Dear Pak,

Well.. wise word come from wise person. BTW Pak Tenly sudah punya anak yg
lulus kuliah?

Saya jadi ingat nasehat salah seorang mantan manager, sebelum dia resign dan
pindah ke perusahaan lain.
Dia bilang, "Kalau 3 tahun lagi gajilo gak sampe x juta, berarti ada yang
salah sama dirilo"
Inti nasehatnya, bisa direnungkan sendiri. Bahwa segala sesuatu itu punya
banyak faktor, dan faktor yang paling bisa kita atur ya diri sendiri.
Faktor2 external itu udah beyond our control.

Kembali ke masalah "anak kuliah yang kalah dengan mangga dua", menurut saya
tetap kembali ke diri anak itu sendiri.
Kenapa kalah sama anak mangga dua? Ya dia sendiri yang bikin dirinya kalah.
Kenapa anak komputer gak bisa bahasa inggris, karena gak diajarkan di
kampus?
Kenapa anak fresh gak punya pengalaman (hands on), karena sibuk kuliah?
Its all his fault.

Kalau toh nanti anak saya waktu melamar kerja kalah sama anak mangga dua
(masih lama, anak saya baru berumur 5 taun :D ) ya sebagai ortu saya sedih,
cuma bukan berarti lalu memanjakan si anak. Semua orang harus berjuang untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Apa "anak mangga dua" itu gak pernah
berkorban?

Improve your strength, or cover your weakness.

Anak mangga dua (mungkin) gak punya biaya untuk memperoleh ijasah resmi.
Kekurangan itu mereka tutupi dengan mencari pengalaman kerja sebanyak
mungkin, ditambah "harga jual" yang tetap ditekan rendah.
Nah skr tinggal gimana anak kuliah mengatur strategi untuk mengalahkan
pesaingnya tsb. Terus terang, kemarin pihak HRD baru menolak seorang anak S1
fresh (lulus Agustus 2007), karena meminta salary 2.5 jt/bulan. Dengan harga
yang sama, masih bisa cari yang berpengalaman. Atau kalau cari fresh grad,
masih banyak yg mau dibayar lebih rendah. Apakah Pak Tenly lalu menganggap
kantor saya kejam? Atau si anak tsb yang sok jual mahal?

Saya tidak yakin, apakah di luar negeri ada standar salary berdasarkan level
pendidikan.
Kalau pun sama2 S1, bukankah IPK 2.0 dan 3.8 itu berbeda? Tapi yang ber-IPK
2.0 punya setfitikasi TOEFL 600 dan CCNA, lalu pilih yang mana? Berapa
gajinya? Dll.
Semua serba ambigu, jadi standar tetap kembali ke pemberi kerja.

Nah karena faktor pemberi kerja itu gak bisa kita atur, ya aturlah diri
sendiri. Kembangkan potensi. Bingung karena terlalu banyak potensi yang
harus dikuasai? Silakan pilih: Improve your strength, or cover your
weakness.



On 10/11/07, tenly sulistyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Memang saya pun menyarankan cari tempat lain , cuma saya terbayang
> sepintas,
> Bagaimana jika anak anda disekolahkan dengan biaya yang mahal untuk kuliah
> komputer bagaimana perasaan anda sebagai orang tua, mungkin pertama kali
> anda akan memberikan support dengan nasihat mungkin belum jodoh tapi anda
> terbayang tidak, bahwa tidak hanya anak anda yang sekolah komputer. Ibarat
> kata kita ngantri karcis ada yang nyerobot di tengah, apakah kita perlu
> cari
> bioskop lain. Kadang kita perlu mengetahui bahwa kita disekolahkan oleh
> orang tua dengan harapan anak kita mempunyai masa depan yang cerah.
>
> Memang tidak ada salahnya belajar tanpa kuliah.Permasalahannya anak yang
> baru fresh graduate harus bersaing dengan mangga dua ya kalo perusahaan
> lihat background pendidikan kalo tidak ya yang fresh graduate kalah terus.
> Jika hal ini terus terjadi, tidak usah kuliah itupun akan terjadi, dan
> akhirnya tidak ada universitas komp, anda bisa terbayang jika tidak ada
> universitas, maka yang terjadi semua hal yang fundamental tentang computer
> arcitechture dan ilmu ilmu fundamental komputer lain akan anda dapatkan
> secara tidak terarah. Semua ilmu rata rata berasal dari institusi
> pendidikan.
>
> Anda benar rejeki tergantung nasib dan usaha. Dan sudah ada yang
> ngatur.
>
> Bagaimana perasaan anda jika anak anda disekolahkan dengan biaya yang
> mahal
> untuk kuliah komputer, ternyata sia sia dengan anak lulusan mangga dua ? (
> senang, sedih )
>
> Dan apakah yang lulusan mangga dua tidak ingin memberi anaknya pendidikan
> yang layak sampai universitas ? ( Ya / tidak )
> dengan berharap anaknya punya status jelas. mendapat gelar secarik kertas,
> memang ironis, tapi itulah yang harus terjadi. Supaya orang tua bangga dan
> mudah dapat kerjaan.
>
> Dan pernahkah anda mendengar orang tua berkata "sekolah yang bener, supaya
> kamu bisa jadi orang pintar jangan bodoh seperti ayah" di situ terlihat
> nilai tulus dari orang tua supaya anaknya tidak seperti dia atau bisa
> lebih
> sukses / lebih baik.
>
> Memang persaingan tidak melihat hal ini, tapi jika anda mempunyai anak
> apakah tidak ingin menyekolahkan anak anda sampai ke bangku universitas,
> setelah anak anda sampai universitas dan baru lulus ( fresh graduate )
> terus
> interview kerja, anda bertanya kepada anak anda kenapa tidak diterima dan
> anda mendengar jawaban mereka terima lulusan mangga dua karena gajinya
> lebih
> murah. Saya tanya kembali bagaimana perasaan anda sebagai orang tua ? (
> Senang atau Sedih )
>
> Dalam hal ini diperlukan adanya aturan main untuk mengatur standar
> outsourcing,
> baik itu segi gaji, segi level, segi lulusan, dll.
> Begitu juga IT.
>
> Ini semua kita kembalikan kepada yang lebih berhak mengadakan aturan
> aturan
> main.
> Supaya jelas gitu loh.
>
> Kalo jelas, ada aturan main kan jadi enak. Jangan aturan pajaknya aja yang
> jelas. Tapi aturan yang lain tidak jelas.
>
> Oke.
>
> On 10/10/07, beganeer beganeer <[EMAIL PROTECTED] <beganeer%40gmail.com>>
> wrote:
> >
> > Dear tenly sulistyo, No offence ya..,
> >
> > Saya berterima kasih pada Pak Ferdy atas pemberitahuannya, mungkin jalan
> > keluarnya yang mudah adalah cari tempat kerja yang lain saja Pak,
> >
> > tenly sulistyo <[EMAIL PROTECTED] 
> > <tsulistyo%40gmail.com><tsulistyo%40gmail.com>> Wrote:
> >
> > > Masalahnya anda outsourcing tidak ada kejelasan yang mengatur standar
> > yang
> > > tepat gaji seorang IT di indonesia dan yang lebih parah lagi kita
> orang
> > IT
> > > yang sudah di Biayai sedemikian mahalnya dan Waktu yang tidak dalam
> > satu,
> > > dua dan tiga bulan, Oleh orang tua kita membanting tulang mencari uang
> > > untuk membiayai kuliah kita dengan berharapan masa depan yang cerah,
> > > ternyata ada yang lebih murah dengan mencari tenaga IT serabutan yang
> > hanya
> > > cukup belajar mancari CD di mangga dua, dimana gaji mereka lebih
> murah.
> > Teman saya pernah mengalami hal tersebut.
> >
> > ### Memang apa salahnya kalau belajar sendiri tanpa kuliah ? Kalau gaji
> > mereka lebih murah, kan juga gak semua perusahaan juga yang mampu bayar
> > mahal ? Kalau kita dibayar murah, kan seharusnya kita yang harus
> > introspeksi, pantes gak sih dibayar mahal ? Kalo gak pantes ya harusnya
> > terus belajar meningkatkan diri seperti mereka yang anda sebut sarjana
> > mangga 2 tersebut. Harusnya kan kita mencontoh kegigihan mereka dalam
> > belajar ? bukannya malah takut sama persaingan, rejeki sudah ada yang
> > mengatur kok Pak ###
> >
> > > Ya memang serba salah, kalo bajakan di tutup orang it belajar mahal,
> > kalo
> > di
> > > buka bajakan persaingan jadi makin ketat orang tanpa kuliah bisa jadi
> > orang
> > > IT.
> > > Ya, wajar saja dengan banyak orang IT yang lulusan univ plus mangga
> dua,
> > IT
> > > di indonesia jadi murah.
> >
> > > Ya itu mungkin salah satu fenomena yang ada di indonesia, dari sekian
> > banyak
> > > fenomena aneh yang ada di indonesia.
> >
> > > Mohon jangan ada yang tersinggung ini fakta berdasar teman saya, yang
> > sudah
> > > di biayai orang tuanya untuk kuliah di Univ bidang komp.
> >
> > > Dan masalahnya banyak perusahaan di indonesia itu menengah dan mereka
> > tidak
> > > mampu membayar yang layak dengan apa yang kita keluarkan semasa
> kuliah.
> >
> > > Mungkin ini masukkan bagi orang tua, jangan masukkan anak kuliah komp,
> > kalo
> > > belajar komp cukup ke mangga dua. Kecuali mo jadi professor. Hehehehe.
> >
> > ### Kalau saya menganggapnya sebagai keistimewaan dan bukan keanehan.
> Kalo
> > rejeki itu ditentukan nasib dan usaha. Justru yang aneh adalah pemikiran
> > yang tidak mau bersaing dan berpikir bahwa kalo sudah sarjana bisa hidup
> > enak, punya uang; lalu kuliah, kaya deh...
> >
> > Di forum sad**hov.com ada remaja dibawah usia muda yang sudah pegang
> > banyak
> > sertifikasi seperti A+, RHCE, MCSE, CISSP, LINUX+, dll. Seharusnya kita
> > yang
> > justru introspeksi terhadap kualitas Sarjana IT kita. Di India lulusan
> IT
> > nya banyak juga tapi juga terserap dan diakui kualitasnya di negara lain
> > sebagai IT. ###
> >
> > Peace
> > ### Peace juga ###
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



-- 
www.itcenter.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia 
Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke