Wa'alaykumsalam warahmatulLaah wabarakaatuh,

 

Saya mengerti pernyataan antum, jazakalLaah atas komentarnya, sungguh Allah
Tabaraka wa Ta'ala memberikan cahaya terang kepada kita atas berjalannya
majlis diskusi ini, Allahu musta'aanu.

Jika kembali ke perkara dasar, kata salafi itu sendiri adalah bahasa Arab
yang artinya pendahulu atau bahasa kerennya nenek moyang. Sayangnya kalimat
ini justeru baru kita fahami akhir-akhir ini diantara kita yang awwam
terhadap bahasa Arab, sehingga dengannya menjadi aneh dan mengernyitkan
dahi, ya akhiy, andai saja kita lahir di Negara, dikeluarga dan lingkungan
yang berbahasa Arab, tentu kata "salafiy" ini takkan pernah menjadi bahasan
seperti ini karena anak-anak pun tahu kalo salafy itu artinya ya seperti
itu, seperti antum kemukakan tentang Syaikh Nashhiruddin al Albani
-rahimahullaah- tentang kata salafiy nya, maka jangan gerah karena beliau
memang berbahasa Arab, karena memang kita ini sedang berbicara tentang
tatanan ke Islam-an maka bahasa Arab adalah bahasa paling mulia, sebagaimana
syariatnya membaca shalat dalam bahasa Arab.

Kita tentu mafhum tentang kemuliaan bahasa Arab sebagaimana di nukil dalam
hadits:

RasululLaah sallallahu 'alayhi wa sallam bersabda: "Cintailah bahasa Arab
karena tiga perkara, yaitu bahwa saya adalah orang Arab, bahwa Al Qur'an
adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni Surga di dalam Surga adalah bahasa
Arab."(Hadits Riwayat At-Thabrani)
 
Kemudian juga termaqtub dalam alQuran:

"Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya."(Surah Yusuf : 2)

 
Dan jikapun kalimat "salafiy" ini menjadi gerah, itu tidak lain karena
keasingan penggunaannya, sebagaimana jika kita berkata "mustahil", maka jika
kita baru mendengar akan gerah, karena kita sendiri punya bahasa tersendiri,
mustahil artinya "tidak mungkin", kenapa kita tidak independent aja untuk
mengatakan "tidak mungkin" !!, kembali lagi, ini adalah kasus kebiasaan, dan
jika sudah mengenal baik dalam lidah kita, kita sendiri takkan begitu
mempersoalkan bukan?
Dan jika antum lebih cocok untuk mengatakan bahwa, tak ada bedanya dengan
pelafalan kalimat ahlusSunnah wal jama'ah, ya silakan saja. Kembali kepada
penisbatan "khusus" kepada kalimat "salafy", tidak lain bahwa semua golongan
mengatakan bahwa mereka adalah ahlusSunnah, kenapa jika menisbatkan diri
dengan julukan ahlusSunnah tapi koq ajarannya lain-lain? Saling membenarkan
diri sendiri atas anggapan ijtihad yang mereka temukan dari "para orang
salaf" yang mereka ikuti? Kemudian apakah salah jika kita menisbatkan dengan
kata ('yang baru terdengar di telinga orang Indonesia') salafiy?
 

Al-Uzaa'iy Rahimahullah berkata : Sabarkan (tetapkan) dirimu diatas Sunnah,
berhentilah dimana kaum (para sahabat) berhenti, katakanlah apa yang mereka
katakan dan diamlah terhadap yang telah mereka diamkan serta berjalanlah di
jalan As-Salaf Ash-Shalih, karena mereka mencukupkan kamu apa yang telah
mencukupkan mereka. 

 

Abdullaah bin Mas'ud rahimahulLaah berkata : 
Barangsiapa yang mencontoh maka contohlah sahabat-sahabat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam karena mereka adalah orang-orang dari umat ini
yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling tidak macam-macam,
paling baik contoh teladannya dan paling bagus keadaannya, mereka adalah
suatu kaum yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menemani
NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam dan untuk menegakkan agamaNya, maka
akuilah keutamaan mereka dan ikutilah jejak langkah mereka karena mereka
telah berada diatas petunjuk yang lurus.

 

Dan lain-lainnya...

 

Lalu antum dapat mencari biografi mereka -rahimahumulLaahu Ta'ala-, pada
masa apakah mereka hidup? Lalu kenapa yah kita malah baru mendengarnya?
Wallahil adzhim ya akhiy, benar, kita baru mendengarnya, saya dan (mungkin,
afwan) antum juga !!! Hanya karena keyakinan akan kebenaran lah pada
akhirnya hati kita akan terbuka, kita akan ber-sami'naa wa atha'naa atas
berita yang menggembirakan ini.

Jadi pada dasarnya, tidak ada perintah (seperti yang antum kemukakan) untuk
mengakui diri ini "genk" salafy, karena kalimat salafy bukan untuk dijadikan
tameng sebuah identitas, karena jiwa (hati) inilah sebetulnya yang
menisbatkan diri sebagai salafiyyin dan bukan mulut, kalo kalimat "salafiy"
hanya dijadikan sebuah identitas, saya rasa para pelaku maksiyyah pun bisa
mengatakannya, kaum fasiqien pun akan pandai mengucapkannya, bahkan orang
nasrani pun bisa mengatakannya dari salaf Kristus atau apapun (semoga Allah
mengampuni perkataan saya ini).

 

Lihat yang antum katakan, tentang salafiy jihadi, Syaikh Muqbil dan lain
sebagainya, bukankah sudah jelas, siapa pelopor para pengikutnya (andai ada,
saya sendiri belum sampai ke pemahaman seperti yang antum kemukakan itu,
wallahu a'lam).

Dan jika sampai saat ini antum masih belum puas dengan kalimat "salafiy"
nya, maka silakan saja antum mengambil hujjah dari yang lainnya, asalkan
kita sama-sama berjalan diatas sunnah yang qath'I, sepertinya tak ada
paksaan untuk tidak menggunakan kalimat itu asalkan kita benar2 konsisten
dengan iman kita, yaitu berjalan diatas sunnah dan berhenti atas bid'ah.

Satu hal lagi, akan lebih ahsan jika kita lebih bijak dalam mensikapi suatu
keadaan, mereka menisbatkan diri dengan nama salafiyyin, samasekali tak ada
pertentangan dalam menjalankan syariat, andai terlihat geram dan tegas, itu
semata2 jiwa masing2 dalam usahanya menegakkan sunnah, apakah hak kita dalam
membantah suatu kebenaran.

Muslim, mu'min, muttaqien, salafusShalihien, semuanya sama saja ya akhiy.. J


 

WalLaahu Ta'ala a'lamu.

Barakallaahu fiek, wa barakalLaahu fiekum ajma'ien.

 

Wassalamu'alaykum warahmatulLaah wabarakaatuh,

~hamba yang sedang mencari kebenaran~

Hirup mungguh pinuh ku dodoja

 

From: Haryanto (PSDM) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 25, 2007 4:54 AM
Cc: Simkuring
Subject: Pilih Salafy atau Muslim/Mukmin/Muttaqin?

 

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Saya tidak membelain mas Bambang

 

Tapi saya ingin meletakkan hal ini secara objektif, agar kita tidak fanatik
dan taqlid kepada siapun juga.

 

1.  Kalau kita semuanya mau jujur bahwa perintah menjadi SALAFY itu tidak
ada yang jelas, semuanya hanya berupa indikasi dan penafsiran yang sifatnya
ijtihadiyah. (atau maaf seperti dipaksakan).

 

Contohnya At Taubah. Ayat 100, itu bukan perintah untuk menjadi SALAFY tapi
perintah untuk mengikuti Rasulullah dan Sahabat (muhajirin dan anshor),
Kalau hal itu perintah menjadi SALAFY tentunya ayatnya akan dinyatakan
secara tegas dan jelas semisal

" Isyhaduu biannaa muslimuun" (Saksikanlah kami adalah muslim). 

Tapi kita kan nggak pernah menemukan perintah "SAKSIKANLAH BAHWA KAMI
SALAFY"

Atau perintah "ITTAQULLAHA HAQQA TUQAATIHI" Bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar2 taqwa)

Adakah perintah yang setegas itu untuk untuk bermanhaj SALAFY, misalnya
berbunyi "BERTAKWALAH KEPADA ALLAH dan BERMANHAJ SALAFLAH KALIAN"

 

Lalu dilanjutkan WA LAA TAMUUTUNNA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN (perintah ini
kan sangat tegas jelas tidak perlu penafsiran lagi yaitu bahwa Allah
menyuruh kita menjadi MUSLIM)

 

belum lagi banyak sekali akhir ayat yang secara tegas menyatakan WA NAHNU
LAHU MUSLIMUN (Dan kami adalah orang-orang Islam).

 

Adakah dalam Alqur'an yang menyatakan WA NAHNU LAHU SALAFIYUUN....? Atau
dalam HADITS.

Inilah yang saya maksud sebaiknya kita kembali kepada perintah yang JELAS
dan TEGAS.

 

 

2. Kemudian surat Ali Imran ayat 110, ini adalah perintah untuk beramar
ma'ruf nahi munkar dan beriman kepada Allah SWT. Bukan perintah untuk
bermanhaj SALAF.

 

3. Berkaitan dengan hadits2 yang mengindisikan SALAF, contohnya "Sebaik2
manusia adalah kurunku, kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka..."

Hadits ini khabar atau perintah. Kalau kabar maka hadits ini adalah pujian
kepada generasi terbaik. Hadits ini jelas2 berupa kabar. Sebab jika kita
kaitkan dengan ayat lainnya maka yang paling mulia adalah yang paling taqwa
(INNA AKRAMAKUM 'INDALLAHI ATQAAKUM). Mereka tidak dibatasi ZAMAN dan WAKTU.

 

Contohnya IMAM MAHDI meskipun lahir di akhir zaman. Beliau adalah orang yang
sangat bertaqwa.

 

Kalau setiap khabar dijadikan dalil untuk membuat sebuah MANHAJ. Maka kita
akan temukan banyak sekali MANHAJ. (Ini tidak masalah, selama hal ini tidak
dipaksakan kepada orang lain). Atau dijadikan tanda/simbol merekalah
satu2nya kelompok yang selamat/yang ditolong (FIRQATUN NAJIYAH/THAIFAH
MANSHURAH). 

 

Contohnya dalam Alqur'an banyak sekali kita temukan khabar tentang para Nabi
dan Rasul. Lalu kemudian kita buat namanya MANHAJ RUSULI (Pengikut 25 Nabi
dan Rasul).

 

Dalam Alqur'an dan hadits banyak kita temukan pujian terhadap SAHABAT, lalu
kita buat MANHAJ ASHABI

Atau banyak juga pujian terhadap JIBRIL lalu kita bentuk MANHAJ JIBRILI dst.

 

 

4. Kemudian pernyataan Syaikh ALbani Rahimahullah, kenapa kita butuh simbol
ini, alasannya karena banyaknya aliran sesat pada zaman ini? (Silahkan baca
buku Biografi Syaikh ALbani)

 

Pertanyaannya adalah apakah pada zaman FITNATUL KUBRA (Ali RA VS Muawiyah
RA) tidak banyak aliran sesat?

Lalu masa2 setelahnya apakah juga tidak banyak aliran sesat?

 

Lalu kenapa para IMAM dan SALAFUS SHALIH pada saat itu tidak memproklamirkan
MANHAJ SALAFY

Justru yang disepakati adalah AHLU SUNNAH WAL JAMA"AH (ini menjadi sumber
hukum karena IJMA"/kesepakatan). Karena kesepakatan adalah sumber hukum
Islam.

 

Sedangkan MANHAJ SALAF belum pernah menjadi IJMA"

 

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, BAGAIMANA JIKA KEMUDIAN ORANG-ORANG
MENGAKU ber-MANHAJ SALAF itu kemudian rusak lagi dan berpecah belah,
terbukti saat ini SALAFY telah terbelah menjadi berbagai kelompok ADA SALAFY
JIHADI, SALAFY ILMI, SALAFY HARAKI, SALAFY YAMANI

Ada SALAFY-nya SYAIKH ABDUR RAHMAN ABDUl KHALIQ, SALAFY-NYA LUQMAN BAABDUH,
SALAFYNYA USAMAH, SALAFY SYAIKH SAFAR, SALAFYNYA SYAIKH ALBANI, SALAFYnya
SYAIKH AL QARNI, SALAFYnya SYAIKh MUQBIL, SALAFYNYA SYAIKH RABI'
Rahimahumullah dll.

 

Apakah kemudian kita membuat SIMBOL Baru lagi?

Misalnya QADIMI 

 

Sekali lagi mari kita kembali kepada penisbatan yang dicintai Allah dan
Rasul-Nya yaitu menjadi MUSLIM/MUKMIN/MUTTAQIIN

 

Mohon maaf, bila ada kata2 yang kurang berkenan. 

 

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=9814239/grpspId=1705076179/msgId
=14723/stime=1177462031/nc1=3848523/nc2=3848570/nc3=3848578> 
 



__________ NOD32 2216 (20070424) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke