Assalamu alaikum,

Misi JIL memang berbahaya.....

Kalo melihat kamus "Longman American Dictionary, Pearson Education Limited 
2000,

Bisa kita lihat arti kata "LIBERATE", yaitu:

1. To free someone from feelings or conditions that make their life unhapy 
or dificult.
2. To free prisoners, a city, a country, etc from someone control

Saya yakin dengan pengertian di atas, bahwa yang dimaksud JIL adalah 
'membebaskan' manusia dari Islam, artinya mereka suruh memeluk agama selain 
agama paling sempurna (Islam). Karena tidak ada agama lain yang lebih 
sempurna dari Islam, otomatis manusia akan menjadi atheis..
Kalau tidak salah, menjadikan manusia menjadi atheis adalah salah satu 
agenda Iblis.

Fakta:
1. Kordinator JIL ini kan sering bermukim di USA, mungkin dia pake definisi 
dari kamus ini.


wallahu a'lam

wassalam,

Wirawan
-----Original Message-----
From: suhana hana <[EMAIL PROTECTED]>
To: media-dakwah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 30 Apr 2007 20:03:45 -0700 (PDT)
Subject: [media-dakwah] AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA 
KETERBATASANNYA

AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA



MEMPOSISIKAN AKAL PADA TEMPATNYA
Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal 
fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya 
hanya merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan 
kelompok saja. Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada 
wilayah dimana akal tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. 
Karena wilayah akidah merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus 
tunduk pada kepentingan dan kebenaran wahyu.

Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dan 
keburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa 
memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui 
berdasarkan petunjuk wahyu (Al-qur’an dan Hadist). Sedangkan akal fikir 
hanya bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan 
mengkoreksi ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak.

“telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk)” (Al-Balad : 
10)

KEHARUSAN MEMPOSISIKAN WAHYU DI DEPAN AKAL
Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg 
diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, 
namun suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir dan 
akal dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-qur’an dan Hadist) dan lazimnya 
akal tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun 
kesalahan. Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus 
ditempatkan pada tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan 
ditimbulkan dari hasil keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan 
tidak mau ditundukkan, namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, 
maka sejatinya akan menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara 
psychologis. Sebab akal tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat 
dari hasil kerja akal yg ingin memposisikannya berada di depan wahyu, 
apalagi akal berusaha untuk mempertentangkan kebenaran wahyu, maka 
kemungkinan timbul pertentangan
terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak 
lain akan selalu terjadi.

Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan 
akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat 
menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, 
namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun 
tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi 
akal harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan 
diputuskan pada hasil kerja akal. 

KETERBATASAN AKAL DAN KELUASAN WAHYU
Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, 
yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak 
bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan 
dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada 
kebenaran wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg 
harusnya diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan 
qodhar Allah akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu 
menghilangkan segala kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal 
(gila). Karena pada fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi 
terdepan dan meninggalkan wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam 
memutuskan tidak sebanding dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan.

Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa 
tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh 
memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu 
itu.?! Dan biasanya aku senyum2 sendiri aja dan mulai mencari2 maksud 
pembicaraannya tsb.
Dan aku juga teringat omongan salah seorang yg berpikiran liberal waktu itu, 
bahwa otak tidak bisa disamakan dengan komputer yg memiliki kapsitas 
terbatas, dan dia menyakini kalau kapasitas otak itu tidak berbatas. 

Untuk pendapat salah seorang yg berpikiran liberal tersebut bisa langsung 
aku bantah, tentang kemampuan otak yg tidak berbatas, andai itu benar 
terjadi mustahil banyak orang gila (hilang akal) yg ada saat ini, dan itu 
satu bukti bahwa otak mempunyai kapasitas dalam menampung dan mengolah data 
dan menjadi satu keluaran yg baik or rancu, semua itu tergantung banyaknya 
data yg sudah terekam dalam memori otak.


Akal mempunyai keterbatasan dan kapasitas dalam menampung dan mengolah data 
yg tersimpan dalam memori otak manusia, dan pada saat banyak data yg 
tersimpan dalam memori otak kita, sementara kita tidak sanggup lagi untuk 
menampungnya maka resiko hang dan error sudah pasti terjadi. Banyaknya data 
yg terekam dalam otak kita dan mencampurkan antara data yg benar dan salah 
ditampung menjadi satu dalam otak tanpa memiliki anti virus yg berupa wahyu 
dan dijadikan filternya, maka akal akan bekerja secara liar sesuai banyaknya 
data yg tersimpan dalam memori otak yg sudah bercampur, maka resiko 
mengeluarkan data rancu dan salah akan terjadi.

Faktor2 yang mempengaruhi hasil kerja akal dalam memori otak manusia adalah 
:

kapasitas otak yg tersedia dalam menampung data
kemampuan akal dalam menerima data dan mengolahnya
adanya anti virus berupa wahyu yg mampu mendeteksi benar tidaknya suatu data

Pada saat manusia hanya mampu menampung data dalam memory otaknya sebesar 
1GB, namun data yg dimasukkan ke dalam otak sebesar 2GB dan berupa data 
campuran, maka resiko lambat dan hang akan terjadi. Dan resiko kesalahan 
akal dalam mengolah data dan mengeluarkan nya sebagai output, akan mungkin 
terjadi. Terlebih lagi apabila kapasitas otak yg berbatas itu tidak di 
imbangi dengan filter berupa wahyu yg dijadikan sebagai anti virus untuk 
mendeteksi data yg salah, maka kemungkinan salah dan rancu akan terjadi.

Dan hal ini sudah banyak terjadi pada orang2 yg mengusung kebebasan dalam 
berfikir, banyak sekali hal2 rancu yg dikeluarkan sebagai output berdasarkan 
hasil kerja otak dan akal yg mencampurkan semua data yg baik dan buruk yg 
bersifat relative dengan data benar dan salah yg bersifat mutlak, hingga 
data yg dikeluarkan berdasarkan kerja akal yg sudah mencampurkan semua 
antara yg haq dan yg batil, tanpa landasan wahyu yg benar, maka informasi yg 
dikeluarkannya hanya berupa kerancuan2 dan kebingungan2 bagi orang2 awam 
maupun orang2 yg dianggap intelek.

Hmm..aku tertarik dengan komentar yg mengatakan KENALILAH KEBENARAN, MAKA 
ENGKAU AKAN MEMAHAMI KEBENARAN ITU. Yup!! Benar..bagaimana mungkin kita akan 
mengetahui kebenaran, bila kita tidak pernah mengenali akan kebenaran??? 
Karena keterbatasan kita dalam mencari kebenaran, cara kita yg salah dalam 
memahami kebenaran dan kemampuan kita untuk tidak mau menundukkan akal dalam 
menerima kebenaran wahyu, maka kemungkinan untuk mengenali kebenaran bahkan 
memahminya akan sulit terjadi. Wallahu a'lam bisowab 


Minggu, 29 April 2007
By
hana


---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]


 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke