Pembelaan si Lae Kita ini terhadap IPDN 100% ngawur, mana ada sisi 
positifnya pembinaan senior sama junior dengan tendang pukul seperti 
itu, bahkan jika yang dipakai logika jaman batu sekalipun, jangankan 
manusia, kerbau sekalipun tidak layak dibina dengan cara seperti itu.

IPDN lembaga pendidikan yang baik, iya kalau dinilai dari cara pikir 
dan cara pandang di masa berdirinya dulu, dimana masa itu n egara 
ini masih sepenuhnya di bawah hegemoni militer, di masa itu seluruh 
rakyat negara ini dicekoki dengan 'kepercayaan' bahwa militerlah 
yang paling hebat, militerlah yang paling unggul, yang bisa 
menyelesaikan segala masalah di negara ini hanyalah militer, 
anggapan  ini dipercayai bulat bulat baik oleh warga sipil, palagi 
warga militer.

Jadi birokrat sipil yang rendah diri ini, karena nggak bisa jadi 
militer beneran jadilah bikin sekolah yang militer 'wanna be', 
hasilnya ya itu seklompok manusia yang sok militer tapi bukan 
militer....apa bagusnya produk begini, darimana asalny produk 
beginian bisa melahirkan pribadi-pribadi berkualitas untuk menjaga 
negeri ini dari kehancuran moral dan spiritual?.

Kalau terjadi dekadensi moral di kampus-kampus umum , ada 
pelajar/mahasiswa suatu universitas berhubungan suami istri lalu 
direkam dalam ponsel/minidv dsb...itu sih urusan mereka sendiri, 
nggak ada kebijakan universitas yang menyebabkan itu terjadi, itu 
terjadi akibat hubungan bermasyarakat, dan duit mereka kuliah juga 
duit mereka sendiri, bukan dibayar negara jadi tanggung jawab juga 
ditanggung seniri oleh para mahasiswa itu.

Beda dengan IPDN...kebijakan kampus ini yang mengumpulkan praja laki-
laki dan perempuan dalam satu kompleks dan tidak memperbolehkan 
mereka keluar dari kompleks, mereka bergaul sesamanya saja dan ber 
seks ria sesamanya,ini akibat kebijakan kampus...jadi kampusnya 
salah, dan satu lagi...PRAJA IPDN itu dibayar oleh negara. jadi 
wajar orang-orang protes...karena mereka nggak dibayar untuk 
melakukan sex bebas.

di negara ini juga banyak terlahir sarjana-sarjana berbagai bidang 
studi, namun kebobrokan dan bencana negara ini malah semakin parah; 
KORUPSI dan KOLUSI semakin menjadi-jadi terutama mereka yang duduk 
di parlemen (belakangan mereka mengusulkan pembekuan dana utk IPDN 
yang jangan2 malah dialokasikan bagi mereka sendiri, Fuck!), bencana 
yang diakibatkan oleh para insinyur itu sendiri (i.e Lumpur Lapindo) 
dan sampai saat ini tidak mampu diatasi. Belakangan lagi, negara ini 
memiliki sarjana pertanian lulusan Bogor yang tidak mampu memberi 
makan kepada rakyatnya, tapi malah mengandalkan impor beras dr 
negara tetangga.----> ini apa hubungannya dengan kekerasan di 
IPDN?...emang dengan dikerasi begitu bisa ngeberentiin lumpur 
Lapindo?, bisa swasembada beras?....si lae ini betul-betul sakit 
Jiwa.

Tuduhan kasus kematian Cliff Muntu yang juga dikaitkan dengan 
penyuntikan formalin untuk menutupi lebam-lebam pada jenasah Cliff 
adalah fitnah belaka, karena belum ada hasil penyelidikan yang 
mengarah ke sana. Barangkali saja tidak ada formalin di kampus IPDN, 
tetapi penyuntikan tersebut dilakukan pada saat Jenasahnya sudah 
berada di rumah sakit agar tidak membusuk.----> Fitnah atau bukan, 
polisi udah mendapat bukti kalau jenazah itu memang di suntik 
formalin, tujuannya untuk menghilangkan bukti adanya kekerasan.

