadi 
fenomena misteri secara acak kacau fraktal kuantumal di mana sesuatu bisa 
terjadi di luar logika apalagi harapan otak manusia yg hebat namun tetap 
memiliki keterbatasan jangkauan tafsir‎. Alangkah Indahnya,  apabila kami dapat 
mengundang pak Asahan Alham berkenan berbicara di forum Pusat Studi 
Kelirumologi sebagai upaya bersama mencari APA yg keliru sehingga tragedi G30S 
/ PKI terjadi di Indonesia nan indah permai ini. MERDEKA! Hormat dari jaya 
suprana
      Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.
            From: ASAHAN ALHAM
            Sent: Sunday, February 28, 2016 05:49
            To: group-indepen...@googlegroups.com
            Reply To: group-indepen...@googlegroups.com
            Subject: Fwd: Fwd: Bls: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri 
G30S/PKI. 





      -------- Doorgestuurd bericht -------- Onderwerp:  Fwd: Bls: 
[alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI. 
            Datum:  Sat, 27 Feb 2016 23:44:13 +0100 
            Van:  ASAHAN ALHAM mailto:a.al...@kpnplanet.nl 
            Aan:  Group Diskusi Kita mailto:diskusi-k...@googlegroups.com 


      Pada pertengahan Agustus 1965 saya bertemu dengan delegasi PKI yang 
singgah di Peking dari kunjungan ke Partai Komunis Uni Soviet di Moskow. Dalam 
pembicaraan saya dengan Ketua PKI D.N.Aidit mengatakan kepada saya bahwa 
beberapa hari sebelumnya saya diberi izin ikut serta untuk melanjutkan 
perjalanan  Delegasi PKI ke Vietnam. Tapi menjelang keberangkatan kami ke 
Vietnam Ketua PKI mendapat telegram dari Jakarta yang mengatakan Ketua PKI 
harus kembali secepatnya ke Jakarta karena bung Karno sakit keras hingga 
rencana perjalanan delegasi PKI ke Vietnan dibatalkan dan KetuanPKI segra 
pulang ke Jakarta. Selama 3 hari saya bersama Ketua PKI kami membicarakan 
situasi politik Indonesia dan sama sekali tidak ada pembicaraan mengenai 
persiapan PKI untuk mengadakan perebutan kekuasaan. Juga salah seorang anggota 
delegasi yang ikut berunding dan bertemu Ketua Mao Tse Tung menceritakan kepapa 
saya situasi pertemuan yang penuh persahabatan, formalitas,protokoler dan sama 
sekali tidak ada perundingan tentang persiapan PKI akan menyiapkan sebuah 
"perebutan kekuasaan".Saya sebagai juga anggota Partai menerima informasi yang 
lengkap mengenai situasi politik Indonesia saat itu termasuk bilapun ada 
penyampaian situasi yang bersifat rahasia. "PKI sebagai dalang G30S" adalah 
sebuah kebohongan besar dan fitnah 100 persen.Tidak ada satupun dari ratusan 
anggota PKI di luar negeri termasuk para pimpinan tertinggi mereka yang sedang 
berada di Peking waktu itu yang tahu akan meletusnya peristiwa G30S. Tidak ada 
satupun dan semua kami heran,heran dan heran, tidak tahu menahu. Sedangkan 
persiapan satu pemberontakan politik adalah hal yang teramat serius,
      tidak bisa dan tidak boleh hanya diketahui dua tiga orang tertinggi dalam 
Partai dan PKI sama sekali tidak punya tradisi segala sesuatunya hanya 
ditentukan oleh seortang Ketua Partai atau beberapa orang terpenting saja. PKI 
telah kena fitnah besar dan korban bohong besar dalam sejarah Indonesia. Dan 
bohong besar maupun fitnah besar tidak akan pernah jadi kebenaran sejarah. Yang 
terjadi sekarang adalah fitnah besar dan bohong besar itu belum terungkap 
jelas, masih dibikin misterius, masih digelapkan dan digelontorkan secara 
besar-besaran dalam kebohongan dan fitnah. Ucapan Sudisman dalam Mahmilub 
adalah ucapan seorang pengkhianat besar Partai dengan cara membikin kebohongan 
dan juga fitnah kepada Partainya sendiri yang itu digunakan sebaik-baiknya oleh 
musuh PKI dan suhartO sebagai bahan fitnah dan kebohongan yang sangat keji dan 
biadab.
      ASAHAN AIDIT.‎



