lha mendukung pengungkapan kasus ini secara tuntas sesuai hukum tapi malah 
sudah memvonis kalo formalin dan data jumlah korban yg disampaikan Inu adalah 
fitnah, logikanya dimana to mas ?


----- Original Message ----
From: charles hutagalung <[EMAIL PROTECTED]>
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 11, 2007 10:59:17 AM
Subject: Re: [mediacare] Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka

Terkait dengan kasus kematian Praja Cliff Muntu, sebaiknya kita juga melihat 
sisi positif pembinaan praja senior kepada juniornya. Hal itu untuk memang 
diperlukan untuk penegakan disiplin dan belajar menghormati senior, selama masa 
kuliah hingga terbawa pada saat bekerja sebagai pamong di masyarakat, dengan 
demikian siswa diajari untuk tidak belagu dan menjadi slonong boy, tetapi 
pelaku teamwork yang baik.
 
Peristiwa yang terjadi di IPDN sebenarnya juga terjadi di kampus-kampus lain, 
hanya tidak terdeteksi oleh media, atau yang menutup-nutupinya lebih canggih. 
IPDN menjadi sorotan publik karena IPDN merupakan badan pendidikan milik 
pemerintah yang pasti akan cepat menjadi sorotan publik.
 
Bahwasanya IPDN adalah lembaga pendidikan yang baik juga tidak boleh kita 
pungkiri, tempat untuk melahirkan pribadi-pribadi berkualitas untuk menjaga 
negeri ini dari kehancuran moral dan spiritual.
 
Mana pernah kita tahu bahwa saat ini terjadi dekadensi moral di kampus-kampus 
umum yang sebagai contoh kecil saja ada pelajar/mahasiswa suatu universitas 
berhubungan suami istri lalu direkam dalam ponsel/minidv dsb. Dari sini kita 
bisa melihat suatu hubungan antar mahasiswa yang terlalu kebablasan akan 
menjadi borok di masa yang akan datang dimana mereka akan terlibat di 
masyarakat.
 
Contoh lain adalah di negara ini juga banyak terlahir sarjana-sarjana berbagai 
bidang studi, namun kebobrokan dan bencana negara ini malah semakin parah; 
KORUPSI dan KOLUSI semakin menjadi-jadi terutama mereka yang duduk di parlemen 
(belakangan mereka mengusulkan pembekuan dana utk IPDN yang jangan2 malah 
dialokasikan bagi mereka sendiri, Fuck!), bencana yang diakibatkan oleh para 
insinyur itu sendiri (i.e Lumpur Lapindo) dan sampai saat ini tidak mampu 
diatasi. Belakangan lagi, negara ini memiliki sarjana pertanian lulusan Bogor 
yang tidak mampu memberi makan kepada rakyatnya, tapi malah mengandalkan impor 
beras dr negara tetangga. Lebih parah lagi, kampus-kampus yang berbasis agama 
tertentu, malah melahirkan pribadi-pribadi yang fundamental dan berpemikiran 
sempit, sebagai contoh FPI, Anshor, HMI dan lain-lain yang lebih mengedepankan 
kekerasan dan pengeroyokan (Inilah ironi itu...!) Agama mengajarkan cinta 
kasih, tapi malah dinterpretasi lain dengan mengandalkan otot.
 
Tuduhan kasus kematian Cliff Muntu yang juga dikaitkan dengan penyuntikan 
formalin untuk menutupi lebam-lebam pada jenasah Cliff adalah fitnah belaka, 
karena belum ada hasil penyelidikan yang mengarah ke sana. Barangkali saja 
tidak ada formalin di kampus IPDN, tetapi penyuntikan tersebut dilakukan pada 
saat Jenasahnya sudah berada di rumah sakit agar tidak membusuk.
 
Disamping itu, sebagaimana telah diutarakan oleh Rektor IPDN dan Sekjen 
Depdagri, Progo Nurjaman, bahwa hanya ada 3 praja yang tewas karena 
penganiayaan selama masa pendidikan, angka yang lain hanya dikarang oleh Inu 
Kencana hanya berbekal foto dan gambar tayang selintas saja.
 
Jadi saya mendukung penyelidikan yang tuntas dan obyektif bagi semua pihak, 
namun demikian saya tidak mendukung IPDN dibubarkan

Sunny <[EMAIL PROTECTED] se> wrote:
HARIAN KOMENTAR
11 April 2007 
 
Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka  


Keluarga Ahmad Arifandi Harahap, praja IPDN asal Medan yang dipecat bersama 6 
rekannya dalam kasus kematian Cliff Muntu meminta ‘suaka’ dengan mendatangi 
Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi Sumatera Utara (Sumut), Muhyan Tambuse. Me-
reka meminta bantuan hukum terhadap kasus anaknya.

“Mereka sudah datang beberapa hari lalu, menemui Pak Sekda Muhyan Tambuse. 
Inti-nya meminta bantuan dalam persoalan hukum yang kini dialami Ahmad Arifandi 
Harahap,” ujar Kepala Badan Infomasi dan Komunikasi Sumut, Eddy Syofian seperti 
dilansir detik.com, Selasa (10/04). 

Eddy menjelaskan, sikap Pemprop Sumut sangat jelas. Meminta agar persoalan ini 
diselidiki dengan seksama. Dan jika memang tidak terbukti, maka hak-hak yang 
ber-sangkutan selaku praja IPDN harus dikembalikan seperti semula. “Dalam kasus 
kematian Praja Wahyu Hidayat, empat tahun lalu, ada juga praja asal Sumatera 
Utara yang dinyatakan terlibat. Ternyata belakangan tidak terbukti. Dia bisa 
melanjutkan pendidikan kembali dan sudah tamat,” kata Eddy.
 
Disebutkan Eddy, saat ini ada 77 praja tingkat satu asal Sumatera Utara yang 
ada di IPDN Jatinangor. Setiap ta-hunnya, setiap praja itu di-biayai Rp 7,5 
juta oleh kabu-paten atau kota yang merupa-kan daerah asal praja yang 
bersangkutan. Sebelumnya, kepada wartawan, Brigadir Polisi Satu Parel Harahap, 
orang tua Ahmad Arifandi Harahap menyatakan, pihaknya kini sedang berkordinasi 
dengan kuasa hukum guna mengusahakan penangguhan penahanan Arifandi yang kini 
ditahan Polres Sumedang, Jawa Barat. Parel yakin bahwa anaknya tidak mungkin 
terlibat dalam penganiayaan terhadap Cliff Muntu, sebab selama ini Arifandi 
yang biasa dipanggil Arif, tergolong anak yang baik dan alim.(dtc) 




No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.


TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.



       
____________________________________________________________________________________
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.
http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121

Kirim email ke