Artikel:  Sudah Layakkah Kita Untuk Mengenakan Dasi ?
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarus...@yahoo.com   dkadarusman
Sun Mar 21, 2010 8:04 am (PDT)


Artikel:  Sudah Layakkah Kita Untuk Mengenakan Dasi ?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Apakah selama beraktivitas di kantor anda mengenakan dasi? Atau, mungkin
kolega anda ada yang berdasi. Secara tidak langsung kita sering
mengkorelasikan dasi dengan posisi dan gaji tinggi. Jadi, jika dikantor ada
orang yang berdasi dan yang tidak berdasi, serta merta kita berpikir bahwa
orang yang mengenakan dasi memiliki hirarki yang lebih tinggi. Itulah
sebabnya, dulu kita ingin sekali mendapatkan pekerjaan yang dekat dengan
dasi. Tetapi, apakah sekarang kita sudah layak untuk mengenakan dasi?

Di tahun 1970-an dasi belum menjadi asesoris yang umum dikenakan oleh orang
Indonesia.  Hanya mereka yang tinggal di perkotaan saja yang memakainya.
Itupun jika mereka termasuk kedalam kalangan kelas atas. Atau orang-orang
yang berpendidikan tinggi. Tapi, dikampung saya yang terpencil ada sebuah
keanehan. Disana ada sebuah lemari pakaian yang menyimpan beraneka dasi,
dalam warna yang beragam. Lemari itu ada di sebuah rumah. Dan rumah itu
adalah milik Kakek saya. Ketika saya masih SD, Nenek mengenalkan saya kepada
dasi. Dan cara saya sekarang mengikat simpul dasi, adalah hasil dari apa
yang diajarkan oleh Nenek.

Bagi saya, dasi bukan hanya menarik sebagai pelengkap pakaian. Karena selain
memperindah penampilan, dia juga memiliki sensasi yang mengesankan. Beda
dengan kalung, dasi itu melingkar dekat sekali dengan leher. Namun, dia sama
sekali tidak membuat kita tercekik. Tidak pula kelonggaran. Dengan kata
lain, ukuran lingkar dasi menyesuaikan dengan ukuran leher pemakainya.
Bukankah ini yang biasa kita sebut sebagai ’different stroke for different
folk’?  Kita memperlakukan orang lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing. Prinsip ini tidak hanya digunakan dalam bidang HR dan
kepemimpinan. Tetapi juga dalam konsep pelayanan kepada pelanggan. Intinya,
jika kita mampu melayani atau memperlakukan orang lain sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing, maka kita bisa memperoleh tempat teristimewa
dihatinya.

Dikantor-kantor bergengsi, dasi sudah menjadi identitas yang nyaris tak
terpisahkan atas hirarki seseorang di perusahaan. Meskipun tidak selalu
benar, namun dasi identik dengan kesuksesan karir seseorang. Jika kita
berangkat ke kantor menggunakan dasi, penampilan kita terkesan lebih
bonafid. Demikian pula halnya ketika berhadapan dengan pelanggan. Memang ada
orang yang memakai dasi, tapi sebenarnya tidak memegang jabatan yang tinggi.
Contoh orang yang seperti itu adalah saya beberapa belas tahun yang lalu.
Saya mengenakan dasi meskipun status pekerjaan saya adalah tenaga penjualan,
alias salesman. Dasi yang saya kenakan sama sekali bukan simbol jabatan saya
yang keren. Melainkan karena perusahaan mendorong kami untuk menampilkan
diri sebaik-baiknya dihadapan para pelanggan.

Faktanya, memang ada hubungan erat antara keunggulan penampilan seseorang
dengan citra dirinya. Sedangkan citra diri yang positif melahirkan
penghargaan kepada diri sendiri yang lebih tinggi. Misalnya, anda lebih
percaya diri untuk memasuki gedung tinggi tempat para elit bisnis berkantor
ketika mengenakan pakaian yang rapi dibandingkan dengan saat mengenakan
seragam kumal. Citra diri yang tinggi juga meningkatkan penerimaan orang
lain terhadap diri kita. Tidak mengherankan jika mereka yang berpenampilan
menarik lebih diterima, dibandingkan yang lusuh tak terawat. Ini berlaku
secara universal. Dan dasi, sedikit banyak memberikan andil untuk membentuk
citra diri itu.

Ketika Presiden Direktur kami dulu menganjurkan para salesman mengggunakan
dasi, sebenarnya beliau menginginkan agar kami mampu meningkatkan citra
diri. Sehingga penghargaan kepada diri sendiri semakin tinggi. Karena,
pekerjaan ‘salesman’ juga sama mulia dan terhormatnya dengan pekerjaan lain.
Jika kita menjalaninya secara professional seperti penampilan kita itu, maka
tentu kita akan mendapatkan hasil yang sepadan.