      -------- Doorgestuurd bericht -------- Onderwerp:  Bls: [alumnas-OOT] 
Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI. 
            Datum:  Sat, 27 Feb 2016 09:43:05 -0800 
            Van:  Harjono Kartohadiprodjo mailto:harj...@kartohadiprodjo.or.id 
            Antwoord-naar:  group-indepen...@googlegroups.com 
            Aan:  ASAHAN ALHAM mailto:group-indepen...@googlegroups.com 


      Yth.Rekan2 Group diskusI,Seingat saya Arif Fadilah(Kep.Intel Komdak Jaya 
pd thn 1965) di tembak dalam suatu sergapan di tahun 1965 sebelum G30S, karena 
menemukan dokumen Rencana G30S PKI. Alm. AF menyampaikan hal tsb kepada saya, 
sebelum alm kemudian di jebak di Jl. Surabaya. Yang mengajak Alm adalah 
rekannya Hadeli(?) Kep. Reserse Komdak Jaya saat itu.Saya ingin mendapat 
kebenaran, karena alm adalah rekan serumah saat kami mahasiswa.Salam.Harjono 
      Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel.
            Dari: ASAHAN ALHAM
            Terkirim: Jumat, 26 Februari 2016 03.37
            Ke: A. Dahana; alumnas-...@yahoogroups.com; Group Diskusi Kita; 
alumnilemhana...@yahoo.com; group-indepen...@googlegroups.com; Tito Karnavian; 
Sully T. Suharjo; ganur2...@yahoo.com; Von Magnis Suseno; Bekto Suprapto; 
Asahan Aidit; Chan; Syafiuddin Makka; Agus Widjojo; Christianto Wibisono; Harry 
Tjan Silalahi
            Balas Ke: group-indepen...@googlegroups.com
            Perihal: Re: [alumnas-OOT] Fwd: Menyingkap Misteri G30S/PKI. 




      KINDER ACHTIG VERHALEN

      asahan.


      Op 26-2-2016 om 04:49 schreef A. Dahana:

        Arsip Kementerian Luar Negeri RRT sudah dibuka dan dikupad oleh Dr, 
Zhou Taomo dalam artikelnya 'China and September 30 Novement' (kalau tak salah 
itu judulnya. Dalam salah satu arsip tersebut terungkap 'dalang' G30S adalah 
Aidit. Zhou mengatakan dalam tulisannya bahwa dalam percakapan dengan para 
pemimpin RRT, antara lain Mao Zedong, Aidit dengan tegas mengatakan ia sedang 
merencanakan kudeta. Hanya saja Aidit tidak mengungkapkan kapan ia akan 
melakukan aksi itu. Malahan, menurut Zhou lagi, Cina sangat terkejut ketika 
mendapat tahu tentang m eletusnya G30S yang tadinya terbuka, kemudian ditarik 
lagi oleh pemerintah Cina. Sayang sekali arsip Deplu RRT kemudian ditarik lagi 
dari peredaran oleh pemerintak Cina. Pefrcakapan antara Aidit dengan Mao c.s 
terjadi pada tanggal 5 Agustusd 1965.
        Adn.-



        On Friday, February 26, 2016 6:23 AM, 'Salim Said bungsali...@gmail.com 
[alumnas-OOT]' mailto:alumnas-...@yahoogroups.com wrote:




          

        ---------- Forwarded message ----------
        From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
        Date: 2016-02-25 13:51 GMT+07:00
        Subject: Menyingkap Misteri G30S/PKI.


        Untuk membongkar misteri G30S/PKI,
        mengapa menurut Prof. Dr. Salim Said harus :
        '......... Dalam soal arsip, misalnya, arsip yang berasal atau memakai 
bahasa Cina dan Rusia tentang peristiwa itu belum dibuka. Nah, kita tunggu 
seperti apa isi arsip itu bila nanti sudah bisa dibaca,'' 

        Saya sependapat dengan sdr. Harry Tjan Silalahi yang menyatakan : 
.........PKI memang mendalangi pemberontakan.

        Saya tidak tahu,
        pada tgl. 1 Oktober 1965 sdr. Harry Tjan Silalahi derada dimana.
        Saya adalah teman sekelas dari sdr. Harry Tjan Silalahi,
        di kelas satu SMA Johanes De Britto - Yogyakarta.
        Sedangkan saya pada tgl 1 Oktober 1965,
        sudah menduduki jabatan sebagai Kapolres,
        di salah satu Polres di Sumatera Barat.
        Tanpa ada petunjuk dari atasan,
        pada tgl 1 Oktober 1965,
        saya sebagai anggota Panca Tunggal,
        pada sekitar jam 14.00. telah dapat menarik kesimpulan,
        bahwa gerakan G30S adalah suatu gerakan 'coup de'etat',
        yang dipimpin oleh Letkol Untung.

        Dari dokumen2 otentik yang saya pelajari,
        ternyata di belakang G30S adalah PKI.
        Keterlibatan PKI ini,
        diperkuat oleh hasil pemeriksaan,
        yang dilakukan oleh Mahmillub di seluruh Indonesia,
        maupun di Sumatera Barat.

        Dan kami sebagai anggota Panca Tunggal,
        kompak akan menolak perintah Letkol Untung,
        untuk membentuk Dewan Rvolusi.
        Kalau perlu,
        kami siap menghadapi kembali terulangnya peristiwa PRRI di tahun 1958.

        Pada tahun 1958,
        Kapolda Sumbar KBP Kaharuddin Dt. Rangkayo Basa dan Mayor AD Nurmathias,
        menolak bergabung dengan PRRI yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
        KBP Kaharuddin dan Mayor Nurmathias dan sebagian anggotanya,
        memilih keluar kota dan menunggu kedatangan pasukan dari pusat.

        Kisah mengenai prolog,
        kisah mengenai peristiwa G30S,
        maupun epilog peristiwa G30S,
        dapat kita temukan secara tuntas,
        antara lain dalam buku2 :
        1. Dokumen Terpilih Sekitar G30S/PKI, yang disunting oleh bpk Alex 
Dinuth dari Lemhannas.
        2. Memoar bpk Suharto yang berjudul : Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya.
        3. Memoar bpk AH Nasution yang bejudul : Memenuhi Panggilan Tugas.

        Buku2 tersebut diatas,
        ditulis dalam bahasa Indonesia yang enak dibaca.
        Selanjutnya,
        masih banyak saksi dan pelaku sejarah dalam menghadapi G30S/PKI,
        yang dewasa ini masih hidup yang dapat dimintai penjelasan,
        sehingga tidak perlu menunggu hasil pengamatan dari orang asing.

        Untuk melengkapi wawasan,
        ada baiknya dibaca pidato bung Karno pada tgl. 17 Agustus 1965,
        yang berjudul 'Capailah Bintang-bintang di Langit'.
        Dalam pidato tersebut,
        sudah tersirat adanya ketegangan2 nasional,
        sebagai akibat konfrontasi dengan Malaysia.

        Wassalam,
        Jacky Mardono (82).

        =====================================================
        Rabu, 21 Oktober 2015, 18:15 WIB
        Pengungkapan Kasus G-30-S/PKI Perlu Membuka Arsip Cina dan Rusia
        Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
        REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar ilmu Politik Universitas 
Pertahanan (Unhan) Salim Said mengatakan, masih banyak sumber data mengenai 
berbagai peristiwa di seputaran tragedi G-30-S/PKI yang masih belum bisa 
dibuka. Selama ini, sumber data yang diungkap baru berasal dari arsip yang 
memakai bahasa Inggris atau berasal dari negara-negara barat, seperti Amerika 
Serikat dan Inggris.
        ''Memang, sampai kapan pun saya merasa kepastian mengenai peristiwa 
G-30-S/PKI akan terus menjadi misteri. Banyak hal yang akan tak bisa terungkap. 
Dalam soal arsip, misalnya, arsip yang berasal atau memakai bahasa Cina dan 
Rusia tentang peristiwa itu belum dibuka. Nah, kita tunggu seperti apa isi 
arsip itu bila nanti sudah bisa dibaca,'' kata Salim Said dalam acara 
peluncuran buku yang ditulisnya 'Gestapu 65: PK, Aidit, Sukarno, dan Suharto' 
di Aula Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (21/10).
        Salim mengatakan, agar lebih sempurna pemahaman mengenai soal Gestapu 
65 maka generasi masa kini yang menguasai dua bahasa itu hendaknya memulai 
penelusuran isi arsip tersebut. Alhasil, bila nanti arsip berbahasa Cina dan 
Rusia sudah dibaca oleh 'para anak bangsa' maka misteri yang ada di balik 
peristwa berdarah itu akan banyak terkuak.
        ''Terus terang, peristwa Gestapu 65 adalah sebuah luka yang tak hanya 
bersifat pribadi, tapi sudah menjadi luka bangsa secara keseluruhan. Untuk itu, 
sebagai sebuah bangsa yang besar maka bangsa Indonesia harus bisa menyelesaikan 
masalah ini secara beradab,'' kata Salim.
        Menurut Salim, untuk menuntaskan kasus Gestapu 65 ke depan diyakini 
tidak dapat diselesaikan secara tergesa-gesa. Apalagi, setelah era Orde Baru 
Indonesia tak mungkin lagi punya presiden yang 'kuat'. Kekuatan politik di 
bangsa ini tidak ada lagi ada yang dominan.
        ''Apakah Presiden Joko Widodo bisa menuntaskan soal Gestapu ini? Saya 
kira tidak. Apalagi, beliau bukan presiden yang 'kuat'. Selain itu, pada saat 
yang sama presiden juga punya tugas lain yang sifatnya begitu mendesak,'' tegas 
Salim Said.
        Sesepuh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Reubik Indonesia (PMKRI) Harry 
Tjan Silalahi menyatakan secara khaqul yakin pada 30 September 1965, PKI memang 
mendalangi pemberontakan. Tindakan nekad PKI ini di seputaran hari meletusnya 
peristiwa pembantaian para jenderal itu memang sudah terasa dengan jelas.
        ''Peristiwa itu ada prolognya. Dua hari sebelum meledaknya G-30-S PKI 
itu pemimpin PKI dalam pertemuan dengan Bung Karno di Istana Negara menuding 
Bung Karno sembari meminta agar organisasi Himpunan Mahasa Islam (HMI) 
dibubarkan. Dan, rancangan surat pembubaran ini pun sudah dibawa-bawa oleh 
Subandrio. Namun, Bung Karno tak menyetujuinya,'' katanya. 
        Jadi, lanjut Harry Tjan, sebelum peristiwa Gestapu 65 meletus, para 
kader dan aktivis PKI memang gencar sekali melawan pihak yang tidak setuju 
kepada ideologi komunis. Dan, pertarungan dua kubu itu pun sudah sangat riil.
        ''Maka, boleh saja ada pihak yang mengatakan PKI tidak siap melakukan 
kudeta. Namun, kan kalau membaca pledoinya Sudisman, semua keputusan akhir 
mengenai perlu tidaknya melakukan perebutan kekuasaan sudah diputuskan agar di 
serahkan kepada Ketua Umum PKI, DN Aidit,'' kata Harry Tjan Silalahi. 
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/10/21/nwkhx4385-pengungkapan-kasus-g30spki-perlu-membuka-arsip-cina-dan-rusia







      -- 
      You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
      To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
      To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.
      To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/56D0390F.8010907%40kpnplanet.nl.
      For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.

      -- 
      You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
      To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
      To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.
      To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/20160227174305.5447765.52945.471%40kartohadiprodjo.or.id.
      For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.






      -- 
      You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
      To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
      To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.

      To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/56D227EF.5080803%40kpnplanet.nl.
      For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.


      -- 
      You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"Grup Independen" group.
      To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an 
email to group-independen+unsubscr...@googlegroups.com.
      To post to this group, send email to group-indepen...@googlegroups.com.

      To view this discussion on the web visit 
https://groups.google.com/d/msgid/group-independen/20160228004600.4862030.83526.6448%40gmail.com.
 

      For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.


      -- 
      Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google 
Grup.
      Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, 
kirim email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
      Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

      -- 
      Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google 
Grup.
      Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, 
kirim email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
      Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.




    

  -- 
  Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google 
Grup.
  Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
  Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

  -- 
  Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google 
Grup.
  Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
  Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.




-- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke