SEKTE DAN MISTIK

Sejarah Gereja Kristen terutama pada abad XIX dipenuhi timbulnya banyak
aliran kultus/sekte yang biasanya bereaksi terhadap kesuaman gereja pada
umumnya, dan mencari kompensasi ajaran tertentu yang diyakini menurut kaca
mata sendiri. Aliran kultus/sekte umumnya berpusatkan ajaran tokoh yang
dikultuskan, bersifat elitis/eksklusif yang menganggap diri sendirilah yang
benar dan yang lain salah, dan berantitesa dengan persekutuan gereja yang
am.

Setidaknya ada lima kecenderungan yang menonjol pada aliran kultus/sekte
abad XIX, yaitu: (1) Menolak Allah Tritunggal (2) Keselamatan Karena
Perbuatan; (3) Eskapisme ke Akhir Zaman; (4) Premordialisme Yudaik; dan (5)
Mistik (monisme). Empat pertama sudah dibahas dalam artikel SaksibagiKristus
yang terdahulu (lihat  <http://www.yabina.org> www.yabina.org). 

(1)       Menolak Allah Tritunggal adalah salah satu kecenderungan yang
terjadi dalam diri kultus/sekte abad XIX. Jehovah Witnesses (JW, Saksi-Saksi
Yehuwa) terpengaruh Arianisme menganggap Yesus ciptaan yang lebih rendah
dari bapa dan roh kudus sekedar tenaga aktif Allah. Penolakan Tritunggal
oleh JW ini juga mempengaruhi kalangan sempalan 7thday Adventist dalam diri
organisasi COG 7thday. COG 7thday yang hanya mengaku Yesus sebagai Allah
tetapi lebih rendah dalam ranking dengan bapa. Ini diteruskan Sacred Name
Movement (SNM / Gerakan Nama Suci) yang menganut Sabelianisme dalam hal Bapa
dan Kristus dan mengikuti JW menganggap roh kudus hanya tenaga aktif/batin
Allah.

(2)       Keselamatan Karena Perbuatan hampir merata ditekankan oleh aliran
kultus/sekte abad XIX. Christian Science menekankan keselamatan pada hasil
pikiran manusia; Mormon menekankan keselamatan karena usaha diri sendiri
dengan kehendak bebasnya; 7thday Adventist, COG 7thday, dan SNM menekankan
pemeliharaan Sabat dan Makan Makanan Halal; sedangkan Jehovah Witnesses
(JW/Saksi-Saksi Yehuwa) menolak penebusan Kristus dan menekankan menjalankan
perintah Jehovah; 

(3)       Kecenderungan Eskapisme ke Akhir Zaman dengan kasat mata terlihat
dari ajaran 7thday Adventist (1843/1844) dan Jehovah Witnesses yang
menekankan ramalan Akhir Zaman dengan menghitung-hitung tahun kedatangan
Tuhan Yesus (1914); 

 (4)      Kecenderungan Premordialisme Yudaik terlihat dari aliran yang
ingin kembali kepada ajaran yudaik seperti Mormon yang menekankan bahwa suku
Israel kuno yang terhilang sebenarnya hijrah ke Amerika dan keturunannya
mewahyukan kitab Mormon, 7thday Adventist dan COG 7thday menekankan Taurat
Yahudi terutama perintah Sabat, JW dan SNM (yang juga memelihara Taurat
Yahudi) menekankan penggunaan nama Ibrani Jehovah atau Yahweh; 

(5)       Kecenderungan Mistik (monisme) dijumpai pada banyak  aliran
kultus/sekte pada abad-19 dimana keberadaan Allah Tritunggal sebagai Tuhan
pencipta langit dan bumi direndahkan dan manusia ditinggikan.

Kecenderungan Mistik/Monisme

Sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang materialistis, pada abad-19
berkembang aliran mistik modern yang menekankan kekuatan batin. Aliran New
Thought dirintis Phineas P. Quimby yang terpengaruh Spiritisme dan tehnik
hipnotis Mesmerisme (animal magnetism) bahwa penyakit itu adalah kelemahan
batin dan penyembuhannya dengan cara hinotis maupun secara batin melalui
pikiran, dari sini berkembang mind cure. Ajaran mind cure diagamakan oleh
pasien dan muridnya bernama Mary Baker Eddy yang membentuk aliran Christian
Science (CS) dan Mary menuliskan ajaran itu kedalam buku 'Science and Health
with key to the Scriptures.' CS tidak mengakui hakekat materi dan
mempercayai realitas segala sesuatu adalah roh termasuk penyakit karena itu
penyakit yang bersifat rohani itu harus disembuhkan melalui pemikiran (mind
cure). Agak berbeda dengan ajaran mistik (monisme) yang berkembang dalam
masyarakat sekuler disekitarnya, CS mengawinkannya dengan ajaran kristen
dengan maksud sama namun dengan memasukkan istilah dan pengertian kristen ke
dalam faham mind curenya, karena itu kemudian disebut sebagai Theomonisme.
Ajaran mind cure yang semula dimaksudkan untuk penyembuhan sakit-penyakit
kemudian pada abad-20 menjiwai pelatihan positive thinking dan kemudian
human potential movement (pengembangan pribadi/pelatihan motivasi) yang
ditujukan untuk realisasi diri dan sukses bisnis. 

Charles Filmore adalah murid Mary Baker Eddy dan setelah mengalami
kesembuhan melalui mind cure menulis buku Modern Thought (1889). Ia tidak
bergabung ke dalam CS melainkan membentuk kelompoknya sendiri dan disetiap
akhir pelajaran yang diberikannya, sebagai disiplin mental ia selalu
mengatakan: "I am the Christ of God. . kesempurnaan saya sekarang dibentuk
dalam pikiran ilahi (divine mind)." Ucapan ini menggambarkan bahwa
kekristenan yang terpengaruh mistik cenderung bergeser dari berpusat Kristus
kepada berpusat diri sendiri, kesempurnaan karena usaha sendiri.

Bila Christian Science menjadikan Allah Tritunggal yang berpribadi menjadi
sekedar roh, maka beberapa aliran kultus/sekte sezamannya melakukan bongkar
pasang kekristenan historis dengan tujuan yang mengarah pada penurunan
pribadi Tuhan menjadi sekedar roh atau tenaga batin saja. Mormon menekankan
tidak ada surga atau neraka dan manusia adalah pusat didalamnya yang
dilahirkan roh Allah sama halnya Yesus. Allah digambarkan sebagai manusia
dan disebut sebagai 'super human' dan manusia tidak memiliki dosa asal
sehingga dengan kehendak bebasnya bebas memilih jalan hidupnya sendiri dan
bila ia berhasil ia menjadi 'ilah' juga seperti Allah. Konsep ini mirip
dengan konsep mistik micro cosmos - macro cosmos, hanya disini keberadaan
kekuatan semesta digambarkan dipenuhi mahluk manusia dengan puncaknya Allah
sebagai super-human, karena itu Mormonisme juga disebut mempercayai
'theomonisme' juga.

New Age Movement (Gerakan Zaman Baru) 

Pengaruh faham theomonisme itu kemudian bangun kembali sejalan dengan masa
posmo (postmodernisme) pada abad XX khususnya setelah tahun 1960-an dalam
bentuk New Age Movement (Gerakan Zaman Baru) yang menekankan pribadi manusia
dengan pikirannya sebagai pusat. Christian Science dengan mind curenya
melahirkan aliran-aliran Positive Thinking dan Human Potential Movement
(Gerakan Pengembangan Diri) yang ditawarkan banyak pelatihan Motivasi dewasa
ini. 

Ajaran Mormon mengenai 'kehendak bebas manusia dan kebebasan memilih jalan
hidupnya sendiri untuk mencapai hasil' kemudian dipopulerkan dalam buku dan
pelatihan 'The 7 Habits' oleh Covey. Stephen Covey adalah penatua gereja
Mormon yang kemudian menyusun pelatihan misi Mormon dengan judul 'Devine
Center' (1987), kemudian karena menarik orang-orang bisnis tahun berikutnya
diolah menjadi 'The 7 Habits of Highly Effective People' (1988) dengan
mengaburkan pesan agamanya tetapi dengan inti ajaran yang sama dan
dipopulerkan ke seluruh dunia.

Pengaruh mistik Christian Science dan Mormon bukan saja menarik orang tidak
beriman di luar gereja dan kalangan bisnis saja, tetapi belakangan ini
banyak masuk ke gereja-gereja (baik yang ekumenis, injili, maupun
pentakosta/karismatik) melalui buku-buku, kotbah, maupun pelatihan motivasi
yang ditujukan untuk mencapai sukses bisnis. Kekristenan historis yang
berpusat Kristus (kristosentris) pelan-pelan tergeser menjadi pemusatan
kepada diri sendiri / manusia (antroposentris). 

(Bersambung ke 'New Age Movement' / Gerakan Zaman Baru)

Salam kasih dari YABINA ministry  <http://www.yabina.org> www.yabina.org.

Kirim email ke