@Iwan Budi Kusnanto Thanks info nya Pak. This is getting better afterall. Ya, memang untuk embedded Pak.
Tapi mungkin saya tidak akan segera pakai ext3 fs karena alasan yang ada di site ini http://linuxgazette.net/102/piszcz.html Ternyata journaling fs lain ada yang performance-nya lebih baik dari ext3. Thanks all. Fahmy On Fri, 2009-07-24 at 10:21 +0700, Iwan Budi Kusnanto wrote: > On 7/24/09, m.fahm...@gmail.com <m.fahm...@gmail.com> wrote: > > @KOkon > > Thanks penjelasannya, saya jadi tambah sedikit ngerti. > > Apakah journaling ext3 ini memang ditujukan untuk tahan terhadap power > > failure? > > DIbanding ext2, fitur tambahan paling utama dari ext3 adalah > journaling. Dengan fitur ini, setiap operasi ke file akan didahului > dulu dengan menulis journal ( catatan) baru kemudian menulisnya ke > disk. Dengan metode ini, kemungkinan filesystem corrupt menjadi lebih > kecil. > > > Atau memang TIDAK ADA filesystem yg 'kebal' thd power failure? > Mungkin perlu diperjelas definisi 'kebal'. > Kalo masalah filesystem yg corrupt, metode journaling adalah salah > satu metode untuk memperkecil kemungkinan corrupt. > > > > > > Saya sudah coba solusi untuk menjalankan ext2 file system check setiap > > kali booting. Masalahnya e2fsck ini sendiri makan waktu 9-10 detik, jadi > > lama booting-nya unacceptable :( > > fsck untuk ext3 akan lebih cepat, karena fsck dilakukan berdasar info > dari journal. Tidak seperti ext2 yang mengecek seluruh inode. > CMIIW. > > > > > FYI, saya menggunakan SBC keluaran MicroSys berbasis PowerPC. > > Karena alasan policy, saya tidak mungkin mengubah spec hardware. > > Btw, ini di lingkungan embedded ya ? sudah mempertimbangkan JFFS2 ? > > > > > Rgds, > > > > Fahmy > > > -- > Iwan Budi Kusnanto > -- Berhenti langganan: linux-programming-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info: http://linux.or.id/milis