Disamping itu, sebagaimana telah diutarakan oleh Rektor IPDN dan 
Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman, bahwa hanya ada 3 praja yang tewas 
karena penganiayaan selama masa pendidikan, angka yang lain hanya 
dikarang oleh Inu Kencana hanya berbekal foto dan gambar tayang 
selintas saja--->, Charles kamu ini memang jenis manusia biadab yang 
cocoknya hidup di Zaman Fir'aun dulu, bukan di zaman ini, nyawa 
manusia kau 'hanya' kan, kehilangan satu nyawa saja akibat arogansi 
semacam itu sudah lebih cukup bagi manusia beradab, tapi ini malah 
main statistik, satu nyawa yang hilang akibat kebiadaban seperti 
yang ditunjukkan praja-praja IPDN itu udah cukup untuk membubarkan 
sekolah itu.

Wassalam 

Liza
 

 

--- In mediacare@yahoogroups.com, siauw ve <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> lha mendukung pengungkapan kasus ini secara tuntas sesuai hukum 
tapi malah sudah memvonis kalo formalin dan data jumlah korban yg 
disampaikan Inu adalah fitnah, logikanya dimana to mas ?
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: charles hutagalung <[EMAIL PROTECTED]>
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, April 11, 2007 10:59:17 AM
> Subject: Re: [mediacare] Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka
> 
> Terkait dengan kasus kematian Praja Cliff Muntu, sebaiknya kita 
juga melihat sisi positif pembinaan praja senior kepada juniornya. 
Hal itu untuk memang diperlukan untuk penegakan disiplin dan belajar 
menghormati senior, selama masa kuliah hingga terbawa pada saat 
bekerja sebagai pamong di masyarakat, dengan demikian siswa diajari 
untuk tidak belagu dan menjadi slonong boy, tetapi pelaku teamwork 
yang baik.
>  
> Peristiwa yang terjadi di IPDN sebenarnya juga terjadi di kampus-
kampus lain, hanya tidak terdeteksi oleh media, atau yang menutup-
nutupinya lebih canggih. IPDN menjadi sorotan publik karena IPDN 
merupakan badan pendidikan milik pemerintah yang pasti akan cepat 
menjadi sorotan publik.
>  
> Bahwasanya IPDN adalah lembaga pendidikan yang baik juga tidak 
boleh kita pungkiri, tempat untuk melahirkan pribadi-pribadi 
berkualitas untuk menjaga negeri ini dari kehancuran moral dan 
spiritual.
>  
> Mana pernah kita tahu bahwa saat ini terjadi dekadensi moral di 
kampus-kampus umum yang sebagai contoh kecil saja ada 
pelajar/mahasiswa suatu universitas berhubungan suami istri lalu 
direkam dalam ponsel/minidv dsb. Dari sini kita bisa melihat suatu 
hubungan antar mahasiswa yang terlalu kebablasan akan menjadi borok 
di masa yang akan datang dimana mereka akan terlibat di masyarakat.
>  
> Contoh lain adalah di negara ini juga banyak terlahir sarjana-
sarjana berbagai bidang studi, namun kebobrokan dan bencana negara 
ini malah semakin parah; KORUPSI dan KOLUSI semakin menjadi-jadi 
terutama mereka yang duduk di parlemen (belakangan mereka 
mengusulkan pembekuan dana utk IPDN yang jangan2 malah dialokasikan 
bagi mereka sendiri, Fuck!), bencana yang diakibatkan oleh para 
insinyur itu sendiri (i.e Lumpur Lapindo) dan sampai saat ini tidak 
mampu diatasi. Belakangan lagi, negara ini memiliki sarjana 
pertanian lulusan Bogor yang tidak mampu memberi makan kepada 
rakyatnya, tapi malah mengandalkan impor beras dr negara tetangga. 
Lebih parah lagi, kampus-kampus yang berbasis agama tertentu, malah 
melahirkan pribadi-pribadi yang fundamental dan berpemikiran sempit, 
sebagai contoh FPI, Anshor, HMI dan lain-lain yang lebih 
mengedepankan kekerasan dan pengeroyokan (Inilah ironi itu...!) 
Agama mengajarkan cinta kasih, tapi malah dinterpretasi lain dengan 
mengandalkan otot.
>  
> Tuduhan kasus kematian Cliff Muntu yang juga dikaitkan dengan 
penyuntikan formalin untuk menutupi lebam-lebam pada jenasah Cliff 
adalah fitnah belaka, karena belum ada hasil penyelidikan yang 
mengarah ke sana. Barangkali saja tidak ada formalin di kampus IPDN, 
tetapi penyuntikan tersebut dilakukan pada saat Jenasahnya sudah 
berada di rumah sakit agar tidak membusuk.
>  
> Disamping itu, sebagaimana telah diutarakan oleh Rektor IPDN dan 
Sekjen Depdagri, Progo Nurjaman, bahwa hanya ada 3 praja yang tewas 
karena penganiayaan selama masa pendidikan, angka yang lain hanya 
dikarang oleh Inu Kencana hanya berbekal foto dan gambar tayang 
selintas saja.
>  
> Jadi saya mendukung penyelidikan yang tuntas dan obyektif bagi 
semua pihak, namun demikian saya tidak mendukung IPDN dibubarkan
> 
> Sunny <[EMAIL PROTECTED] se> wrote:
> HARIAN KOMENTAR
> 11 April 2007 
>  
> Ayah Pemukul Cliff Muntu, Minta Suaka  
> 
> 
> Keluarga Ahmad Arifandi Harahap, praja IPDN asal Medan yang 
dipecat bersama 6 rekannya dalam kasus kematian Cliff Muntu 
meminta `suaka' dengan mendatangi Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi 
Sumatera Utara (Sumut), Muhyan Tambuse. Me-
> reka meminta bantuan hukum terhadap kasus anaknya.
> 
> "Mereka sudah datang beberapa hari lalu, menemui Pak Sekda Muhyan 
Tambuse. Inti-nya meminta bantuan dalam persoalan hukum yang kini 
dialami Ahmad Arifandi Harahap," ujar Kepala Badan Infomasi dan 
Komunikasi Sumut, Eddy Syofian seperti dilansir detik.com, Selasa 
(10/04). 
> 
> Eddy menjelaskan, sikap Pemprop Sumut sangat jelas. Meminta agar 
persoalan ini diselidiki dengan seksama. Dan jika memang tidak 
terbukti, maka hak-hak yang ber-sangkutan selaku praja IPDN harus 
dikembalikan seperti semula. "Dalam kasus kematian Praja Wahyu 
Hidayat, empat tahun lalu, ada juga praja asal Sumatera Utara yang 
dinyatakan terlibat. Ternyata belakangan tidak terbukti. Dia bisa 
melanjutkan pendidikan kembali dan sudah tamat," kata Eddy.
>  
> Disebutkan Eddy, saat ini ada 77 praja tingkat satu asal Sumatera 
Utara yang ada di IPDN Jatinangor. Setiap ta-hunnya, setiap praja 
itu di-biayai Rp 7,5 juta oleh kabu-paten atau kota yang merupa-kan 
daerah asal praja yang bersangkutan. Sebelumnya, kepada wartawan, 
Brigadir Polisi Satu Parel Harahap, orang tua Ahmad Arifandi Harahap 
menyatakan, pihaknya kini sedang berkordinasi dengan kuasa hukum 
guna mengusahakan penangguhan penahanan Arifandi yang kini ditahan 
Polres Sumedang, Jawa Barat. Parel yakin bahwa anaknya tidak mungkin 
terlibat dalam penganiayaan terhadap Cliff Muntu, sebab selama ini 
Arifandi yang biasa dipanggil Arif, tergolong anak yang baik dan 
alim.(dtc) 
> 
> 
> 
> 
> No need to miss a message. Get email on-the-go 
> with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
> 
> 
> TV dinner still cooling?
> Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
> 
> 
> 
>        
> 
_____________________________________________________________________
_______________
> Be a PS3 game guru.
> Get your game face on with the latest PS3 news and previews at 
Yahoo! Games.
> http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121
>


Kirim email ke