Sekarang, mari kita perhatikan apa yang dibutuhkan oleh seorang pekerja
seperti kita untuk merajut kesuksesan dalam karir. Jika kita ingin berhasil
dalam karir, sekurang-kurangnya kita mesti memiliki empat aspek penting
berikut ini. Yaitu;


Dedication, atau dedikasi. Tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan
baik tanpa dedikasi tinggi. Sehingga orang-orang yang kurang berdedikasi
saat bekerja tentu tidak akan mampu menjadi karyawan yang layak dibanggakan.
Sebaliknya, mereka yang memiliki dedikasi yang tinggi kepada pekerjaannya
sudah pasti akan bersedia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memastikan
hasil pekerjaan yang terbaik. Karena mereka yang berdedikasi tinggi
menghargai makna pekerjaannya. Sedangkan karyawan yang memberikan hasil
terbaik sangat disukai oleh perusahaan.
Attitude, atau sikap. Adakah sesuatu yang bisa menggantikan sikap? Jika kita
lulusan sekolah luar negeri. Atau berpengalaman belasan tahun. Atau memiliki
posisi yang tinggi. Namun attitude alias sikap kita buruk, apakah kita bisa
menjadi karyawan yang baik? Pasti tidak. Mengapa, karena dengan sikap yang
buruk kita berperilaku buruk. Padahal tak seorangpun menyukai orang-orang
yang sikapnya buruk. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki sikap yang baik
pasti berperilaku baik. Dan kepada orang baik, banyak sekali yang
menyukainya. Jadi tidak mengejutkan jika orang-orang yang memiliki sikap
baik akan berperilaku baik. Lalu memberikan pencapaian yang baik. Hingga
memperoleh imbalan yang juga baik.
Sense of Belonging, atau rasa memiliki. Banyak karyawan yang merasa bahwa
keberadaannya diperusahaan tidak lebih dari sekedar mencari nafkah saja.
Sehingga, fokus utamanya adalah; bagaimana supaya memperoleh penghasilan
setiap bulan. Jika setiap bulan ada jaminan untuk memperoleh pendapatan,
mengapa harus susah-susah memikirkan kepentingan perusahaan? Sedangkan orang
yang memiliki sense of belonging berbeda. Meskipun mereka bukan pemegang
saham, tapi mereka memiliki kesediaan untuk mendahulukan kepentingan
perusahaan daripada tuntutan pribadinya. Sehingga, pada saat perusahaan
sedang bagus, mereka tidak menuntut melebihi haknya. Sebaliknya, ketika
perusahaan berada pada situasi sulit, mereka tidak serta merta
mencampakkannya.
Integrity, atau integritas diri. Ini adalah aspek yang paling dicari. Sebab
orang-orang yang mempunyai integritas selalu bisa dipercaya. Padahal, bisnis
merupakan serangkaian kegiatan yang didasari oleh kepercayaan. Sedangkan
orang-orang yang memiliki integritas diri tidak mungkin mengkhianati
kepercayaan yang diberikan. Dengan integritas diri, mereka menghindari
kecurangan. Mensucikan diri dari perilaku yang menggerogoti kondisi
kesehatan keuangan. Dan menjaga diri dari tindakan apapun yang merugikan
perusahaan. Sebab, orang-orang yang memiliki integritas diri sadar bahwa
seluruh perbuatannya harus dipertanggungjawabkan. Bukan semata-mata kepada
atasan. Melainkan kepada Tuhan.

Mari sekali lagi memperhatikan keempat aspek penting itu. Dedication
disingkat D. Attitude disingkat A. Sense of belonging disingkat S. Dan
Integrity disingkat I. Hey, bukankah jika kita mengurutkan keempat singkatan
itu kita akan memperoleh hasil berikut ini: D-A-S-I. Ya, dasi. Ternyata
memang dengan dasi kita bisa meraih keberhasilan dalam karir. Bukan
semata-mata dasi yang menggantung di leher kita. Melainkan dengan empat
elemen penting yang tertanam didalam diri kita itu.

Mungkin saat ini kita belum berkesempatan menduduki posisi yang mematutkan
kita untuk mengenakan dasi. Tetapi, percayalah bahwa dasi tidak hanya
pelengkap keindahan penampilan fisik belaka. Kerena, ternyata dasi memiliki
makna untuk meningkatkan kualitas diri kita. Melalui dedikasi yang tinggi,
sikap postif, rasa memiliki, dan integritas diri. Jika keempat unsur itu ada
dalam diri kita; maka tidak lagi penting apakah di leher kita melilit dasi
atau tidak. Karena, jiwa kita sudah secara otomatis mengenakannya. Sehingga
dengan atau tanpa dasi yang necis, kita bisa membentuk diri sendiri untuk
memiliki nilai yang lebih tinggi.

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Learning Facilitator  of “Fundamental Leadership Development” Program
http://www.dadangkadarusman.com/

Catatan Kaki:
Kualitas seorang karyawan sama sekali tidak ditentukan oleh apakah dia
mengenakan dasi atau tidak.  Melainkan oleh dedikasi, sikap, dan rasa
memiliki, serta integritas dirinya terhadap pekerjaan.



------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, 
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke