Hehehe... termasuk cara Anda bicara juga ngaco. Anda bilang malas komentar tapi 
toh komentar juga, Anda bilang Ny.Muslim ngaco tetapi mengakui dia benar juga. 
Mengapa tidak terus terang saja mengakui NY, MUSLIM  binti Muskitawati itu 
memang benar seratus persen!!! 
   
  Orang Jawa bilang kita ini suka "mencla-mencle". Plin-plan tak mau terus 
terang, dan berusaha menjaga gengsi karena takut ketahuan bodohnya. Huahaha!!!!
   
  Yang diperlukan, saya kira, adalah jiwa besar bangsa ini untuk menerima 
kritikan. Jiwa besar untuk mengakui bahwa negara ini memang ngaco. Departemen 
Agama itu ngaco, sebab kalau tidak, mengapa korupsi besar-besaran ada di situ? 
Kalau tidak ngaco, kenapa teroris kok berani-beraninya nyerang orang lain pakai 
ayat-ayat agama?
   
  Mengapa tidak dengan jiwa besar pula kita bangun dan kita benahi semua yang 
ngaco di negeri ini. Mengapa tidak kita ikuti pesan orang yang Anda kagumi, AA 
Gym? Mulai dari yang kecil, mulai saat ini, dan mulai dari diri Anda sendiri. 
Itu pun kalau kita benar-benar mengakui bahwa beliau tidak ngaco juga, hehehehe.
   
  Konon, katanya AGAMA itu terdiri dari dua kata A = tidak, dan GAMA= kacau. 
Artinya agama mengatur supaya tidak kacau. Kenapa kok ngaco juga? Maka 
berkatalah penyanyi pop Ebiet G Ade, katanya, "Bercermin dan banyaklah 
bercermin!!!" Dan, dia benar.
   
  Coba lihat departemen yang lain, semuanya juga ngaco. Departemen Kelautan dan 
Perikanan dibikin untuk apa? Rakyat nelayan ditindas HAM-nya karena tidak 
dilayani sedangkan uang bermiliar-miliar dikeluarkan justru untuk kepentingan 
partai. Bukankah itu ngaco?
   
  Perhatikan alam lndonesia, semua ngaco. Hutan ditebas dan dirambah, rakyatnya 
tetap miskin. Banjir melanda di mana-mana, tanah longsor, Lapindo sudah bikin 
rakyat tambah melarat, dan bencana yang lain masih sedang mengintai. Karena 
apa? Jujur sajalah, karena pikiran manusia Indonesia itu MEMANG NGACO.
   
  Kita salahkan orang lain, investor katanya cuma cari untung. Kita salahkan 
bangsa lain yang katanya jadi biang keladi kerusuhan. Amerika itu kita bilang 
kafir, kita bilang bangsa bejat. Kita ini bangsa apa? Hei, sobat dan sibit 
sebangsa yang konon penganut agama. Mengapa tidak sekalian saja kau salahkan 
Tuhanmu? Mengapa Dia tidak memberikan kita otak yang pintar dan kebijksanaan 
untuk berpikir secara nalar? Padahal kita terlahir sama saja dengan Jepang atau 
Inggris atau Arab atau Amerika.
   
  Ny Muslim binti Muskitawati itu cuma seorang, kenapa kata-katanya kok bisa 
bikin sebagian anggota milis ini seperti cacing kepanasan? Saya rasa, karena 
kita tidak punya jiwa besar. Kita mengakui cinta damai, tetapi di lain hal kita 
justru menciptakan musuh.
   
  Hahaha..., saya ini memang orang bodoh, tetapi menurut hemat saya, segala 
sesuatu ada gunanya di dunia ini. Setan dan kafir pun ada gunanya, sebab dengan 
begitu kita menjadi lebih bijak dalam berpikir. Kalau ada ayat yang berkata, 
"carilah ilmu sampai ke negeri China", apa salahnya kalau saya berkata, 
"carilah ilmu sampai ke negeri orang kafir".
   
  Jepang dan kini Korea sudah menjadi bangsa maju. Mereka tidak malu belajar 
pada bangsa kafir bernama Amerika. Sama dengan Indonesia, Jepang hancur total 
pada tahun 1945 oleh Amerika Serikat, tetapi mereka tidak menjadikan negara 
adidaya itu musuh mereka. Sekarang Jepang sudah GO-GLOBAL dan Indonesia kok, 
maaf, tetap saja GO-BLOCK, hahahaha!!!! Meskipun demikian, saya tidak malu 
menjadi banga Indonesia.
   
  Salam dan mohon maaf
   
  IUR 
   
   
   
  

 
          Salam,
Sebenarnya saya paling malas jika berkomentar tentang Ny Muslim, karena sering 
ngaco (awalapun ada juga yang lebih ngaco dari dia) , tetapi juga banyak hal 
yang saya akui kebenaranya dari Ny Muslim ini.

Yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana kita menanggapinya secara dewasa dan 
cerdas, dan tidak ikut ngaco, karena sedikit atau banyak pendidikan kita juga 
ngaco ya hasilnya adalah kita ini, yang sedikit atau banyak terpengaruh dengan 
sistem pendidikan demikian. 

Khusus untuk HAM saya rasa HAM bukan sesuatu yang given, tetapi hasil 
penggalian di lembaga PBB, dan tidak bebas nilai, yang untuk itu perlu kita 
diskusikan secara terbuka. tetapi secara keseluruhan HAM perlu kita bangun 
bersama untuk dimajukan dan didesakan terutama kepada penyelengara negara dan 
antar bangsa. 

Wassalam

  On 6/25/07, Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:            > "RM 
Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Juga dalam menegakkan HAM kita harus belajar jujur dengan memberikan 
> informasi pada publik. Dujana mencoba melawan dan lari, ketika 
> hendak ditangkap, kemudian dilumpuhkan dengan menembak kakinya, 
> BUKAN disuruh menelungkup lalu ditembak.
> 

Untuk tersangka penjahat meskipun belum terbukti, tidak ada lagi HAM
karena HAM penting untuk melindungi setiap orang yang tidak bersalah
bukan melindungi penjahat atau tersangka kejahatan. Itulah sebabnya
seorang yang baik tidak boleh di interogasi misalnya sebagai saksi,
kecuali orang itu adalah tersangka kejahatan, maka HAM tidak lagi
berlaku dan boleh di interogasi.

Ham itu gunanya melindung seseorang dari kejahatan, bukan malah
digunakan untuk melindungi penjahat. Itulah sebabnya di Indonesia
harus diberi pelajaran mengenai HAM dan Demokrasi bukan pelajaran
agama. HAM itu tidak bisa dijadikan perisai melindungi penjahat
maupun kejahatan seperti yang sering terjadi di Indonesia.

Dan HAM itu bukanlah pelajaran kejujuran, HAM itu merupakan
perlindungan bukan badan pendidikan untuk membuat orang jujur. Orang
yang tidak jujur sekalipun tidak berarti dia seorang penjahat, oleh
karena itu jujur atau tidak tetap saja perlindungan HAM berlaku karena
perlindungan HAM tidak terbatas kepada hanya orang yang jujur.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








  

         

 
---------------------------------
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.

Kirim email ke